Hari-hari cepat berlalu, dan akhirnya kembali ke pekan Tryout.
Beberapa orang masih sibuk bergosip tentang Sang Tiran Sekolah yang kencan diam-diam dengan murid pindahan tertentu.
Bagaimanapun juga, siswa-siswi disini mungkin memang benar-benar sangat muak dengan belajar dan ujian, maka dari itu bergosip tentang Sang Pangeran Sekolahnya juga menjadi hiburan tersendiri.
Belum lagi sebentar lagi ada ada pesta ulang tahun salah satu Pangeran Sekolah.
Beberapa orang sudah menantikan pesta-pesta meriah.
Bagaimanapun juga, apalagi untuk siswa siswi kelas tiga itu, mereka sungguh muak dengan belajar.
Apalagi pekan depan ada ujian lagi, dan itu artinya harus belajar lagi, dan lagi, belum lagi setelah pekan ujian besok, Les tambahan akan diadakan di sekolah.
Lebih banyak buku yang harus dibaca.
Beberapa siswa yang melihat pengumuman di papan kelas terlihat lesu.
Mereka benar-benar iri dengan siswa dan siswi kelas satu dan dua yang masih bisa hi hi ha ha disana sini, masih sempat main cinta-cintaan.
Mereka yang kelas tiga saat ini tengah merasakan krisis.
"Betapa iri dengan, Nana. Dia jelas tidak perlu memikirkan Ujian Masuk Universitas bukan?" Kata seorang siswa.
"Benar, makanya dia sempat main cinta-cintaan disaat seperti ini, apa lagi dengan Tiran Sekolah," jawab siswa pengosip lainnya.
"Sudahlah kenapa kalian memikirkan itu? Bukankan sebaiknya kita memikirkan pesta nanti malam? Lupakan soal Ujian dan Belajar dan mari bersenang-senang," kata seorang siswa yang lain, yang kelihatan sudah melempar buku persiapan ujian masuk universitas di sembarang tempat di lokernya.
"Banar, bukankah kita akan bersenang-senang malam ini? Kenapa musti memikirkan ujian pekan depan? Ujian ya ujian, sudah mari bersenang-senang!!" Kata siswa yang lain.
"Nanti malam pesta topeng bukan?"
"Benar, ah betapa iri untuk yang memiliki pacar bisa mengajaknya ke pesta nanti malam, Ah~"
"Tenang sobat, aku juga tidak punya pacar. Orang tuaku benar-benar ketat soal ini, aku bahkan tidak diizinkan memiliki pacar sebelum lulus ujian masuk universitas."
"Sudah aku bilang jangan membicarakan Ujian Masuk Universitas!!!"
Disisi meja belakang, terlihat Reno dan teman-temannya sedang bergosip juga.
"Reno, kamu harus datang malam ini ke Pesta Ulang Tahun ku," kata Revan dengan semangat.
"Lupakan. Aku malam ini akan belajar beberapa soal untuk Ujian Masuk Universitas," kata Reno dengan dingin.
"Kamu kok jahat sih? Apakah hubungan pertemanan kita selama ini tidak lebih penting dari pada Ujian Masuk Universitas itu?" Kata Revan mendramatisasi suasana.
"Tentu saja, tanpa Lulus Ujian Masuk Universitas, aku tidak akan bisa berkencan," kata Reno lagi.
"Ah~ Batapa jahatnya, lihat dia Alvin, Reno begitu jahat Ah~" kata Revan lagi.
"Tutup mulutmu itu Revan. Owh iya Reno lagipula nanti kan pesta topeng, bukankah ini kesempatan untuk mengajak 'Dia' untuk berdansa? Kalian bisa berdansa tanpa terlalu memunculkan banyak perhatian," usul Alvin tiba-tiba.
"Ah, benar juga. Kamu cerdas, Alvin. Tapi apakah 'Dia' akan datang?"
"Tenang saja, tenang saja!! Aku akan merayu Ketua Kelas agar dia datang!" Kata Revan bersemangat.
"Tutup mulutmu itu," kata Alvin dan Reno yang sudah membuat kode dari tadi akhirnya gagal karena Revan benar-benar langsung menyebut orangnya langsung tanpa inisial.
"Reno, kamu tahu soal rumor kamu berkencan dengan, Nana?" Tanya Alvin.
"Kecan apa?" Tanya Reno binggung.
"Revan, coba tunjukkan foto itu pada Reno,"
Mereka lalu menunjukkan video singkat beserta foto mereka bergandengan tangan yang tersebar di grub-grub pribadi WA pada siswa.
"Kenapa ini bisa terjadi? Astaga, kenapa aku selalu begitu sial kalau bertemu dengan, Nana? Bagaimana kalau 'Dia' nanti salah paham? Akhhhhh" Kata Reno dengan panik.
"Kamu kira Ketua Kelas orang yang suka bergosip?" Tanya Alvin.
"Ya, benar. Ketua Kelas adalah anak yang rajin dan hanya suka membahas hal-hal yang berguna, lihat dari pada kita yang bergosip seperti ini, dia saat ini tengah mengajari beberapa siswa untuk belajar," kata Revan sambil menunjuk kearah depan, dimana terlihat seorang gadis tertentu, dikelilingi oleh beberapa siswa, dengan masing-masing memegang soal, dan beberapa terlihat ada yang bertanya pada gadis itu.
"Dia memang orang seperti itu, lagian dia tidak akan percaya gosip," kata Reno lagi merasa lega.
Reno benar-benar tidak terlalu peduli soal rumor yang beredar tentang dirinya, bahkan walaupun itu rumor buruk atau apapun, untuk dirinya asalkan beberapa yang cukup dekat dengannya tahu kebenarannya dan percaya padanya, itu sudah cukup.
"Jadi mari kita pikirkan pesta nanti malam, bagaimana jika kamu mengirimkan dia gaun pesta coupelan denganmu?" Kata Revan.
"Memilih Gaun ya? Apakah ini masih cukup waktu?" Kata Reno sambil masih berpikir, karena acara nanti malam ini akan terlalu terlambat untuk memilih Set baju untuk nya bukan?
Tapi sebelum itu, harus tahu dulu ukuran baju untuknya, agar pas.
Tunggu, tapi berapa ukuran Ketua Kelas?
Memilikirkan soal 'ukuran' tiba-tiba membuat wajah Reno memerah.
Apa yang kamu pikirkan, Reno disaat seperti ini? Akhhhhh....
Reno mulai bertarung sendiri dengan pikirannya.
...####...
Hari sangat cepat berlalu, dan saat ini pesta sudah akan dimulai. Jam sudah menunjukkan pukul depan malam.
Pesta ini diadakan diatas kapal pesiar mewah yang sudah Keluarga Revan pesan.
Dari arah pintu masuk, sudah banyak mobil berderet antri untuk mengantar Tuan Muda atau Nona Muda mereka.
Satu demi satu, para gadis dan pemuda disini, dibimbing untuk memasuki kapal pesiar setelah menunjukkan kartu undangannya.
Itu juga berlaku untuk seorang gadis tertentu, sabut saja dia Nana.
Pakaian yang gadis itu kenakan mungkin tidak semewah yang orang lain pakai, namun gaun itu cukup cantik saat gadis itu pakai.
Dia menunjukan kartu undangan, lalu mulai masuk kedalam dengan gugup.
Maklum, ini adalah pertama kalinya dirinya datang ke pesta seperti ini.
Namun sungguh sial, dia harus bertemu Merry di pintu masuk.
Ini adalah awal kesialan yang lainnya.
...####...
Di suatu tempat, diluar kapal terlihat pemuda tertentu sedang membawa sebuah kotak mewah, tengah berjalan masuk ke kapal pesiar dengan terburu-buru, dia melihat kearah tam tangan ditangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit.
Sial, apakah terlambat kah?
Awalnya Reno berniat memberikan hadiah itu pada Ketua Kelas saat menjemputnya, namun ternyata memilih baju lebih lama dari pada yang Reno kira.
Jadi Reno hanya bisa berjanji untuk bertemu Ketua Kelas di dekat pintu masuk kapal.
Ketika memasuki kapal itu, Reno melihat seorang gadis tertentu sedang duduk didekat lorong.
Dia mengenakan gaun pesta berwarna hitam, selutut pada bagian depannya dan agak panjang dibagian depannya. Dirambutnya ada sebuah jepit rambut berwarna hitam dengan hiasan permata.
Pakaian itu terlihat simpel, namun juga elegan, cocok dengan image dari Ketua Kelas.
Setelah melihat gadis itu menoleh ke arah nya, jantung Reno tambah berdebar.
Hari ini gadis itu tidak memakai kacamatanya, sepertinya memakai kontak lensanya.
Dia sudah begitu cantik memakai baju itu. Astaga, apa dirinya salah mencoba mau memakai baju pasangan dengan nya?
Hari ini dirinya sengaja memilih baju berwarna putih, karena sepertinya itu akan terlihat manis saat dipakai Ketua Kelas nanti, namun pada akhirnya apapun baju yang gadis itu pakai, itu tetap terlihat cantik padanya.
Gadis itu tersenyum kearah Reno, lalu berkata,
"Aku tebak, kamu pasti terlalu lama memilih baju,"
Muka Reno memerah, lalu memberikan kotak itu pada gadis itu.
"Kuharap kamu menyukainya,"
Gadis itu lalu membuka kotak itu, dan sedikit terkejut,
"Apakah pilihan ku aneh?"
"Tidak, sih. Cuman warna putih? Ini seperti kamu habis membelikan ku gaun pengantin saja, warnanya putih."
"Apa? Jika aku membelikan mu Gaun Pengantin tentu saja ini akan jadi lebih mewah, lagi pula ini hanya Gaun Pesta biasa."
Namun setelah menyadari ucapannya, Reno jadi malu sendiri.
Lalu ada keheningan canggung antara keduanya.
"Ehmm, kurasa aku akan kekamar mandi untuk ganti baju?" Kata gadis itu memecah keheningan.
"Baiklah, aku akan menunggumu didalam."
"Owh iya, aku juga punya sesuatu untuk mu."
"Apa?"
"Tutup matamu."
"Kenapa jadi begitu misterius?" Kata Reno penasaran, namun tetap menutup matanya.
Tidak sampai satu menit, gadis itu menyuruh Reno membuka matanya, membuat Reno bertanya-tanya, apa sebenarnya yang gadis itu berikan.
"Nanti kamu akan tahu."
"Ini bukan sesuatu yang memalukan bukan?"
"Ini adalah sesuatu yang membuat mu lebih tampan!"
"Jadi sekarang aku tidak tampan?"
"Apa? Kalau kamu tidak tampan, lalu kemungkinan besar tidak ada pria tampan di dunia ini."
"Kamu....."
Belum selesai Reno bicara, gadis itu sudah pergi dan melambaikan tangan nya.
...####...
Di dalam, suasana sudah cukup ramai, semua orang sudah mengenakan topeng masing-masing hingga tidak saling tahu wajah masing-masing.
Ini benar-benar memiliki sensasi tersendiri untuk Reno. Jadi ketika dirinya masuk, tidak ada terlalu banyak perhatian khusus.
Tapi setidaknya, Reno tahu seseorang yang ada ditengah pesta ini, yaitu temannya Revan, dia benar-benar tidak memakai topeng, hanya dia yang tidak memakainya.
Reno lalu menyapa Revan,
"Selamat Ulang Tahun,"
"Reno? Ini kamu, Reno?"
"Kenapa?" Tanya Reno binggung.
"Kamu tahu Reno, ini bukan seperti gayamu memakai sebuah bunga di Jas yang kamu pakai,"
"Bunga?"
"Benar, bunga mawar putih, namun ini terlihat serasi padamu,"
Reno lalu tersenyum tiba-tiba,
"Behhh, aneh," komentar Revan binggung melihat Reno tersenyum sendiri.
Kemudian keduanya mulai ngobrol-ngobrol sampai Alvin datang.
Karena sudah jam segini, Pesta akan segera dimulai, ini diawali dengan Dansa.
Namun sepertinya seseorang yang Reno tunggu belum datang.
Beberapa orang sudah mulai menari bersama pasangan yang mereka masing-masing pilih, diiringi oleh musik piano yang indah.
Beberapa gadis masih terlihat penasaran melihat Sang Tiran Sekolah masih berdiri didekat tempat minum. Terlihat sedang menunggu seseorang.
Owh, apakah Sang Pangeran tengah menunggu Cinderella nya?
Namun beberapa saat kemudian, ada seorang gadis tertentu yang mendekatinya, dia mengenakan pakaian biru yang terlihat sangat cantik dan mewah.
Tanpa dilihat pun, Reno tahu siapa, itu Merry yang berniat mengajak Reno berdansa, namun Reno tolak dengan lembut.
Tidak berapa lama, pintu ke ruang masuk Pesta Tiba-tiba terbuka.
Dari sana terlihat seorang gadis dengan gaun panjang berwarna putih. Dengan topeng bulu putihnya, dan hiasan rambut mewah berwarna hitam.
Semua orang mengalihkan pandangannya pada gadis itu.
Untuk sesaat musik piano terhenti.
Seolah yang di tunggu telah tiba, Reno menghampiri kearah gadis tersebut.
Dia lalu mengulurkan tangannya mengajak gadis itu berdansa dengannya.
Saat ini musik digantikan oleh musik dari biola.
Reno mulai berdansa ditengah kerumunan.
Tanpa sadar, sebenarnya dibelakang gadis bergaun putih itu ada gadis bergaun hitam tertentu, gadis itu menatap tanpa ekspresi pada kejadian yang ada didepannya.
Dalam hatinya dia berharap, nanti orang itu tidak marah padanya.
Karena selalu ada hal-hal yang selalu diluar rencana.
Namun, ketika musik kembali menjadi Piano, Reno sadar ada yang salah dengan gadis yang ada didepannya.
Suara piano berganti, dan kali ini alunan musik menjadi lebih ceria, bahkan terdengar lebih bagus dari sebelumnya. Ini seperti.....
"Kamu siapa?" Kata Reno tiba-tiba.
"A... Aku Nana. Tadi Ketua Kelas memberiku Gaun ini karena Gaunku rusak... Aku...."
Nana mulai bercerita bagaimana dia dan ketua kelas bertemu dikamar mandi, saat gaun Nana rusak dan basah gara-gara disiram jus oleh Merry.
Tanpa mendengar keseluruhan ceritanya, Reno kurang lebih tahu apa yang terjadi.
Tapi ini adalah Gaun yang sudah dirinya pilih dengan susah payah.
Rasanya ada rasa kecewa dihatinya.
Reno ingin marah pada gadis itu namun tidak bisa. Reno lah yang paling tahu seberapa baik gadis itu, seberapa baiknya Ketua Kelas.
Dia akan selalu baik pada semua orang, suatu ketika ada seseorang dikelas lupa membawa buku materi penting, gadis itu diam-diam mencari buku materi di perpustakaan dan kemudian meminjamkan buku miliknya seolah-olah dia tidak berniat menggunakan buku itu.
Suatu ketika, ada kegiatan kelas seperti festival olahraga di cuaca yang begitu panas, diam-diam dia akan membeli banyak minum dingin untuk seluruh kelas dan bilang itu bonus dari sekolah.
Dan banyak lagi hal-hal menarik yang sering dia lakukan diam-diam, seperti memberi makan kucing kecil dipinggir jalan dekat sekolah.
Dia yang selalu begitu baik pada semua orang tanpa memikirkan balasannya.
Owh dan jangan tanya bagaimana Reno tahu semua itu, karena entah dimana itu, tatapannya akan selalu menemukan gadis itu.
Itulah Ketua Kelas yang dirinya sukai, seorang gadis pekerjaan kelas dan baik hati.
Jadi Reno tidak bisa untuk mencoba marah pada gadis itu.
Ya, karena ini memang gaya gadis itu, dan ini memang terlihat seperti dia, Ketua Kelas yang Reno sukai.
Dan lihat, saat ini gadis itu diam-diam bermain piano untuk musik dansa ini, mungkin pemain piano sebelumnya ada masalah?
Ya, agar semua orang tetap bisa menikmati pestanya.
Bahkan walaupun saat ini Reno berdansa dengan orang lain, diam-diam tatapan matanya bertemu dengan gadis itu disana.
Gadis itu yang terlihat begitu cantik saat menaikkan pianonya, dengan gaun hitam nya terlihat sangat cocok. Bahkan jepit rambut berwarna putih dirambutnya.
Tunggu?
Jepit rambut berwarna putih??
Itu adalah bagian dari Asesoris yang Reno beli dengan gaun putih itu.
Berpikir gadis itu tetap memakai bagian dari hadiah yang dirinya berikan, membuat Reno tidak bisa berhenti tersenyum.
Ah~
Ketua Kelas benar-benar sangat manis~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments