Celine yang dibuat sebal oleh sikap kurang ajar Reksa yang mengatai diri dan keluarganya hanya mengincar harta, berencana untuk menemui Keira, sahabatnya. Yang pada akhirnya, rencana tersebut bukan hanya sebatas omong kosong belaka. Ketika taksi yang Celine tumpangi berhenti tepat di depan sebuah gedung apartemen yang sangat gagah.
Tanpa menunggu lama, Celine segera keluar dari kendaraan tersebut setelah memberikan ongkos pada sang driver yang perlu ia bayarkan. Dengan langkah cepat dan cenderung terburu-buru, Celine berjalan menghampiri salah satu elevator tempat yang memiliki 30 lantai tersebut.
Kendati hanya memiliki tidak lebih dari 30 lantai, gedung tersebut masih terlihat menawan dengan segala ornamen glamor dan gaya bangunan yang unik. Tentunya seseorang harus mengeluarkan dana lumayan besar untuk bisa membeli atau sekadar menyewa salah satu unit apartemen di dalamnya. Keira salah satu teman Celine yang akhirnya berhasil membeli salah satu unit apartemen tersebut dengan tabungannya sendiri.
Namun jika ditilik dari latar belakang pekerjaan Keira yang sebagai salah satu staf penting di perusahaan kosmetik bernama PT Gold Pandega Innovation, yang memiliki brand produk bernama Golden Rose, semua orang pasti paham seberapa besar gaji yang didapatkan Keira di setiap bulannya.
Meski tidak terlalu mendetail soal nominal, orang-orang pasti masih bisa memperkirakan pemasukan Keira, termasuk Celine sendiri. Terlebih, perusahaan itu merupakan perusahaan besar milik Wirya Utama yang sudah diserahkan pada putranya, yakni Reksa Wirya Pandega. Dua orang pria yang memiliki sebuah ikatan dengan keluarga Rodian, ayah Celine.
“Keira!” seru Celine sembari menjatuhkan sebuah pelukan pada Keira yang belum lama ini telah membukakan pintu untuknya.
Keira agak terkejut, membuat sepasang matanya sedikit melebar. Ia membalas pelukan Celine, lalu menyeret tubuh sahabatnya itu untuk masuk ke dalam ruang apartemennya yang bernuansa merah muda. Keira memiliki hobi yang sama seperti Celine, tentang sebuah perjalanan ataupun penjelajahan. Namun ia cenderung lebih girly dan pintar. Berkat kecerdasannya itulah, ia dapat menembus dinding pertahanan Golden Rose.
“Ada apa, Cel?” tanya Keira sesaat setelah mendudukkan Celine di salah satu sofa yang berukuran panjang.
Sementara tubuh Celine yang kian ambruk dan akhirnya tumbang di atas kursi empuk itu, Keira masih saja berdiri sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Ada apa? Kenapa? Dan karena apa? Kamu kan sudah janji mau datang, tapi kok telat begini? Ada masalah apa memangnya? Katakan padaku, Cel! Biasanya kalau ingin bertemu denganku, kamu bisa jauh lebih cepat daripada lesatan komet yang jatuh dari langit.” Keira yang sudah sangat penasaran, langsung membombardir Celine dengan beberapa pertanyaan yang sebenarnya memiliki makna serupa.
“Aaa!” pekik Celine sembari mengacak rambutnya sendiri. “Satu-satu kenapa?! Kamu kan tahu kemampuan otakku terbatas, enggak seperti otakmu yang macam otak kancil, Ra!”
Keira menghela napas. Lalu, ia berjalan meninggalkan Celine untuk menuju dapur guna mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas. Selain itu, ia ingin membiarkan hati Celine menjadi lebih tenang. Celine yang jarang terlambat ketika memiliki janji dengannya, sukses membuat benak dan hatinya bertanya-tanya.
Terlebih, ketika Celine datang dalam keadaan semuram itu, sepertinya memang sempat ada masalah yang melanda hidup Celine. Namun entah apa, sebab Keira belum bisa membuat spekulasi. Selama ini, Celine jarang terlibat permusuhan dengan orang lain, malahan banyak orang yang ingin berteman dengan sahabatnya tersebut.
Keira menyajikan dua botol air mineral yang tutupnya masih disegel untuk dirinya sendiri dan Celine. Setoples keripik singkong kesukaan mereka pun turut tersaji sebagai teman berbincang. Kemudian, ia duduk tepat di samping Celine, setelah ia menyingkirkan kaki panjang Celine yang berposisi sembarangan. Detik berikutnya, Keira berkata, “Katakan padaku, Cel, ada apa?”
“Aku disuruh menikah dalam waktu dekat ini, Ra!” sahut Celine tak lagi banyak basa-basi. Ia pun bangkit dan tanpa memedulikan keterkejutan Keira, ia kembali berkata, “Kamu tahu, 'kan, ayahku diam-diam mengenal sosok Wirya Utama, pimpinan terdahulu perusahaan di mana kamu bekerja?”
Keira mengangguk. “Aku sangat tahu mengenai itu, Nona Celine Aurora Rodiya! Kamu kerap menceritakan kebanggaan itu, kalau dihitung mungkin sudah seratus ribu kali, Cel. Tapi, memangnya ada hubungan apa antara pernikahanmu dan tuan besar itu, Cel?”
“Kamu ini kan pintar, tapi kok masih bertanya sih?! Dan lagi, seratus ribu? Ada-ada saja, enggak separah itu kali, Ra! Kalau memang sampai sebanyak itu, bibirku pasti sudah monyong seratus ribu meter, Keira Santika, yang cantik jelita nan manjalita!”
“Ya, maaf. Sudahlah! Lupakan soal bibirmu, Cel! Soal pernikahan, kenapa tiba-tiba disuruh menikah? Apa kamu ... ah, astaga, Cel! Kamu enggak hamil duluan, ‘kan? Siapa yang menghamilimu, Cel? Cowok mana yang mau sama si tengil macam dirimu, coba? Enggak mungkin ada, ‘kan?!” Keira mengguncang tubuh Celine dan sesekali memeriksa kondisi perut Celine yang meskipun kurus, perut Celine sedikit buncit.
“Ngawur kamu, Ra! Sembarangan saja kalau ngomong! Lalu, memangnya aku sejelek itu apa, sampai enggak ada cowok yang mau?”
Mata Celine melebar karena ucapan Keira yang mengesalkan. Meskipun begitu, ia tidak tersinggung sama sekali. Sebab, ia sendiri bisa jauh lebih parah jika memberikan komentar pada orang lain, contohnya pada Reksa beberapa saat yang lalu. Saat ia menyebut Reksa—calon suaminya sendiri—sebagai perjaka tua yang tidak laku.
“Aku dijodohkan dengan Reksa Wirya Pandega, Ra! Barusan aku ketemu sama dia. Dia memang tampan, tapi sombongnya ya ampuuun! Sampai mengataiku dan keluargaku hanya mengincar hartanya. Padahal kan Om Wirya yang mengajukan acara perjodohan kuno semacam itu dengan membawa-bawa jasanya pada ayahku di masa lalu,” ungkap Celine yang lagi-lagi membuat Keira terperanjat.
“Reksa itu ya, selain sombong, mulutnya juga lemes kayak mulut perempuan. Cuma dapat harta warisan saja, gayanya selangit! Idih banget pokoknya! Sudah begitu kalau dia ngomong, lubang hidungnya yang super besar kembang kempis kayak lubang pembuangan sampah. Kalau saja enggak tahan, mungkin aku sudah memasukkan tisu bekas ingusku ke dalam lubang hidungnya, Ra! Dia jauh lebih menyebalkan daripada bos culun di kantorku!” gerutu Celine lagi.
Keira menghela napas dan mengatur hatinya sendiri. “Reksa? Maksudmu CEO yang menjadi atasanku sekarang, Cel? Astaga, Cel! Dia memang terkenal killer, pimpinan super galak yang enggak mau menerima sedikit pun kesalahan. Kamu juga pasti mendengar rumor-rumor tentangnya, ‘kan? Well, dia memang tampan, Cel, tapi please mending kamu skip dia di daftar calon suami, Cel. Bukan karena apa-apa, kalau kamu hidup dengan pria semacam itu, kamu sama saja masuk ke dalam neraka, Cel! Kamu masih bisa menolak perjodohan itu, ‘kan?”
“Enggak bisa, Ra, aku sudah janji sama ayahku. Lagi pula, Om Wirya memang berjasa banget pada keluargaku, Ra. Apalagi dulu beliau belum sehebat sekarang, kata ibuku, beliau mengorbankan semua modal usahanya. Pada saat itu juga, si Reksa masih sekolah di salah satu SMP favorit yang biayanya enggak sedikit. Lagian, ya, Ra, kalau aku mundur aku sama saja kalah sama Reksa. Aku justru ingin tetap maju, aku enggak peduli soal cinta, Ra. Aku tetap akan menikah dengannya dan aku akan membuatnya jatuh cinta padaku, Ra.”
“Cel!” Keira mencengkeram lengan sahabat yang sangat keras kepalanya tersebut. “Jangan main-main sama pernikahan deh! Lagi pula, kita kan sudah janji mau keliling dunia bersama. Kalau kamu menikah, bagaimana dengan impian kita, Cel?”
“Nah itu, Ra, poinnya! Selain untuk membuat si Reksa angkuh itu jera, setelah dia jatuh cinta padaku, aku akan menjadikannya budak. Nanti pas dia sudah suka sama aku, aku bakalan pergi keliling dunia sama kamu, Ra. Biar saja, dia ngibrit mencariku!”
“Aduuuh, Cel! Please deh! Jangan seperti ini, ya? Kalau rencanamu berhasil, kalau enggak, bagaimana? Atau malah nanti yang jatuh cinta duluan kamu bukan dia, kan berabe, Cel!”
Celine tergelak mendengar penuturan Keira. “Sudahlah, Keira Santika, yang cantik! Aku enggak mungkin jatuh cinta sama orang sebengis Reksa. Mendingan sama Danu saja, tapi dia sangat lamban sih. Pokoknya ya, Ra, aku akan tetap menikah, demi nama baik ayahku. Akan aku menjalani pernikahan itu seperti sebuah petualangan istimewa yang jarang ada di dunia ini, dan lihat saja aku pasti berhasil membuat Reksa jatuh cinta padaku, Ra. Biar dia tahu rasa dan malu sendiri, ketika sudah jatuh cinta sama cewek yang pernah dia maki-maki.”
Keira menghela napas. Menyerah mungkin pilihan tertepat untuknya sekarang. Keira yang sudah mengenal Celine luar-dalam, sampai tahu jumlah baju-baju rombeng yang masih disimpan oleh Celine, tentu saja juga sangat paham bagaimana keras kepalanya sahabatnya tersebut. Selain itu, kalau sudah menyangkut nama baik orang tua, Keira yang hanya orang luar memangnya bisa apa? Mungkin semua keputusan Celine saat ini memang sudah tidak dapat diganggu gugat lagi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Krystal Zu
🌼🦋
2022-12-12
0
Kenzi Kenzi
keyra .menata hatinya?suka ya neng sama babang reksa?....wajsr klo ngalang2i celine dgn niatan nikah sama babang
2022-04-20
0
💠 Coco 💠
maju terus pantang mundur ya Cel....
2021-09-14
0