Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja

 

Lyvia buru-buru turun dari ojek online yang dia naiki. Melalui layar handphonenya terlihat sudah pukul 21.00 wib. Toko yang dia tuju tutup 1 jam lagi. Hari ini dia pulang agak terlambat. Semua gara-gara si jingga ngambek.

Entah apa yang terjadi dengan mobil SUZUKI SWIFTnya. Tiba-tiba mogok begitu saja. Ditinggalkannya mobil itu di bengkel langganannya dan pulang dengan abang ojol.

 

Lyvia mampir ke toko buku, dia ingin membeli beberapa Novel. Diwaktu luang dia lebih suka mengurung diri dikamar dengan koleksi Novelnya daripada keluar rumah dan jalan tak ada tujuan.

 

"Maaf...silahkan diambil dulu."

 

Secara bersamaan mereka saling mengucap maaf, ketika memegang buku yang sama.

Refleks Lyvia menggeser tubuhnya dan menghindarkan tangannya dari buku yang mereka pegang.

 

"Tidak....silahkan duluan." kata pemilik suara itu menawarkan.

 

Lyvia mengambil buku tersebut, dengan mengangguk kan kepalanya tanda terimakasih.

Bibirnya terasa keluh setelah dia lihat siapa pemilik suara tadi. 'Pak Adrian, polisi yang pernah memberinya surat tilang beberapa waktu yang lalu.'

Lyvia bergegas menuju kasir dan segera membayar apa yang sudah dia beli. Selesai dengan urusannya, Dia segera keluar menuju emperan toko untuk membuka aplikasi ojek online.

Adrian memperhatikan tingkah gadis itu dari sebrang rak buku. Dia masih mematung disana menunggu sampai gadis itu keluar dari kompleks pertokoan.

 

"Astagfirullah.....kenapa tiba-tiba hujan." gerutunya dalam hati.

"Mana ojolnya dari tadi tidak ada yang nyambung." lanjutnya.

 

Hampir setengah jam Lyvia mondar-mandir menunggu ojol. Semua dalam status 'busy'.

 

"Sedang menunggu seseorang ?" tanya seseorang yang membuat Lyvia sedikit terkejut.

 

"I...iya...sedang menunggu ojek online." jawabnya gugup.

"Ojek online ? kamu tidak bawa kendaraan sendiri ?" tanyanya lagi.

"Ti...tidak...tadi mobil saya mogok waktu mau pulang kerja." jelas Lyvia yang sebenarnya malas untuk berbicara.

 

 

Laki-laki disebelahnya hanya diam, dengan menyilangkan kedua tangan di dada. Sesekali dia melihat Lyvia yang masih asyik menikmati jatuhnya hujan.

 

'Dia masih mengenakan seragam kerja dengan wajah yang sedikit kusut.' Batin Adrian seraya senyum-senyum sendiri.

 

'Kenapa dia belum pergi dari tempat ini ?' gumam Lyvia dalam hati.

"Kelihatannya yang kamu tunggu tidak bakalan datang." katanya memecah kesunyian.

 

"Lagian hujan semakin lebat, pertokoan juga sudah pada tutup." lanjutnya.

 

Lyvia diam tanpa komentar.

"Mau tetap disini...apa mau bareng dengan saya ?" tambahnya menawarkan.

"Hei....kamu tidak dengar saya bicara ?"

"Ehh...iya Pak, terimakasih...tapi apa tidak merepotkan ?" jawabku gugup.

 

"Kalau mau silahkan...kalau tidak juga tidak apa-apa...tapi saya tidak yakin kalau semua orang di kota ini baik." bisiknya sedikit membuat ku takut dan segera mengiyakan tawarannya.

 

Kami berlari ditengah hujan, menuju mobil yang dia tunjukkan.

Sepanjang perjalanan hanya deru mesin dan suara rintik hujan dari luar yang terdengar.

 

"Dalam keadaan darurat seperti ini, apakah tidak ada yang berbaik hati untuk menjemput mu ?" tanyanya.

"Tidak....dirumah hanya ada Adik dan Ibu saya, tidak mungkin saya meminta mereka untuk menjemput."

 

"Maksud saya pacar atau suami kamu mungkin ?" Adrian memberanikan diri untuk bertanya.

"Suami ?" Lyvia tertawa. "Pacar saja saya tidak punya, apalagi suami."

"Kenapa...memang tidak mau pacaran atau karena tidak laku ?"

"Jangan salah Pak....jelek-jelek gini banyak yang antri Lo....cuma belum ada yang sreg aja."

"Saya kira tidak laku." ledeknya sembari tertawa.

 

 

Suasana yang tadinya dingin gini berubah menjadi hangat. Dalam waktu singkat berubah sedikit akrab.

Sepanjang perjalanan Lyvia belum menyinggung kemana dia minta diantar pulang. Tapi pengemudi disebelahnya seakan sudah lancar dengan alamat rumahnya. Tidak perlu dikasih tau sudah sampai didepan rumah Lyvia.

 

"Bapak darimana tau alamat saya ?" tanya Lyvia heran.

"Aku....dari alamat yang ada di SIM kamu waktu itu." Adrian mengerutkan dahinya dan mencoba mencari jawaban yang tepat.

 

"Oohh.... terimakasih sudah diantar, Bapak mau mampir dulu ?"

 

 

Yang ditanya tidak menjawab tapi menggantikan dengan mengulurkan tangannya.

 

"Adrian....namaku Adrian."

 

Aku jabat tangannya dan kembali kusebutkan namaku.

"Lyvia Pak." jawabku singkat

"Panggil aku Adrian saja." kuanggukkan kepala ku sembari melepaskan jabat tangan kami.

Belum sempat Lyvia membuka pintu mobil, Adrian memanggil nya kembali.

"Lyvia." yang dipanggil segera menoleh.

"Iya Pak....eh Adrian."

 

"Boleh kah jika sewaktu-waktu aku mampir kerumah mu ?" pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Lyvia.

 

"Kalau begitu tolong kamu masukkan no WA kamu disini ?" sambil menyodorkan H

handphone miliknya.

 

 

Diserahkan kembali HP itu kepada pemilik nya setelah di isi dengan nomer HP Lyvia.

Lyvia turun, dia berlari kecil dan segera berteduh. Sebelum memasuki rumah dia sempatkan untuk melihat kepergian Adrian menjauh dari rumahnya.

***

 

Ibu dan Adiknya sudah terlelap dalam mimpi. Lyvia segera membersihkan diri. Mandi dan sholat Isya' sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang tempat favoritnya.

 

Lyvia berjalan menuju meja makan. Sebenarnya perutnya terasa lapar. Namun rasanya tidak enak untuk makan, hanya segelas susu hangat dia seduh untuk menghangatkan perutnya.

Lyvia kembali ke kamarnya. Diingatnya kembali apa yang barusan terjadi.

"Ternyata Pak Adrian tidak seseram yang aku bayangkan, bahkan dia punya jiwa humoris juga." gumamnya dalam hati.

Karena mereka asyik bercanda, sampai lupa Lyvia belum sempat menanyakan perihal surat pengajuan keamanan untuk acara kerjanya.

Klunting.....

HPnya berbunyi, tanda ada pesan WhatsApp masuk. Diraihnya kembali HP yang tadi sudah diletakkan di atas meja riasnya.

 

("Hai.... sudah tidur ?") tanya seseorang yang ada di sebrang.

("Hampir.... ini siapa ya ?") tanya Lyvia memastikan, apakah benar ini pesan dari Adrian.

("Ini aku, yang barusan minta no WA ke kamu.")

("Ohh...iya Pak Adrian, sudah sampai rumahkah ?")

("Kok Pak lagi...panggil aku Adrian." 😡)

 

Lyvia senyum-senyum sendiri membaca dan melihat emoji yang dia sisipkan.

 

("Iya Adrian...maaf.")🤗

 

Kubalas dengan emoji senyumku yang paling manis.

 

("Ya sudah....met malam, met rehat, mimpi indah ya jingga."😇)

 

Lyvia mengernyitkan dahinya. Kata-kata penutup itu...'jingga'... mengingat kan dia pada seseorang. Seseorang yang selalu membuatnya tersenyum tapi sempat meninggalkan luka di hati Lyvia.

Dia urungkan niat untuk membalas pesan terakhir itu. Lyvia hanya berfikir, siapa dia ? kenapa dia sebut 'jingga' ?

'Mawar Jingga' seseorang memberikan nama itu untuknya dulu. Ketika dia masih duduk di bangku SMP.

Dan sejak perpisahan sekolah, tidak pernah dia tau kabar orang tersebut. Lyvia biasa memanggilnya 'Novel' teman satu kelasnya yang biasa usil bahkan sering membuatnya menangis.

 

"Novel....Adrian....apakah mereka orang yang sama ? tidak, tidak mungkin."

 

gumamnya sendiri.

"Tapi bisa juga dia adalah Novel."

Belum sempat dia berfikir jauh...tapi rasa kantuk membuatnya larut dalam perjalanan panjang menuju pulau mimpi.

~ ----------------------------

~ ----------------------------

~ ----------------------------

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kisah lama tak tertuntaskan😅😅😅😅

2021-08-16

0

Merdin Judris

Merdin Judris

seru........n krennnnn

2021-03-28

2

fikiiii8788

fikiiii8788

bagus banget ceritanya. semangat thor

2020-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2 Bab. 2 Ditempat Kerja
3 Bab. 3 Private Number
4 Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5 Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6 Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7 Bab. 7 Malam Minggu
8 Bab. 8 Minggu Ceria
9 Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10 Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11 Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12 Bab. 12. Ketemu CaMer
13 Bab. 13. Maya
14 Bab. 14. Kedatangan Maya
15 Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16 Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17 Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18 Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19 Bab. 19. Janji Adrian
20 Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21 Bab. 21 Kemarahan Adrian
22 Bab. 22. Besuk Lyvia
23 Bab. 23. Permintaan Mama
24 Bab. 24. Persiapan Lamaran
25 Bab. 25. Hadiah dari Mama
26 Bab. 26. Lamaran
27 Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28 Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29 Bab. 29. Pernikahan
30 Bab. 30. Malam Pertama
31 Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32 Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33 Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34 Bab. 34. Aktivitas Lama
35 Bab. 35. Prima Junior
36 Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37 Bab. 37. Mual & Pusing
38 Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39 Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40 Bab. 40. Marketing Baru
41 Bab. 41. Positif
42 Bab. 42. Rindu yang Terobati
43 Bab. 43. Permintaan DeBay
44 Bab. 44. Pesona Adrian
45 Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46 Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47 Bab. 47. Lyvia Sayang
48 Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49 Bab. 49. Hempaskan....
50 Bab. 50. Pengakuan Mutia
51 Bab. 51. Periksa Kandungan
52 Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53 Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54 Bab. 54. SOFIA
55 Bab. 55. Tujuh Bulanan
56 Bab. 56. Handphone Siapa....??
57 Bab. 57. Kemarahan Prima
58 Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59 Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60 Bab. 60. Persalinan Sofia
61 Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62 Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63 Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64 Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65 Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66 Bab. 66. Kepulangan Adrian
67 Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68 Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69 Bab. 69. Lowongan Kerja
70 Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71 Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72 Bab. 72. Titik Terang
73 Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74 Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75 Bab. 75. Aunty Kania
76 Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77 Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78 Bab. 78. Tinggal Capeknya
79 Bab. 79. Liburan
80 Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81 Bab. 81. Kado Terindah
82 Bab. 82. Wedding Anniversary
83 PENGUMUMAN
84 Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85 Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86 Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87 Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88 Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89 Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90 Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91 Extra Part. 08. Copy Face
92 Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93 Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94 Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95 Pengumuman
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2
Bab. 2 Ditempat Kerja
3
Bab. 3 Private Number
4
Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5
Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6
Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7
Bab. 7 Malam Minggu
8
Bab. 8 Minggu Ceria
9
Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10
Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11
Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12
Bab. 12. Ketemu CaMer
13
Bab. 13. Maya
14
Bab. 14. Kedatangan Maya
15
Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16
Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17
Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18
Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19
Bab. 19. Janji Adrian
20
Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21
Bab. 21 Kemarahan Adrian
22
Bab. 22. Besuk Lyvia
23
Bab. 23. Permintaan Mama
24
Bab. 24. Persiapan Lamaran
25
Bab. 25. Hadiah dari Mama
26
Bab. 26. Lamaran
27
Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28
Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29
Bab. 29. Pernikahan
30
Bab. 30. Malam Pertama
31
Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32
Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33
Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34
Bab. 34. Aktivitas Lama
35
Bab. 35. Prima Junior
36
Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37
Bab. 37. Mual & Pusing
38
Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39
Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40
Bab. 40. Marketing Baru
41
Bab. 41. Positif
42
Bab. 42. Rindu yang Terobati
43
Bab. 43. Permintaan DeBay
44
Bab. 44. Pesona Adrian
45
Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46
Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47
Bab. 47. Lyvia Sayang
48
Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49
Bab. 49. Hempaskan....
50
Bab. 50. Pengakuan Mutia
51
Bab. 51. Periksa Kandungan
52
Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53
Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54
Bab. 54. SOFIA
55
Bab. 55. Tujuh Bulanan
56
Bab. 56. Handphone Siapa....??
57
Bab. 57. Kemarahan Prima
58
Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59
Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60
Bab. 60. Persalinan Sofia
61
Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62
Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63
Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64
Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65
Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66
Bab. 66. Kepulangan Adrian
67
Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68
Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69
Bab. 69. Lowongan Kerja
70
Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71
Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72
Bab. 72. Titik Terang
73
Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74
Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75
Bab. 75. Aunty Kania
76
Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77
Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78
Bab. 78. Tinggal Capeknya
79
Bab. 79. Liburan
80
Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81
Bab. 81. Kado Terindah
82
Bab. 82. Wedding Anniversary
83
PENGUMUMAN
84
Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85
Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86
Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87
Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88
Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89
Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90
Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91
Extra Part. 08. Copy Face
92
Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93
Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94
Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!