Episode 3

Dewi menjatuhkan tubuhnya di sofa setelah meminta Tutik membatalkan semua janji hari ini. Ia termenung mengingat peristiwa semalam, dalam benaknya dipenuhi banyak tanda tanya tentang pembantu perempuan dokter Pam, gadis kecil yang cantik itu, dan kata-kata yang samar-samar didengarnya saat sakit kepala menyerangnya. Dan anehnya, rasa sakit itu menghilang dengan cepat saat ia masuk ke kamarnya.

Sepertinya hal itu cukup menyita perhatiannya, sampai ia tidak menyadari kehadiran seseorang dalam kantornya. Dewi menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Begitu melihat wajahnya Dewi terhenyak, ia bangun dari sofa dan berdiri menyambutnya.

“Bapak, sugeng rawuh”, sapa Dewi kepada Pak Harto, laki-laki separuh baya yang berdiri di depannya.

“Piye kabarmu nduk cah ayu? Wes suwe kowe ora mulih ngidul, apa ora kangen karo bapak”, tanya Harto itu kepada Dewi.

“Nggih kangen tho pak, ning dereng saget mantuk. Dereng saget nyopir dewe”, jawab Dewi sambal mempersilahkan Harto, lelaki tua yang disebut bapak oleh Dewi.

“Ough ngunu tho, lha mbok ngomong apa njaluk tulung Dar, kon ngeterke. Mengko yen arep bali tak ngomong Pur, ben ngeterke mulih,” sambung Pak Harto sambil duduk di sofa dekat Dewi. “Apa ngene, aku tak mampir rene wae, suk yen ana garapan neng kene. Sisan karo ibumu. Soale, ibumu mung tokan-takon wae nganti bingung leh ku

gawe alesan”.

“Nggih pak, ngoten nggih sae,” jawab Dewi dengan takjim.

Tak lama setelah itu pintu diketuk dan muncullah Tutik dengan membawa segelas teh hangat dan sepiring gorengan.

“Sugeng siang Pakdhe, dhahar mriki tho?”, tanya Tutik sambal meletakkan gelas dan piring di meja.

“Nuwun ya Tik, ora usah repot-repot. Aku ora suwe kok, mung nginguk anak wedhok”, jawab Pak Harto.

“Ndak usah Tik, nanti makan di luar saja, sekalian mau keliling outlet kita”, jelas Dewi sambal mengedipkan mata kepada Tutik.

“Ya sudah Mbak Dewi, monggo Pak dhe,” sapa Tutik sambil keluar ruangan Dewi.

Pak Harto meminum tehnya dan mengambil tahu isi, makanan kesukaannya, lalu menggigitnya sambal mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Enak tenan, Tutik kie ya pinter tenan lho, ngerti wae senenganku. Iki tuku apa gawe dewe nduk?, tanya Pak Harto.

“Bu Dar sing ndamel Pak, sak niki masak kangge bocah-bocah”, jawab Dewi.

“Wah, saya penak yen ngunu, ora perlu jajan neng njaba”, komentar Pak Harto sambil menghabiskan tahu isi yang ada di tangannya.

“Nduk cah ayu, bapak rene iki merga ditangisi ibumu. Deweke pesen kowe suk setu arep dijak njagong neng anake koncone. Jare iki undangan special ngunu”, jelas Pak Harto kepada Dewi. “Wingi malah wes tuku sarimbitan ngunu, malah wes milih kalung sak penganggone barang kanggo kado”.

“Nggih Pak, mengke kula atur jadwal meeting kalih suplier. Benjing setu bibar kantor kula mantuk Pak”, jawab Dewi.

“Ora, ora usah mulih, wong undangane neng kene kok. Setu esuk, aku karo ibumu tak mrene, ngawa sak perangkat sing dibutuhake. Kowe tak tunggu neng omah wae, mengko mangkat bareng saka ngomah”, kata Pak Harto.

“Nggih Pak, kula manut mawon”, jawab Dewi sambil berdiri menuju meja kerjanya karena telepon berdering.

“Ya Tik, ada apa?” tanya Dewi saat mengangkat telepon.

“Mbak Dewi, ini ada Dokter Pam, katanya mau nganter obat. Mau ditemui atau tidak? Soalnya masih ada Pak Dhe di dalam”, jawab Tutik.

“Suruh masuk saja Tik, barangkali ada yang penting untuk dikatakan”, kata Dewi.

“Baik mbak, saya akan segera antarkan”, kata Tutik.

Dewi menutup teleponnya dan kembali duduk di samping Pak Harto.

“Nggih Pak, Dewi manut. Bapak kalian ibu sare wonten ndalem tho?” tanya Dewi dengan penuh harap.

“Ora nduk, sak jane aku karo ibumu wes di-booking-ke kamar, ya ning hotel sing dienggo resepsi kuwi. Dadi critane, aku karo ibumu mung methuk awakmu. Mengko Pur sing nyopir, dadi yen awakmu meh mulih ngomah ana sing ngeterke mulih. Ning yen arep melu nginep ya luwih becik”, jelas Pak Harto.

“Mekaten nggih sae Pak. Kula manut kemawon”, jawab Dewi.

Ketukan pintu membuat mereka menoleh ke arah pintu dan berhenti berbicara. Perlahan daun pintu terbuka dan muncul Tutik mengantarkan Dokter Pam. Saat Pak Harto melihat kehadiran Dokter Pam, ia terkejut dan tertawa lepas. Sementara itu Dewi terkesiap melihat perilaku bapaknya.

“We…. Ana tamu agung. Kene… lungguh kene”, sapa Pak Harto.

“Nggih Pak, matur nuwun”, jawab Dokter Pam sambil mengambil tempat untuk duduk di samping Dewi.

“Saiki wes praktek ya Pam?” tanya Pak Harto.

“Sampun Pak, wonten poliklinik RSUD. Sampun wolung taun menika”, sambung Dokter Pam.

“Lho, Bapak tepang tho kalian Dokter Pam?” tanya Dewi dengan keheranan.

“Iya nduk, mbiyen dewekke PPL ana rumah sakit mburi kecamatan kae. Pas aku lagi nggarap proyek Gedung anyar”, jelas Pak Harto dengan hati-hati.

“Ough, ngoten tho Pak”, jawab Dewi setengah bingung.

“Ya wes, aku tak bali sek. Aja lali ya nduk, setu ndang bali kerja. Tak tunggu neng omah”, pamit Pak Harto sambil beranjak meninggalkan ruangan Dewi.

“Nggih Pak”, jawab Dewi sambil melihat Pak Harto keluar dan menutup pintu. Lalu Dewi berpaling, berhadapan dengan Dokter Pam, “Maaf ya Dok, tadi masih ada bapak. Dan terima kasih sudah mau menunggu”.

“Tidak apa-apa Wi, lagi pula aku yang mau ke sini kok. Ohya, ini obat dan vitamin kamu. Untuk jadwal kunjungan berikutnya, hubungi Pak Jono saja”, kata dokter Pam.

“Terima kasih Dok, untuk tagihannya nanti akan ditransfer Tutik”, jawab Dewi.

“Gampang itu, maaf ya buat semalam. Tidak usah terlalu dipikirkan, nanti sakit kepalanya semakin tajam. Untuk undangan dari Cinta, tidak usah diperdulikan saja. Nanti aku akan cari alasan untuk itu”, kata dokter Pam.

“Iya, terima kasih. Mau minum apa Dok?” lanjut Dewi

“Tidak usah, aku ke sini mau ajak Dewi makan siang. Mumpung hari ini agak longgar dan juga kebetulan di rumah tidak ada yang masak”, kata dokter Pam.

“Kok bisa kebetulan banget sih? Beneran kebetulan atau memang disengajakan?” lanjut Dewi sambil tertawa. “Oke, saya siap-siap dulu ya”.

Dewi beranjak dari kursinya menuju meja kerjanya dan mengangkat telepon untuk menghubungi Tutik. Ia meminta Tutik untuk me-reschedule jadwalnya keliling outlet batik miliknya siang ini. Dewi mengambil tasnya dan mengeluarkan berkas kerjanya di atas meja lalu beranjak mengikuti dokter Pam.

Mereka berjalan menuju tempat parkir sambil bercengkrama dengan akrab. Dewi merasa sangat nyaman dan hangat setiap kali bercengkrama dengan dokter Pam. Terlebih saat melihat binar-binar cerah di sinar mata dokter Pam, Dewi merasa melambung. Entah rasa apa yang muncul begitu halus dan hangat. Dewi semakin bergairah saat melihat senyuman Tutik, Bu Dar, Pak Dar, dan beberapa orang yang bekerja lebih lama di sana, seolah memberi semangat bagi Dewi untuk menapak lembaran baru.

Saat duduk berdua di dalam mobil pun, Dewi merasa sangat nyaman untuk bercerita apa saja dengan dokter Pam. Rasa itu begitu kental dan sungguh menyenangkan. Tertawa, bercanda, dan berbagi cerita dengan bebas dan lepas. Seperti melepaskan kepenatan yang mungkin bertahun-tahun tertumpuk dalam pikiran, hati, dan jiwa. Begitu menyenangkan.

Setiap kali melihat mata teduh dokter Pam, senyum simpul, dan tawa lepasnya,  hati Dewi berbunga-bunga seperti anak remaja yang tengah jatuh cinta. Dewi mengenal rasa itu dan menikmati keindahannya meski tanpa kata-kata cinta atau sekedar rayuan mesra. Kedekatan mereka seperti telah lama terjalin, begitu dekat, begitu nyaman.

Terpopuler

Comments

Yaya Sorayah

Yaya Sorayah

mf tor kok gk ad arti ny bhasa jawa ny...
maklum saya bkn org jawa jd tidak mengerti sama sekali....

2020-09-19

2

💐Novi_Naira💐

💐Novi_Naira💐

like

2020-09-11

0

Farul Ayang

Farul Ayang

perlu merevisi kata lagi. baru mantap.

2020-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!