Pagi ini Lyvia kelihatan cantik dengan penampilan nya yang smart. Agenda hari ini dia berencana untuk survey lokasi tempat dimana mau diadakan ajang promosi penjualan.
Jadi seperti kebiasaan nya dia berangkat menggunakan mobilnya SUZUKI SWIFT RS warna jingga.
"Hei...udah jam berapa ini, kok belum berangkat ?"
tanyanya pada Kania yang masih santai menikmati sarapannya.
"Aku gak ada kelas hari ini kak....cuma acara klas meeting saja, nebeng ya ? takut kalau ada razia." ledeknya, diikuti gelak tawa yang tak kalah kerasnya dengan suaranya.
Kujitak jidatnya yang membuat dia mengaduh lebih keras.
"Sudah-sudah...habiskan sarapan kalian dan segera berangkat." kata Ibu melerai canda kami.
Sebelum ke tempat kerja, kuantar dulu Kania ke sekolah.
Pagi ini jalanan kota sedikit macet. Entah apa penyebabnya, dari kejauhan terlihat banyak kerumunan orang di pinggir jalan.
"Apaan kak....razia lagi ya ?"
Komentar Kania ditengah keheningan.
Semakin dekat semakin nampak kalau memang sedang diadakan operasi zebra. Lyvia melajukan mobilnya lewat begitu saja. Karena memang operasi ini hanya untuk kendaraan bermotor roda dua. Terutama untuk anak-anak sekolah yang banyak belum memiliki SIM.
Lyvia berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Kania mengucap salam sebelum turun dari mobilnya.
"Hati-hati ya kak....nanti gak usah jemput, aku nebeng temen-temen saja."
Kuanggukkan kepala menyetujui permintaan Kania. Kulanjutkan langkahku menuju tempat kerja dengan rutinitas ku sehari-hari.
"Sudah pukul 09.00 wib, sebaiknya aku mampir ke Polsek dulu untuk mengajukan izin keamanan acara promosi." batin Lyvia.
Ditempat parkir Polsek, dia melihat seseorang yang dia kenal. Dikejarnya orang tersebut.
"Mbak Dira !"
"Hei...mbak Via, ada perlu apa ?"
Kudekati sumber suara itu.
"Mau ketemu pak Gatot, mau ajukan izin keamanan...biasa buat promosi."
"Loo...Mb Via kemana aja...Pak Gatot kan sudah purna tugas, diganti Pak Adrian polisi ganteng dari Surabaya."
'Yaahhhhh.....kok saya jadi ketinggalan info ?' batinnya
"Gitu ya....oke dech, bisa saya bertemu dengan Beliau ?" pintaku, berharap pengganti Pak Gatot lebih familiar dengan kami orang kecil, minimal sama dengan Pak Gatot yang terkenal sabar dan ramah.
"Oke....tunggu sebentar ya...saya coba sampaikan."
Aku duduk sambil memainkan HP ku di ruang tunggu. Tak terlintas sedikitpun di kepalaku seperti apa sosok pengganti pak Gatot.
Sekitar 10 menit sudah, kelihatan dari jauh mbak Dira berjalan kearahku. Sesekali dia berhenti dan bercakap dengan staf yang lain. Kelihatannya sedang menanyakan sesuatu.
"Mbak Via...maaf, Pak Adrian belum ada di ruangannya, mau menunggu apa ditinggal dulu ?" tanyanya memberi pilihan.
"Tapi kelihatannya agak lama sih... karena beliau sedang memimpin langsung operasi zebra pagi ini." lanjutnya memberi informasi.
"Eehhmmm... baiklah saya tinggal dulu saja mbak, atau bolehkah jika saya titip surat ini untuk disampaikan kepada beliau ?" jawabku memohon bantuannya.
"Tidak apa-apa....saya bantu sampaikan kepada Beliau nanti."
Segera aku kembali ke tempat kerjaku, setelah mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengan Polwan cantik beranak 1 ini. Mbak Dira sudah menikah dan mempunyai 1 anak, tapi bodynya masih tetap sexy seperti masih gadis.
***
*Sementara itu ditempat lain
Sesekali dia melirik arloji ditangan kirinya. Operasi zebra kali ini hampir selesai. Tapi tidak terlihat seseorang yang dia tunggu untuk lewat pagi ini.
Dengan raut wajah sedikit kecewa, Adrian melajukan mobilnya kembali ke kantor dan langsung menuju ruangannya.
Tok tok tok....
"Masuk."
Andira membuka pintu ruangan atasannya setelah mendengar dipersilahkan untuk masuk.
"Maaf ndan...ada Surat Pengajuan Izin keamanan untuk promosi dari delaer X."
Katanya sambil menyodorkan surat yang tadi dibawa Lyvia.
Dilihatnya penanggung jawab yang tertulis di pojok kanan bawah.
'Lyvia Maharani' bacanya dalam hati.
"Tinggal dulu aja...biar saya pelajari dulu."
"Siap ndan...mohon izin permisi."
Pamitnya berbalik untuk keluar dari ruangan itu.
"Tunggu sebentar." sambungnya lagi.
Belum sempat Andira membuka handle pintu, dia kembali berbalik untuk memastikan perintah apa yang akan dia dapatkan.
"Aku hanya ingin tanya....apakah kamu mengenal dekat dengan orang yang bertanggung jawab atas acara ini ?" lanjutnya sambil mengangkat surat yang tadi dia sampaikan.
"Maksudnya...Mbak Lyvia ?" tanyanya balik karena kurang paham siapa yang dimaksud atasannya tersebut.
"Iya, Lyvia maharani...karena kulihat kalian akrab kemaren."
Tanyanya, dengan suara yang terdengar sedikit kurang PeDe.
"Iya ndan...kami memang akrab, sejak saya masih bertugas di Samsat. Dan waktu itu dia masih pegang administrasi ditempat kerjanya." katanya mengawali penjelasan.
"Apakah kamu juga tau dimana dia tinggal."
Tanyanya lagi sedikit lebih penasaran.
"Tau ndan, Lyvia tinggal disekitar kota....di perumahan belakang kabupaten."
"Bukan di timur jembatan pinggiran kota ini ?" tanya Adrian memastikan.
Berfikir sejenak....
"Bukan Ndan...saya pernah kerumahnya mengantarkan undangan, ketika saya mau menikah. Dan di alamat itu saya berkunjung."
"Ya sudah... terimakasih atas infonya."
"Siap Ndan...permisi Ndan."
Adrian masih ragu, namun apa yang dikatakan Andira tidak salah. Karena memang gadis itu bertempat tinggal di alamat yang dia bilang tadi.
Dan Adrian membuktikannya sendiri ketika dia mengikutinya beberapa waktu yang lalu.
Ternyata memang bukan perasaan Lyvia seperti sedang diikuti, sore sepulang kerja pasca dia kena razia.
Adrian mengikuti gadis itu, yang tanpa sengaja bertemu di perempatan traffic light, tanpa disadari oleh Lyvia.
"Mungkin hanya ada kesamaan nama saja...kalaupun benar dia Lyvia yang kumaksud, mungkin diusianya sekarang dia sudah berkeluarga."
fikirnya dalam hati.
"Wwwoooooeeee.....! kenapa loo."
Suara Prima membuyarkan lamunanku. Prima sudah biasa keluar masuk ruangan ini tanpa permisi. Dia teman Adrian dari mulai SMP. Dan prima lebih dulu ditugaskan di kota ini.
"Diketok ketok gak ada jawaban....kirain kosong, eeeee....tidak taunya lagi bengong, hati-hati kesambet loo." komentarnya meledek.
"Sialan....memang ada setan yang berani mendekati orang ganteng." jawabnya asal.
"Hahahahahhahahah.....setannya yang ogah kali, ganteng-ganteng kagak laku." ketawanya meledek.
"Ingat umur bro....masak mau jadi bujang sejati." katanya seraya membaca proposal yang tergeletak di meja kerjanya.
"Lyvia maharani....Yaaahhhh....dia lagi."
"Dia siapa ?" tanyanya penasaran.
"Lyvia....cewek culun, pendiam tapi cerdas...eehhh tapi sekarang cantik loo." jelasnya.
Masih berfikir dengan apa yang dikatakan Prima.
"Maksudnya, Lyvia Maharani teman SMP kita ?"
"Darimana kamu tau kalau dia Lyvia...tapi kok rumahnya di perumahan XX ? bukannya dia tinggal di timur jembatan pinggir kota ya ?" sambung nya masih penasaran.
"Ada apa nich...girang amat kelihatannya...kamu jadi ingat masa lalu ya ? atau mau saya hubungkan ?"
Goda Prima pada sahabat karibnya ini.
Yang ditanya hanya mengangkat bahunya, tanda ingin menyudahi pembicaraan mereka.
Adrian tidak mau banyak bicara agar orang yang terkenal usil ini tidak mengetahui isi hatinya. Kalau itu terjadi pasti dia akan meledeknya habis-habisan.
~ -----------------------------
~ -----------------------------
~ -----------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
makin menarik ceritanya👍👍👍👍👍
2021-08-16
1
Merdin Judris
pet terus pa pol ganteng jadah kali
2021-03-28
1
Ina Kirana
asyik
2020-12-27
3