Ini adalah hari yang lain, cuaca yang seharusnya cerah, tiba-tiba menjadi hujan lebat.
Saat bel sekolah mulai berbunyi, menandakan akan berakhirnya kelas hari ini, siswa-siswi berbondong-bondong keluar kelas untuk pulang.
Namun, beberapa merasa kecewa melihat derasnya hujan diluar. Beberapa untungnya sudah siap membawa payung di tas nya. Beberapa lainnya memiliki supir mereka membawakan payung untuk majikan mereka dan mengantarkannya sampai mobil tanpa basah.
Namun dibeberapa kejadian, seringkali terjadi beberapa kecerobohan dan kesialan.
Saat ini, sekolah mulai sepi, sudah banyak orang yang pulang ke rumah masing-masing walaupun hujan. Lagipula besok akhir pekan, siapa yang ingin menghabiskan berlama-lama di sekolah?
Begitu pula dengan Reno, saat sampai diujung gedung yang sepi, dia melihat gadis tertentu terlihat sedang menelepon seseorang.
"Apa? Mobil tiba-tiba macet dijalan? Jadi akan terlambat untuk menjemput ku?"
Reno tentu kenal dengan suara dingin itu. Siapa lagi kalau bukan Ketua Kelas?
Sepertinya dia kerepotan karena tidak membawa payung, juga supir nya terlambat karena beberapa kejadian.
"Tidak usah, aku akan naik taksi." Kata gadis itu dengan tenang.
Tidak lama kemudian dia melihat gadis itu memencet lagi ponselnya, sepertinya memesan taksi online.
Reno tidak lagi memperhatikannya, sepertinya percuma juga khawatir tentang bagaimana nanti gadis itu pulang tanpa payung nya, bagaimanapun juga, Ketua Kelas berasal dari keluarga tertentu yang tidak bisa disentuh, keluarganya sangat-sangat kaya dan terpandang.
Mereka berdiri berdampingan didepan pintu gedung, menunggu jemputan masing-masing. Tentu saja Reno mana mungkin membawa payung?
Memang dirinya terlihat seperti seseorang yang akan membawa payung?
Gadis itu sepintas melirik kearah Reno, terlihat penasaran.
"Aku tidak membawa payung," kata Reno datar.
"Tentu saja aku tahu," balas gadis itu datar.
Diam-diam ketika tidak ada orang disekitar mereka, keduanya akan berbicara tentang hal-hal kecil. Hubungan mereka memang tidak buruk sejak kelas satu, namun juga tidak terlalu dekat.
Seperti sebelumnya, gadis itu akan selalu meminjamkan buku tugas atau catatannya pada Reno.
Disaat yang sama, saat Reno diam-diam mengembalikan buku itu pada Ketua Kelas, dia akan memberikan beberapa camilan manis atau milk tea kesukaan gadis itu untuknya.
Disisi lain, ketika Reno kadang selesai bermain basket, dia akan mendapatkan minuman dingin dari gadis itu, dengan catatan kecil bertuliskan balasan dari milk tea terakhir kali.
"Aku pikir Ketua Kelas bukan tipe orang yang tidak akan membawa payung?"
"Hari ini aku mengganti Tas. Payung ada di Tasku sebelumnya,"
"Ah, jadi Tas milikmu rusak karena kejadian kemarin?"
"Kotor."
Lalu ada keheningan diantara keduanya.
"Maaf soal kejadian kemarin."
"Itu bukan salahmu, lagi pula beberapa orang di dunia ini ada yang memiliki pikiran-pikiran tidak terduga dan tidak masuk akal yang tidak akan bisa kita tebak secara logika nalar manusia."
Reno diam-diam tertawa mendengar komentar sengit gadis itu.
Ya benar, sebenarnya kemarin ada sebuah kejadian yang cukup menghebohkan.
Ini semacam kisah tentang pahlawan menyelamatkan kecantikan, tapi itu hanya dari luarnya saja, kisah sebenarnya tidak seperti itu.
Sebenarnya ini sudah dimulai sejak awal semester ini, sejak ada seorang siswi pindahan baru, bernama Nana. Dia dipindahkan ke SMA Elite ini karena dia pintar, bukan karena dia Kaya. Jadi dia menjadi bahan bullian siswa-siswi disini, karena Sekolah ini bukan sekolah biasa, melainkan Sekolah Elite Khusus untuk anak-anak kaya, itupun tidak semua anak kaya bisa masuk, namun harus memiliki koneksi khusus untuk masuk atau mereka benar-benar yang terpilih, terutama agar bisa masuk ke Kelas Khusus A-1. Yang Kaya dari yang Kaya.
Namun sepertinya dia dalam kondisi khusus makanya diterima di sekolah ini.
Pada Ujian Tengah Semester lalu, dia mendapatkan peringkat pertama.
Itu artinya posisi dia menggeser posisi gadis tertentu, dari awalnya posisi 10 Besar ke peringkat 11 di sekolah, dan menggeser peringkat kelas ya dari 5 ke 6.
Peringkat Ketua Kelas jadi turun, tidak lagi masuk 10 Besar Kelas dan tidak lagi 5 Besar di Kelas. Dan itu membuat gadis itu bermasalah dengan keluarganya.
Dia harus lebih banyak mendapatkan kelas tambahan diluar, buku yang dia baca harus lebih banyak lagi.
Sampai suatu saat disesi istirahat, Reno melihat ketua kelas mimisan karena terlalu banyak belajar.
Reno melihat itu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya sakit dan kesal, itu juga awal kenapa Reno mulai membenci si peringkat satu Nana, dan melampiaskan rasa kesalnya pada Nana. Sedikit kekanak-kanakan memang.
Dan kejadian pembulian pun bertambah parah, belum lagi karena sikap Nana yang dari awal masuk memang bersikap agak agoran dan sombong.
Namun, semua orang tahu, kalau Ketua Kelas itu orang yang baik. Jadi sempat beberapa kali, dia mau menolong Nana. Bagaimana pun juga, Reno tidak akan pernah membiarkan 1 helai rambutpun milik Ketua Kelas sampai kotor apalagi terluka karena melindungi Nana, jadi pada ahirnya Reno membantu melindungi Nana beberapa kali salah satunya saat Nana hendak dia dilempar tepung dan telur.
Dan terjadilah kejadian itu kemarin, kebetulan yang kena lempar telur hanya Reno dan Tas milik Ketua Kelas.
Tapi hal itu membuat kesalahpahaman besar.
Pahlawan yang menyelamatkan kecantikan, kisah romantis cinta dan benci, begitulah rumor yang beredar.
Hal itu membuat Nana sangat jadi Geer sekali, dan bahkan bersikap caper didepan Reno. Juga membuat Merry salah satu gadis yang mengejar-ngejar Reno cemburu tidak jelas seolah-olah pacarnya di rebut oleh Nana, dan akhir nya membuli Nana, dan salah satunya adalah insiden telur kemarin.
Seperti yang tadi kata Ketua Kelas bilang, beberapa orang di dunia ini ada yang memiliki pikiran-pikiran tidak terduga dan tidak masuk akal yang tidak akan bisa ditebak secara logika nalar manusia. Entah plot melodramatis macam apa yang membuat Nana dan Merry jadi seperti itu.
Reno tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis saat memikirkan ini. Kenapa hanya gadis-gadis bermasalah yang mendekatinya.
Dan lagi, baru juga dibicarakan, orang nya sudah muncul.
Marry datang menyapa dan langsung merangkul tangan Reno entah dari mana membuat Reno kaget. Kebetulan juga Supir Reno juga sudah datang membawa payung, jadi Reno segera melepaskan diri dari Marry dan berniat memberikan payung itu pada Ketua Kelas.
Namun ketika tangannya terulur, entah dari mana tiba-tiba Nana ternyata ada di depan Ketua Kelas.
Mengambil payung itu dengan tatapan malu-malu dan mengucapkan terimakasih banyak pada Reno. Terlihat dia sangat senang karena dia kira Reno memberikan payung padanya agar tidak kehujanan, karena memang dia tidak membawa payung.
Tapi itu membuat drama tambahan karena Marry terlihat tidak terima dan mencoba mengambil payung itu dari Nana.
Reno tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Sepintas dia melihat kearah Ketua Kelas, yang terlihat menampilkan sedikit senyum diujung bibirnya lalu menutupnya degan tangan nya seolah sedang mencoba menahan tawanya, untuk menertawakan Reno.
"Aku duluan ya teman-teman. Sepertinya Taksi yang aku panggil sudah datang," kata Ketua Kelas melepaskan kacamatanya lalu berlari dari pintu menuju gerbang dengan tas dikepalanya, seolah tidak memperhatikan kejadian tadi.
Reno kemudian memberikan kode ke Supir nya, dan mengambil Payung yang di pakai Supir itu, dia menyuruh Supir itu pulang dirinya akan pulang sendiri.
Lalu Reno mengejar Ketua Kelas, terlihat terburu-buru dengan payung terbuka yang dibawanya.
...####...
Sebenarnya jarak ke gerbang hanya sekitar 100 meter saja, dan lagi sebenarnya di gerbang ada tempat untuk berteduh, jadi usaha Reno untuk mengejar Ketua Kelas terbukti sia-sia.
Begitu Taksi pesanan Ketua Kelas datang, setelah Reno menutup Payungnya, dia ikut masuk.
Gadis itu menatap Reno heran.
"Apa? Supirku masih di gedung dan tidak memiliki payung lagi, tahu sendiri payung nya dimana. Jadi terlalu malas menunggunya. Bukankah lebih baik aku sekalian naik Taksi dengan mu? Lagipula kita searah," kata Reno membuat alasan.
"Aku tidak pulang, aku akan langsung ke tempat Les sekarang."
"Bukankah kemarin sudah?"
"Hari ini Les Matematika kemarin Fisika."
"Setiap hari?"
"Begitulah, Les ku ditambah."
"Kamu tidak lelah?"
"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan."
Reno tidak lagi bisa berkata-kata mendengar jawaban dingin itu.
"Sudahlah. Ngomong-ngomong kamu kenapa tadi hujan-hujanan? Kamu nanti sakit, lihat sekarang bajumu basah begini."
"Sesekali menikmati hujan tidak masalah, bukankah itu sedikit menyenangkan juga untuk basah?"
"Owh, jadi kadang kamu juga masih ingin bersenang-senang walau tahu kamu akan kedinginan?"
Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Reno membuka jaketnya lalu memakaikannya pada gadis itu.
"Kamu perhatian sekali. Pantas saja banyak gadis-gadis menyukaimu dan mengejar mu," katanya santai sambil membenarkan jaket yang Reno pakainkan padanya.
Kadang Reno ingin bertanya, apakah kamu salah satunya dari gadis-gadis yang menyukai dirinya?
Tapi Reno mana berani bertanya.
"Gadis-gadis konyol itu. Lagipula aku hanya baik padamu," kata Reno dengan nada bercanda.
"Iya-iya, Renoku yang paling tampan. Lihatlah wajahmu yang manis dan tampan ini, ini jelas alasan kenapa mereka tergila-gila padamu," kata gadis itu sambil memegang wajah Reno dengan kedua tangannya, lalu mencubit ringan pipi Reno, dengan nada bercanda.
Sepintas wajah Reno sedikit memerah karena malu mendengar pujian dan sentuhan tiba-tiba itu. Lalu berkata dengan nada ragu dan kaget.
"Kamu....."
"Apa? Ah, aku begitu dingin. Kenapa kamu begitu hangat, Reno?" Katanya lagi sambil tiba-tiba merangkul Reno, lalu bersandar dipundaknya.
"Itu karena kamu hujan-hujanan."
"Hmm, mungkin juga. Ah begitu hangat dan nyaman disampaigmu. Membuat ku merasa mengantuk."
"Kalau begitu tidurlah."
"Hmm, bangunkan aku kalau sudah sampai."
Padahal awalnya Reno hanya membuat lelucon, namun ternyata gadis ini benar-benar tertidur begitu Reno bilang untuk tidur.
Perlahan Reno, mempererat rangkul mereka agar bisa membuat gadis itu merasa lebih hangat.
Perlahan, aroma harum dan lembut memasuki penciuman Reno. Aroma menenangkan dan nyaman.
Reno perlahan melihat kearah samping, ke gadis itu yang saat ini tertidur pulas tanpa pertahanan.
Ditatapnya lekat wajah gadis itu begitu cantik, lalu melihat kearah bibir merah muda lembut yang terlihat menggoda itu.
Disentuhnya bibir itu dengan jarinya.
"Tidakkah kamu terlalu ceroboh? Memperlihatkan wajah yang begitu imut dan tanpa pertahanan ini disekitar ku? Seolah mengijinkan ku melakukan apapun yang aku suka padamu. Aku sudah cukup berusaha keras untuk menahan diri," guma Reno lirih, yang mungkin hanya bisa dia dengar.
Perlahan Reno mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu, sampai jarak tinggal satu sentimeter.
Namun Reno langsung kembali membuat jarak, sebelum benar-benar melakukannya.
"Tunggu sampai kamu benar-benar menjadi milikku."
Lalu Reno memalingkan wajahnya, dan menatap keluar jendela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Devi Handayani
lanjutt thorr... mantap ceritanyaa😄
aku cukak😍😍
2022-07-18
1
mamika
ini msh bab brp,aq ud fallin in love sm Reno..pliss prnah ngalami dl,deket tp tau qt g bs terbuka sm temen2 sekolah.yg ad nyaman aj saat b2..aq yg tukang molor di kelas,slalu digangguin wkt istrht sm si doi☺tuhhh kann inget masa itu,masa dimana aq sdh sadar dg siapa aq brhadapan,trlalu jauh jarakny..😊
2022-06-08
2
Kar Genjreng
ah😌😌😌😌 sebuah tantangan bikin panas memburu 🤗🤗🤗🤗🤗🤣🤣🤣🤣
2022-03-09
1