Prov Biru
" Horeeee,"
Suara keras teriakan dari para penghuni kelas terdengar jelas.
Jika di tanya jam pelajaran apa yang paling di sukai saat sekolah??? pasti kalian juga akan menjawab itu adalah jam pelajaran kosong.
Ya tadi ketika Doni si ketua kelas yang duduk di samping Nare memberitahukan bahwa Bu Lili guru bahasa Indonesia berhalangan datang hari ini, mereka semua langsung berubah bahagia, walau tanpa mereka sadari ada tugas yang harus di kerjakan untuk menggantikan itu.
" Udah kecil kan suara kalian,"
" Nanti guru piket dengar dan kalian tau sendiri akibat nya," Ancam Doni yang masih berdiri di depan kelas.
Mulai terdengar suara heboh yang mengecil dan kemudian hilang, kelas kembali tenang.
Kalau dilihat si Doni ini memang punya aura pemimpin yang luar biasa, cara bicara dan pembawaan nya sungguh berkarisma, cuma dia terlihat terlalu kaku karena jarang tersenyum.
" Ini ada tugas untuk hari ini dari bu Lili,"
" Membuat puisi bertema Rasa, terserah kata nya rasa apa aja, bisa rasa benci, rasa suka atau rasa cinta,"
" Kalau rasa pingin memiliki boleh gak Don?" Celetuk Agus dengan lantang.
" Rasa pingin memiliki dek Cle tersayang," Agus kembali bersuara, menggoda kearah Cle yang duduk di belakang nya dan langsung di jawab pukulan kuat di tangan nya oleh Cle.
" Huuuuu," Kembali terdengar teriakan dari para siswa cowok di kelas.
" Terserah kalian deh,"
" Cepat tugas nya di kerjakan,"
" Dan di kumpulan saat jam pelajaran ini berakhir," Doni menjawab dengan tegas, dia sama sekali tak terpengaruh dengan candaan anak buah nya.
" Yaaa kirain di jadi kan tugas di rumah," Kembali terdengar teriakan namun ini sebab ada nya protes, suara si Toni yang paling terdengar keras.
" Ayo mulai dikerjain, jangan berisik,"
" Kelas sebelah itu yang ngajar Pak Santoso,"
Mendengar nama pak Santoso membuat Toni menutup mulut nya rapat, siapa yang tak mengenal pak Santoso guru yang paling disiplin dan Tegas di sekolah ini, Dia tidak segan membuat kita berlari keliling lapangan sepuluh kali saat membuat nya kesal.
" Aduh membuat puisi lagi,"
" Aku gak ada ide," Gerutu Cle sambil membuka buka cetak bahas Indonesia di depan nya.
" Ikuti perasaan mu saja lagi merasa apa?" Ujar ku menjawab kegalauan nya, aku mengambil buku latihan bahas Indonesia ditas ku, tanpa sengaja aku melihat ke arah belakang dan terlihat cowok itu masih asyik tertidur.
" Aneh..., apa sih yang dilakukannya, sehingga mengantuk sepagi ini?" Ujar ku dalam hati.
" Apa..?" Tanya nya pada ku, ternyata dia tidak benar-benar sedang tidur, bukti nya dia bisa tahu aku melihat kearah nya.
" Gak," Ujar ku cepat membenarkan posisi duduk ku menghadap ke depan.
Sejujur nya aku sedikit takut dengan cowok itu, dia selalu menatap tajam ke arah ku, bukan.. bukan hanya ke arah ku tapi ke semua orang.
Cowok bernama Nare itu memang baru sekarang satu kelas dengan ku, dulu di kelas 1 dan 2 aku sama sekali tak pernah bertegur sapa dengan nya.
Aku tahu dia karena banyak nya berita jelek mengenai nya, dari tukang terlambat, tukang tidur di kelas, keluar masuk ruang BK, sampai pernah ribut dengan waka kesiswaan dan mendapat hukuman skorsing selama satu Minggu.
Walau tak ada berita jelas tentang penyebab nya, tapi dari itu aku bisa menyimpulkan bahwa dia orang yang harus di hindari.
" Gue izin ke luar dulu," Aku mendengar dia bicara dengan Doni lalu berjalan keluar, entah ke mana perginya, mungkin mencuci muka nya ke toilet, agar tidak lagi mengantuk.
" Don aku boleh izin ke perpustakaan bentar gak?"
" Mau cari referensi buku buat tugas nih," Aku menatap Cle, berarti sahabatku ini benaran tidak memiliki ide di kepalanya sampai mau ke perpustakaan.
" Boleh tapi pergi nya sebentar aja,"
" Ketemu buku nya langsung balik ke kelas lagi," Doni menjawab dengan wajah yang terlihat dingin tanpa senyum.
" Oke..oke...,"
" Bi.. yuk temani aku,"
" Hayo," Aku mengambil kartu perpustakaan dari dalam dompet ku, lalu berjalan bergandengan tangan dengan Cle.
Kami berjalan menyusuri lorong kelas 3 menuju ke tangga untuk turun ke bawah, karena perpustakaan berada di lantai dasar berdekatan dengan ruang Osis dan ruang seni.
" Eh itu anak 3 IPA3," Cle menunjuk kelapangan dan aku bisa melihat Marvan sedang berlatih menyemes bola voly di sana, sepertinya mereka lagi mengikuti pelajaran Penjaskes (Pendidikan jasmani dan kesehatan)
" Eh lihat deh Bi.... itu kan Alexia, kayak nya lagi bawa minuman ya,"
" ketebak itu pasti buat Marvan,"
Aku memperhatikan gadis cantik yang sedang berjalan menuju lapangan Voly, bersama satu orang teman nya, ya dia memang cantik, tinggi badan nya di atas 170 cm, dengan kulit putih dan wajah yang tirus, bagi ku memang terlihat sempurna, wajar jika cowok-cowok banyak yang menyukainya termasuk Marvan.
" Benarkan buat Marvan itu Air nya," Cle kembali bersuara, dan aku melihat Marvan kini tengah tersenyum manis melihat ke wajah Alexia sambil tangan nya membuka botol Air mineral dan langsung meminum nya.
Ada rasa perih di hati ku seketika setelah melihat adegan itu, Aliran darah ku mengalir cepat bersamaan dengan getar yang terasa membuat semakin sakit.
" Ternyata benar dia udah ganti cewek lagi," Ujar ku, seingat ku tiga bulan lalu dia pacaran dengan Tina, Anak 3 IPS5.
" Mengapa???
Aku memegang dada ku erat dan menarik tangan Cle, agar berjalan lebih cepat untuk menghindar dari pemandangan itu, Aku mengalihkan mata ku melihat ke arah Ujung lorong di bawah tangga yang terdapat Musholla.
" Nare??" Ujar ku pelan saat melihat cowo itu sedang mengambil Wudhu.
" Apa Bi...,"
" Eh Itu Nare...,"
" Mau sholat ya? emang sholat apa dia jam segini Bi?" Tanya Cle pada ku.
Aku melihat jam di tangan Cle,
" Dia seperti nya lagi mau melaksanakan sholat Dhuha?"
Aku terus menatapnya dari jauh, timbul banyak pertanyaan di hati ku sekarang.
.
Prov Marvan
Selesai berganti baju di toilet ruang olahraga, aku berjalan menuju kelas melewati perpustakaan, tadi pas di lapangan aku sempat melihat Biru masuk ke sini bersama Cle.
Anak itu apa dia tidak bosan selalu saja ke sini tiap hari nya.
" Lu...," Panggil ku dan langsung melihat dia tersenyum di antara rak buku yang tinggi jauh melebihi tubuh nya.
Aku memang selalu memanggil nya " Lu," Karena dulu waktu kecil lidah ku pelat sehingga tidak bisa mengucapkan huruf "R", tapi kebiasaan itu berlanjut hingga sekarang dan menjadi nama kesayangan untuk nya.
" Hay Van,"
" Lagi cari buku ya, ada tugas apa?" Tanya ku mendekat ke arah nya.
" Ya nih, ada tugas buat puisi dari bu Lili,"
" Kamu habis olahraga ya?" Dia memperhatikan badan ku yang masih berkeringat.
" Bau matahari kamu," Ujar nya sambil menutup hidung.
" Enak aja...,"
" Masih wangi kok," Ujar ku sambil menarik lalu mencium baju yang kupakai.
" Ya wangi, wangi nya bau keringat bercampur bau matahari " Ujar nya lagi sambil tertawa.
" Sini...," Ku tarik tangan nya agar mendekati ku.
" Coba aja cium,"
" Wangi kan?"
" Gak mau...," Protes nya lalu menjauh dari ku.
" Kalau mau pacaran jangan di sini,"
" Permisi gue mau ambil buku sastra di rak itu," Aku melihat kearah suara terlihat tatapan yang menghakimi dari orang itu, dia terus berjalan mendekat ke samping Biru. Ternyata cowok nakal itu.
Biru langsung menarik ku menjauh dari nya,
" Van yuk ke sana, gue udah ketemu juga buku nya,"
Aku mengikuti kemana tangan Biru menarik ku, kembali aku menoleh kebelakang untuk melihat kearah nya dan mendapatkan mata cowok itu tetap menatap tajam ke arah ku.
" kenapa dia..?"
.
.
.
Hayyyyy sahabat...
Jangan lupa like, komen , vote dan tekan tanda love ya...
❤️❤️❤️❤️
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Gita Sartika
cepetan Up Thor makin penasaran nih
2021-09-22
0
Mawar Sari
lnjt truuuus
2021-09-22
0
Sri Endang Banyuwati
seru ..serasa flashback ke masa masa tak terlupakan di SMA....🤗🤗 lanjut....♥️
2021-09-22
0