"Nyonya, saya harap anda cepat pulih dan bisa menhilangkan trauma anda selamanya. Anda adalah orang baik, saya sangat tidak tega melihat anda seperti ini. Andai saja tuan Ryan bisa sedikit saja membuka hatinya untuk menerima nyonya mungkinkah anda akan lebih baik" batin bi Mirna merasakan kepedihan yang dirasakan oleh majikan kesayangannya.
"tuan Ryan, mohon buka hati anda sebelum anda kehilang permata berharga ini" batin bi Mirna lagi dengan air mata yang membasahi pipinya karena tidak sanggup melihat penderitaan majikannya.
Seirah sudah membaik, merasakan jika majikannya itu sudah stabil kembali Bi Mirna melonggarkan pelukannya dan menjauhkan tubuh majikannya itu dari tubuhnya untuk memberi jarak keduanya.
"Nyonya, apakah sudah lebih baik" tanya bi Mirna
"Iya bi, berkat bibi" ucap Seirah yang mencoba tersenyum
"Nyonya, bibi mohon jangan lagi melakukan ini. Bibi tidak bisa bayangkan kalau ini terjadi bibi dan ibu Ami tidak ada disamping nyonya. Nyonya bisa kehilangan nyawa nyonya" ucap bi Mirna khawatir
"Aku harus terus mencobanya bi, aku tidak mau ini terus menghantuiku" ucap Seirah lesu
"Tapi ini sangat beresiko nyonya, bibi tidak mau terjadi apa-apa dengan nyonya" ucap bi Mirna
"Berjanji sama bibi, jangan pernah mencoba melakukan ini lagi tanpa ada bibi atau ibu Ami didekat nyonya" ucap bi Mirna lagi
"Iya bi, Seirah janji" ucap Seirah mencoba mengiyakan keinginan bi Mirna.
"Ya sudah nyonya, ini sudah masuk isya. Nyonya pasti melewatkan shalat magrib. Lebih baik nyonya mandi dan menggati baju terus makan malam. Biar bibi siapkan air panas untuk nyonya" ucap Bi Mirna sembari berjalan menuju ke kamar mandi menyiapkan air panas untuk mandi majikannya. Bi Mirna juga menyiapkan baju ganti untuk Seirah yang ia letakkan di dalam ke kamar mandi sesuai kebiasaan majikannya yang selalu ganti baju di kamar mandi jadi baju ganti bi Mirna letakkan didalam sana.
"Nyonya airnya sudah siap, pakain ganti nyonya juga sudah ada didalam lebih baik nyonya bersihkan diri dulu lalu shalat isya" ucap Bi Mirna
"Makasih banyak yah bi, aku ngga tau lagi harus gimana kalau bibi dan ibu Ami ngga ada disini" ucap Seirah sembari memeluk wanita paruh baya itu.
"Sama-sama nyonya, makanan nyonya bibi bawa ke sini aja yah. Nyonya tidak usah turun" ucap Bi Mirna
"Apa kalian semua sudah makan malam?" tanya Seirah dengan mata menyelidik
"Be..belum nyonya" ucap bi Mirna terbata-bata. Para pelayan dirumah itu tidak ada yang mau makan sebelum majikan kesayangan mereka makan. Mereka memang selalu seperti itu jika majikan mereka sedang berada dirumah pada saat jam makan malam.
"Tunggu Seirah dibawah yah bi kita makan sama-sama" ucap Seirah dianggukan oleh bi Mirna.
Seirah pun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah beberapa lama melakukan ritual mandi Seirah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah disiapkan oleh bi Mirna tadi. Seirah berjalan menuju sajadah yang sudah digelar bi Mirna untuk tempat shalat majikannya sebelum turun kebawah untuk makan . Telah melaksanakn kewajibannya Seiralh lalu turun kebawah untuk bersama dengan para pelayan yang ada disana.
Setelah makan malam bersama Seirah kemudian kenmbali ke kamarnya untuk istirahat, sebelum tidur dia meminum dua pil obat tidur sekaligus agar matanya cepat tertidur. Dua pil sebelum tidur itu sudah sesuai dengan resep dokter karena jika hanya satu pil maka itu tidak akan mempan untuk Seirah, setelah selesai menelan pil tidur itu Seirah segerah berbaring di ranjang king size miliknya.
Sebelum obat itu bekerja Seirah tidak berani menutup matanya terlebih dahulu karena jika dia melakukan itu bisa dipastikan kejadian seperti sore tadi akan terjadi lagi dan mungkin saja akan lebih parah dari itu. Seirah terus mengedarkan pandangannya mengabsen benda di setiap sudut kamarnya sampai akhirnya matanya tertuju pada sebua bingkai foto pernikahan berukuran besar terpajang rapi disalah satu sisi dinding kamar itu.
Seirah terus memandangi foto pernikahan itu sampai tak terasa matanya mengeluarkan air mata. Setiap kali Seirah melihat foto itu bayangan malam pernikahannya akan sangat nampak dan itu akan sangat menyiksanya.
flashback on
~Tiga tahun yang lalu malam pernikahn Seirah dan suaminya Ryan Pratama~
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian resepsi pernikahan di sebuah hotel mewah, Seirah dibawah pulang oleh suaminya menuju ke rumah besar yang saat ini ditempati oleh Seirah. Malam pertama yang harusnya menjadi malam yang paling membahagiakan bagi setiap pengantin baru namun itu tidak berlaku untuk Seirah bagaimana tidak saat dia dan suaminya sampai didalam kamar (kamar yang ditempati Seirah) Ryan langsung mendudukkan kasar tubuh istrinya itu di sofa yang ada didalam kamar itu. Ryan langsung mengeluarkan kartu hitam dari dalam dompetnya dan melempar kartu itu kepada Seirah.
"Ambil ini" ucap Ryan dingin kepada istrinya. Seirah mendapat perlakuan kasar dari laki-laki yang baru menjadi suaminya itu hanya bisa menangis tanpa suara.
"Kamu pasti sudah taukan kalau saya tidak mencintai kamu dan tidak akan pernah karena saya sangat mencintai Farah. Dia adalah satu-satunya cinta dalam hidup saya" ucap Ryan dengan nada kasar kepada Seirah.
"Malam ini kamu nikmatilah tinggal disini menjadi nyonya muda Pratama, tapi itu tidak akan berpengaruh untuk saya. Malam ini saya dan Farah akan menikah dan pergi ke Amerika" ucap Ryan
"Kamu jangan coba-coba melarang atau bahkan mengadukan hal ini kepada Papa dan mama, karena kalau kamu sampai mengadukan ini maka saya akan menghancurkan kamu" ucap Ryan sambil mencengkram kasar kedua pipi istrinya dengan satu tangan. Seirah hanya bisa menangis tanpa melawan perlakuan kasar suaminya karena dia tidak bisa berbuat apa untuk melawan. Laki-laki itu sudah seperi seekor macan yang sangat ganas yang seakan akan menerkam dan mencabik-cabik Seirah.
Setelah menyelesaikan kalimatnya Ryan keluar dengan senyum kemenangan di wajahnya. Meninggalkan Seirah sendirian didalam kamar menangis tersedu-sedu semalaman.
flashback off
" Tiga bulan lagi, pernikahan kita akan masuk di tahun ke tiga. Mas, apa kamu tidak berencana pulang dan membebaskan saya dari penderitaan ini. Berapa tahun lagi saya harus bersabar menjalani pernikahan seperti ini. Di hati hanya ada Farah, apakah hanya dia yang berhak untuk cintamu aku juga istrimu" ucap Seirah pelan, obat tidur yang dia komsumsi sudah bekerja kini mata Seirah perlahan-lahan mulai tertutup dan membawa Seirah kealam mimpinya.
*****
Ryan Pratama adalah putra sulung dari Nugroho Pratama seorang pengusaha sukses yang memiliki kerajaan bisnisnya sendiri. Nugroho kini sudah pensiun menjadi pebisnis dan memilih menjalani masa tuanya bersama istri tercintanya Santi Pratama di sebuah pulau kecil yang berada di New Zealand.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
menceritakan perilaku hirang kaya
2024-03-13
0