Aturan yang menekan

Prov Biru

"Biru kamu udah sholat nak?" Tanya ibu masuk ke kamar ku.

" Belum bu?" Jawab ku dengan tangan yang terus sibuk memegang pensil untuk menggambar sketsa di buku, buku yang tadi dikembalikan Nera pada ku, buku yang berisi perasaan ku setiap hari nya, seperti buku Diary namun ku tuang kan dengan cara yang berbeda, Aku lebih senang menuangkan perasaan ku melalui gambar, bukan dengan tulisan.

" Bentar lagi Biru sholat bu, selesaikan ini dulu,"

" Nanggung,"

Wanita yang menurut ku begitu cantik dan lembut itu berdiri terus membelai rambut ku,

" Kamu lagi gambar apa?"

" Lagi buat sketsa wajah aja bu?"

" Gambar mu semakin baik sekarang,"

" Ibu bangga sama kamu,"

Aku tersenyum menatap ibu,

" Biru berbakat kan karena turunan dari ibu,"

" Ibu Biru kan paling jago kalau masalah menggambar," Puji ku pada ibu yang terlihat senyumnya semakin lebar sekarang.

Ibu seorang tukang jahit, dia juga mahir membuat sketsa model pakaian, banyak pelanggan nya dari orang-orang penting di kenegaraan. kadang mereka meminta ibu untuk membuat model baju kebaya atau gaun untuk di guna kan saat menghadiri acara penting. dan kamu pasti tahu sekarang bahwa bakat menggambarku memang tertular dari ibu.

" Anak ibu bisa aja muji nya,"

" Ya udah sholat dulu,"

" Waktu sholat Ashar sudah dari tadi lho nak,"

" Nanti di lanjutkan lagi gambar nya,"

" Baik bu," Aku langsung berdiri dari kursi belajar, berusaha untuk tidak membuat ibu ku kesal karena harus mengulang ucapan nya. segera aku menyusul langkah ibu dan berjalan menuju tempat Whudu.

Selesai sholat Aku kembali melanjutkan menggambar, namun kembali terdengar teriakan dari arah luar kamar ku,

" Bi... ada Marvan di luar,"

" Temui dulu sana,"

" Ya bu," Aku tersenyum mendengar Marvan datang, ada rasa senang karena sudah seminggu ini dia tak main ke sini, Aku kembali bangkit dari kursi, Menghampiri cermin panjang yang menempel di lemari pakaian ku, membenarkan rambut ikal ku yang ku ikat tinggi, lalu melangkah menuju teras samping rumah, Aku sudah tahu kebiasaan teman ku itu, jika datang pasti akan langsung duduk dan menunggu ku di sana.

Bibir ku langsung menarik lebar untuk menciptakan senyum manis saat melihat dia yang sedang asyik bermain gitar, mendekati nya lalu duduk di samping nya, memperhatikan dia bersenandung merdu bersama petikan gitar di tangan nya.

Saat seperti ini lah aku mengakui kegantengan Marvan, lebih ganteng dari pada saat dia berkeringat karena berlari untuk merebut bola di lapangan basket.

Ada yang lain

Disenyummu

Yang membuat lidahku

Gugup tak bergerak

Ada pelangi

Di bola matamu

Seakan memaksa

Dan terus memaksa

Ada pelangi

Ada yang lain

Disenyummu

Yang membuat lidahku

Gugup tak bergerak

Ada pelangi

Di bola matamu

Dan memaksa diri

Tuk bilang

Aku sayang padamu

Aku sayang padamu

( Pelangi di mata mu by Jamrud)

Hati ku bergetar mendengar lirik terakhir yang di nyanyikan nya, begitu terasa sakit entah mengapa?

" Gimana bagus gak?"

" Bagus kok, kamu makin jago main gitar nya,"

" Lain kali ajarin aku ya," Aku memang mengatakan yang sebenarnya nya, dia semakin piawai menguasai setiap kunci dalam memainkan sebuah lagu.

" Siap nyonya besar,"

" Nanti gue ajari lue lagu ini,"

" Lagu nya lagi hits ini,"

" Ya kemarin aku dengar masuk Top Ten lagu terfavorit di radio KITA ya,"

" Kamu udah bisa aja menghafal kunci nya,"

" Keren," Ujar ku kembali memuji nya.

" Siapa dulu dong... Marvan," Candanya sambil mengelus lembut kepala ku.

Kembali ada getaran aneh di hati ku, setiap kali Marvan melakukan itu di kepala ku, terasa amat nyaman, hingga merasa ingin terus bersama nya.

" Eh gimana kelas baru nya,"

" Seru gak?" tanya ku berusaha mengalihkan perasaan sendiri, aku tak boleh larut semakin dalam, dia sahabat ku.

" Seru, tapi sayang nya gak sekelas sama kamu lagi," Ujar nya sambil tersenyum.

" Ya mau gimana lagi, itu hak mutlak pihak TU untuk merombak kita setiap kenaikan kelas,"

" Tapi aku masih bersyukur karena satu kelas dengan Clemira,"

" Dan kamu kan satu kelas dengan Daffa,"

" Lagian di kelas 3 IPA3 kan banyak cewe cantik nya,"

" Seperti yang selalu elu bilang, yang nama nya cewek ya pasti cantik, kalau ganteng ya itu berarti cowo ," Tawa terdengar keras dari mulut nya.

" Kamu balikin omongan aku ya Van," Ujar ku sambil memukul bahu nya.

" Ya ya ampun deh," Dia berusaha menghindar dari pukulan ku.

" Van," Panggilan ku pelan, ada rasa ragu ingin menanyakan ini, tapi hati ku terus menuntut untuk memastikan nya.

" Kamu sama...,"

" Aduh Lu, gue lupa ada janji mau pergi,"

" Gue pulang dulu ya,"

" Bye..," ujar nya melangkahkan kaki sambil berlari menuju rumah nya yang berada pas di depan rumah ku. Aku mengantar langkah nya dengan tatapan sedih.

Pria tampan yang sudah aku kenal dari kecil, pria yang selama ini membantu ku dalam banyak hak, selalu ada di setiap momen berharga ku, selalu memanggil ku dari dulu dengan nama "Lu"

" Gimana sekolah mu Bi," Tanya Bapak saat kami selesai melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Ayah dan ibu ku termasuk orang tua yang paham akan ajaran agama, jika kami bertiga ada di rumah maka sholat lima waktu akan kami kerja kan berjamaah, kalau pun tidak, ibu akan selalu jadi pengingat setiap lima waktu ku.

" Alhamdulillah baik pak,"

" Syukurlah kalau begitu,"

" Kamu masih ingat pesan bapak bukan,"

Perasaan ku menjadi gelisah, selalu ada perasaan tak enak setiap kali bapak berucap seperti itu.

" Ya pak, Biru akan selalu berusaha mengingatnya," Aku menarik napas ku panjang untuk menetralkan perasaan ini sambil terus menunduk menghindar pandangan bapak yang menatapku.

" Bapak harap seperti itu,"

" Belajar lah dengan baik, hanya dengan baik tidak perlu menjadi juara, jangan membuat kamu menonjol dan terlihat, hindari membuat orang memperhatikan mu,"

" Anak perempuan tidak baik jika banyak di kenal dan di perhatikan orang,"

" Bapak tidak ingin itu membuat kamu dalam bahaya,"

" Hanya kamu yang bapak punya Biru, pada kamu lah semua harapan bapak dan ibu," Aku mendengar suara bapak penuh tekanan, yang membuat aku semakin tak kuat untuk menatap nya, aku tahu dari aku kecil hingga sekarang, setiap bapak berucap hal yang sama seperti ini, maka mata bapak akan memerah berusaha menahan rasa sakit dan sedih di hati nya.

" Pak sudah lah,"

" Biru mengerti apa yang bapak maksud,"

" Jangan di ulangi terus,"

" Kasian anak kita," Suara ibu terdengar lembut, aku bersyukur karena ada ibu yang selalu mengerti perasaan ku.

" Bapak hanya tidak ingin Biru melupakan itu semua bu,"

Aku kembali menarik napas ku, mengapa aku harus hidup dengan begitu banyak aturan yang membuat aku tertekan, kadang rasa nya ingin berteriak memberi tahu bapak, ibu dan dunia ini, ini semua tidak adil bagi ku, aku ingin bisa seperti teman-teman ku yang lain, bebas melakukan yang mereka suka, berlomba untuk menjadi yang terbaik, tertawa bangga saat semua yang mereka perjuangkan berhasil.

Tidak seperti aku yang berada dalam penjara yang bapak buat, mengubur semua yang aku suka, menyembunyikan semua yang aku miliki, aku tak boleh sama sekali terlihat, ini benar-benar tak adil bagi ku, bukan kan semua yang terjadi di masa lalu adalah takdir dari Allah.

.

.

.

Hayyyyy sahabat...

Untuk lagu Jamrud versi lengkap nya aku Up di Instagram Amisari ya sahabat..

Silahkan cek dan Follow...🙏

Semoga bisa membuat pikiran dan perasaan kita kembali pada kenangan manis di saat dulu🤭

Jangan lupa like, komen , vote dan tekan tanda love ya...

❤️❤️❤️❤️

Happy reading

Terpopuler

Comments

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

bagus

2021-10-10

0

Desti Nuzullianti

Desti Nuzullianti

memang ada apa dengan biru thor?

2021-09-29

0

Soenaryati Atiek

Soenaryati Atiek

masa lalu orang tua yg menanggung anaknya

2021-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Penasaran
2 Test dadakan
3 Aturan yang menekan
4 Cantik
5 Puisi tentang rasa
6 Anak kucing
7 Bapak dan Emak
8 Perasaan dalam persahabatan
9 Wajah seseorang yang sedang tertidur
10 Air hujan pelepas beban
11 Ternyata kamu pintar
12 Sidang diruang bimbingan
13 Pulang bareng aku aja, aku aja..
14 Yang terbaik buat kamu
15 Malam minggu
16 Janji Nonton
17 Jauhi anak saya
18 Gue yakin
19 Kamu cemburu
20 Membuka kisah lama
21 Ready pak
22 Rencana abang
23 Kenapa elu di sini???
24 Mulai deh
25 Obrolan Panjang
26 Kamu
27 Pembuktian
28 Alhamdulillah
29 Apa itu
30 Diskusi panjang
31 Gombalan tokek cempreng
32 Takut capek
33 Begitu indah
34 Kekonyolan Biru
35 Tenang saja ada aku
36 Masih tidak percaya
37 Box makan siang
38 Surat Izin Limited Edition
39 Tong sampah penyelamat ku
40 Mengalihkan Fokus
41 Pita Rambut
42 Singa Betina
43 Pertengkaran pertama
44 Tanda Tanya
45 Saling Mikirin
46 Gak bisa dibiarkan
47 Semangat ya
48 Misi Penting
49 Belum Pasti
50 Bolos bagian 1
51 Bolos bagian 2
52 Kembali Pulang
53 Kebingungan Nare
54 Emosi Sesaat
55 Aku gak mau pulang
56 Menikmati Sunset
57 Bersandar di bahu
58 Iiiih seram
59 Ya Ternyata
60 Kejutan sesungguhnya
61 Apa yang terjadi
62 Teman Baru di sel
63 Perlawanan Biru
64 Ucapan tanggung jawab
65 Teka Teki
66 Raket nyamuk
67 Rindu dan Khawatir
68 Berhasil keluar
69 Menagih Janji
70 Kejujuran
71 Wajah Kesal
72 Gelang Cantik
73 Gelang terpasang
74 Pulang kerumah
75 Kekasih Halal
76 Jangan Marah
77 Ciuman pertama
78 Aku mencintai kamu
79 Cobaan
80 Mendidik
81 Cemburu
82 Tunggu Waktu Yang Tepat
83 Boleh
84 Pingin Balas
85 Ice Cream
86 Sedih
87 Kehebohan 1
88 Kehebohan 2
89 Merasa Dicampakkan.
90 Makin kacau
91 Hanya Salah Paham
92 Rencana Terselubung
93 Memang Berbeda
94 Menjadi Sama
95 Si kecil Berlampu
96 Kebun Strawberry
97 Keluar...!!!
98 Kepasrahan
99 Butuh Bantuan
100 Kampung Salak
101 Diam
102 Baju Kurang Bahan
103 Keraguan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Penasaran
2
Test dadakan
3
Aturan yang menekan
4
Cantik
5
Puisi tentang rasa
6
Anak kucing
7
Bapak dan Emak
8
Perasaan dalam persahabatan
9
Wajah seseorang yang sedang tertidur
10
Air hujan pelepas beban
11
Ternyata kamu pintar
12
Sidang diruang bimbingan
13
Pulang bareng aku aja, aku aja..
14
Yang terbaik buat kamu
15
Malam minggu
16
Janji Nonton
17
Jauhi anak saya
18
Gue yakin
19
Kamu cemburu
20
Membuka kisah lama
21
Ready pak
22
Rencana abang
23
Kenapa elu di sini???
24
Mulai deh
25
Obrolan Panjang
26
Kamu
27
Pembuktian
28
Alhamdulillah
29
Apa itu
30
Diskusi panjang
31
Gombalan tokek cempreng
32
Takut capek
33
Begitu indah
34
Kekonyolan Biru
35
Tenang saja ada aku
36
Masih tidak percaya
37
Box makan siang
38
Surat Izin Limited Edition
39
Tong sampah penyelamat ku
40
Mengalihkan Fokus
41
Pita Rambut
42
Singa Betina
43
Pertengkaran pertama
44
Tanda Tanya
45
Saling Mikirin
46
Gak bisa dibiarkan
47
Semangat ya
48
Misi Penting
49
Belum Pasti
50
Bolos bagian 1
51
Bolos bagian 2
52
Kembali Pulang
53
Kebingungan Nare
54
Emosi Sesaat
55
Aku gak mau pulang
56
Menikmati Sunset
57
Bersandar di bahu
58
Iiiih seram
59
Ya Ternyata
60
Kejutan sesungguhnya
61
Apa yang terjadi
62
Teman Baru di sel
63
Perlawanan Biru
64
Ucapan tanggung jawab
65
Teka Teki
66
Raket nyamuk
67
Rindu dan Khawatir
68
Berhasil keluar
69
Menagih Janji
70
Kejujuran
71
Wajah Kesal
72
Gelang Cantik
73
Gelang terpasang
74
Pulang kerumah
75
Kekasih Halal
76
Jangan Marah
77
Ciuman pertama
78
Aku mencintai kamu
79
Cobaan
80
Mendidik
81
Cemburu
82
Tunggu Waktu Yang Tepat
83
Boleh
84
Pingin Balas
85
Ice Cream
86
Sedih
87
Kehebohan 1
88
Kehebohan 2
89
Merasa Dicampakkan.
90
Makin kacau
91
Hanya Salah Paham
92
Rencana Terselubung
93
Memang Berbeda
94
Menjadi Sama
95
Si kecil Berlampu
96
Kebun Strawberry
97
Keluar...!!!
98
Kepasrahan
99
Butuh Bantuan
100
Kampung Salak
101
Diam
102
Baju Kurang Bahan
103
Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!