PERTEMUAN TAK SENGAJA

Tidak ada jawaban dari Arnold, tapi telpon terputus begitu saja, setelah selesai menelpon Velicia segera keluar dari kantor pengacaranya. Saat dia keluar tidak sengaja melihat sosok yang tidak asing.

Viona yang baru keluar dari mall melihat Velicia hanya tersenyum, tapi Velicia tidak menggubrisnya. Namun, saat Viona menyebut sesuatu barulah Velicia menghentikan langkahnya.

"Nyonya Setyawan ya?" tanya Viona.

"Iya Ada apa, Nona?" tanya Velicia tenang.

"Aku hanya akan merebut kekasihku kembali," ucap Viona sambil tersenyum sinis,

"Apa tidak ada pria lain, hingga Anda ingin merebut pria beristri, Nona?" tanya Velicia.

Mendengar apa yang dikatakan Velicia membuat Viona marah, "Apa kau tahu posisi Nyonya Setyawan yang sekarang ini kamu dapatkan karena posisimu yang sebagai Ceo dari keluarga Arista!" seru Viona sambil tersenyum mengejek.

Velicia hanya tersenyum getir  mendengar apa yang dikatakan oleh Viona kepadanya, tapi wanita itu tetap tenang karena dia tidak ingin mengundang keributan.

"Velicia, Arnold sama sekali tidak mencintaimu, dan semua yang dia lakukan karena dia begitu mencintaiku," ujar Viona.

Hati Velicia begitu terluka, tapi luka ini tidak berdarah. kedua tangannya mengepal menahan perih di hati dan sesak di dadanya.

"Arnold tidak mencintaiku, tapi aku disini yang menjadi Nyonya Setyawan," ujar Velicia membuat Viona terdiam.

Viona tak menampik apa yang dikatakan oleh Velicia, selain Nyonya Setyawan wanita di depannya kini juga memiliki kekayaan, sedangkan Viona sadar diri karena tidak punya apa-apa.

Viona yang melihat Arnold hendak keluar dari mall, tiba-tiba menangis membuat Valecia heran, saat melihat Arnold datang barulah ia mengerti. Apalagi sekarang suaminya itu menatapnya dengan sedingin pisau yang menancap di hatinya, tapi luka itu tak berdarah.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya Arnold dingin.

Mendengar pertanyaan Arnold membuat Valecia menjawabnya acuh tak acuh," Kenapa? Lagi berkencan di belakangku?"

Mendengar apa yang dikatakan oleh Velicia membuat wajah Viona memucat, wanita itu menahan tangan Valecia," Nona Velic, Anda jangan salah paham ...."

Velicia langsung menghempaskan tangan Viona, tapi gerak Arnold dengan cepat menopang tubuh wanita yang dicintainya. Tenaga Arnold yang besar membuat tubuh istrinya terjatuh ke lantai dengan tangan yang terluka dan berdarah.

Melihat apa yang dilakukan suaminya membuat ia  mengerti, yang ada di mata Arnold hanyalah Viona, Velicia menertawakan dirinya sendiri karena terlalu berharap, meskipun begitu dia tetap membuka mulut dan berkata dengan lembut, "Ar, aku terluka."

Arnold mendengar suara lemah dari istrinya menatapnya bingung, baru kali ini dia melihat sosok lemah dari wanita yang biasa terlihat tegar dan kuat. Dia tidak pernah mendengar wanita itu mengeluh sedikitpun.

Velicia hanya menarik napas, ia merutuki kebodohannya kenapa menjadi lemah di depan suami yang kini lebih mementingkan wanita lain dari istrinya sendiri.

Saat Valecia akan berdiri ia melihat senyum sinis kemenangan dari bibir Viona, hal itu membuat Velicia mendengus. Setelah kepergian Velicia Arnold menatap nanar punggung istrinya yang kian menjauh, yang membuatnya heran mobil itu terparkir di depan pengacara keluarga Arista.

Arnold segera ,menepis pikiran buruknya, ia membawa Viona menuju ke mobilnya. tanpa keduanya sadari Velicia masih melihat apa yang dilakukan suaminya kepada wanita lain.

Sebesar apapun aku mencintaimu dan menginginkan kasih sayang darimu rasanya hanya sia-sia. Air mata Velicia kembali lagi menetes membasahi pipinya. Rasanya cukup sudah dia menangisi takdirnya.

Diusapnya air matanya, Velicia tidak ingin kembali ke kantor. tapi dia ingat banyak berkas yang harus ditanda tanganinya. Wanita itu mengemudikan mobilnya sendiri, perlahan akhirnya mobil yang dikemudikannya sampai di basement kantor.

Velicia segera turun dari mobil dan berjalan menuju ke lobby, wanita itu masuk ke dalam lift khusus petinggi kantor. Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding lift rasanya tubuhnya begitu lemah sekarang.

"Apa aku akan mati sekarang," batin Velicia.

Ting, suara lift terbuka, wanita itu berjalan dengan gontai menuju ke ruangannya, Clara melihat Ceo baru pulang dengan wajah kian memucat membuatnya begitu khawatir.

"Ibu tidak apa-apa, kenapa nggak langsung pulang istirahat saja?" tanya Clara terlihat cemas.

"Kamu jangan khawatir, aku baik-baik saja, masih ada dua bulan lebih waktuku, Clara!" seru Velicia sambil tersenyum.

Clara hanya bisa menatap iba wanita yang ada di depannya ini, walau Velicia orang paling berkuasa di kotanya tapi dia tidak sombong.

"Sudah sana kembali ke tempat kerjamu, Clara!" perintah Velicia.

"Baik Bu," dengan Ragu gadis itu keluar dari ruangan Ceo

Velicia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, wanita itu lupa ini sudah siang harusnya tadi di meminum obat pereda nyerinya. Dibukanya tas yang sudah pastinya harganya begitu mahal.

Velicia terlihat pias karena obatnya tidak ia temukan, wanita itu semakin menekan perut bagian bawahnya, jika dia tidak segera pulang bisa-bisa dia akan dibawa ke rumah sakit.

Valecia keluar dari ruangannya dengan berjalan pelan, saat pintu terbuka Clara langsung menyambutnya.

"Clara antarkan aku pulang," katanya dengan lemah.

"Iya Bu," jawab Clara.

Asisten itu menopang tubuh bosnya, dia langsung menuju ke basement dimana mobil wanita yang kuat walau hatinya rapuh ini berada.

"Aku tidak boleh terlihat lemah, Clara," kata Velicia.

"Ibu harus kuat, dan mempertahankan posisi sebagai Nyonya Setyawan," ujar Clara.

Velicia tersenyum getir, ini saja umurnya tinggal dua bulan lagi, bisa jadi lebih cepat dari perkiraan dokter. Walau dokter menyarankan dia untuk kemoterapi, tapi kanker dalam tubuhnya sudah menyebar, dia tinggal menunggu waktu saja.

Tubuh Velicia kian kurus, tapi sepertinya Arnold tidak menyadarinya saat melampiaskan ***** bejatnya. Kenapa nasibnya menjadi semiris ini. Clara melihat wanita yang duduk di belakang itu sedang mengusap air matanya.

Velicia masuk rumah sedangkan Clara kembali ke kantor. Mbak Sum melihat Nyonyanya sudah pulang hanya menatap heran karena wanita itu terlihat begitu pucat.

Velicia segara naik ke lantai atas, di bantu oleh mbak Sum.

"Apa saya harus telepon Tuan Nyonya," kata Mbak Sum merasa khawatir.

"Tidak usah Mbak, dia juga nanti pulang," jawab Velicia.

Mbak Sum merasa iba melihat wanita yang begitu baik itu sedang sakit, setelah sampai kamar Velicia mengambil obatnya yang disimpan dalam laci kecil paling bawah.

Kepalanya sudah begitu pusing, akhirnya wanita itu dapat merasakan kalau tubuhnya seakan akan limbung.

Setelah dua jam tertidur, Velicia membuka matanya perlahan. Dia menatap jam dan segera bangun untuk membersihkan tubuhnya. Kini dia duduk di ranjang sambil memegang surat perceraiannya. Walau berat, tapi ia harus mengiklaskannya.

Velicia menandatangani surat perceraian dan meletakkannya di dalam laci kamar. Kemudian dia duduk di sofa, sambil menunggu Arnold pulang. Namun, akhirnya ia ketiduran di sofa.

Arnold baru pulang pada pukul 3 subuh, di tubuhnya masih tercium aroma tubuh Viona, Velicia tidak mencium aromanya waktu itu, dia berperilaku lembut kepada Arnold.

"Baru pulang?" tanya Velicia.

"Hem," kata Arnold.

Velicia malam ini menunggu Arnold dengan tampilan yang beda, ia terlihat cantik dan kini bersandar di lengan suaminya dengan manja.

"Arnold, aku menunggumu dari tadi, sampai aku belum makan malam," kata Velicia dengan bergelayut manja.

Arnold menatap wajah istrinya, pria itu merasa ada yang aneh pada Velicia. Kemudian digemggamnya tangan istrinya dengan lembut dan langsung bertanya."Velicia, ada yang aneh denganmu dari kemarin!"

 

 

 

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

bergelimang harta.. Tpo tanpa dicintaii
kejamn kamu arnold

2021-11-15

0

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

harta nya mnding d ksih k panti asuham lbih berguna knp sih Thor bkin cruta novel cewe y lemah atw tinggalin az tuh s Arnold pergi brobat yg jauh dah smbuh bks dendam

2021-10-13

7

Dewi Suherman

Dewi Suherman

baru baca aj sedih 😭

2021-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 VONIS DOKTER
2 KESEPAKATAN
3 PERTEMUAN TAK SENGAJA
4 PERTENGKARAN VELICIA DENGAN ARNOLD
5 KELICIKAN VIONA
6 VELICIA TERLUKA
7 PERCERAIAN
8 PACAR 11 MILIAR
9 BERTEMU MERRY
10 RENCANA TUAN BESAR SETYAWAN
11 Arnold masak buat Velicia
12 Penolakan Velicia
13 Penyelesaian kesepakatan
14 Ingat janji
15 Terungkap
16 Viona kecelakaan
17 Melupakan Cintanya
18 Kedatangan Jack
19 Pergi ke pesta
20 Penyesalan
21 Perhatian Jack
22 perlindungan Arnold
23 Kedatangan Jack
24 Clara mengusir Arnold
25 Veliacia koma
26 menjenguk Velicia
27 salah orang
28 Alasan Arnold
29 Perasaan Hangat
30 Rindu pelukan Mama
31 Kemoterapi
32 curiga
33 Arnold bertemu Clara
34 kecurigaan Velicia
35 Andreas frustasi
36 kekesalan Arnold
37 Kedatangan Selly
38 Kejutan untuk Merry
39 penasaran Kakak Arnol
40 Fakta mengejutkan
41 Ancaman Viona
42 Rindu akan keluarganya
43 Merry Rindu Velicia
44 mimpi buruk
45 kenyataan
46 Rindu keluarga hangat
47 Pertemuan Arnold dan Velicia
48 Merawat Velicia
49 Kenyataan yang pahit
50 Cia masih istriku
51 Mencoba melepaskan
52 Takut ditinggal
53 Kedatangan Merry
54 Andreas Sakit
55 Manusia Banteng
56 Menemani Cia
57 Jack salah paham
58 Ginjal Arnol cocok
59 Rencana Arnold
60 Pesan untuk Cia
61 Ikatan Batin
62 Kedatangan Leon
63 Andreas sadar
64 Rindu gadis kecilnya
65 ungkapan Cinta
66 Leon Dilema
67 Maria Dilema
68 Arnold rindu Cia
69 Rencana Maria
70 Merahasiakan Arnold
71 Melindungi Aura
72 Sosok Misterius
73 prioritas
74 Bulan madu
75 Mendebarkan
76 Aura menghilang
77 Misi Menyelamatkan Aura
78 aku kotor
79 Masih Sah
80 pernikahan
81 Kejutan Andreas
82 penyesalan
83 Rencana Leon
84 Viona kalah telak
85 Pengakuan Shinta
86 Aura sedih
87 Aura pergi
88 bertemu Aura
89 Misi penyelamatan
90 candu
91 Jhon murka
92 kedatangan Jack
93 Wanita misterius
94 Trauma Erik
95 Firasat Cia
96 Masuk ruang ICU
97 Ayo menikah
98 Tuan pemaksa
99 Jhon cemburu
100 Keputusan Clara
101 Jhon Bucin
102 Pernikahan Jhon dan Clara
103 Berebut Ayam
104 Jhon pria rapuh
105 Kejutan dari Andreas
106 Harus mendapatkan Shinta
107 Mengikuti Cia
108 Kekhawatiran Arnold dan Jack
109 Rayuan Andreas
110 kegundahan dua pria
111 Ada rasa yang berbeda
112 Kecemasan Shinta
113 Melepaskan rindu
114 Clara Hamil
115 Tekat Cia
116 Keputusan Arnold
117 mengingatkan suami
118 Kegundahan Cia
119 mencari tujuan Maria
120 menangkap basah suami
121 Keputusan Cia
122 Pesan terakhir Papa
123 Kembali bekerja
124 Keraguan Shinta
125 cinta atau hanya tanggung jawab
126 Kabar Viona kembali
127 Kedatangan Viona
128 Membeli perlengkapan bayi
129 Viona berpulang
130 Berhutang nyawa
131 Siapa Ayah Langit
132 Undangan makan malam
133 Belum siap
134 Bujukan Maria
135 Kedatangan Eric
136 Pengakuan Eric
137 Clara pergi
138 Rencana Jimmy dan menantunya
139 Teringat Clara
140 Kandungan Clara lemah
141 Pertolongan Alek
142 Rasa sesak Cia
143 Jhon cemburu
144 Kedatangan Aura dan Leon
145 Ajakan selingkuh Clara
146 Berita Duka
147 Akhir dari cerita
Episodes

Updated 147 Episodes

1
VONIS DOKTER
2
KESEPAKATAN
3
PERTEMUAN TAK SENGAJA
4
PERTENGKARAN VELICIA DENGAN ARNOLD
5
KELICIKAN VIONA
6
VELICIA TERLUKA
7
PERCERAIAN
8
PACAR 11 MILIAR
9
BERTEMU MERRY
10
RENCANA TUAN BESAR SETYAWAN
11
Arnold masak buat Velicia
12
Penolakan Velicia
13
Penyelesaian kesepakatan
14
Ingat janji
15
Terungkap
16
Viona kecelakaan
17
Melupakan Cintanya
18
Kedatangan Jack
19
Pergi ke pesta
20
Penyesalan
21
Perhatian Jack
22
perlindungan Arnold
23
Kedatangan Jack
24
Clara mengusir Arnold
25
Veliacia koma
26
menjenguk Velicia
27
salah orang
28
Alasan Arnold
29
Perasaan Hangat
30
Rindu pelukan Mama
31
Kemoterapi
32
curiga
33
Arnold bertemu Clara
34
kecurigaan Velicia
35
Andreas frustasi
36
kekesalan Arnold
37
Kedatangan Selly
38
Kejutan untuk Merry
39
penasaran Kakak Arnol
40
Fakta mengejutkan
41
Ancaman Viona
42
Rindu akan keluarganya
43
Merry Rindu Velicia
44
mimpi buruk
45
kenyataan
46
Rindu keluarga hangat
47
Pertemuan Arnold dan Velicia
48
Merawat Velicia
49
Kenyataan yang pahit
50
Cia masih istriku
51
Mencoba melepaskan
52
Takut ditinggal
53
Kedatangan Merry
54
Andreas Sakit
55
Manusia Banteng
56
Menemani Cia
57
Jack salah paham
58
Ginjal Arnol cocok
59
Rencana Arnold
60
Pesan untuk Cia
61
Ikatan Batin
62
Kedatangan Leon
63
Andreas sadar
64
Rindu gadis kecilnya
65
ungkapan Cinta
66
Leon Dilema
67
Maria Dilema
68
Arnold rindu Cia
69
Rencana Maria
70
Merahasiakan Arnold
71
Melindungi Aura
72
Sosok Misterius
73
prioritas
74
Bulan madu
75
Mendebarkan
76
Aura menghilang
77
Misi Menyelamatkan Aura
78
aku kotor
79
Masih Sah
80
pernikahan
81
Kejutan Andreas
82
penyesalan
83
Rencana Leon
84
Viona kalah telak
85
Pengakuan Shinta
86
Aura sedih
87
Aura pergi
88
bertemu Aura
89
Misi penyelamatan
90
candu
91
Jhon murka
92
kedatangan Jack
93
Wanita misterius
94
Trauma Erik
95
Firasat Cia
96
Masuk ruang ICU
97
Ayo menikah
98
Tuan pemaksa
99
Jhon cemburu
100
Keputusan Clara
101
Jhon Bucin
102
Pernikahan Jhon dan Clara
103
Berebut Ayam
104
Jhon pria rapuh
105
Kejutan dari Andreas
106
Harus mendapatkan Shinta
107
Mengikuti Cia
108
Kekhawatiran Arnold dan Jack
109
Rayuan Andreas
110
kegundahan dua pria
111
Ada rasa yang berbeda
112
Kecemasan Shinta
113
Melepaskan rindu
114
Clara Hamil
115
Tekat Cia
116
Keputusan Arnold
117
mengingatkan suami
118
Kegundahan Cia
119
mencari tujuan Maria
120
menangkap basah suami
121
Keputusan Cia
122
Pesan terakhir Papa
123
Kembali bekerja
124
Keraguan Shinta
125
cinta atau hanya tanggung jawab
126
Kabar Viona kembali
127
Kedatangan Viona
128
Membeli perlengkapan bayi
129
Viona berpulang
130
Berhutang nyawa
131
Siapa Ayah Langit
132
Undangan makan malam
133
Belum siap
134
Bujukan Maria
135
Kedatangan Eric
136
Pengakuan Eric
137
Clara pergi
138
Rencana Jimmy dan menantunya
139
Teringat Clara
140
Kandungan Clara lemah
141
Pertolongan Alek
142
Rasa sesak Cia
143
Jhon cemburu
144
Kedatangan Aura dan Leon
145
Ajakan selingkuh Clara
146
Berita Duka
147
Akhir dari cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!