Kairen tersenyum puas menatap pantulan dirinya di cermin. Seragam sekolah dengan logo SMA Garuda sudah melekat di tubuh pemuda itu dengan sempurna. Nametag Raizel Elashky .A terpampang jelas disana. Atasan yang ia keluarkan dengan dasi yang diikat ala kadarnya, sangat berkebalikan dengan aturan berpakaian di sekolah.
"Duhh, ganteng banget sih gue. Udah mirip jongkok Bities" dia mengusap dagunya sendiri menggunakan ibu jari. Mengagumi wajahnya yang memang goodlooking sejak bayi. Mencintai diri sendiri itu penting, begitu prinsip Kairen.
Di tangannya sudah terdapat sebuah buku yang berisi kepribadian Raizel di sekolah, kegiatannya, dan teman-temannya.
"Ohh jadi si Rai ketos" Kairen manggut-manggut beberapa kali.
"Dia ga ada pacar, tapi yang suka banyak. Okey, gue bakal bikin image seorang Raizel yang nggak punya pacar jadi banyak pacar" senyuman jahil muncul di wajah Kairen dengan sempurna. Sebuah rencana siap dia lakukan untuk pembukaan dramanya, hari ini.
Kairen bersiul ria sembari menuruni tangga. Rumah nampak sepi, hanya ada asisten rumah tangga dan Reyhan yang sedang duduk di meja makan.
"Pagi Paa" sapa Kairen seraya mendudukkan dirinya di kursi samping kursi Reyhan.
"Pagi" sahut Reyhan tanpa mengalihkan atensinya dari layar ponsel. Memeriksa pendapatan dari dua perusahaan miliknya dan Kenzi yang tiap jamnya bahkan bisa menghasilkan ratusan juta rupiah.
Mata pria paruh baya itu kemudian melirik putranya yang tengah sibuk mengukir roti tawar menjadi bentuk lingkaran dan mengoleskan selai membentuk corak bintang diatasnya. Reyhan cuma bisa geleng-geleng kepala. Anaknya yang satu ini emang kurang kerjaan, tapi giliran dikasih kerjaan ngeluh.
"Kamu jadi main dramanya?"
Konsentrasi Kairen yang lagi fokus mengukir masa depan. Emm eh salah, mengukir roti maksudnya. Buyar seketika. Pemuda dengan rambut cokelat dan alis tebal persis seperti milik sang ayah itu tersenyum lebar selebar lapangan golf kemudian mengangguk.
"Jadi dong Pa" sahutnya dengan yaqueen.
Reyhan mengangguk beberapa kali, pertanda mengerti.
"Berangkat sama siapa kamu nanti?"
"Sama Bang Sat"
Reyhan sontak saja menyemburkan kopi di mulutnya setelah mendengar ucapan pemuda itu. Kaget kaget asoy gimana gituh rasanya.
"Bang Satya pah" jelas Kairen diiringi kekehan, nggak peduli bapacknya lagi megap-megap abis keselek.
Suara klackson mobil terdengar dari arah depan Rumah, dan Kairen sudah tau siapa pelakunya.
"Nah, itu pasti Bang Sat. Yaudah ya Pah, Kai berangkat dulu. Bye Papa"
Kairen berlari kearah pintu, tapi saat sudah sampai disana dia berbalik arah.
"Kok balik lagi?" tanya Reyhan bingung.
"Ongkosnya mana?" Kairen menodongkan tangannya, minta ongkos. Satu kekurangan Kai, dia kere.
"Pacar 24 tapi nggak modal. Nih!!" Reyhan menyerahkan selembar uang berwarna hijau yang diterima Kai dengan wajah kurang puas.
"Kok segini sih Pa?. Tambahin dong"
"Ck, dasar mata duitan" meski dengan perasaan dongkol, Reyhan menyerahkan dua lembar uang seratus ribu kepada putranya.
"Papa emang ter the best" Puji Kairen sembari mengacungkan ibu jarinya.
Setelah pamitan tanpa peluk cium tralala, Kairen berjalan keluar rumah menghampiri Satya yang sedang menunggu sembari bersandar di kap mobil.
"Lama banget sih Lo?!. Anak-anak udah nungguin tuh di parkiran sekolah" cebik Satya dengan kesal. Maklumin aja ya guys, Kairen itu emang tipikal orang ngaret.
"Santai dong, Sat. Pagi-pagi udah tinggi darah aja Lo!!"
"Darah tinggi goblok!!. Buruan masuk, gue tinggal baru tau rasa Lo!!" Satya masuk ke dalam mobilnya terlebih dahulu, kemudian disusul oleh Kairen.
**************
Raizel duduk di kursi rodanya sembari menatap kearah Taman Rumah Sakit dengan tatapan kosong. Sejak kejadian itu, sikapnya menjadi berubah. Dia lebih sering diam dan sangat temprament. Beberapa jam diam, kemudian tiba-tiba berteriak sambil memukul kakinya sendiri. Hal itu tak hanya membuat psikisnya sendiri tertekan, tapi juga keluarganya.
"Rai...." sapaan dari arah belakang terdengar, namun Raizel tak bereaksi sedikitpun. Pemuda itu hanya diam tanpa meribah posisinya.
Kenzi datang dan berdiri di belakang kursi roda Raizel dengan hati-hati. Perempuan itu tersenyum hangat sembari mengelus rambut putranya beberapa kali.
"Gimana keadaan kamu hari ini?. Jauh lebih baik kan?"
"Aku cacat" ucap Raizel dengan nada dingin.
"NO, kamu nggak cacat oke?!. Kamu itu sempurna. Ini cuma sementara Rai, kamu bisa sembuh"
Raizel tidak menjawab lagi. Dia kembali diam. Merasa muak dengan omong kosong orang-orang yang selalu berkata kalau dia akan sembuh, dia tidak cacat, dia harus semangat, dan omong kosong lainnya. Mereka tidak tau apa yang dia rasakan.
Kenzi menghela nafas kasar. Selalu seperti ini. Tapi dia juga tau, psikis Raizel sedang tidak baik. Kenzi melirik ke belakang. Dia melambaikan tangannya, memberi kode kepada seseorang yang berada di balik pintu untuk mendekat.
"Mama mau kenalin seseorang sama kamu" ucap Kenzi diiringi senyuman.
Seorang perempuan cantik dengan rambut panjang terurai mendekat. Dia tersenyum hangat, tapi Raizel hanya menatapnya sekilas.
"Dia Agatha, orang yang bakal dampingin kamu terapi sampek kamu bisa jalan lagi"
Gadis bernama Agatha itu mengulurkan tangannya, meminta berkenalan.
"Hai, Rai. Gue Agatha, salam kenal ya"
Raizel hanya menatap uluran tangan itu tanpa berniat membalasnya. Merasa diabaikan, Agatha kembali menarik uluran tangannya sambil tersenyum paksa.
"Maafin Rai ya?" Kenzi berucap dengan nada berbisik. Dia merasa tak enak hati dengan sikap Raizel yang begitu acuh dan arogan.
Agatha membalasnya dengan senyuman sembari mengangguk.
"Yaudah kalian ngobrol dulu aja biar kenal, mama tinggal sebentar"
Sepergian Kenzi, dua orang beda gender itu saling diam tanpa ada pembicaraan apapun. Agatha melirik kearah Raizel yang seperti tidak menganggapnya.
"Gue pengen cerita deh ke Lo. Minggu lalu gue itu juga disuruh nanganin orang terapi. Tapi dia bancii. Dih jijik banget gue nanganin dia, untung dia nggak suka sama cewek jadi gue aman. Dia malah suka sama bodyguard gue dong Coy, mana dia...-
"Gue nggak mau tau, dan nggak peduli sama pasien Lo itu. Jadi mending Lo diem dan pergi dari sini. Gue mau sendiri!!" sarkas Raizel yang membuat Agatha langsung terdiam.Gadis itu menelan ludahnya susah payah. Dia tidak mengira kalau Raizel akan bersikap searogan ini.
"Oke, oke sorry kalo gue sokap. Btw, gue Agatha Verelina umur gue sama kayak Lo, gue cantik baik hati dan tidak sombong, gue sekarang kuliah di fakultas kedokteran, dan kalo Lo bingung kenapa diumur gue yang masih 17 tahun gue bisa kuliah, dulu gue lompat kelas you know?. Salam kenal. Oh ya, gue bakal pergi dan sampai ketemu besok buat first Terapy kita oke?. Bye, bye"
Setelah ngoceh panjang lebar tanpa jeda, Agatha langsung pergi melipir menjauh sebelum terkena semburan maut Raizel yang sudah menunjukkan tanduknya. Percayalah, dia juga takut liat Raizel marah.
"Dasar cewek gila!!"
**************
"Nah, ini nih yang kita tunggu" seru Vero saat melihat mobil Satya sudah terparkir rapi di parkiran SMA Garuda.
Satya dan Kairen keluar dari mobil dengan gaya cool-nya. Kaca mata hitam dan tas yang hanya mereka sampirkan sebelah membuat mereka terlihat lebih menawan.
"Inget, panggil dia Rai" bisik Vero di telinga Nauval dan dibalas acungan jempol oleh pemuda itu. Dia takut, Nauval ini jelmaannya ember. Suka bocor kemana-mana.
"Artis kita dateng nih Boss" seru Nauval sambil tersenyum senang. Mereka bertos ala lelaki kemudian sama-sama duduk bersandar di mobil Boy.
"Bentar-bentar, gue kemaren liat di TV ada kecelakaan mobil. Itu mobil Lo kan Rai?!" tanya Boy dengan kening mengerut bingung.
"Iya, tapi gue gapapa. Mobil gue doang yang rusak" sahut Kairen. Dia tertawa dalam hati, pinter banget sih gue aktingnya.
"Udah, ayok kita masuk. 15 menit lagi bel noh. Ditabok sama Pak Jamet baru tau rasa Lo!!"
Mereka ngomong sambil bisik-bisik. Takut-takut kalo Pak Jamet, guru BK denger. Sebenernya namanya Pak Slamet, tapi berhubung Satya dkk itu minim akhlak, jadilah lidahnya kepleset jadi jamet.
Lima cowok kecehh itu berjalan beriringan sambil tebar pesona. Bukan tebar benih yaa, kan nggak lucu kalo satu sekolah ngaku hamil anak mereka.
"Itu Rai bukan sih?"
"Iya njirrr, kok makin kece yaa"
"Makin sulit buat digapai"
"Kak Rai, nanti ke kantin bareng ya?" seorang gadis yang diketahui adalah adik kelas tiba-tiba mendekat. Dan dengan genitnya dia ngajak seorang Kairen ke kantin coyy.
"Dih ganjen banget sih Lo. Di depak Rai baru tau rasa!!"
"Awas mental Lo break down!!"
"Ditolak gue ketawain Lo!!"
Kairen si playboy karatan memulai aksinya. Saat semua cewek udah melontarkan cibiran pedas sepedas sambel Bu RT, dia dengan santainya merangkul bahu gadis itu sambil tersenyum menggoda.
"Boleh, atur waktu aja oke?" ucapnya dengan halus yang membuat gadis itu memekik senang.
"Oke, oke, nanti ya kak. Jam istirahat aku tunggu di Kantin" ucap gadis itu dengan semangat 45.
"Apapun buat Lo"
Vero tersenyum paksa kemudian meremass bahu Kairen agak keras.
"Sesat banget sih Lo Bong!!" desisnya pelan.
"What the fuckk"
**Haiii gaesss, maaf ya baru bisa up. Aku ada praktek, jadi sibuk. Makasih yg masih mau nunggu dan ngasih dukungan.
Pantengin terus yaaa, see you**:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
•§͜¢•ⁿᵘᵐᴮ 🦢🍒hiatus
insyaallah kai akan berubah saat cinta masa kecil nya dtang
2022-10-12
1
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
akhirnya mulai melancarkan misi untuk siapa yg buat Adik kembar nya terluka
2022-09-02
1
Rindi Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
bang kai tebar pesona ini berbeda ama bang rai ya 🤭🤭🤭
2022-06-09
1