KELICIKAN VIONA

Velicia hanya diam, wanita itu memejamkan matanya. Di tengah rasa keram, ia kembali teringat akan sisa hidupnya selama 3 bulan. Velicia akhir-akhir ini dia sering kali kram, tapi Arnold malah mengira ia begitu karena terlalu menikmatinya. Dia sebenarnya sangat iri dengan Viona karena memiliki cinta Arnold, semakin dipikirkan semakin merasa dirinya sejak awal hingga akhir tidak punya harga diri di dalam hubungan ini.

Setelah selesai berhubungan, Arnold tidak pergi seperti biasanya, melainkan duduk di atas sofa dan mulai mengurus pekerjaannya. Di layar laptopnya adalah dokumen keluarga Arista, belakangan ini keluarga Arista menemui banyak masalah, dan semua itu adalah perbuatan Arnold.

Velicia tahu, tapi waktunya sudah tidak banyak lagi, lagipula keluarga Arista juga milik Arnold; dia menikmati kehangatan sekejap yang sulit Dirasakannya.

Arnold yang tengah sibuk dengan apa yang dikerjakan di laptopnya, tiba-tiba ponselnya berdering, senyum mengembang di bibirnya saat tahu siapa yang menghubunginya, semua itu tak luput dari perhatian Velicia.

Hati Velicia merasa sakit karena senyum manis itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk wanita yang dicintai Arnold yang tak lain Viona.

"Halo sayang, ada apa?" tanya Arnold lembut kepada wanita yang dicintainya si seberang sana.

“Ar, tolong aku, dia, dia menyuruh orang untuk menculik dan menodaiku! dia mau buat aku tidak pantas untukmu!” suara tangisan Viona memenuhi seisi ruangan yang tenang.

Wajah Arnold berubah, matanya yang tajam sekaan menghunus ke arah Velicia. Dia beranjak dari sofa berjalan dengan langkah lebar menghampiri Velicia. Dicengkeramnya dagu Velicia dengan tatapan penuh dendam dan kebencian yang seakan sudah mendarah daging.

"Apa yang kau rencanakan, Velicia!" teriak Arnold menghempaskan wajah Velicia.

"Apa maksudmu?" tanya Velicia karena dia merasa bingung dengan apa yang dituduhkan suami kepadanya.

"Cih, jangan pura-pura tidak tahu, aku bisa saja menyakitimu lebih dari apa yang kau perbuat kepada Viona, Brengsek!" ancam Arnold yang kini emosinya sudah di ubun-ubun.

Velicia sebisa mungkin menahan air matanya, hatinya begitu perih. walaupun Arnold tidak mencintai setidaknya menyelidiki dulu apa yang sudah dikatakan oleh Viona. Wanita itu berfikir apa rencana kekasih dari suaminya itu.

"Ar, percayalah aku tidak melakukan apa-apa kepada Viona," jelas Velicia.

Arnold menatap wajah pucat Velicia. Dilihatnya dari mata istrinya tidak ada kebohongan. Namun, karena benci sudah membutakan hati Arnold. Pria itu lebih percaya wanita yang dicintainya dari pada istri yang hanya dijadikan pemuas nafsunya saja tanpa ada rasa cinta seperti pasangan suami-suami istri lainya.

"Ar, katakan apa yang terjadi?" tanya Velicia lembut.

Arnold tidak menjawabnya, matanya masih tersirat tatapan membunuhnya, "Awas kalau terjadi sesuatu kepada Viona!"

Deg, hati wanita mana yang tidak sakit suami impiannya begitu tidak bisa menghargai seorang wanita yang berstatus sebagai istri. Velicia berjalan menghampari suaminya.

"Cobalah sedikit untuk percaya kepadaku, jika itu bisa," ucap Velicia.

Arnold membalikan tubuhnya, ia akan keluar kamar, tapi Velicia menghentikannya. "Mau kemana?"

"Itu bukan urusanmu, Cia. Ingat jika sesuatu sampai terjadi dengan Viona aku akan memperlakukanmu lebih kejam lagi!" Bentak Arnold, pria itu berharap Velicia akan takut jika sudah main ancam.

Arnold berjalan sudah hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba Velicia memeluknya dari belakang," Aku mohon jangan pergi."

Arnold menghempaskan tangan istrinya yang melingkar di pinggangnya, pria itu  membalikan badan dan langsung plak ..., tamparan mendarat di pipi Velicia hingga tubuh wanita itu tersungkur ke lantai.

Velicia memegang pipinya yang terasa begitu panas dan pedih karena tamparan yang Arnold lakukan. Mata indahnya menatap nanar tubuh yang mulai hilang di balik pintu.

"Kamu jahat, Arnold!" teriak Velicia menggema di kamarnya.

Bulir bening itu kembali mengalir di kedua pipinya, Velicia memukul dadanya merasakan sesak seakan luka hatinya semakin menganga, tapi tidak berdarah. Ini pertama kalinya Arnold menamparnya. Pria dingin dan tak berperasaan itu tidak pantas untuk ia tangisi.

Tamparan yang dilakukan Arnold menyadarkan hati Velicia, dia sadar tidak perlu menginjak-injak harga dirinya demi pria seperti Arnold. Batin wanita mana tidak menjerit saat punya suami main tangan. Namun, di sisi lain timbul pertanyaan apakah salah dirinya? 

Velicia terduduk di sofa, ia mengingat penyakitnya lagi. Tanpa terasa air matanya mengalir di kedua pipinya, tangisnya kian lama terdengar begitu pilu. Hidup ini kejam, rasa tidak adil akan takdir yang menimpanya. 

Apakah dia harus menyalahkan Sang pemberi kehidupan? Velicia menatap sekeliling kamarnya. Di sini saksi dimana dia harus melayani suaminya tanpa ada kelembutan, yang ada hanya sakit yang diterima Velicia. Wanita itu berdiri menghadap ke arah cermin, ditatapnya wajahnya sendiri yang semakin terlihat pucat. 

Velicia masuk ke kamar mandi, setelah lima belas menit ia selesai membersihkan badannya, wanita itu duduk di tepi ranjang, memikirkan apa rencananya nanti ke depan. Dia berdiri sambil memegangi perutnya yang sakit, membuka lemari pakaian dan mengambil salah satu gaun panjang yang mewah untuk dia pakai.

Velicia berdandan cantik, dia tersenyum menatap penampilannya saat ini, kemudian ia menghubungi Clara, asisten yang bisa diandalkan untuk semua urusannya, "Clara, tolong periksa keberadaan Viona untukku.”

Setelah memerintahkan Clara Velicia memutuskan teleponnya, ia menarik napas dalam sedari tadi penasaran apa yang dikatakan Viona kepada Arnold hingga pria kejam itu menamparnya.

Saat sedang asik memainkan ponselnya, Velicia mendapatkan pesan dari orang suruhannya yang mengatakan jika Viona mengatakan kepada Arnold jika Valecia yang menyuruh anak buahnya untuk menculik dan menodai Viona, sehingga wanita itu tidak layak untuk suaminya.

Velicia tiba di rumah sakit, dia ingat apa kata orang suruhannya tadi yang melaporkan bahwa semua itu hanyalah akting Viona sendiri, Velicia menatap wajah cantiknya yang dikaruniai Tuhan di kaca jendela.

"Halo, tolong hubungi Direktur Setyawan.dan katakan aku sedang di rumah sakit!" perintah Velicia, meskipun akan bercerai, Valecia juga harus mengakhiri semua ini tanpa tuduhan apapun.

Velicia berjalan melewati lorong untuk menuju di mana Viona di rawat, belum sempat dia memasuki bangsal, terdengar suara Viona memfitnahnya.

"Sayang, Velicia itu jahat dia merencanakan penculikan dan hal yang begitu ditakuti oleh wanita," kata Viona.

"Viona kamu tenang dulu," kata Arnold begitu lembut.

"Bagaimana aku tanang, hampir saja aku dinodai oleh orang suruhan Velicia, Yang!" seru Viona,"kamu harus memberinya pelajaran."

Arnold sedang menenangkan Viona menjadi pusing sambil memijit pelipisnya, ada keraguan dalam hatinya apa istrinya yang melakukannya.

"Kamu dengar enggak sih, Yang!" kata Viona kesal.

"Kamu tenang saja, aku akan menyelidiki kejadian ini, jika memang itu ulah Velicia, maka akan kubuat Velicia meminta maaf secara langsung kepadamu," ujar Arnold supaya Viona tenang.

Velicia yang berdiri di luar tersenyum dingin, "Kalau itu perbuatanku sendiri, untuk apa aku minta maaf."

Velicia berjalan dengan santai, wanita itu masuk dan akan mengakuinya, dibukanya pintu bangsal Viona.

"Itu memang kerajaanku, kamu mau aku minta maaf dengan cara apa biar tulus, Ar? perlukah aku berlutut kepadanya?" tanya Velicia tepat di telinga Arnold.

Bersambung ya.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

cinta buta kyknya

2023-03-08

0

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

ada ya cwe kya s velicia yg ga punya harga DRI nyebelin bukan y ksian aq mlah benci sm cwe lemah Dan goblog hnya krn d buta kan cinta rela mnderita

2021-10-13

4

lihat semua
Episodes
1 VONIS DOKTER
2 KESEPAKATAN
3 PERTEMUAN TAK SENGAJA
4 PERTENGKARAN VELICIA DENGAN ARNOLD
5 KELICIKAN VIONA
6 VELICIA TERLUKA
7 PERCERAIAN
8 PACAR 11 MILIAR
9 BERTEMU MERRY
10 RENCANA TUAN BESAR SETYAWAN
11 Arnold masak buat Velicia
12 Penolakan Velicia
13 Penyelesaian kesepakatan
14 Ingat janji
15 Terungkap
16 Viona kecelakaan
17 Melupakan Cintanya
18 Kedatangan Jack
19 Pergi ke pesta
20 Penyesalan
21 Perhatian Jack
22 perlindungan Arnold
23 Kedatangan Jack
24 Clara mengusir Arnold
25 Veliacia koma
26 menjenguk Velicia
27 salah orang
28 Alasan Arnold
29 Perasaan Hangat
30 Rindu pelukan Mama
31 Kemoterapi
32 curiga
33 Arnold bertemu Clara
34 kecurigaan Velicia
35 Andreas frustasi
36 kekesalan Arnold
37 Kedatangan Selly
38 Kejutan untuk Merry
39 penasaran Kakak Arnol
40 Fakta mengejutkan
41 Ancaman Viona
42 Rindu akan keluarganya
43 Merry Rindu Velicia
44 mimpi buruk
45 kenyataan
46 Rindu keluarga hangat
47 Pertemuan Arnold dan Velicia
48 Merawat Velicia
49 Kenyataan yang pahit
50 Cia masih istriku
51 Mencoba melepaskan
52 Takut ditinggal
53 Kedatangan Merry
54 Andreas Sakit
55 Manusia Banteng
56 Menemani Cia
57 Jack salah paham
58 Ginjal Arnol cocok
59 Rencana Arnold
60 Pesan untuk Cia
61 Ikatan Batin
62 Kedatangan Leon
63 Andreas sadar
64 Rindu gadis kecilnya
65 ungkapan Cinta
66 Leon Dilema
67 Maria Dilema
68 Arnold rindu Cia
69 Rencana Maria
70 Merahasiakan Arnold
71 Melindungi Aura
72 Sosok Misterius
73 prioritas
74 Bulan madu
75 Mendebarkan
76 Aura menghilang
77 Misi Menyelamatkan Aura
78 aku kotor
79 Masih Sah
80 pernikahan
81 Kejutan Andreas
82 penyesalan
83 Rencana Leon
84 Viona kalah telak
85 Pengakuan Shinta
86 Aura sedih
87 Aura pergi
88 bertemu Aura
89 Misi penyelamatan
90 candu
91 Jhon murka
92 kedatangan Jack
93 Wanita misterius
94 Trauma Erik
95 Firasat Cia
96 Masuk ruang ICU
97 Ayo menikah
98 Tuan pemaksa
99 Jhon cemburu
100 Keputusan Clara
101 Jhon Bucin
102 Pernikahan Jhon dan Clara
103 Berebut Ayam
104 Jhon pria rapuh
105 Kejutan dari Andreas
106 Harus mendapatkan Shinta
107 Mengikuti Cia
108 Kekhawatiran Arnold dan Jack
109 Rayuan Andreas
110 kegundahan dua pria
111 Ada rasa yang berbeda
112 Kecemasan Shinta
113 Melepaskan rindu
114 Clara Hamil
115 Tekat Cia
116 Keputusan Arnold
117 mengingatkan suami
118 Kegundahan Cia
119 mencari tujuan Maria
120 menangkap basah suami
121 Keputusan Cia
122 Pesan terakhir Papa
123 Kembali bekerja
124 Keraguan Shinta
125 cinta atau hanya tanggung jawab
126 Kabar Viona kembali
127 Kedatangan Viona
128 Membeli perlengkapan bayi
129 Viona berpulang
130 Berhutang nyawa
131 Siapa Ayah Langit
132 Undangan makan malam
133 Belum siap
134 Bujukan Maria
135 Kedatangan Eric
136 Pengakuan Eric
137 Clara pergi
138 Rencana Jimmy dan menantunya
139 Teringat Clara
140 Kandungan Clara lemah
141 Pertolongan Alek
142 Rasa sesak Cia
143 Jhon cemburu
144 Kedatangan Aura dan Leon
145 Ajakan selingkuh Clara
146 Berita Duka
147 Akhir dari cerita
Episodes

Updated 147 Episodes

1
VONIS DOKTER
2
KESEPAKATAN
3
PERTEMUAN TAK SENGAJA
4
PERTENGKARAN VELICIA DENGAN ARNOLD
5
KELICIKAN VIONA
6
VELICIA TERLUKA
7
PERCERAIAN
8
PACAR 11 MILIAR
9
BERTEMU MERRY
10
RENCANA TUAN BESAR SETYAWAN
11
Arnold masak buat Velicia
12
Penolakan Velicia
13
Penyelesaian kesepakatan
14
Ingat janji
15
Terungkap
16
Viona kecelakaan
17
Melupakan Cintanya
18
Kedatangan Jack
19
Pergi ke pesta
20
Penyesalan
21
Perhatian Jack
22
perlindungan Arnold
23
Kedatangan Jack
24
Clara mengusir Arnold
25
Veliacia koma
26
menjenguk Velicia
27
salah orang
28
Alasan Arnold
29
Perasaan Hangat
30
Rindu pelukan Mama
31
Kemoterapi
32
curiga
33
Arnold bertemu Clara
34
kecurigaan Velicia
35
Andreas frustasi
36
kekesalan Arnold
37
Kedatangan Selly
38
Kejutan untuk Merry
39
penasaran Kakak Arnol
40
Fakta mengejutkan
41
Ancaman Viona
42
Rindu akan keluarganya
43
Merry Rindu Velicia
44
mimpi buruk
45
kenyataan
46
Rindu keluarga hangat
47
Pertemuan Arnold dan Velicia
48
Merawat Velicia
49
Kenyataan yang pahit
50
Cia masih istriku
51
Mencoba melepaskan
52
Takut ditinggal
53
Kedatangan Merry
54
Andreas Sakit
55
Manusia Banteng
56
Menemani Cia
57
Jack salah paham
58
Ginjal Arnol cocok
59
Rencana Arnold
60
Pesan untuk Cia
61
Ikatan Batin
62
Kedatangan Leon
63
Andreas sadar
64
Rindu gadis kecilnya
65
ungkapan Cinta
66
Leon Dilema
67
Maria Dilema
68
Arnold rindu Cia
69
Rencana Maria
70
Merahasiakan Arnold
71
Melindungi Aura
72
Sosok Misterius
73
prioritas
74
Bulan madu
75
Mendebarkan
76
Aura menghilang
77
Misi Menyelamatkan Aura
78
aku kotor
79
Masih Sah
80
pernikahan
81
Kejutan Andreas
82
penyesalan
83
Rencana Leon
84
Viona kalah telak
85
Pengakuan Shinta
86
Aura sedih
87
Aura pergi
88
bertemu Aura
89
Misi penyelamatan
90
candu
91
Jhon murka
92
kedatangan Jack
93
Wanita misterius
94
Trauma Erik
95
Firasat Cia
96
Masuk ruang ICU
97
Ayo menikah
98
Tuan pemaksa
99
Jhon cemburu
100
Keputusan Clara
101
Jhon Bucin
102
Pernikahan Jhon dan Clara
103
Berebut Ayam
104
Jhon pria rapuh
105
Kejutan dari Andreas
106
Harus mendapatkan Shinta
107
Mengikuti Cia
108
Kekhawatiran Arnold dan Jack
109
Rayuan Andreas
110
kegundahan dua pria
111
Ada rasa yang berbeda
112
Kecemasan Shinta
113
Melepaskan rindu
114
Clara Hamil
115
Tekat Cia
116
Keputusan Arnold
117
mengingatkan suami
118
Kegundahan Cia
119
mencari tujuan Maria
120
menangkap basah suami
121
Keputusan Cia
122
Pesan terakhir Papa
123
Kembali bekerja
124
Keraguan Shinta
125
cinta atau hanya tanggung jawab
126
Kabar Viona kembali
127
Kedatangan Viona
128
Membeli perlengkapan bayi
129
Viona berpulang
130
Berhutang nyawa
131
Siapa Ayah Langit
132
Undangan makan malam
133
Belum siap
134
Bujukan Maria
135
Kedatangan Eric
136
Pengakuan Eric
137
Clara pergi
138
Rencana Jimmy dan menantunya
139
Teringat Clara
140
Kandungan Clara lemah
141
Pertolongan Alek
142
Rasa sesak Cia
143
Jhon cemburu
144
Kedatangan Aura dan Leon
145
Ajakan selingkuh Clara
146
Berita Duka
147
Akhir dari cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!