Biru memperhatikan dirinya didepan cermin, rok yang telah terpasang di pinggang kurus nya dengan warna abu-abu sepanjang lutut kaki nya, dengan baju berwarna putih yang ujung nya dia masukkan rapi ke dalam rok, kaos kaki putih panjang yang berhasil menutupi kaki nya yang tinggi.
Dia berjalan ke keranjang kecil di atas meja,
Mengambil bedak yang dibelikan ibu nya, menyapu kasar kewajahnya, Kulit kuning langsat yang dia miliki terlihat serasi dengan bedak yang berwarna senada itu.
Menyisir rambut ikal sebahunya yang dia urai dan terlihat tambah cantik karena menggunakan bando bahan rajutan berwarna Biru di atas kepalanya, bando yang diberikan oleh Cle kemarin, dan hari ini mereka janjian akan memakai nya bersama.
" Udah cantik," Ujar nya sambil tersenyum.
Walau di bandingkan dengan Clemira, Biru terlihat biasa saja, namun sebenarnya wajah Biru termasuk cantik versi nya wajah Asia, ibu yang berasal dari sunda dan ayah nya yang berasal dari Aceh, membuat dia memiliki mata yang indah dan hidung yang bangir.
Setelah puas merapikan diri nya, Biru segera menggambil tas ransel di atas ranjang nya lalu berjalan menuju meja makan, dimana bapak dan ibu nya sudah menunggu untuk sarapan.
Belum juga Biru mendudukkan tubuh nya di kursi, suara teriakan bapak berhasil membuat nya terkejut.
" Biru...," Mata nya langsung melihat ke arah bapak dan langsung tertunduk karena melihat tatapan tajam untuk nya.
" Apa salah ku, mengapa bapak meneriaki dan menatap ku dengan marah seperti itu?" Ujar biru dalam hati.
" Biru lihat bapak," Panggilan bapak lagi, Biru memberanikan diri untuk menghadap ke wajah bapak nya dengan mata yang terus melihat ke bawah.
" Kamu memakai bedak ya? Pakai minyak wangi juga?"
" Ya pak," Ujar Biru dan kembali menundukkan kepalanya.
" Udah berapa kali bapak bilang jangan mencoba untuk terlihat, itu termasuk untuk terlihat cantik Biru,"
" Cepat cuci muka mu dan jangan lagi pernah menggunakan bedak, apa lagi minyak wangi,"
" Dan lepas bando mu itu,"
" Ini terakhir kamu membuat bapak marah karena melihat mu seperti ini,"
" Pak sabar... jangan marah-marah seperti itu," Ibu menenangkan bapak dan memberi kode untuk Biru segera mencuci muka nya.
" Bapak marah karena bapak sayang sama anak kita bu,"
" Bapak hanya tidak ingin dia dalam bahaya,"
" Ya pak, lebih baik sekarang bapak sarapan,"
" Biar ibu yang bicara dengan Biru,"
Ibu berjalan menghampiri Biru ke kamar nya.
" Bi.... ," Ibu melihat Biru yang sudah selesai mencuci wajah nya dan mengganti baju nya kembali, anak nya itu terlihat menahan Air mata nya.
" Maaf kan bapak ya nak,"
" Kamu tahu bapak seperti itu karena apa?"
" Biru mengerti bu,"
" Tapi bukan kah ini tidak adil untuk Biru bu," Air mata Biru akhir nya jatuh di perlukan ibu nya, menumpahkan rasa kesal nya, jika bukan karena sopan santun, Biru akan menjawab bapak nya dan mengatakan bahwa ini terlalu berlebihan.
" Ya ibu mengerti perasaan kamu,"
" Sekarang kita hanya bisa berdoa agar trauma di hati bapak segera sembuh,"
" Kamu yang sabar ya nak," Tangan Ibu mengelus pelan kepala anak nya.
" Udah sekarang kita sarapan dan kamu berangkat ke sekolah,"
" Ya bu," Biru mengambil tas nya dan berjalan keluar sambil mengelap sisa air mata nya.
" Nak tunggu,"
" Ini masukan kedalam tas mu,"
" Kan udah janjian sama Cle mau makai bando nya kompakan hari ini,"
" Nanti di sekolah baru kamu pakai bando nya,"
" Jangan sampai bapak tahu," Ibu memasukan bando itu kedalam tas Biru sambil tersenyum.
.
Prov Biru
Sampai di depan kelas yang bertuliskan 3 IPA1, Aku termenung di depan pintu menatap suasana kelas yang berubah,
" Apa sudah keluar pengumuman denah tempat duduk yang baru," Ujar ku pelan.
" Hay Bi...,"
" Duduk sini," Teriak Cle melihat ku yang dari tadi hanya diam terpaku di depan pintu.
Baru juga aku ingin melangkah kan kaki masuk ke dalam kelas, aku sudah merasakan tubuh ku tergeser ke arah samping,
" Huh....," Aku mengeluarkan napas panjang karena melihat Ahmad dan Toni berlari kencang saling berlomba untuk masuk ke dalam kelas, kalau tadi aku tidak sempat berpegangan pada sesuatu pasti aku jatuh.
" Tapi apa ini yang ku pegang, terasa keras seperti...," Aku langsung melihat kearah samping dan mendapatkan tangan ku menggenggam erat pergelangan tangan seseorang,
" Nare..," Cowok untuk menatap tajam kearah ku,
" Habis lah aku."
" Nasib... tadi pagi sudah di tatap tajam sama bapak, sekarang di tatap tajam sama cowok ini," Batin ku sambil menundukkan kepala.
" Masih mau pegangan sama tangan gue," Ujar laki-laki itu dingin, karena merasa tangan nya masih di pegang erat oleh ku.
" Uh dasar tangan ku ini...nakal,"
" Bikin malu aja." Teriak ku dalam hati.
Buru-buru Aku melepaskan genggaman ku dari tangan nya,
" Maaf, aku gak sengaja,"
" Maka nya jangan melamun pagi-pagi mba," Ujar nya sambil masuk ke dalam kelas meninggalkan ku yang masih diam penuh kebingungan.
.
Prov Nare
Aku sempat melihat dengan Ekor mata ku, dia terlihat takut dengan tatapan tajam dari mata elang ku, biarin saja dia takut seperti itu.
Aku masuk ke kelas meninggalkan nya masih di depan pintu dengan senyum tipis di bibir ku.
" Nare, ngapain lue duduk di situ,"
" Itu lue duduk nya sama si Doni di meja paling belakang dekat jendela.
Lamunan ku buyar mendengar suara berisik cowok dengan model rambut undercut, siapa lagi kalau bukan Gery.
" Emang udah ada denah tempat duduk nya?" Tanya ku pada nya.
" Itu yang ditempel di papan pengumuman kelas,"
" Tapi tumben lue gak telat hari ini," Lanjut nya lagi.
Aku berjalan meletakan tas ku di meja yang ditunjuk Gery, lalu duduk dan membaringkan kepala ku ke meja,
" Gue mau tidur, ngantuk," Jawab ku singkat.
" Masih pagi udah ngantuk aja lue, tidur jam berapa tadi malam?" Tanya nya dari tempat duduk yang berbeda baris dengan ku.
" Gue belum tidur sama sekali," Jawab ku sambil ekor mata ku melihat wanita yang tadi aku jahili di depan pintu sudah duduk di kursi pas di depan ku.
" Gila lue kerja sampai pagi lagi,"
Aku hanya diam tak ingin menjawab Gery, aku ingin memejamkan mata ku sebentar.
.
Prov Clemira
" Kita duduk satu meja lagi Cle,"
" Alhamdulillah, gue senang," Aku melihat senyum bahagia teman ku itu, dia sibuk mengeluarkan buku dan kotak pensil nya kemudian memasukkan tas nya lagi ke laci yang berada dibawah meja.
" Gue juga senang,"
" Ada untung nya juga gue punya muka cantik,"
" Maksud kamu?" Terlihat muka nya bingung mendengar ucapan ku.
" Gue minta sama pak Damar tadi pagi, agar kita satu meja," Bisik ku pada nya.
" Sampai ngeluarin jurus air mata buaya biar bapak itu luluh,"
" Serius kamu?"
" Ya lah..,"
" Masak gue disuruh duduk sama Toni,"
" Wah gue bisa berhenti sekolah kalau itu sampai terjadi,"
Toni adalah teman satu SMP ku dulu, rambut nya yang keriting dan tidak pernah diberi minyak rambut terlihat seperti sarang lebah. Aku tidak bisa bayang kan bakalan menghabiskan satu semester bersama orang seperti itu, bisa-bisa kutu yang bersarang di rambut nya hijrah ke kepala ku, oh tidakkkk!!!
" Kenapa lue gak pakai Bando yang gue kasih?"
Wajah Biru terlihat sedih sekarang, aku tebak pasti dia habis di beri aturan yang tak boleh ini dan itu lagi dari bapak nya.
" Maaf...,"
"Tadi aku udah pakai bando nya, tapi bapak marah,"
" Di suruh lepas,"
Kan Benar dugaan ku, dia habis dimarahi bapaknya, aku langsung memeluk erat Biru, Aku kadang merasa prihatin dengan hidup sahabat ku ini, dia hanya seperti boneka yang selalu dikendalikan bapak nya.
" Mana bando nya?"
" Sini gue pakai kan,"
Dia langsung mengambil bando di dalam tas nya dan memberikan nya kepada ku, Tangan ku memasang benda itu di rambut kriting gantung alami nya, terlihat terurai cantik disela-sela bando, wajah nya yang oval terlihat semakin imut sekarang.
" Cantik gak?" tanya nya sambil tersenyum memiringkan wajahnya menghadap pas ke arah ku.
Tapi Belum sempat aku menjawab sudah terdengar jawaban dari arah belakang.
" Cantik,"
Aku dan Biru melihat serempak ke belakang dan kami hanya melihat Nare dengan kepala terbaring tidur beralaskan tangan nya.
" Siapa yang menjawab tadi?" Tanya ku dan di jawab gelengan dari Biru.
.
.
.
Hayyyyy sahabat...
Ada yang masih pakai bedak seperti itu gak sampai sekarang???🤔
Kalau ya berarti kita satu Frekuensi dunk🤭🤭🤭
Jangan lupa like, komen , vote dan tekan tanda love ya...
❤️❤️❤️❤️
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nila Puspitasari
❤️
2022-01-02
0
Laila Zahra
penasaran sama masalah yg di alami bapaknya hingga trauma dan berimbas pada anaknya...
2021-10-20
0
Soenaryati Atiek
tahun 80 an saya pakai bedah fambo. kira2 ini cerita jaman 80 an yaa
2021-09-26
0