TIARA
Cittt..
Suara dencitan ban terdengar jelas memekakkan telinga malam itu.
" Astagfirullah, apa-apaan ini? kenapa Dia sembarangan berjalan tanpa melihat sekitar. Huuft untung Aku tidak melamun tadi, kalau tidak bisa-bisa Dia sudah tertabrak." Bram menarik nafas panjang
" Itu cewek kenapa malam-malam begini berjalan sendiri? apa Dia manusia atau kah hantu?."
Bram masih terdiam dalam mobilnya sambil menyaksikan wanita yang berjalan tertatih tak jauh dari mobilnya berhenti.
Tak lama Bram menyaksikan bagaimana wanita itu terjatuh, entah pingsan atau pura-pura pingsan. Namun tanpa pikir panjang Bram langsung keluar dari mobilnya dan berlari menghampiri tubuh wanita yang tergeletak dijalanan.
" Hey, hey bangunlah." Bram menepuk-nepuk pipi wanita itu namun tidak ada tanda-tanda Dia akan membuka mata, pergerakan kecilpun tak ada terlihat dari tubuh itu.
Bram akhirnya bergegas membopong wanita itu membawanya kedalam mobil, dalam pikirannya hanya ada satu tujuan yaitu rumah sakit terdekat.
Entah mengapa tidak ada rasa was-was ataupun curiga dalam benaknya kalau-kalau ini hanya jebakan semata yang biasa dilakukan oleh orang-orang jahat demi uang.
Yang ada dibenaknya hanya rasa kasihan dan ingin menolong wanita yang nampak lemah itu.
Bram melajukan mobilnya kearah rumah sakit yang paling dekat dengan lokasinya saat ini. Dia tidak mau membuang waktu yang nantinya akan berakibat fatal pada wanita asing itu.
°°°°
" Bagaimana ketemu?."
" Maaf nyonya Kami kehilangan jejak, tadi terjebak lampu merah."
" Gak berguna Kalian, cari dia sampai dapat dan buang ketempat yang jauh agar tidak lagi bisa mengganggu kehidupan anakku!!." Teriak wanita disebrang
" Baik nyonya Kami akan usahakan mencarinya lagi."
Hubungan telphone terputus sepihak.
" Huuuft Kita harus cari kemana lagi coba?."
" Sudahlah biarkan saja."
" Maksudmu Kita diam saja dan pura-pura mencari begitu don?."
" Iya, Kalian tidak kasihan apa pada wanita itu? kelihatannya Dia baik tapi entah mengapa nyonya menginginkan dia lenyap."
" Kamu jangan cari gara-gara Don, kalau nyonya tau jatah Kita akan lenyap juga."
Pemuda yang bernama Doni hanya mengangkat bahu acuh dan melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.
" Sudahlah biarkan saja Dia, sekarang bagaimana menurut Kalian? kita pergi mencari atau mengikuti saran Doni tadi?"
" Aku juga sedikit ragu tentang cerita nyonya soal wanita itu, semalam Aku melihat dia menangis namun saat Aku memberinya sepotong roti dia tersenyum dan berterima kasih berkali-kali membuat Aku tak tega."
" Herannya bagaimana wanita itu bisa melarikan diri tanpa seorangpun yang tau dari kita."
" Entahlah mungkin Dia hanya berpura-pura sok lugu agar bisa mengecoh kita saja."
°°°°
Rumah sakit medika
" Permisi dokter."
" Pak Bram silakan masuk, mari silakan."
" Terimakasih dokter willi."
" Tumben ini Pak Bram berkunjung, ada yang bisa Saya bantu?."
Willy adalah dokter muda berbakat, diusia yang masih 30 tahun Dia berhasil menjadi pemimpin Rumah sakit dan membawanya menjadi Rumah sakit terkenal.
Tidak ada yang tidak mengenal nama dan tangan dingin dokter Willi dalam menyembuhkan setiap pasiennya.
Sementara Bram adalah Anak pemilik Rumah sakit, namun Bram lebih menggeluti bidang seni. Tak banyak yang tau kehidupan pribadi seorang Bram.
Bram dan Willi adalah sahabat saat mengenyam pendidikan di Sidney mereka bahkan tinggal bersama dalam satu apartement.
" Aku mau bertanya soal wanita yang semalam Aku bawa kemari, bagaimana keadaannya? apa Dia sudah sadar?."
" Sebelum Aku jawab boleh Aku bertanya dulu tentang Dia?."
" Aku nemuin Dia ditengah jalan, terus terang Aku tidak mengenal wanita Itu. Bahkan namanya saja Aku tidak tau karna Dia keburu pingsan."
" Dia dehidrasi dan menahan lapar sepertinya Bram, badannya juga lemah. Tapi semalam suster jaga bilang Kamu panggil dia Tiara?"
" Hahhaha aku tidak tau harus bagaimana memanggilnya, Akhirnya Ku kasih nama Tiara."
" Ada lagi yang harus Kamu tau Bram, wanita ini sedang hamil dan usia kandungannya baru memasuki 5 minggu."
" What?? gila kemana suami atau keluarganya, kenapa membiarkannya berkeliaran dijalan saat hamil muda." Bram terkejut mendengar kenyataan wanita yang ditolongnya semalam sedang berbadan dua.
" Kalau itu Aku juga tidak bisa menjawabnya Bram, cobaa Kamu tanya Dia langsung siapa tau Dia mau bercerita. Sejak siuman Dia hanya diam saja, bahkan makanannya pun Dia makan sedikit."
" Sepertinya Dia dalam masalah Will, nanti Aku coba bicara padanya."
" Cukup bertanya Bram, jangan terlalu dalam terlibat."
" Tergantung situasi Will." Ucap Bram seraya berdiri meninggalkan Willi yang hanya bisa menggeleng dengan sifat Bram yang tidak pernah bisa berubah.
Kapan kamu bisa berubah Bram, sifat terlalu baik yang Kamu miliki sering kali membawamu kedalam masalah. Namun tetap saja Kamu adalah Bram yang tidak peduli bahaya asal menurutmu baik. Willi menghela Dia sudah sering melihat sisi Bram yang ini.
°°°°°
" Siang, bagaimana keadaanmu sudah lebih baik?" Aku bertanya seraya mendekat kearah bangkar tempat Tiara berbaring.
" Jangan takut, Aku yang membawamu kemari semalam. Katakan bagaimana keadaanmu sekarang?." Lanjutku mencoba mengakrabkan diri padanya
" Terimakasih."
" Ceritakan padaku apa yang terjadi hingga Kamu berada disana dimalam hari seorang diri?." Aku duduk disebuah sofa singgel yang ku tarik lebih mendekat kearah ranjang pasien tempat Tiara berbaring
" Namaku Sasya, Aku disini karna mengikuti suamiku."
" Suami? Kamu sudah menikah? lalu dimana Dia sekarang?" Bram bertanya antusias.
" Tidak tau."
" Lo maksudnya gimana ini kok tidak tau, suami Kamu masih hidup kan?.
" Tidak tau juga."
" Lalu kenapa Kamu bisa berada disana tadi malam, disana sangat sepi apalagi tengah malam Kamu berjalan. Apa yang sedang Kamu lakukan? mencari suamimu kah?."
Sasya menggeleng sebagai jawaban atas rentetan pertanyaanku, semakin membuat ku bingung saja. Tapi jujur semakin membuat ku penasaran padanya.
Cantik !!sungguh sangat disayangkan jika gadis secantik Dia ditelantarkan. Aku terdiam tanpa tau harus melakukan apa untuk membantunya. Sepertinya Aku harus bertindak sendiri untuk mendapatkan jawaban dari semua rasa ingin tauku tentangnya, karna untuk mengharap Dia bercerita itu sangat mustahil.
Ku lihat pandangan mata kosong itu penuh dengan rasa sakit yang terpendam, taukah Dia kalau sedang hamil? andai Dia sudah tau kenapa tidak ada expresi bahagia sedikitpun nampak diwajahnya.
" Emm Sasya, bagaimana Aku bisa mengantarkan mu pulang ? kalau kamu sendiri tidak tau dimana suamimu berada. Kamu punya kerabat atau saudara yang bisa dihubungi? teman misal?
Lagi dan lagi hanya gelengan kepala yang Aku dapatkan sebagai jawaban.
" Hemmm." Teriaknya menggeram sambil menekan perutnya
" Eh Kamu kenapa? sabar ya tahan bentar Aku panggil dokter." Shith panik jadinya Aku melihat reaksi tiba-tiba Sasya. Dengan segera ku pencet tombol otomatis dibagian samping ranjangnya.
Will cepatlah tidak taukah kamu Aku sudah seperti polgap ini. Panikku melihatnya menagis sambil menekan perutnya, entahlah apa alasan nya melakukan itu semua. Sakit kah perutnya? atau apa? anak.
To Be Continue
Minta dukungan Like, Komen, Rate & Favorite
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
мσу zу ⸙ᵍᵏ
mampirr kk ryy
2022-09-04
2
ᶜʙ🦃⃝⃡ Lυƈყ Aყυ🎯™🍿
mampir kak...
2022-09-02
2
⏤͟͟͞R• 𝕯ᵉᵉ HIATUS☪️HS⒋ⷨ͢⚤Kᵝ⃟ᴸ
Mampir Kak di karyamu...
ceritanya menarik, semoga bs lanjut bacanya..
2022-08-22
2