Bab. 4 Mendapatkan Informasi

 

Pagi ini Lyvia kelihatan cantik dengan penampilan nya yang smart. Agenda hari ini dia berencana untuk survey lokasi tempat dimana mau diadakan ajang promosi penjualan.

 

Jadi seperti kebiasaan nya dia berangkat menggunakan mobilnya SUZUKI SWIFT RS warna jingga.

 

"Hei...udah jam berapa ini, kok belum berangkat ?"

 

tanyanya pada Kania yang masih santai menikmati sarapannya.

 

"Aku gak ada kelas hari ini kak....cuma acara klas meeting saja, nebeng ya ? takut kalau ada razia." ledeknya, diikuti gelak tawa yang tak kalah kerasnya dengan suaranya.

 

Kujitak jidatnya yang membuat dia mengaduh lebih keras.

"Sudah-sudah...habiskan sarapan kalian dan segera berangkat." kata Ibu melerai canda kami.

Sebelum ke tempat kerja, kuantar dulu Kania ke sekolah.

Pagi ini jalanan kota sedikit macet. Entah apa penyebabnya, dari kejauhan terlihat banyak kerumunan orang di pinggir jalan.

 

"Apaan kak....razia lagi ya ?"

 

Komentar Kania ditengah keheningan.

Semakin dekat semakin nampak kalau memang sedang diadakan operasi zebra. Lyvia melajukan mobilnya lewat begitu saja. Karena memang operasi ini hanya untuk kendaraan bermotor roda dua. Terutama untuk anak-anak sekolah yang banyak belum memiliki SIM.

Lyvia berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Kania mengucap salam sebelum turun dari mobilnya.

 

"Hati-hati ya kak....nanti gak usah jemput, aku nebeng temen-temen saja."

 

Kuanggukkan kepala menyetujui permintaan Kania. Kulanjutkan langkahku menuju tempat kerja dengan rutinitas ku sehari-hari.

 

"Sudah pukul 09.00 wib, sebaiknya aku mampir ke Polsek dulu untuk mengajukan izin keamanan acara promosi." batin Lyvia.

 

Ditempat parkir Polsek, dia melihat seseorang yang dia kenal. Dikejarnya orang tersebut.

"Mbak Dira !"

 

"Hei...mbak Via, ada perlu apa ?"

 

Kudekati sumber suara itu.

"Mau ketemu pak Gatot, mau ajukan izin keamanan...biasa buat promosi."

 

"Loo...Mb Via kemana aja...Pak Gatot kan sudah purna tugas, diganti Pak Adrian polisi ganteng dari Surabaya."

 

'Yaahhhhh.....kok saya jadi ketinggalan info ?' batinnya

"Gitu ya....oke dech, bisa saya bertemu dengan Beliau ?" pintaku, berharap pengganti Pak Gatot lebih familiar dengan kami orang kecil, minimal sama dengan Pak Gatot yang terkenal sabar dan ramah.

"Oke....tunggu sebentar ya...saya coba sampaikan."

 

 

Aku duduk sambil memainkan HP ku di ruang tunggu. Tak terlintas sedikitpun di kepalaku seperti apa sosok pengganti pak Gatot.

Sekitar 10 menit sudah, kelihatan dari jauh mbak Dira berjalan kearahku. Sesekali dia berhenti dan bercakap dengan staf yang lain. Kelihatannya sedang menanyakan sesuatu.

 

"Mbak Via...maaf, Pak Adrian belum ada di ruangannya, mau menunggu apa ditinggal dulu ?" tanyanya memberi pilihan.

 

"Tapi kelihatannya agak lama sih... karena beliau sedang memimpin langsung operasi zebra pagi ini." lanjutnya memberi informasi.

"Eehhmmm... baiklah saya tinggal dulu saja mbak, atau bolehkah jika saya titip surat ini untuk disampaikan kepada beliau ?" jawabku memohon bantuannya.

"Tidak apa-apa....saya bantu sampaikan kepada Beliau nanti."

 

 

Segera aku kembali ke tempat kerjaku, setelah mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengan Polwan cantik beranak 1 ini. Mbak Dira sudah menikah dan mempunyai 1 anak, tapi bodynya masih tetap sexy seperti masih gadis.

***

*Sementara itu ditempat lain

 

Sesekali dia melirik arloji ditangan kirinya. Operasi zebra kali ini hampir selesai. Tapi tidak terlihat seseorang yang dia tunggu untuk lewat pagi ini.

 

Dengan raut wajah sedikit kecewa, Adrian melajukan mobilnya kembali ke kantor dan langsung menuju ruangannya.

Tok tok tok....

 

"Masuk."

 

Andira membuka pintu ruangan atasannya setelah mendengar dipersilahkan untuk masuk.

 

"Maaf ndan...ada Surat Pengajuan Izin keamanan untuk promosi dari delaer X."

 

Katanya sambil menyodorkan surat yang tadi dibawa Lyvia.

Dilihatnya penanggung jawab yang tertulis di pojok kanan bawah.

'Lyvia Maharani' bacanya dalam hati.

 

"Tinggal dulu aja...biar saya pelajari dulu."

 

"Siap ndan...mohon izin permisi."

 

 

Pamitnya berbalik untuk keluar dari ruangan itu.

 

"Tunggu sebentar." sambungnya lagi.

 

Belum sempat Andira membuka handle pintu, dia kembali berbalik untuk memastikan perintah apa yang akan dia dapatkan.

 

"Aku hanya ingin tanya....apakah kamu mengenal dekat dengan orang yang bertanggung jawab atas acara ini ?" lanjutnya sambil mengangkat surat yang tadi dia sampaikan.

 

"Maksudnya...Mbak Lyvia ?" tanyanya balik karena kurang paham siapa yang dimaksud atasannya tersebut.

"Iya, Lyvia maharani...karena kulihat kalian akrab kemaren."

 

 

Tanyanya, dengan suara yang terdengar sedikit kurang PeDe.

 

"Iya ndan...kami memang akrab, sejak saya masih bertugas di Samsat. Dan waktu itu dia masih pegang administrasi ditempat kerjanya." katanya mengawali penjelasan.

 

"Apakah kamu juga tau dimana dia tinggal."

 

 

Tanyanya lagi sedikit lebih penasaran.

 

"Tau ndan, Lyvia tinggal disekitar kota....di perumahan belakang kabupaten."

"Bukan di timur jembatan pinggiran kota ini ?" tanya Adrian memastikan.

 

Berfikir sejenak....

"Bukan Ndan...saya pernah kerumahnya mengantarkan undangan, ketika saya mau menikah. Dan di alamat itu saya berkunjung."

 

"Ya sudah... terimakasih atas infonya."

"Siap Ndan...permisi Ndan."

 

Adrian masih ragu, namun apa yang dikatakan Andira tidak salah. Karena memang gadis itu bertempat tinggal di alamat yang dia bilang tadi.

Dan Adrian membuktikannya sendiri ketika dia mengikutinya beberapa waktu yang lalu.

Ternyata memang bukan perasaan Lyvia seperti sedang diikuti, sore sepulang kerja pasca dia kena razia.

Adrian mengikuti gadis itu, yang tanpa sengaja bertemu di perempatan traffic light, tanpa disadari oleh Lyvia.

 

"Mungkin hanya ada kesamaan nama saja...kalaupun benar dia Lyvia yang kumaksud, mungkin diusianya sekarang dia sudah berkeluarga."

 

fikirnya dalam hati.

 

"Wwwoooooeeee.....! kenapa loo."

 

Suara Prima membuyarkan lamunanku. Prima sudah biasa keluar masuk ruangan ini tanpa permisi. Dia teman Adrian dari mulai SMP. Dan prima lebih dulu ditugaskan di kota ini.

 

"Diketok ketok gak ada jawaban....kirain kosong, eeeee....tidak taunya lagi bengong, hati-hati kesambet loo." komentarnya meledek.

 

"Sialan....memang ada setan yang berani mendekati orang ganteng." jawabnya asal.

"Hahahahahhahahah.....setannya yang ogah kali, ganteng-ganteng kagak laku." ketawanya meledek.

"Ingat umur bro....masak mau jadi bujang sejati." katanya seraya membaca proposal yang tergeletak di meja kerjanya.

"Lyvia maharani....Yaaahhhh....dia lagi."

"Dia siapa ?" tanyanya penasaran.

"Lyvia....cewek culun, pendiam tapi cerdas...eehhh tapi sekarang cantik loo." jelasnya.

 

Masih berfikir dengan apa yang dikatakan Prima.

"Maksudnya, Lyvia Maharani teman SMP kita ?"

"Darimana kamu tau kalau dia Lyvia...tapi kok rumahnya di perumahan XX ? bukannya dia tinggal di timur jembatan pinggir kota ya ?" sambung nya masih penasaran.

 

"Ada apa nich...girang amat kelihatannya...kamu jadi ingat masa lalu ya ? atau mau saya hubungkan ?"

 

Goda Prima pada sahabat karibnya ini.

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya, tanda ingin menyudahi pembicaraan mereka.

Adrian tidak mau banyak bicara agar orang yang terkenal usil ini tidak mengetahui isi hatinya. Kalau itu terjadi pasti dia akan meledeknya habis-habisan.

~ -----------------------------

~ -----------------------------

~ -----------------------------

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

makin menarik ceritanya👍👍👍👍👍

2021-08-16

1

Merdin Judris

Merdin Judris

pet terus pa pol ganteng jadah kali

2021-03-28

1

Ina Kirana

Ina Kirana

asyik

2020-12-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2 Bab. 2 Ditempat Kerja
3 Bab. 3 Private Number
4 Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5 Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6 Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7 Bab. 7 Malam Minggu
8 Bab. 8 Minggu Ceria
9 Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10 Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11 Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12 Bab. 12. Ketemu CaMer
13 Bab. 13. Maya
14 Bab. 14. Kedatangan Maya
15 Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16 Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17 Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18 Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19 Bab. 19. Janji Adrian
20 Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21 Bab. 21 Kemarahan Adrian
22 Bab. 22. Besuk Lyvia
23 Bab. 23. Permintaan Mama
24 Bab. 24. Persiapan Lamaran
25 Bab. 25. Hadiah dari Mama
26 Bab. 26. Lamaran
27 Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28 Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29 Bab. 29. Pernikahan
30 Bab. 30. Malam Pertama
31 Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32 Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33 Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34 Bab. 34. Aktivitas Lama
35 Bab. 35. Prima Junior
36 Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37 Bab. 37. Mual & Pusing
38 Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39 Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40 Bab. 40. Marketing Baru
41 Bab. 41. Positif
42 Bab. 42. Rindu yang Terobati
43 Bab. 43. Permintaan DeBay
44 Bab. 44. Pesona Adrian
45 Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46 Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47 Bab. 47. Lyvia Sayang
48 Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49 Bab. 49. Hempaskan....
50 Bab. 50. Pengakuan Mutia
51 Bab. 51. Periksa Kandungan
52 Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53 Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54 Bab. 54. SOFIA
55 Bab. 55. Tujuh Bulanan
56 Bab. 56. Handphone Siapa....??
57 Bab. 57. Kemarahan Prima
58 Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59 Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60 Bab. 60. Persalinan Sofia
61 Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62 Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63 Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64 Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65 Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66 Bab. 66. Kepulangan Adrian
67 Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68 Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69 Bab. 69. Lowongan Kerja
70 Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71 Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72 Bab. 72. Titik Terang
73 Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74 Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75 Bab. 75. Aunty Kania
76 Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77 Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78 Bab. 78. Tinggal Capeknya
79 Bab. 79. Liburan
80 Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81 Bab. 81. Kado Terindah
82 Bab. 82. Wedding Anniversary
83 PENGUMUMAN
84 Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85 Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86 Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87 Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88 Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89 Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90 Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91 Extra Part. 08. Copy Face
92 Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93 Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94 Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95 Pengumuman
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2
Bab. 2 Ditempat Kerja
3
Bab. 3 Private Number
4
Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5
Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6
Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7
Bab. 7 Malam Minggu
8
Bab. 8 Minggu Ceria
9
Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10
Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11
Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12
Bab. 12. Ketemu CaMer
13
Bab. 13. Maya
14
Bab. 14. Kedatangan Maya
15
Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16
Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17
Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18
Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19
Bab. 19. Janji Adrian
20
Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21
Bab. 21 Kemarahan Adrian
22
Bab. 22. Besuk Lyvia
23
Bab. 23. Permintaan Mama
24
Bab. 24. Persiapan Lamaran
25
Bab. 25. Hadiah dari Mama
26
Bab. 26. Lamaran
27
Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28
Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29
Bab. 29. Pernikahan
30
Bab. 30. Malam Pertama
31
Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32
Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33
Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34
Bab. 34. Aktivitas Lama
35
Bab. 35. Prima Junior
36
Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37
Bab. 37. Mual & Pusing
38
Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39
Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40
Bab. 40. Marketing Baru
41
Bab. 41. Positif
42
Bab. 42. Rindu yang Terobati
43
Bab. 43. Permintaan DeBay
44
Bab. 44. Pesona Adrian
45
Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46
Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47
Bab. 47. Lyvia Sayang
48
Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49
Bab. 49. Hempaskan....
50
Bab. 50. Pengakuan Mutia
51
Bab. 51. Periksa Kandungan
52
Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53
Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54
Bab. 54. SOFIA
55
Bab. 55. Tujuh Bulanan
56
Bab. 56. Handphone Siapa....??
57
Bab. 57. Kemarahan Prima
58
Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59
Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60
Bab. 60. Persalinan Sofia
61
Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62
Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63
Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64
Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65
Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66
Bab. 66. Kepulangan Adrian
67
Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68
Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69
Bab. 69. Lowongan Kerja
70
Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71
Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72
Bab. 72. Titik Terang
73
Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74
Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75
Bab. 75. Aunty Kania
76
Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77
Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78
Bab. 78. Tinggal Capeknya
79
Bab. 79. Liburan
80
Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81
Bab. 81. Kado Terindah
82
Bab. 82. Wedding Anniversary
83
PENGUMUMAN
84
Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85
Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86
Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87
Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88
Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89
Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90
Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91
Extra Part. 08. Copy Face
92
Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93
Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94
Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!