Brrraaaakkkk.....!
Terdengar sesuatu terjatuh di depan. Seseorang langsung berlari menuju sumber suara.
"Bu Lyvia....tumben bawa motor ?" tanya seorang laki-laki yang usianya jauh lebih tua dibanding Lyvia.
Sambil membantu mengambil helm yang tadi terjatuh. Dia perhatikan perempuan yang ada di depannya yang masih sibuk dengan dirinya sendiri.
Penampilannya sedikit kusut hari ini. Wajahnya tidak secerah biasanya. Bahkan tidak ada sedikitpun senyum menghiasi bibirnya. tapi seperti apapun dia tetap saja terlihat smart.
"Maaf pak, saya telat, maunya cepet pakai motor. Eeeee.....tak taunya malah kena razia." Gerutunya sendiri.
Terdengar Pak Hari tertawa kecil melihat Lyvia yang terlihat kusut tapi tetap smart.
°Pak Hari
Salah satu karyawan di dealer yang menjabat sebagai SPF. Usianya sudah tidak muda lagi. Anak sulungnya sudah duduk di bangku SMU, tapi dia jago dalam penjualan.
Dulu dia hanyalah seorang broker yang membantu penjualan unitnya. Semakin lama potensi jualannya semakin bagus, maka Lyvia menawarkan untuk gabung di team dia sebagai SPF.
Dengan hati yang masih kesal, Lyvia langsung menuju lantai dua. Dimana ruang meeting berada. Semua staf sudah siap menunggu kedatangan nya. Mulai dari staf administrasi, promosi sampai marketing sudah hadir.
"Assalamu'alaikum, maaf saya telat" sapa dia sedikit acuh.
"Silahkan Pak Hari, dimulai meeting nya."
Lanjutnya mempersilahkan pak Hari untuk memimpin meeting pagi ini. Sambil meletakkan pantatnya di kursi, dia cari letak yang tepat agar nyaman.
Rasanya tidak konsentrasi Lyvia mendengar kan kata-kata pak Hari.
Hatinya masih dongkol dengan sikap Polisi jutek tadi. Dia juga heran, sebenarnya siapa dia ? Karena kelihatannya baru kali ini dia bertemu.
Dan anehnya lagi, biasanya setiap ada razia, Lyvia diminta untuk berlalu begitu saja. Apalagi kalau bukan karena wajah Lyvia sudah tidak asing lagi di kalangan Polres & Samsat.
Tapi kali ini berbeda, dia merasa seperti maling yang ketangkap basah. Tidak seorangpun mengenalnya, bahkan mereka yang kenal sama Lyvia merasa pura-pura tidak mengenalnya.
"Kira-kira ada yang mau ditambahkan Bu Lyvia ?" Tanya Pak Hari ketika menyudahi arahannya.
Lyvia masih dalam lamunannya, tersadar ketika Pak Hari mengulangi pertanyaannya.
"Bu Lyvia, apa ada yang mau di tambahkan?"
"Ohh....iya Pak, pembahasan kita hari ini tentang promosi...saya minta masing-masing team mengajukan jurus jitu kalian bagaimana caranya bisa gol sesuai target & waktu yang ditentukan"
Yang mendengar hanya saling pandang dan memberi kode tanda tidak mengerti apa yang dikatakan atasannya itu.
"Bukankah kata-kata itu sudah disampaikan oleh Pak Hari ?"
''Berarti Bu Lyvia lagi gak konsent ?"
''Apa dari tadi Bu Lyvia tidak mendengar kan apa yang disampaikan Pak Hari ?''
(Bisik-bisik semua karyawan yang ada di ruangan itu.)
Pak Hari sendiri juga heran.
Apa yang terjadi dengan Lyvia.
Seorang Lyvia yang biasanya dengan sigap menyelesaikan semua problem karyawan nya jika kena masalah dengan polisi, tapi hari ini dia lebih galau hanya karena kena razia.
"Kita break dulu ya....yang jelas acara ini akan kita laksanakan dua bulan lagi." Katanya menegaskan
"Saya harap kalian tetap semangat, semaksimal mungkin mencapai target dan saya akan berikan bonus tambahan untuk yang bisa melebihi target di bulan ini."
Imbuhnya lagi sebelum menutup meeting hari ini.
Yyeeeeeeee..... semangat...!
Serentak mereka bersemangat. masing-masing dari mereka membentuk team yang punya slogan dan rumus jitu untuk menaklukkan lapangan.
***
Lyvia kembali ke ruangannya. Dia meletakkan berkas berkas promosi yang akan diajukan ke kantor pusat di atas meja kerjanya. Entah kenapa ia masih memikirkan kejadian razia tadi pagi.
"Dua minggu lagi harus mengikuti sidang dan aku sendiri yang harus ambil...hhhhuuhhhhh" Dengusnya.
Tidak mungkin Lyvia minta tolong orang lain. Mau ditaruh dimana mukanya.
Pasti jadi bahan tertawaan. Secara, dia kan orangnya tertib dan disiplin. Bagaimana bisa sampai kena razia.
Tok tok tok....
"Masuk." terdengar seseorang membuka pintu. Pak Hari masuk dan minta izin untuk menyampaikan sesuatu.
"Silahkan Pak, ada apa ?"
"Mengenai acara kita bulan depan, apa sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian ?" Kata Pak Hari mengawali pembicaraan mereka.
'Iya....rencana memang hari ini aku akan pergi untuk menyampaikan izin, tapi hari ini mood ku lagi kurang bagus.'
"Belum Pak, tapi saya sudah siapkan surat permohonan izinnya lengkap dengan lain-lain yang harus dilampirkan." Jawab Lyvia
"Atau mungkin Pak Hari bisa mewakili saya untuk menyampaikannya ?"
Tanya Lyvia, karena rasanya malas beranjak dari tempat duduk ini.
"Hari ini saya mau ke kantor desa setempat, untuk pengajuan izin pemakaian lapangan. Kebetulan sekalian ada konsumen yang harus saya kunjungi."
Jawabannya, menandakan tidak bisa menyanggupi permintaanku. Karena arah yang dituju berlawanan. Lagi pula untuk urusan izin keamanan memang harus dia sendiri yang tangani.
"Baiklah, biar besok saja saya yang jalan."
Komentarnya yang masih sibuk menandatangani proposal yang disodorkan Pak Hari.
"Saya permisi dulu Bu." Pamitnya sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Iya, silahkan Pak, Hati-hati di jalan."
Dia renggang kan punggungnya di sandaran kursi ini. Dia lirik jam menunjukkan pukul dua belas lewat lima belas menit.. Tak terasa sudah waktunya ISOMA. Satu jam dia gunakan waktu istirahatnya dengan baik. Dan kembali berkutat dengan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya.
Waktu terasa cepat berlalu. Perasaan belum lama dia duduk di ruangan kerjanya, tapi matahari sudah hampir tidak menampakkan sinarnya.
Satu persatu penghuni kantor ini kembali ke rumah. Begitupun Lyvia, dia berkemas untuk segera pulang.
Kuda besinya berjalan lambat, sengaja dia lakukan untuk menikmati udara sore.
"Siapa dia, perasaan orang itu mengikuti ku." bisik Lyvia dalam hati merasa cemas, sesekali dia melirik spionnya.
Untuk menghindari suatu hal yang tidak diinginkan, via mengalihkan laju motornya menuju sebuah supermarket. Entah apa yang akan dia beli. Dia ambil beberapa snack untuk camilannya di rumah. Pandangan matanya tertuju keluar.
"Dimana orang yang mengikuti ku tadi...cepet amat hilangnya ? kayak setan saja." gerutunya sendiri.
Dirasa keadaan aman, segera dia keluar untuk melanjutkan perjalanannya. Lyvia mencari jalan yang lebih ramai untuk sampai di rumahnya.
Seumur-umur baru kali ini Lyvia diikuti orang. Dia juga mengingatkan-ingat, kalau dia tidak mempunyai musuh.
'Kira - kira siapa dia ? dan apa maunya ? kenapa mengikuti ku ?' Pikirnya dalam hati.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga dirumah." Gumamnya. Dia standard kan motornya di garasi dan segera menguncinya dari dalam.
Masih dengan rasa penasaran, dia kembali mengintip keadaan di luar dari balik gorden ruang tamu. Jalanan terlihat sepi, tidak ada lalu lalang kendaraan disana. Hanya terdengar tukang bakso yang menjajakan dagangannya. Lyvia menghela nafas panjang sebelum akhirnya berbalik menuju kamarnya.
~ --------------------------------
~ --------------------------------
~ --------------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
siapa ya yg buntutin livya🤔🤔🤔
2021-08-16
2
vllp
bab 2 br terasa penasaran
aku mampir thor 😘
2020-10-24
1
Thaliya Rosalinda
haalooo author semangat ya.
jangan lupa baca novelku juga judulnya KEKASIH PILIHAN🙏😊
2020-08-16
1