Takdir

Kenzi dan Reyhan melangkah dengan tergesa-gesa di koridor Rumah Sakit. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia karena kedatangan Kairen kini harus berubah tragis saat kabar Raizel kecelakaan mencuat.

"Sus, gimana keadaan anak saya?!" tanya Kenzi dengan nada tak sabaran. Air matanya mengalir deras sejak tadi. Kekhawatirannya sebagai seorang ibu lebih besar dari siapapun.

"Dokter sedang menanganinya, mohon bersabar" suster itu menjawab dengan sopan. Tanpa menunggu jawaban dari Kenzi ataupun Reyhan, suster itu kembali masuk ke dalam Ruang ICU yang di tempati Raizel.

Kenzi mengusap rambutnya kasar, dan Reyhan menyandarkan punggungnya di dinding Rumah Sakit. Pikiran mereka sama-sama kalut. Ada sedikit rasa penyesalan di hati Reyhan karrna telah menyuruh Raizel menjemput Kairen di Bandara.

**************

Pesawat yang ditumpangi Kairen mendarat dengan sempurna di Indonesia. Pemuda tampan dengan jaket cokelat itu tersenyum senang. 1½ tahun sudah dia meninggalkan tempat ini. Dan sekarang dia sudah kembali, kembali ke tanah air dan tempat asalnya.

Kairen menyeret kopernya ke Lobby Bandara. Dia menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan orang yang dia kenal disana.

"Si Rai kemana sih. Kan gue tadi udah bilang kalo jangan sampek telat. Lah ini, batang hidungnya dia aja belum keliatan" cebiknya dengan kesal.

Dia mengambil ponselnya yang berada di saku jaket. Tangannya mencari usernumber Raizel kemudian melakukan panggilan telepon dengan pemuda itu.

"Kok nggak diangkat sih. Wahh, bangkee ni anak"

Kairen mencoba menghubungi Raizel beberapa kali. Tapi tak satupun panggilannya diangkat oleh saudara kembarnya itu.

"Asli nih bocah ngajak gelud. Awas aja kalo entar ketemu di rumah, gue cabut bulu hidung lo biar botak"

Ia beralih menelfon Reyhan. Panggilan tersambung, beberapa detik kemudian terdengar suara sahutan dari sana.

"Hallo Pah. Pah, ini Rai kemana sih. Aku udah sampek di Bandara loh, tapi nggak ada yang jemput" adunya berapi-api.

"Rai kecelakaan"

Ucapan itu membuat detak jantung Kairen berdebar lebih kencang. Berkali-kali dia menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak kering.

"Pah, Papa nggak bercanda kan?!. Tadi aku masih sempet chattingan sama Rai. Dia gapapa tuh. Papa ngeprank aku ya?"

Kairen tertawa kecil. Namun terkesan seperti tawa yang dipaksakan. Meskipun dia yakin jika Reyhan tidak mungkin membuat hal seperti itu sebagai candaan, tapi dia masih berharap jika yang diucapkan papanya itu salah.

"Kalo kamu nggak percaya, kamu bisa liat sendiri di Rumah Sakit XX sekarang"

Lutut Kairen terasa lemas seketika. Percayalah, setidak punya adabnya Raizel, dia tetap menyanyangi adik kembarnya itu. Bahkan jika ada yang menyakitinya, dia akan mencari orang itu sampai ujung dunia sekalipun.

"Nggak, nggak, nggak, Papa pasti bercanda. Gue bakal buktiin sendiri kesana"

Kairen berlari keluar Bandara untuk mencari taksi. Hari kedatangannya berubah suram setelah mendengar kabar itu. Rasa lelah akibat 7 jam di pesawat mendadak sirna seketika.

****************

Dengan nafas yang memburu dan langkah tergesa-gesa, Kairen berjalan menuju Ruang ICU sembari menyeret koper di tangannya. Terlihat Kenzi dan Reyhan sedang duduk di kursi tunggu dengan wajah cemas. Dua jam lamanya mereka menunggu kabar dari dokter, tapi dokter itu tak kunjung keluar dari ruangan.

"Mah, Pah, Raizel mana?" Kairen yang baru datang langsung bertanya demikian. Kenzi dan Reyhan spontan menoleh, menatap putra pertama mereka dengan wajah lesu.

Kenzi berdiri. Dia memeluk Kairen dengan erat yang tentunya dibalas oleh pemuda itu tak kalah erat.

"Kamu pasti capek ya. Udah makan belum?" perempuan itu memaksakan senyumnya untuk menyambut putra pertama yang baru datang.

"Raizel gimana Ma?" Kairen mengulangi pertanyaannya dengan nafas tercekat di tenggorokan. Dia tau, kejadian tak mengenakan memang terjadi.

"Dokter belum keluar. Belum ngasih kabar" jawab Kenzi dengan nada mencoba tenang.

"Duduk dulu yuk, kamu pasti capek kan?" perempuan itu menggiring tubuh putranya untuk ikut duduk di kursi tunggu.

"Gimana pengalaman kamu selama di Mexico?. Pacar ada berapa?" Reyhan mencoba merubah suasana. Meskipun hatinya tak tenang, tapi dia tetap mencoba memberikan samburan untuk putranya yang baru tiba.

Kairen terkekeh kecil. Dia merenggangkan otot-ototnya, kemudian bersandar di sandaran kursi dengan tatapan menatap lurus ke depan.

"Dikit kok Pah, cuma 24" sahutnya di serta cengiran.

Mata Reyhan dan Kenzi melotot tak percaya. Dikit katanya? Your otak waras kang?!.

"Astagfirullah" Kenzi mengucal istighfar sambil ngelus dada. Anak gue kenapa jadi begindang sih.

"Kurang satu Kai, genapin jadi 25" sahut Reyhan dengan wajah cengo. Kairen mengacungkan ibu jarinya, pertanda setuju.

"Sip Pah. Entar Kai nyari lagi, yang limited edition plus udah ada lebel halal dari MUI"

Keluarnya seorang dokter dari ruang ICU menghentikan percakapan unfaedah yang dilakukan Reyhan, Kenzi, dan Anak cebong mereka untuk menghilangkan kecemasan.

Semua orang kompak berdiri. Bersama-sama menghampiri dokter itu dan siap melontarkan pertanyaan.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Reyhan pada dokter itu.

"Benturan di kaki dan kepalanya sangat keras. Ada beberapa sarat yang terputus akibat benturan itu. Kemungkinan terburuk yang akan terjadi, Putra anda bisa mengalami kelumpuhan"

"LUMPUH?!" pekik Kenzi dengan suara keras. Tidak, tidak, dia tidak akan tega melihat putranya mengalami hal itu.

"Dok, apa nggak ada cara untuk menyembuhkan anak saya?!. Saya akan bayar berapapun itu, tapi tolong anak saya. Buat dia kembali seperti sedia kala!!!" Kenzi mengguncang tubuh dokter itu berulang kali. Andai jika Reyhan dan Kairen tidak menahan, entah jadi apa dokter itu di tangan Kenzi.

"Maaf, Bu. Ini bukan tentang biaya, tapi pihak medis sudah berusaha semaksimal mungkin"

***************

Kairen memandang lurus kearah duplikat wajahnya yang tengah terpejam diatas ranjang. Sudah 3 hari sejak kecelakaan terjadi, tapi Raizel belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

"Bisa KO juga lo ternyata. Nggak nyangka gue" Kairen terkekeh kecil sebelum akhirnya tersenyum miris.

"Cepet sembuh, Dude. Nanti gue kenalin ke gebetan gue yang ke 25"

Sebuah gurauan receh dari seorang playboy cap kaki badak seperti Kairen mengundang keajaiban. Mata Raizel terbuka sedikit demi sedikit.

"Anjirrr, lo beneran pengen liat gebetan gue yang ke 25 nih kayaknya" Kairen spontan berdiri.

"DOK, ADEK GUE MELEK NIHHH" teriakan dari Kairen mengundang semua orang masuk ke ruangan. Tak terkecuali Reyhan dan Kenzi. Mereka yang lagi makan ceker ayam terpaksa membawa ceker itu masuk ruangan.

"Yang, Rai melek!!" pekik Kenzi dengan mata melotot.

"Iya aku tau. Nggak usah melotot gitu matanya, serem tau"

Dokter memeriksa keadaan Raizel. Setelah dirasa cukup stabil, dia tersenyum lalu mempersilahkan pihak keluarga mendekat.

"Rai..." Kenzi duduk di samping ranjang Raizel. Tangannya mengusap rambut pemuda itu beberapa kali.

"Gimana keadaan kamu hmm?. Apa yang kamu rasain?, nanti biar Mama sampein ke dokter"

Raizel terus menatap ke bawah. Sebelum akhirnya dia menatap kearah Kenzi dengan tatapan bingung.

"Kok aku nggak bisa ngerasain kaki aku Ma?"

Pertanyaan itu membuat Kenzi tak kuasa menahan tangisannya. Begitu juga dengan Reyhan dan Kairen. Reyhan memalingkan pandangannya kearah lain, sedangkan Kairen menundukkan kepalanya.

"Kok Mama nangis?. Ma kaki aku kenapa?!. Pah, Kai?!" desak Raizel dengan suara agak keras.

"Kata Dokter..... kamu mengalami kelumpuhan karena kecelakaan waktu itu"

Pemuda itu menggeleng tak percaya. Air matanya tiba-tiba terjatuh. Wajahnya memerah, otot-otot lehernya tercetak jelas karena sebuah tekanan.

"ENGGAK. NGGAK MUNGKIN AKU LUMPUH. MAMA PASTI BOHONG KAN?!, AKU NGGAK LUMPUH KAN?!. JAWAB MA!!" Raizel berteriak histeris. Kenzi yang melihatnya menangia sesenggukan. Kairen mendekat. Dia mengusap bahu kembarannya, mencoba sedikit menenangkan pemuda itu.

"Tenangin diri lo Rai. Ini udah takdir" ucapnya dengan nada rendah.

Raizel menatap tajam kearahnya. Seakan tak terima dengan apa yang dia ucapkan barusan.

"Takdir Lo bilang?!. GUE NGGAK LUMPUH. DOKTER BEGGO ITU PASTI SALAH PERIKSA. MANA DIA, GUE MAU BIKIN PERHITUNGAN SAMA DOKTER BEGGO ITU!!!"

"Rai, kamu harus terima. Memang itu kenyataannya"

Isak tangisan yang terdengar dari mulut Raizel terdengar begitu pilu. Dia memukul-mukul kakinya sendiri berulang kali dengan kencang.

"Nggak Pah. Aku nggak mau lumpuh, aku nggak mau cacat!!!" ucapnya sembari terus memukul kakinya. Kairen mengalihkan pandangannya kearah lain. Percayalah, sebejatt apapun Kai, dia paling tidak bisa melihat keluarganya tersakiti.

"Rai, Rai dengerin Mama" Kenzi menggenggam kedua tangan Raizel, mencoba menghentikan tindakan pemuda itu dengan halus.

"Kamu nggak cacat, kamu itu sempurna. Ini cuma sementara kok sayang. Dengan ngelakuin pengobatan sama terapi, kaki kamu pasti bisa gerak lagi" ucap Kenzi memberi support.

"Kamu anak kuat. Kamu pasti bisa cepet sembuh. Asal kamu gigih terapi, Papa yakin kamu pasti bisa jalan lagi"

Raizel hanya bisa menunduk sambil mencengkram sprei kuat-kuat. Memory terakhir tentang pria bertopeng dalam mobil sedan hitam itu kembali terputar diingatannya.

"Ini semua gara-gara laki-laki itu!!!" Dendam muncul di hati seorang Raizel. Secara psikis, dia tidak terima saat orang itu membuat dirinya menjadi seperti ini.

Reyhan, Kenzi, dan Kairen kompak menoleh saat Raizel tiba-tiba berucap demikian. Tatapan bingung terpancar dari mata ketiganya.

"Orang siapa maksud Lo?" tanya Kairen penasaran. Jika benar kalau orang lain yang membuat kembarannya begini, dia bersumpah akan mencari orang itu bahkan sampai lubang semut sekalipun.

"Ada orang yang nyerang gue dari belakang waktu itu. Sampek mobil gue hilang kendali dan kecelakaan kayak kemaren"

Kairen mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Pah, Mah, aku keluar dulu. Ada urusan"

***************

Kairen duduk berhadapan dengan seseorang di kantin rumah sakit. Orang dengan jaket kulit itu mengeluarkan laptopnya dari dalam tas, kemudian menghadapkannya kearah Kairen.

"Ini rekaman CCTV nya Bos"

Mata Kairen mengamati rekaman video itu dengan teliti. Dari video itu nampak jelas, mobil Raizel diserang berulang kali dari arah belakang oleh mobil yang sama. Kemudian kecelakaan pun terjadi. Mobil sedan warna berwarna hitam itu juga ada di TKP, namun dia memgawasi dari kejauhan.

"Coba pause"

Sebuah petunjuk pun berhasil Kairen temukan. Di menit ke 47, mobil sedan itu berhenti di depan halte kosong. Seorang pria bertopeng keluar dari dalam mobil. Dia melepas hoodie hitamnya, dan dibalik balutan hoodie itu dia mengenakan seragam SMA. Seragam yang sama seperti milik Raizel.

"Jadi dia satu sekolah sama Rai?!" gumam Kairen seolah tak percaya.

"Saya rasa begitu Bos" anak buah Kairen menjawab demikian, karena memang hal itu benar adanya.

Seringaian iblis terpatri di bibir pemuda itu. Dia memiliki sebuah rencana. Satu yang perlu diketahui, dia tidak akan membiarkan seseorang yang sudah melukai keluarganya hidup tenang.

"Gue punya rencana untuk ini"

...Hai hai haiii, ada yang nungguin author cans?!. Atau nungguin ceritanya?!. Emmm aku pengen tau nih, kesan kalian setelah baca cerita ini apa sih?. Komen dong.......

...****Jangan lupa tinggalkan jejak ya manteman. Ajak kerabat atau sahabat baca cerita ini yaa, dijamin ga nyesel....

...See you in next eps yaa, happy reading****:)...

Terpopuler

Comments

•§͜¢•ⁿᵘᵐᴮ 🦢🍒hiatus

•§͜¢•ⁿᵘᵐᴮ 🦢🍒hiatus

Rai km harus sembuh jngn sampai lumpuh kasian.

2022-10-12

1

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅

apalagi nih yg akan lakukan oleh kakak setelah tau adik kembarnya sakit gara gara orang lain yg mencelakainya

2022-09-01

1

εレレαm👩‍💼

εレレαm👩‍💼

kasian Ray.. semoga gk lumpuh beneran

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Kairen dan Raizel
2 Awal dari Semuanya
3 Takdir
4 Rencana Pembalasan
5 First Day
6 Kikim?!
7 Playboy karatan
8 Ketika Orang Ganteng Bersabda
9 Sahabat?
10 Teror
11 Coretan Remaja
12 Tahu dan Tempe
13 Udang dibalik-balik?
14 Masih Berlanjut
15 Suka?
16 Apa Ini?
17 Rasa
18 Pidato
19 Rumah Pohon
20 Gila itu Nggak Waras
21 Shipper Mana Nih?!
22 Keluarga
23 Petunjuk
24 Seseorang
25 Nomor HP
26 Curiga
27 Kita
28 Sakit
29 Pesan Seorang Teman
30 Lebih Dekat
31 Aneh
32 Balapan
33 Balapan 2
34 Topeng
35 Hujan
36 Gobloque
37 Beggo sia...
38 Siapa?
39 Temen Apa Demen?
40 Dekat
41 Pelaku
42 Rencana
43 Mama
44 Berubah
45 Anti Waras
46 Camping
47 Kamu dan Bintang
48 Lebih Memilih
49 Setitik Rasa
50 Tentang Malam Ini
51 Suruhan
52 Curiga
53 Salah Paham
54 Penyelidikan
55 Ketulusan
56 FYI
57 Bukan Kamu
58 Dear Diary Kimy
59 Berbeda
60 Kabar
61 Hari-hari
62 Party
63 Ternyata Lo?!
64 Mata-mata
65 Cincin
66 Kimy yang Rapuh
67 Because I Like You
68 Bocoran
69 Perubahan
70 Planning
71 One Day With Kairen
72 Apa ini?
73 Kamu, Aku, dan Dia
74 Umi Abi Love Story
75 Fighting
76 Dejavu
77 Memilih
78 Kata yang Tidak Terucap
79 Kai dan Rindunya
80 Promote "Dream Husband"
81 Comeback
82 Next
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kairen dan Raizel
2
Awal dari Semuanya
3
Takdir
4
Rencana Pembalasan
5
First Day
6
Kikim?!
7
Playboy karatan
8
Ketika Orang Ganteng Bersabda
9
Sahabat?
10
Teror
11
Coretan Remaja
12
Tahu dan Tempe
13
Udang dibalik-balik?
14
Masih Berlanjut
15
Suka?
16
Apa Ini?
17
Rasa
18
Pidato
19
Rumah Pohon
20
Gila itu Nggak Waras
21
Shipper Mana Nih?!
22
Keluarga
23
Petunjuk
24
Seseorang
25
Nomor HP
26
Curiga
27
Kita
28
Sakit
29
Pesan Seorang Teman
30
Lebih Dekat
31
Aneh
32
Balapan
33
Balapan 2
34
Topeng
35
Hujan
36
Gobloque
37
Beggo sia...
38
Siapa?
39
Temen Apa Demen?
40
Dekat
41
Pelaku
42
Rencana
43
Mama
44
Berubah
45
Anti Waras
46
Camping
47
Kamu dan Bintang
48
Lebih Memilih
49
Setitik Rasa
50
Tentang Malam Ini
51
Suruhan
52
Curiga
53
Salah Paham
54
Penyelidikan
55
Ketulusan
56
FYI
57
Bukan Kamu
58
Dear Diary Kimy
59
Berbeda
60
Kabar
61
Hari-hari
62
Party
63
Ternyata Lo?!
64
Mata-mata
65
Cincin
66
Kimy yang Rapuh
67
Because I Like You
68
Bocoran
69
Perubahan
70
Planning
71
One Day With Kairen
72
Apa ini?
73
Kamu, Aku, dan Dia
74
Umi Abi Love Story
75
Fighting
76
Dejavu
77
Memilih
78
Kata yang Tidak Terucap
79
Kai dan Rindunya
80
Promote "Dream Husband"
81
Comeback
82
Next

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!