Bab. 3 Private Number

 

"Kakak kenapa ?"

 

Tanya Kania heran melihatku gugup. Dia pegang tanganku. Dilihatnya sekeliling, kedepan dan sekitarnya.

 

"Gak ada apa-apa....kok kayak dikejar maling ?" ledeknya lagi.

 

"Hussss...kepo lo, anak kecil." jawabku sambil kujitak keningnya. Kubiarkan dia mengaduh.

"Yeeee....dateng-dateng tanpa salam, masih jail pula !" gerutunya tanpa aku pedulikan.

 

Kulempar tasku ke ranjang, diikuti dengan hempasan tubuhku di tempat favoritku itu.

Kutatap langit-langit, sore ini begitu hening, rasanya ingin aku bermalas-malasan sebentar.

Tapi bau matahari membuatku segera beranjak untuk membersihkan diri.

*Tok tok tok....

 

"Kakak....ditunggu ibu buat makan bareng !"

 

Suara centil adikku. Merasa tidak ada jawaban dia gedor pintu lebih keras lagi.

"Buruan....aku laper." imbuhnya lagi.

 

"Iya bawel." kupencet hidungnya gemas.

 

Kania anak yang ceria, dia tidak pernah mengeluh dan nurut apa yang dikatakan kakaknya.

Tapi sikapnya yang sering usil, kadang membuat Lyvia gemas.

Mereka bertiga menikmati makan malam. Ibu, Kania dan Lyvia...mereka tinggal bertiga. Ayahnya sudah meninggal sejak Lyvia masih duduk di bangku kelas 10 SMK.

Sejak itu, Ibunya lah yang menggantikan Ayahnya sebagai pencari nafkah Ibu bekerja sebagai penjahit. Kania yang saat itu masih duduk di bangku SD masih belum paham betul apa artinya kehilangan. Semenjak kepergian Ayahnya Lyvia selalu membantu Ibunya untuk mencari nafkah, meskipun hanya sekedar memasangkan kancing baju.

Sejak kecil Lyvia dididik menjadi anak yang mandiri. Dari sanalah jiwa kepemimpinan itu muncul. Meskipun sampai sekarang Ibu masih aktif menerapkan jahitan, tapi beban pendidikan Kania sekarang ada di pundaknya.

Sama dengan yang lain. Lyvia bekerja mulai dari menjadi sales, Hingga suatu hari karena prestasinya dalam penjualan dan ide-ide bagusnya dalam mempromosikan unitnya, kantor pusat mempromosikan nya untuk jadi Branch Manager di kota kelahirannya itu.

 

"Selamat Lyvia...anda terpilih untuk memimpin kantor cabang di kota X, semoga sukses."

 

Kata salah seorang dewan komisaris waktu itu, dia menyerahkan surat perintah kerja dan menjabat tangan ku.

Senang dan terharu jadi satu kala itu.

"Alhamdulillah.... terimakasih atas kepercayaannya, semoga saya bisa mengemban amanah ini." jawabku meyakinkan.

Bagiku semua itu tak luput dari campur tangan dan do'a seorang Ibu. Orang yang paling dia sayangi di dunia ini, yang sekarang ada dihadapannya.

 

"Nambah Nak ?"

 

Tanya Ibu, memecah kesunyian yang hanya terdengar bunyi sendok bersentuhan dengan piring. Hari-hari seperti inilah yang selalu dia nantikan. Setelah seharian dia berada diluar, hanya waktu makan malam mereka bisa berkumpul bersama.

 

"Enggak Bu.... terimakasih, Via sudah kenyang." kuhabiskan minumku dan masih santai duduk di meja makan itu.

 

"Kok cuma kakak yang ditawari...kan Kania yang pengen nambah."

 

 

Kata Kania cemberut dengan bibir monyongnya.

 

"Nih....habiskan, biasanya kamu gak perlu ditawari juga nambah sendiri." ledek ibu.

 

Kania masih asyik dengan makanan di hadapannya. Aku masih di tempat yang sama. Kuceritakan kejadian yang aku alami tadi pagi.

 

"Hahahaha.... perasaan baru tadi siang ibu bilang 'kata kakak hati-hati kalau bawa motor, banyak razia...eeeee malah Dia yang kena." komentar Kania meledekku, masih dengan mulut penuh makanan.

 

"Dasar anak usil." kujewer telinganya sampai mengaduh.

"Sudah-sudah.... kebiasaan bising-bising di depan makanan, ayo selesaikan makanmu...bantu ibu beres-beres."

 

 

*Kring...kring...kring.....

Lyvia beranjak dari duduknya, dilihat Handphonenya.

"Private number." gumamnya.

Dibiarkannya handphone itu berbunyi berkali-kali.

 

"Siapa Nak...kok gak diangkat ?" tanya Ibu penasaran.

"Gak tau Bu...tidak ada nomornya." jawab Lyvia sambil berlalu menuju kamarnya.

 

Tapi rasa penasaran membuat Lyvia ingin mengangkatnya. Lyvia terdiam dan mendengarkan dengan seksama siapa pemilik suara itu.

 

("Hallo......hallo......")

 

Terdengar suara laki-laki dari sebrang sana. Lyvia buru-buru mematikan dan meletakkan Handphonenya kembali di meja kamarnya.

 

"Siapa malam-malam begini telfon dengan private number ?" bisiknya dalam hati.

 

Lyvia tidak mengenal suara itu.

"Ah....paling juga orang iseng, atau kalau tidak, modus penipuan yang acak nomer." pikirnya lagi.

"Biarin saja lah, capek juga diam sendiri." lanjutnya dengan senyum menyeringai di sudut bibirnya.

***

*Ditempat lain

 

"Kenapa dia tidak menjawab panggilanku ?"

 

gerutunya dalam hati.

Seseorang di sebrang sana yang menghubungi Lyvia, berharap Lyvia mau menerima panggilannya. Tapi tidak ada suara yang dia dengar.

 

"Aku ingin sekali memastikan siapa dia...tapi nanti dulu, aku harus mencari tau latar belakangnya." rasa penasarannya semakin kuat.

 

Sejak mencatat nama dan nomor HP pada surat tilang yang dia keluarkan tadi pagi, pak polisi ini penasaran dengan sosok gadis yang dihadapinya.

Ya....dia adalah Adrian, yang dari tadi menghubungi Lyvia dengan private numbernya.

 

"Siapa dia sebenarnya....kenapa namanya sama persis dengan Lyvia yang dia cari ?"

 

Pertanyaan itu membuat Adrian tidak bisa tidur nyenyak.

Ingin rasanya meminta sang surya kembali ke timur agar segera pagi.

Dia putuskan berjalan keluar untuk sekedar menghirup udara malam. Dia berfikir bagaimana caranya untuk bertanya Langsung kepadanya.

Kalau memang dia gadis yang selama ini dia cari, apakah dia masih sendiri ataukah sudah punya pasangan ?

secara sudah sekian lama mereka tidak bertemu.

 

"Nak....kamu kah itu yang diluar ?"

 

Merasa kaget mendengar seseorang bertanya padanya.

Adrian segera berbalik.

"Mama....Mama belum tidur ?"

Dialah Mama Herlin, Ibu Adrian. Adrian seorang putra tunggal, Ibunya seorang guru. Sedangkan Almarhum Ayahnya pensiunan pegawai negeri sipil.

Itulah sebabnya kenapa Adrian minta tugas di kota kelahirannya. Semata-mata karena dia ingin menemani Mamanya yang kini tinggal sendiri.

 

"Mama bangun karena merasa haus, Mama fikir kamu lupa menutup pintu." jawab Mamanya.

 

Mama Herlin bangga dengan putranya. Di dunia ini hanya dialah harta terbesar yang Mama punya. Apapun yang Mama Herlin inginkan, selalu dipenuhi oleh Adrian. Hanya satu yang belum bisa terpenuhi olehnya. Yaitu keinginan Mama untuk menimang cucu.

Sepi rasanya rumah sebesar ini hanya di tempatinya sendiri. Sejak kepergian suaminya, dia selalu meminta kerabatnya untuk tinggal di rumah menemani dikala Adrian pergi bertugas keluar kota.

 

"Ayo segera tidur Nak....sudah larut, angin malam gak bagus untuk kesehatan." pinta Mamanya.

"Iya Ma.... sebentar lagi Adrian masuk."

 

Mama berpamitan untuk kembali ke kamar nya. Faktor usia membuatnya tidak kuat berlama-lama di luar, apalagi dengan cuaca dingin seperti ini. Dilihatnya langkah gontai Mamanya dari belakang. Malam semakin larut, udara di luar juga semakin dingin. Adrian menutup pintu dan kembali ke kamar.

Dia tinggalkan kegundahan hatinya diluar. Dia rebahkan tubuhnya di ranjang. Dinikmati tidurnya malam ini. Besok pagi masih ada agenda operasi zebra.

Dia berharap bisa bertemu lagi dengan perempuan yang telah mencuri hatinya tadi pagi.

~ --------------------------------

~ --------------------------------

~ --------------------------------

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Adrian kok th lyvia ya🤔🤔🤔🤔

2021-08-16

1

Merdin Judris

Merdin Judris

ceritax mantap........aku suka ,sudut pandangx realita bangat

2021-03-28

3

Deti Endung Aufa

Deti Endung Aufa

belibet bacanya...campur aduk. antara sudut pandang AKU dan AUTHOR

2021-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2 Bab. 2 Ditempat Kerja
3 Bab. 3 Private Number
4 Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5 Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6 Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7 Bab. 7 Malam Minggu
8 Bab. 8 Minggu Ceria
9 Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10 Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11 Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12 Bab. 12. Ketemu CaMer
13 Bab. 13. Maya
14 Bab. 14. Kedatangan Maya
15 Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16 Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17 Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18 Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19 Bab. 19. Janji Adrian
20 Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21 Bab. 21 Kemarahan Adrian
22 Bab. 22. Besuk Lyvia
23 Bab. 23. Permintaan Mama
24 Bab. 24. Persiapan Lamaran
25 Bab. 25. Hadiah dari Mama
26 Bab. 26. Lamaran
27 Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28 Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29 Bab. 29. Pernikahan
30 Bab. 30. Malam Pertama
31 Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32 Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33 Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34 Bab. 34. Aktivitas Lama
35 Bab. 35. Prima Junior
36 Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37 Bab. 37. Mual & Pusing
38 Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39 Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40 Bab. 40. Marketing Baru
41 Bab. 41. Positif
42 Bab. 42. Rindu yang Terobati
43 Bab. 43. Permintaan DeBay
44 Bab. 44. Pesona Adrian
45 Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46 Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47 Bab. 47. Lyvia Sayang
48 Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49 Bab. 49. Hempaskan....
50 Bab. 50. Pengakuan Mutia
51 Bab. 51. Periksa Kandungan
52 Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53 Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54 Bab. 54. SOFIA
55 Bab. 55. Tujuh Bulanan
56 Bab. 56. Handphone Siapa....??
57 Bab. 57. Kemarahan Prima
58 Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59 Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60 Bab. 60. Persalinan Sofia
61 Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62 Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63 Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64 Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65 Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66 Bab. 66. Kepulangan Adrian
67 Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68 Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69 Bab. 69. Lowongan Kerja
70 Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71 Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72 Bab. 72. Titik Terang
73 Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74 Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75 Bab. 75. Aunty Kania
76 Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77 Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78 Bab. 78. Tinggal Capeknya
79 Bab. 79. Liburan
80 Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81 Bab. 81. Kado Terindah
82 Bab. 82. Wedding Anniversary
83 PENGUMUMAN
84 Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85 Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86 Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87 Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88 Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89 Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90 Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91 Extra Part. 08. Copy Face
92 Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93 Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94 Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95 Pengumuman
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Hari Yang Menyebalkan
2
Bab. 2 Ditempat Kerja
3
Bab. 3 Private Number
4
Bab. 4 Mendapatkan Informasi
5
Bab. 5 Pertemuan Yang Tak Sengaja
6
Bab. 6. Perasaan Yang Hilang
7
Bab. 7 Malam Minggu
8
Bab. 8 Minggu Ceria
9
Bab. 9. Telaga Sarangan Part 1
10
Bab. 10 Telaga Sarangan Part 2
11
Bab. 11. Menghadiri Pernikahan
12
Bab. 12. Ketemu CaMer
13
Bab. 13. Maya
14
Bab. 14. Kedatangan Maya
15
Bab. 15. Kecemburuan Adrian
16
Bab. 16. Lagi-lagi Maya
17
Bab. 17. Perkenalkan Namaku Maya
18
Bab. 18. Biarkan Aku Sendiri
19
Bab. 19. Janji Adrian
20
Bab. 20. Jebakan untuk Maya
21
Bab. 21 Kemarahan Adrian
22
Bab. 22. Besuk Lyvia
23
Bab. 23. Permintaan Mama
24
Bab. 24. Persiapan Lamaran
25
Bab. 25. Hadiah dari Mama
26
Bab. 26. Lamaran
27
Bab. 27. Hari yang Melelahkan
28
Bab. 28. Kejutan untuk Lyvia
29
Bab. 29. Pernikahan
30
Bab. 30. Malam Pertama
31
Bab. 31. Cuti Bulan Madu
32
Bab. 32. Bulan Madu Part 1
33
Bab. 33. Bulan Madu Part 2
34
Bab. 34. Aktivitas Lama
35
Bab. 35. Prima Junior
36
Bab. 36. Detik-detik Perpisahan
37
Bab. 37. Mual & Pusing
38
Bab. 38. Kepanikan Adrian, Kebahagiaan Mama
39
Bab. 39. Hari Terakhir Bekerja
40
Bab. 40. Marketing Baru
41
Bab. 41. Positif
42
Bab. 42. Rindu yang Terobati
43
Bab. 43. Permintaan DeBay
44
Bab. 44. Pesona Adrian
45
Bab. 45. Penghargaan untuk Lyvia
46
Bab. 46. Gala Dinner bikin Geger
47
Bab. 47. Lyvia Sayang
48
Bab. 48. Lalat-lalat Berkeliaran
49
Bab. 49. Hempaskan....
50
Bab. 50. Pengakuan Mutia
51
Bab. 51. Periksa Kandungan
52
Bab. 52. Jaimnya Suamiku
53
Bab. 53. Rujak Cingur awal Petaka
54
Bab. 54. SOFIA
55
Bab. 55. Tujuh Bulanan
56
Bab. 56. Handphone Siapa....??
57
Bab. 57. Kemarahan Prima
58
Bab. 58. Siapa Perempuan itu....??
59
Bab. 59. Kutahan Amarahku Demi Kehormatanmu
60
Bab. 60. Persalinan Sofia
61
Bab. 61. Perempuan Masa Lalu
62
Bab. 62. Risalah Hati Lyvia
63
Bab. 63. Kejujuran yang Menyakitkan
64
Bab. 64. Luapan Emosi Lyvia
65
Bab. 65. Ya Allah... Selamatkan Anakku....
66
Bab. 66. Kepulangan Adrian
67
Bab. 67. Tangismu Menyadarkanku
68
Bab. 68. Albiansyah Putra Maulana
69
Bab. 69. Lowongan Kerja
70
Bab. 70. Usaha Yang Sia-sia
71
Bab. 71. Luluhnya Hati Lyvia
72
Bab. 72. Titik Terang
73
Bab. 73. Terasa bagai Malam Pertama
74
Bab. 74. Program Keluarga Berencana
75
Bab. 75. Aunty Kania
76
Bab. 76. Bijaksananya Suamiku
77
Bab. 77. Bersatunya Dua Keluarga "Kania"
78
Bab. 78. Tinggal Capeknya
79
Bab. 79. Liburan
80
Bab. 80. Hari Bahagia Kania
81
Bab. 81. Kado Terindah
82
Bab. 82. Wedding Anniversary
83
PENGUMUMAN
84
Extra Part. 01. Morning Sick (Kania Dani)
85
Extra Part. 02. Kerinduan Kania (Kania Dani)
86
Extra Part. 03. Surprise untuk Kania (Kania Dani)
87
Extra Part. 04. Menjelang Persalinan Kania (Kania Dani)
88
Extra Part. 05. Arroyyan Dylan Alfarizqi (Kania Dani)
89
Extra Part. 06. Senyummu Bahagiaku
90
Extra Part. 07. Nano Nano Masa Kecil
91
Extra Part. 08. Copy Face
92
Extra Part. 09. Dari Pagi Sampai Pagi Lagi
93
Extra Part. 10. Satu Point Plus untuk Al
94
Extra Part. 11. Musuh jadi Sahabat
95
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!