Senyum-senyum sendiri

Raka melirik jam di tangannya. Begitu jam makan siang tiba, ia mengambil ponsel di atas nakas, lalu segera pergi.

Raka tidak berjalan ke arah parkiran roda empat, melainkan roda dua. Kali ini Raka berpenampilan layaknya seperti karyawan biasa dengan mengendarai motor. Dia benar-benar menutup jati dirinya sebagai anak orang ternama dengan fasilitas mewah menyelimuti dirinya.

Tak membutuh waktu lama, Raka mengambil kunci motor di dalam saku dan mulai mengendarai motornya itu untuk menuju ke tempat biasa dia nongkrong bersama dengan teman-temannya itu.

Sampai di cafe, Raka memakirkan motornya dan masuk ke dalam untuk menemui Tommy.

"Huft...!!! Capek banget," keluh Raka sembari duduk dan mengambil minuman Tommy lalu meminumnya.

"Eh, minuman gue!" Tommy mengambil kembali minumannya, tapi Raka sudah duluan meminumnya.

"Ahhhh... Seger banget," ucap Raka menyerahkan kembali minuman Tommy.

"Habis minuman gue." Tommy melihat gelasnya sudah kosong.

"Pesan lain sana!" ucap Raka dengan santai. Tommy pun memanggil pelayan untuk memesan minuman dan makanan yang biasa mereka makan.

Tommy sekarang menatap Raka dengan penuh tanya.

"Lo kenapa?" tanya Tommy melihat Raka begitu kelelahan.

"Gak kenapa-kenapa. Cuma kepanasan aja," jelas Raka sembari mengambil tisu untuk menghapus keringat di wajahnya.

"Kepanasan? Kepanasan gimana maksud lo?" tanya Tommy bingung.

"Gue kesini naik motor," jawab Raka dengan spontan.

"Apa? Jadi sekarang lo nggak pakai mobil lagi?" tanya Tommy mulai mengintrogasi Raka.

"Yap! Lo nggak lihat penampilan gue sekarang? Karyawan biasa, Bro." Raka memegang baju yang dipakai untuk menunjukkan pada Tommy.

"Wihh ... Gak nyangka gue ternyata lo benaran serius sama peran lo sekarang ini," Tommy geleng-geleng kepala saat melihat Raka dari atas sampai ke bawah.

"Harus dong. Tapi kayaknya gue juga bisa ni bohongin semua orang dengan penampilan gue sekarang ini." Raka mulai berhalunisasi.

"Maksud lo?" Tommy semakin bingung.

"Jadi dengan penampilan gue sekarang ini, gue bisa nemuin wanita yang benar-benar mencintai gue apa adanya gitu. Gak wanita abal-abal yang cuma mau duit gue doang," jelas Raka dengan serius.

Tommy mengernyit keningnya sambil ia meletakkan tangannya di dahi Raka.

"Gak panas" Tommy mangut-mangut.

"Lo kira gue sakit apa?" ketus Raka menepis tangan Tommy.

"Nggak panas, nggak sakit. Mungkin otak lo yang korslet gak?" tanya Tommy penasaran.

"Lo ini ngomong apa sih? Gue ini normal dan otak gue gak bermasalah " protes Raka kesal.

"Bukan gitu, tapi gue cuma heran aja sama lo. Pikiran lo sekarang udah benar-benar berubah" Tommy mulai mempertanyakan tentang Raka yang tiba-tiba berubah.

"Gak gitu juga. Tapi ini gue mau cerita sama lo. Lo ingat Marisa sepupu gue?" Raka mulai serius.

"Hmm ... Kenapa dengan dia?" tanya Tommy penasaran.

"Gue hubungi dia kemarin, eh tau-taunya malah kesasar ke nomor cewek lain. Dan yang paling gue penasaran itu, tutur bahasa cewek itu sopan banget, Bro," jelas Raka mulai memikirkan Melisa.

"Terus, hubungannya sama Marisa apa?" tanya Tommy bingung.

"Gue penasaran dengan cewek itu dan gue harus bisa kenalan sama dia," ucap Raka penuh semangat.

"Kenapa lo gak kepoin sosial media dia aja," ucap Tommy dengan santai.

"Iya, lo benar juga. Kenapa gue nggak kepikiran sampai kesitu?" Raka mulai mengambil ponselnya dan mengecek sosial media Melisa melalui nomor ponsel Melisa.

Raka tersenyum saat ia sudah menemukan sosial media Melisa.

Dengan lihainya Raka mengkepoin instagram Melisa.

"Cantik juga ni cewek. Berhijab lagi. Hmmm ... Sesuai dengan cewek idaman gue selama ini," batin Raka mulai tersenyum sendiri sembari memikirkan Melisa.

Tommy tidak sengaja melihat Raka tersenyum sendirian, membuat ia curiga dan mengernyitkan keningnya.

"Permisi, Mas" pelayan tersebut meletakkan makanan dan minuman di depan Tommy dan Raka.

"Terima kasih ya," ucap Tommy. Pelayan tersebut tersenyum dan beranjak pergi.

Kini Tommy semakin fokus pada Raka yang dari tadi senyum-senyum sendiri.

"Lo kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Tommy serius.

"Hah?" Raka tersentak kaget dan tetap tersenyum sembari melirik Tommy.

"Lo gak sakit kan?" tanya Tommy semakin penasaran.

"Iya nggak dong," Raka memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya.

"Hmmm ... Pasti ini karena cewek salah sambung itu ya?" Tommy mulai mencurigai.

Raka hanya tersenyum sembari mengangkat alisnya sekilas.

"Gue mau lihat dong foto cewek itu!" Tommy kali ini benar-benar penasaran.

"Ah..!!! Gak usah. Sebaiknya kita makan aja. Sebentar lagi gue harus balik ke kantor." Raka sengaja tidak ingin Tommy mengenali Melisa, karena kali ini dia mulai mencoba serius.

Tommy hanya menganggukkan kepalanya, lalu mulai mencicipi makanan dan minuman yang sudah tersaji di depannya itu.

Setelah makan siang, Raka pamit balik ke kantornya. Karena sebagai karyawan baru, ia harus benar-benar menjaga waktunya.

"Bro! Gue dulu ya!" ucap Raka beranjak bangun dari duduknya.

"Iya" Tommy beranjak bangun dari duduknya.

Raka tersenyum sembari menganggukkan kepalanya dan beranjak pergi. Sedangkan Tommy ia harus ke kasir untuk membayar makanannya itu.

...****************...

Melisa bersama dengan Reno berjalan menelusuri kampus yang akan ia tempati itu.

"Kak! Kayaknya di sebelah sana ada asrama deh!" Melisa menunjuk ke arah asrama kampus.

"Iya. Kenapa?" tanya Reno penasaran.

"Apa sebaiknya aku tinggal di asrama itu aja ya, Kak?" tanya Melisa pada Reno saat melihat asrama kampus yang begitu luas, dan pastinya banyak orang yang tinggal di sana, dan dia berpikirbisa memiliki banyak teman.

"Kamu mau tinggal disana?" tanya Reno dengan serius.

"Iya, Kak. Sepertinya di sana nyaman deh. Apalagi kalau aku tinggal di asrama itu. Di sana pastinya rame kan Kak dan aku mungkin bisa punya banyak teman," jelas Melisa dengan penuh semangat.

"Terus apartemen itu, baru saja kita sewa. Masa kita langsung tinggalin begitu saja," sahut Reno memberi pengertian.

"Kita cuma menyewanya selama sebulan. Jadi aku tetap tinggal di situ selama sebulan, setelah itu aku pindah ke asrama itu ya, Kak," jelas Melisa dengan tangan menunjukan asrama kampus itu. Ia sangat berharap bisa tinggal di asrama kampus, karena ia sangat menyukai keramaian dan hubungan sebuah keluarga.

"Kalau itu keputusanmu Kakak ikut kamu aja. Yang penting kamu nyaman," ucap Reno berusaha memahami keinginan Melisa.

"Makasih, Kakak." Melisa langsung memeluk Reno dengan penuh kebahagian.

"Hmmm ... Sekarang kita pulang yuk!"

"Oh ya, Kak! Apa nggak sebaiknya kita belanja kebutuhan kita dulu di supermarket?"

"Hmmm ... Boleh juga tuh. Yok kita pergi sekarang," ucap Reno beranjak pergi.

Melisa tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, kemudian ia beranjak pergi mengikuti Reno.

Melisa dan Reno berbelanja semua kebutuhannya selama di Jakarta. Setelah semuanya selesai berbelanja, merekapun kembali ke apartemennya.

Terpopuler

Comments

Bibit Iriati

Bibit Iriati

blum ketemuan

2021-05-18

0

Priyanti Prigels

Priyanti Prigels

semoga bener raka g playboy kya duĺu

2021-05-16

0

Niluhminia Wati

Niluhminia Wati

Knpa gk bisa sih membuka episode selanjutnya ?

2021-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bandung-Jakarta
2 Salah sambung
3 Raka mulai kepo
4 Senyum-senyum sendiri
5 Lelah menjadi orang tampan
6 Mulai ada sesuatu
7 Deg-degan
8 Sah menjadi pacar
9 Dibalik Playboy nya Raka
10 Tobatnya Raka
11 Ketahuan
12 Ketulusan Raka
13 Pindah ke asrama
14 Kejutan dari teman sekamar
15 Kejutan Raka
16 Aroma Penghianat
17 Kebahagian Raka
18 Tabrak lari
19 Melisa Siuman
20 Antara bahagia dan kecewa
21 Candaan Reno
22 Harus berpisah
23 Kedatanganmu Semangatku
24 Keluarga Melisa
25 Pertengkaran kecil
26 Pamit
27 Tidak direstui
28 Ada harapan baru
29 Gagal bertemu
30 Baikan dan prahara
31 Sedih dan senang
32 Pernikahan Raka
33 Perpisahan dan Pertemuan
34 Trik Raka mengambil hati Orangtua Melisa
35 Harapan dan Keegoisan
36 Kedatangan Melisa
37 Terkekang
38 Kejar-kejaran
39 Saling Merindukan
40 Apes
41 Pertengkaran
42 Tidak sengaja bertemu
43 Masalah
44 Menguburkan Ego
45 Kedatangan Raka, kabar bahagia
46 Haruskah ada yang menghalangi Restu?
47 Gombalan dan Trik Raka
48 Lamaran
49 Pengajian
50 Pernikahan (1)
51 Pernikahan (2)
52 Malam pertama
53 Posesifnya Raka
54 Hampir dan kecewa
55 Salah tingkah
56 Perhatian Raka
57 Morning Kiss
58 Hal kecil dan Luka
59 Kepiluan Masa Lalu
60 Kejutan (1)
61 Kejutan (2)
62 Dasar Raka
63 Persilihan dan Kedatangan Tommy
64 Kecemburuan Seorang wanita
65 Party ala Raka
66 Godaan Paling Memalukan
67 Bertemu Teman dan Kecemburuan
68 Awal Mula Timbul Rasa Cinta Siska
69 Sebuah Rahasia yang Belum Terungkap
70 Sama-sama Junior
71 Teori Bercinta
72 Kode dari Reno
73 Keromantisan Di Sebuah Restoran
74 Kejujuran Raka
75 Ketahuan
76 Merasa diacuhkan
77 Godaan Sebelum Berangkat Kerja
78 Mulai Cinta dan Adanya Pihak Yang Tidak Suka
79 Hampir saja
80 Tuduhan Dan Luka
81 Pertengkaran
82 Rahasia
83 Kabar Duka
84 Kepulangan Raka
85 Usaha Raka Dalam Menghibur Melisa
86 Keseruan dan Jatuh Sakit
87 Bulan Madu Dadakan
88 Saling Jujur
89 Kembali Ke Rumah
90 Bingung
91 Salah Paham Berujung Percintaan
92 Kejujuran Dalam Bercinta
93 Terciduk
94 Perasaan Yang Aneh
95 Hampir terciduk
96 Pertemuan yang Menggetarkan Hati
97 Ada Orang yang Sedang Memikirkanmu
98 Gosip Pagi Hari
99 Pulang Ke Bandung
100 Barbeque membawa berkah
101 Tobatnya Tommy
102 Lamaran Reno-Siska
103 Kecelakaan Kecil
104 Manjanya Melisa
105 Pembalasan
106 Kepulangan Raka
107 Kepulangan Raka 2
108 Kabar bahagia
109 Hamil
110 Sensitivitas Melisa
111 Konsultasi
112 Ngidam Vs Sensitivitas
113 Tingkah Ibu Hamil
114 Tingkah Ibu Hamil 2
115 Kecemburuan Raka
116 Persiapan pernikahan Siska
117 Kecelakaan
118 Kabar Duka
119 Kabar bahagia
120 Menikah
121 Duka kembali datang
122 Rapuh
123 Rapuh 2
124 Sosok Mantan
125 Kehadiran Mantan
126 Kejahilan Tommy
127 Kesedihan Tommy
128 Rumah Sakit
129 Pulang
130 Curhatan Anak Pada Sang Ibu
131 Keikhlasan Siska
132 Kepulangan Melisa
133 Kehamilan Siska
134 Kemarahan Raka
135 Bingung
136 Keputusan Mendadak
137 Kembalinya Keluarga Melisa
138 Terungkapnya Berita Besar
139 Hal yang Tak Seharusnya Terjadi
140 Kembalinya Melisa
141 Terbongkarnya Rahasia Besar
142 Kesabaran Melisa
143 Kecewa
144 Pisah
145 TAMAT
146 Ucapan Terimakasih
147 Info Penting
148 Pengumuman
149 Pengumuman CDT2
150 Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
151 Extra part 1
152 Extra Part 2
153 Extra Part 3
154 Extra Part 4
155 Extra Part 5
156 Novel Dirimu dirinya — Rico Mera ada di NT Guys
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bandung-Jakarta
2
Salah sambung
3
Raka mulai kepo
4
Senyum-senyum sendiri
5
Lelah menjadi orang tampan
6
Mulai ada sesuatu
7
Deg-degan
8
Sah menjadi pacar
9
Dibalik Playboy nya Raka
10
Tobatnya Raka
11
Ketahuan
12
Ketulusan Raka
13
Pindah ke asrama
14
Kejutan dari teman sekamar
15
Kejutan Raka
16
Aroma Penghianat
17
Kebahagian Raka
18
Tabrak lari
19
Melisa Siuman
20
Antara bahagia dan kecewa
21
Candaan Reno
22
Harus berpisah
23
Kedatanganmu Semangatku
24
Keluarga Melisa
25
Pertengkaran kecil
26
Pamit
27
Tidak direstui
28
Ada harapan baru
29
Gagal bertemu
30
Baikan dan prahara
31
Sedih dan senang
32
Pernikahan Raka
33
Perpisahan dan Pertemuan
34
Trik Raka mengambil hati Orangtua Melisa
35
Harapan dan Keegoisan
36
Kedatangan Melisa
37
Terkekang
38
Kejar-kejaran
39
Saling Merindukan
40
Apes
41
Pertengkaran
42
Tidak sengaja bertemu
43
Masalah
44
Menguburkan Ego
45
Kedatangan Raka, kabar bahagia
46
Haruskah ada yang menghalangi Restu?
47
Gombalan dan Trik Raka
48
Lamaran
49
Pengajian
50
Pernikahan (1)
51
Pernikahan (2)
52
Malam pertama
53
Posesifnya Raka
54
Hampir dan kecewa
55
Salah tingkah
56
Perhatian Raka
57
Morning Kiss
58
Hal kecil dan Luka
59
Kepiluan Masa Lalu
60
Kejutan (1)
61
Kejutan (2)
62
Dasar Raka
63
Persilihan dan Kedatangan Tommy
64
Kecemburuan Seorang wanita
65
Party ala Raka
66
Godaan Paling Memalukan
67
Bertemu Teman dan Kecemburuan
68
Awal Mula Timbul Rasa Cinta Siska
69
Sebuah Rahasia yang Belum Terungkap
70
Sama-sama Junior
71
Teori Bercinta
72
Kode dari Reno
73
Keromantisan Di Sebuah Restoran
74
Kejujuran Raka
75
Ketahuan
76
Merasa diacuhkan
77
Godaan Sebelum Berangkat Kerja
78
Mulai Cinta dan Adanya Pihak Yang Tidak Suka
79
Hampir saja
80
Tuduhan Dan Luka
81
Pertengkaran
82
Rahasia
83
Kabar Duka
84
Kepulangan Raka
85
Usaha Raka Dalam Menghibur Melisa
86
Keseruan dan Jatuh Sakit
87
Bulan Madu Dadakan
88
Saling Jujur
89
Kembali Ke Rumah
90
Bingung
91
Salah Paham Berujung Percintaan
92
Kejujuran Dalam Bercinta
93
Terciduk
94
Perasaan Yang Aneh
95
Hampir terciduk
96
Pertemuan yang Menggetarkan Hati
97
Ada Orang yang Sedang Memikirkanmu
98
Gosip Pagi Hari
99
Pulang Ke Bandung
100
Barbeque membawa berkah
101
Tobatnya Tommy
102
Lamaran Reno-Siska
103
Kecelakaan Kecil
104
Manjanya Melisa
105
Pembalasan
106
Kepulangan Raka
107
Kepulangan Raka 2
108
Kabar bahagia
109
Hamil
110
Sensitivitas Melisa
111
Konsultasi
112
Ngidam Vs Sensitivitas
113
Tingkah Ibu Hamil
114
Tingkah Ibu Hamil 2
115
Kecemburuan Raka
116
Persiapan pernikahan Siska
117
Kecelakaan
118
Kabar Duka
119
Kabar bahagia
120
Menikah
121
Duka kembali datang
122
Rapuh
123
Rapuh 2
124
Sosok Mantan
125
Kehadiran Mantan
126
Kejahilan Tommy
127
Kesedihan Tommy
128
Rumah Sakit
129
Pulang
130
Curhatan Anak Pada Sang Ibu
131
Keikhlasan Siska
132
Kepulangan Melisa
133
Kehamilan Siska
134
Kemarahan Raka
135
Bingung
136
Keputusan Mendadak
137
Kembalinya Keluarga Melisa
138
Terungkapnya Berita Besar
139
Hal yang Tak Seharusnya Terjadi
140
Kembalinya Melisa
141
Terbongkarnya Rahasia Besar
142
Kesabaran Melisa
143
Kecewa
144
Pisah
145
TAMAT
146
Ucapan Terimakasih
147
Info Penting
148
Pengumuman
149
Pengumuman CDT2
150
Pengumuman Novel Baru Terbit Di NT/MT
151
Extra part 1
152
Extra Part 2
153
Extra Part 3
154
Extra Part 4
155
Extra Part 5
156
Novel Dirimu dirinya — Rico Mera ada di NT Guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!