Arnold menautkan alisnya heran mendengar ucapan istrinya, dia berusaha mencerna apa yang di maksud oleh istrinya itu.
“ Apa yang akan kau lakukan?” Tanya Arnold penasaran.
Velicia pun menjelaskan kesepakatan yang di inginkannya pada sang suami.
Arnold hanya diam tak menggubris kata-kata Velicia, yang membuat Velicia merasa sangat kecewa dengan sikap sang suami.
“ Arrrghhhh....” Pekik Velicia meluapkan rasa lukanya. Dia melempar ponselnya ke atas kasur.
Velicia pun menghabiskan malam panjangnya meringkuk meratapi kesedihan yang melanda hatinya. Hanya malam yang sunyi menjadi saksi rintihan kesedihannya.
Jam 4.00 pagi...
Alarm ponsel Velicia berdering yang membuat Velicia terbangun dari tidurnya, dengan berat dia melangkah menuju bathroom untuk membersihkan tubuhnya.
Menyegarkan dirinya dari keterpurukan dan luka yang mendalam, walaupun hatinya terluka dan bersedih dia harus tetap berangkat ke kantor untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang CEO.
Setelah selesai mandi, dia keluar dari bathroom lalu mengenakan pakaian kerjanya, Velicia pun duduk di meja riasnya menatap kasihan pada pantulan dirinya yang ada di hadapannya. Dia memoles sedikit make up di wajahnya, Setelah penampilannya rapu dia pun keluar dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan.
Setelah sarapan Velicia langsung berangkat menuju perusahaan.
Di depan mansion keluarga Arista, asisten Li telah berdiri di samping mobil menunggu nona muda untuk berangkat ke kantor.
Melihat Velicia keluar dari mansion, asisten Li langsung membukakan pintu mobil untuk atasannya.
Setelah nona muda Velicia masuk, asisten Li pun masuk mobil lalu melajukan mobilnya, sebelum itu Asisten Li memberikan beberapa dokumen pada nona muda Velicia.
Di perjalanan Velicia membuka beberapa dokumen yang di berikan oleh asisten Li sebelum dia melajukan mobilnya, saat Velicia asyik membuka dokumen menyelesaikan beberapa urusan pekerjaannya.
Drrt...drrrt...
Ponsel nona muda Velicia berdering. Velicia menghentikan kegiatannya lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.
Dia membuka ponselnya, tertera di sana nama tuan besar Setyawan yang sedang memanggil. Velicia pun menekan tombol terima.
“ Hallo...” ucap Velicia dingin.
“ Veli...Viona Gaulana akan kembali ke kota Ternate...”ujar tuan Besar Setyawan memberikan informasi kedatangan kekasih yang sangat di cintai oleh suaminya Arnold.
“ lalu??” ujar Velicia mengernyitkan dahinya.
“ berhati-hatilah kau harus menjaga suamimu...berikanlah perhatian khusus pada Arnold agar dia tak kembali ke pelukkan Viona...” Tuan Besar Setyawan memberikan peringatan kepada menantunya untuk menjaga suaminya.
“ Aku ingin bercerai...” ujar Velicia sukses membuat tuan besar Setyawan kaget lalu melontarkan pertanyaan yang selama ini telah terpendam di hatinya semenjak 3 tahun yang lalu.
“ jika kau ingin bercerai? Mengapa dulu kau memilih keluarga Setyawan? Apa sebenarnya yang kau inginkan dari keluarga Setyawan...”Tanya tuan besar Setyawan yang sejak dulu ingin mengetahui alasan Velicia memilih keluarganya.
“ Ha...ha...ha...” Tawa Velicia pecah.
“huhft...sejak awal kalian hanya menginginkan keluarga Arista...” Ujar Velicia sinis.
“ sedangkan aku hanya menginginkan Arnold seorang....”Tambah Velicia.
Tuan besar Setyawan hanya bisa diam mendengar ucapan dari Velicia. Dia pun menutup panggilan telponnya. Dia pun memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu kembali fokus pada dokumen yang ada di hadapannya.
Velicia menanda tangani surat perjanjian pengalihan saham yang telah di siapkan oleh asisten Li atas permintaannya kemarin malam.
Semenjak mereka menikah hingga beberapa tahun terakhir Arnold mengembangkan bisnis keluarga Setyawan dengan bantuan keluarga Arista, sehingga suatu saat nanti jika Velicia tutup usia maka Arnold adalah satu-satunya orang yang bisa di andalkannya untuk melanjutkan bisnis keluarga Arista.
Selain menanda tangani surat pengalihan saham, Velicia juga membuat sebuah surat wasiat, yang berisi hanya satu kalimat.
“Arnold, kuharap segala yang kamu mau di kehidupan ini tercapai....”
Tanpa di sadarinya kini mobilnya telah berada di depan lobi perusahaan Stars, Velicia turun dari mobil yang di ikuti oleh Asisten Li dari belakang. Velicia menggenggam kedua dokumen itu, lalu dia pun melangkah menuju ruangannya.
Saat Velicia telah berada di ruangannya, dia pun mengambil ponselnya lalu menghubungi pengacara keluarga Arista, meminta sang pengacara untuk datang menemuinya di kantornya.
Selang tak berapa lama....
Tok...tok...tok...( seseorag mengetuk pintu ruangannya)
“ Masuk...”Teriak Velicia dari dalam ruangannya
Ceklek...(pintu terbuka)
Seorang pria paruh baya yang berpenampilan rapi dari penampilannya dapat di perkirakan pria itu seumuran dengan papa Velicia (jika masih hidup) masuk ke dalam ruangan Velicia.
“ Selamat pagi nona muda....” Sapa sang pria sambil menjabat tangan Velicia
“ Pagi pak Antoni...” Balas Velicia dengan senyuman manis terpancar dari wajahnya.
“Silahkan duduk...” Ucap Velicia sambil menunjuk ke arah sofa mempersilahkan tamunya untuk duduk di sofa yang ada di ruangan CEO tersebut.
Pria yang bernama Antoni itu pun duduk di ikuti oleh Velicia yang duduk tepat di hadapan sang pengacara, Lalu Velicia pun menyodorkan kedua dokumen yang telah di tanda tanganinya tadi.
“ Aku berharap...” Ucap Velicia terpotong menghela nafas.
“ Aku berharap Arnold mau memainkan piano di depan makamku dengan judul lagu Sleep in the Deep Sea setelah aku meninggal nanti...” Ujar Velicia penuh harap, manik indahnya sendu menyimpan kesedihan yang kini buliran bening telah menggenang di pelupuk matanya.
Lagu Sleep in the Sea adalah lagu yang selalu di mainkan ibu Velicia setiap malam di saat sang ibunda masih hidup, setelah ibu Velicia meninggal, dia pernah mendengarkan seseorang memainkan piano dengan judul lagu yang sama di kelas sebelah saat Velicia masih berumur empat belas tahun. Velicia mengetahui bahwa pemain piano tersebut adalah Arnold.
Hal inilah yang membuat Velicia jatuh cinta pada Arnold, inilah awal mula kisah cinta Velicia yang menjadi kenangan terindah dalam hidupnya.
Sang Pengacara pun menerima dokumen yang diberikan oleh Velicia lalu dia menyimpannya ke dalam tas yang di bawanya. Setelah itu Si pengacara pun berdiri melangkah keluar dari ruangan CEO meninggalkan Velicia yang berdiri melepas kepergiannya.
Setelah pengacara pergi, Velicia pun mengambil ponselnya lalu men-dial nomor ponsel suaminya. Tiga tahun pernikahan mereka, Velicia baru dua kali menelpon suaminya itu. Yang pertama tadi malam dan ini adalah yang kedua kalinya.
“ Hallo...” ucap Velicia saat Arnold mengangkat panggilan dari Velicia.
“ Ada apa lagi kau menghubungiku?” Tanya Arnold datar.
Mendengar ucapan Arnold, hati Velicia semakin sedih. Dia berusaha menenangkan hati nya yang telah bergemuruh.
“ Aku tahu Viona akan kembali...maka malam ini kau harus pulang ke mansion...” ujar Velicia tegas mengancam, lalu dia pun memutuskan panggilan itu.
Velicia menggenggam dadanya yang terasa semakin sesak. Dia terduduk lemas, buliran bening kembali membasahi pipi manisnya.
Bersambung...
.
.
.
.
.
Terima kasih Readers yang udah baca karya owner...🙏🙏🙏
Jangan lupa dukung terus karya Owner dengan meninggalkan jejak...
\=> Like
\=> koment
\=> Hadiah
\=> Vote...
Terima kasih atas dukungannya...🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Haana
next
2022-04-26
1
Lia
seru nih thor
2022-04-24
0
Joulie
like lagi
2022-04-23
1