“Aku terlambat.” ucap pria yang telah membantai bawahan Lu Bian.
“Aku yakin Yi er telah mati, karena warisan itu sudah ada di dalam tubuh bayi ini, aku harus segera membawanya ketempatku karena kondisi bayi ini semakin memburuk.” setelah berkata demikian ia menghilang secara instan.
--
Sementara itu Lu Bian yang merasa bawahannya terlalu lama hanya untuk tugas mudah.
Lu Bian yang mulai merasa ada yang tidak beres, segera menyusul ke tempat dimana bawahannya berada.
“Sial, aku sudah curiga sebelumnya, siapa yang melakukan ini?.” ucap Lu Bian kesal.
“entahlah tapi sepertinya mereka dihabisi hanya dalam waktu yang singkat, terlihat dari posisi mereka yang berdekatan.” ucap Ketua Sekte Serigala Hitam.
“aku menduga mereka dibunuh saat mereka ingin membawa bayi itu kepadamu.” lanjut Ketua Sekte Serigala
“hei Cao Pi kenapa kau bisa seyakin itu, bisa saja wanita itu yang melaku….” ucap Lu Bian kepada Ketua Sekte Serigala Hitam.
“lihat itu.” memotong perkataan Lu Bian Cao pi menunjuk sesuatu.
“itu kan jasad Xie Yian.” jasad Xie Yian berada di arah sebaliknya menandakan bahwa bawahaannya telah berhasil mengakhiri hidup XIe Yian dan bisa dipastikan bahwa pelakunya bukan dia.
“sepertinya memang benar yang kau katakan lagipula dia memang lebih lemah dari bawahanku, dan mungkin orang yang menyelamatkannya lebih dari satu orang, mustahil ini dilakukan oleh seseorang saja.” lanjut Lu Bian.
“bagaimana jika seseorang itu memiliki kekuatan yang sangat besar.” perkataan yang tak sengaja keluar dari mulut Cao Pi membuat wajahnya dan Lu Bian pucat, jantung mereka berdegup kencang memikirkan kemungkinan itu.
“kuharap ini dilakukan lebih dari satu orang.” Lu Bian yang ketakutan berusaha menenangkan dirinya dengan perkataan yang lebih seperti sebuah doa.
--
Jauh di kedalaman hutan terlihat sebuah rumah pohon, di dalam rumah pohon tersebut pria tua dan seorang bayi berumur setahun yang digendongnya muncul secara tiba-tiba, bayi yang sebelumnya terus menangis kini tidak sadarkan diri karena kondisi yang semakin memburuk.
“aku harus cepat, semoga ini dapat memulihkannya walaupun hanya kemungkinan kecil.” ucap Pria tua dengan wajah sedih.
Pria tua segera membaringkan bayi tersebut disebuah tempat tidur dan mulai mengobatinya. ia meminumkan sebuah ramuan dan mulai mengalirkan tenaga dalam secara perlahan kepada bayi tersebut.
Namun sudah berjam-jam ia mengalirkan tenaga dalamnya keadaan bayi tersebut belum kunjung membaik.
Menolak untuk menyerah, ia terus mengalirkan tenaga dalam dengan jumlah yang besar, tidak peduli akan kondisi tubuhnya sendiri.
Namun….
“sial, aku mulai sampai pada batasku tapi dia masih belum menunjukkan tanda akan membaik.” ucap pria tua yang sudah sangat kelelahan mengalirkan tenaga dalamnya berjam-jam, darah mulai keluar dari sudut bibirnya.
Ia terus berusaha semaksimal mungkin hingga satu jam kemudian tenaga dalam yang ia miliki benar – benar telah melewati ambang batasnya.
“uhuk uhuk” sebelumnya ia hanya mengeluarkan setitik darah di sudut bibirnya, kini dengan tenaga dalam yang terkuras habis ia memuntahkan seteguk darah dan wajahnya pucat pasih.
“ini sudah batasanku, aku sungguh tidak berguna, andai saja aku datang lebih awal pasti Yi er tidak perlu menurunkan warisan itu pada bayi ini.”
“dan dengan aku yang tidak bisa menyelamatkan nyawa bayi ini bisa dipastikan warisan tersebut akan lenyap.” ucap Pria tua menangis putus asa, warisan dan tubuh bayi itu menyatu, tentu saja kehilangan nyawanya berarti kehilangan warisan tersebut.
“maafkan aku guru warisan yang kau titipkan kepadaku sebelumnya akan lenyap karena kesalahan muridmu ini.” lanjut Pria tua.
Hingga dalam tempo waktu yang singkat, bayi tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
Pria tua melihat itu hanya berusaha tetap tenang namun air mata yang mengalir semakin deras bagai air terjun, ia tentu menyesal karena warisan tersebut lenyap tapi dia juga meratapi nasib malang sang bayi yang tidak berdosa namun harus melewati hal seperti ini.
“aku akan mengakhiri hidupku juga.” ucap pria tua sudah sangat putus asa karena sudah tidak memiliki alasan untuk hidup.
Ia kemudian mengambil pedang bersiap menusuk jantungnya sendiri.
“dengan ini penderitaanku akan berakhir dan sebentar lagi aku akan bertemu denganmu guru.”
pedang tersebut di lepaskan dari sarungnya namun sebelum ia melakukan niatnya, sebuah cahaya putih yang sangat terang muncul dihadapannya membuat dia sangat kaget, dalam keadaan bingung ia melindungi matanya dengan telapak tangan.
“apa yang terjadi, cahaya apa ini.” batin Pria tua.
“kau, siapa namamu, aku merasakan ada bekas jiwa itu pada tubuhmu.” suara seorang pria yang berwibawa tiba tiba terdengar dari sosok cahaya tersebut.
“aku Hong Cheung, darimana kau tahu tentang hal yang sebelumnya ada dalam tubuhku? , dan siapa kau? .” ucap Pria Tua yang ternyata memiliki nama Hong Cheung, ia tidak menunjukkan kewaspadaan karena walaupun sosok tersebut berniat buruk kepadanya, ia akan menerimanya saja karena keputusasaan yang sangat mendalam membuatnya berpikir ingin segera mengakhiri hidupnya.
“aku adalah orang yang mewariskan kekuatan itu kepada orang sebelummu.” ucap sosok cahaya tersebut.
“berarti anda adalah sang leluhur, maafkan hamba terlambat menyadari.” ucap Hong Cheung walau masih dengan nada lemas.
“tidak kau salah, aku bukan leluhur.” ucap sosok cahaya tersebut.
“kalau begitu siapa anda tuan? .” Hong Cheung bertanya.
“aku adalah dewa yang mewariskan ’jiwa dewa’ pada manusia.” jawab sosok cahaya tersebut.
“maafkan hamba ya dewa, hamba tidak menunaikan tugas dengan baik.” ucap Hong Cheung bersujud langsung percaya bahwa sosok cahaya didepannya benar adalah dewa.
“bangunlah, dan mengapa kau percaya begitu saja? Bisa saja aku berdusta.” ucap sosok cahaya tersebut.
“guru hamba mengatakan bahwa warisan itu berasal dari dewa, hamba yakin tidak ada orang selain hamba dan pewaris sebelumnya yang mengetahui fakta tersebut.” ucap Hong Cheung mulai bangun dari sujudnya.
“sekali lagi maafkan hamba, ambillah nyawa ini karena tiada lagi alasan hamba tetap hidup di dunia ini.” lanjut Hong Cheung.
“bagaimana jika aku memberikan kau alasan untuk tetap hidup?.” ucap sosok cahaya tersebut.
“hamba akan melaksanakannya dengan baik namun pewaris terakhir telah tiada karena kesalahan hamba, hamba lebih baik mati.” jawab Hong Cheung menolak dengan halus.
“bagaimana jika bayi itu tetap hidup.” ucap sosok cahaya tersebut.
Hong Cheung yang kala itu tidak percaya bahwa bayi itu akan tetap hidup hanya menjawab dengan ucapan “tentu hamba akan membesarkannya dengan kasih sayang dan melatihnya hingga menjadi kuat.”
“baiklah.” setelah mengatakan hal itu, sosok cahaya tersebut mengeluarkan bola berwarna hitam seukuruan kelereng, bola tersebut terbang menuju tubuh sang bayi.
beberapa saat kemudian wajah sang bayi mulai tidak memucat lagi dan suara napas perlahan bayi mulai terdengar kembali.
“dia benar –benar hidup kembali.” ucap Hong Cheung tidak percaya, tangis sedih sebelumnya berubah menjadi tangis bahagia.
“terima kasih dewa.” bersujud Hong Cheung sebagai tanda terima kasih.
“bangunlah, tepati perkataanmu sebelumnya.” ucap sosok cahaya tersebut.
“hamba akan menepatinya dewa.” penuh rasa syukur Hong Cheung menggendong dan mengusap lembut kepala bayi tersebut.
Usapan lembut itu membuat sang bayi terbangun, ia membuka kedua matanya melihat kekiri dan kekanan Hingga beberapa saat kemudian terjadi hal yang membuat Hong Cheung kaget setengah mati.
“dimana ini? Aku sangat lapar.” bayi tersebut mengeluarkan sebuah kalimat.
Hong Cheung membelalakkan matanya seakan matanya dapat keluar dari tempatnya, ia tidak percaya melihat apa yang ada di depan matanya, bukan perkataan bayi tersebut yang membuat dia kaget namun karena bayi itu mengeluarkan suara serak layaknya pria dewasa.
“ba- ba- ba- bagaimana ini bisa terjadi, bagaimana bisa bayi berbicara dengan suara seperti pria dewasa.” saking kagetnya Hong Cheung tidak sadar berteriak sangat keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Anak Umak
agak jijik baca yang namanya " Tenaga dalam "
2024-03-08
0
✵⃝⃟⃠|𓆩 Lim-Chan𓆪 𓆩𖤍𓆪
baca karya ku juga bang "Ledakan Surgawi"
2021-10-03
3
Sukma Langit
joosssh 👍
2021-09-16
0