Our Love Story
Bicara tentang kisah, tak ada kisah yang selalu sejalan dengan harapan. Disaat kita berharap untuk bahagia, dunia selalu memberi yang sebaliknya. Memberikan kekecewaan yang terkadang membuat kita merasa bahwa dunia itu nggak adil.
Ini bukan cerita tentang anak kembar yang kemanapun selalu bersama dan berbagi suka cita. Ini adalah cerita tentang perjuangan. Perjuangan Kairen dan Raizel dalam menemukan apa itu arti kebahagiaan yang sebenarnya.
Meksiko, negara asri dengan segala ciri khas penduduknya. Menyimpan segala kisah dan peristiwa bagi semua orang yang menempati. Di salah satu sekolah menengah bergengsi disana, terdapat dua pemuda dengan paras sama persis namun memiliki sikap yang berbeda.
Ya, Kairen dan Raizel. Siapa yang tidak mengenal dua nama itu?. Tampan, cool, smart, friendly, dan pastinya sama-sama populer di bidang masing-masing. Jika Raizel unggul di bidang akademik, maka Kairen adalah sebaliknya. Pemuda itu lebih unggul dibidang main otot alias, olahraga atau yaa you know lah.
Fantastik duo, itu adalah julukan yang disematkan untuk KR Brothers disana. Pemuda kembar itu benar-benar selalu menarik perhatian semua orang saat mereka berjalan bersama.
Namun semua itu sudah tak seheboh dulu setelah setengah tahun yang lalu Raizel memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan meneruskan sekolahnya disana karena perintah sang kanjeng mami. Kini tersisalah Kairen disini seorang diri yang tinggal bersama keluarga pamannya, Justin.
Satu setengah tahun yang lalu, Kairen dan Raizel menginjakkan kaki mereka di Negara yang merupakan bagian dari Benua Amerika itu. Tak ada niat khusus di hati mereka saat bersekolah disana, mereka hanya ingin bersenang-senang.
Kairen dan Raizel memang memiliki wajah yang sama, bahkan sama persis namun mereka adalah dua orang yang berbeda. Sama-sama nakal tapi mempunyai cara yang berbeda untuk menunjukkan kenakalan itu, membuat semua orang yang melihatnya geleng-geleng kepala.
Jika Kairen terkenal bar-bar dan tidak pernah memikirkan konsekuensi yang akan dia dapat, maka berbeda dengan Raizel. Jika melihat dari peranggainya, semua orang pasti menganggap jika pemuda itu berbeda dari Kairen. Dari luar ia terlihat lebih tegas dan tidak sepetakilan Kairen. Tapi nyatanya, NOL besar. Pemuda itu sangat pintar memainkan sandiwara. Ia yang berbuat, tapi orang lain yang tertuduh sehingga namanya tetap bersih sebagai siswa teladan.
Benar kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Jika Reyhan dan Kenzi memiliki sifat yang ajaib, maka otomatis anak mereka akan memiliki sikap yang nauzubillahi min dzaliq.
Nilai plus untuk Kairen, selain friendly pemuda itu juga terkenal playboy. Entah darimana datangnya sifat itu. Mungkin efek sumpahnya Justin. Ada yang inget?.
Malam itu, kaki jenjangnya menapak di sebuah Bar milik sahabatnya, Excel. Teman yang ia dapat 1½ tahun yang lalu di pinggir taman. Kairen masih ingat betul peristiwa tersebut. Saat dimana Ia dipertemukan dengan Excel saat pemuda itu terligat nampak sangat frustasi karena habis putus cinta. Ingin rasanya Kairen tertawa dalam hati saat itu. Dia yang memang tipikal orang yang tidak pernah serius dalam berhubungan dan tidak pernah benar-benar menganggap bahwa hal itu penting, merasa sangat aneh saat melihat ada orang yang frustasi karena cinta.
Setelah diperiksa ala-ala detektif india, Kairen melangkahkan kakinya untuk memasuki bangunan lebih dalam. Pintu kaca khusus yang menjadi penutup ia buka, membuat alunan musik kencang dan aneka aroma alkohol langsung menyerang pancaindranya.
Tak ada yang bisa dilihat dari tempat ini selain keburukan. Aneka tindakan tak senonoh malah dianggap wajar jika berlangsung di tempat itu. Surga dunia bagi para pencintanya, seakan mereka tidak peduli apa yang akan mereka dapatkan di masa yang akan datang.
"Oi bro...!" seorang pemuda spontan berdiri dan menyambut kedatangan Kairen dengan semangat.
"Oii, makin seger aja tuh muka?!. Abis nyoblos?!" sahut Kairen diiringi tawaan. Mereka ber-tos ria ala lelaki kemudian duduk di sebuah sofa panjang yang ada disana.
"Nyoblos pala lo?!. Si Oliv aja nggak ngabarin gue seminggu" keluh Excel seraya
"Yaelah, tinggal nyari lagi apa susahnya sih?. Lo kan ganteng, nggak usah nyari pun cewek juga bakal nyamperin" Kairen menjawab dengan santai, tak lupa senyuman tengil warisan dari Kenzi yang selalu setia menghiasi wajah tampannya.
"Gue mah bukan elo, buaya cap kadal. Kambing dibedakin aja lo bilang cantik!!" seloroh Excel dengan wajah dongkol. Kairen terkekeh kecil. Tangannya terulur, menepuk bahu sahabatnya berulang kali tanpa berhenti tertawa.
"Iya deh, semerdeka lo aja. Gue mah tinggal nungguin lo nangis depan pager rumah sama bawa-bawa foto mantan"
"Bangkee Lo!!" umpat Excel dengan kesal. Namun ia ikut tertawa. Berteman dengan Kairen selama 1½ tahun sudah membuatnya hafal dengan sifat pemuda itu. Meskipun personality nya saat pertama kali bertemu terkesan buruk, namun Kairen adalah tipikal sahabat yang setia.
"Pesen apaan?!"
"Soda aja" sahut Kairen segera. Excel tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya.
"Gayanya ke Bar, tapi minumnya cuma soda!!" ledek pemuda itu yang membuat Kairen tertawa kikuk.
"Gue masih sayang sama si otong. Lo tau sendiri kan emak gue, kalo dia tau gue minum pasti si otong langsung ditebang" jawab Kairen sembari tertawa geli.
"Kamu bolos gapapa, balapan, tawuran its oke, dulu Mama sama Papa juga kayak gitu. Tapi jangan sekali-kali kamu nyoba buat nyentuh alkohol dan semacamnya, Mama sunat kamu di monas pake gergaji mesin. Biar tau rasa!!"
Masih teringat jelas diingatannya bagaimana sang Mama mengingatkannya untuk tidak boleh menyentuh barang haram seperti alkohol, narkoba, ataupun rokok. Dan jika ia melanggar, masa depannya, otongnya, pusaka tersaktinya akan dipotong Kenzi untuk yang kedua kali dan akan dijadikan lauk Misca dan Miscy, beruang kembar peliharaan mereka.
"Oh ya, besok gue balik ke Indo"
Ucapan itu membuat Excel spontan menyemburkan soda dari dalam mulutnya. Kepalanya berputar menghadap Kairen, mencoba memastikan ucapan pemuda itu.
"Lo serius?, kenapa?!"
Kairen menghembuskan nafas berat. Ia menyandarkan tubuhnya disandaran sofa sembari bersendekap dada, menikmati alunan musik DJ dan kilauan lampu gantung yang menghiasi area ballroom.
"Iya, nyokap nyuruh balik. Sekolah gue suruh nerusin disana aja katanya"
"Yahh, gue sendirian dong disini" Excel mendesis kesal. Raizel udah pergi, masak abangnya ikutan pergi juga. Terus eneng sama saha kang?.
"Ya lo ikut gue aja ke Indo. Lanjutin sekolah lo disana, bareng gue. Ya nggak?!" tawar Kairen dengan senyum menggoda. Alis tebalnya ia gerakkan naik turun, membuat Excel serasa ingin mwnampar wajah jenaka milik orang didepannya ini.
"Gue lebih tua tiga tahun dari lo geblekk. Ya kali gue seangkatan sama lo!!" cebik Excel.
Kairen mengendikkan bahunya acuh. Ia meraih kaleng soda di meja. Membuka penutupnya kemudian meminumnya dengan perlahan.
Tingggg
Kairen merogoh sakunya saat benda pipih yang ia kantongi berbunyi. Ada puluhan chat yang belum ia buka. Dari pacar, calon pacar, semi pacar, gebetan, calon gebetan, semi gebetan, temen tapi deket, temen tapi sayang terus akhirnya dibuang, temen tapi sayang-sayangan, dan masih banya lagi.
***Mey:
~ I miss you, baby
Katty
~Kamu dimana?, kemarin katanya mau jalan?!. Aku nungguin kamu loh
Clarie:
~ Nanti jalan yuk Yang, aku deh yang traktir
Febby
~Telfonku kok nggak diangkat?
Jemina
~Tadi aku bikin cake, nanti aku kirim ke rumah ya?
Zoe
~Kamu kemana aja sih? sebulan nggak ada kabar. Aku khawatir tau!!
Audrey
~Makasih ya bonekanya. Lucu deh, aku suka
Grace
~ Yang, kesini dong. Listrik rumah aku mati***
"Lah, lu kira gue PLN?!" Kairen menatap gemas kearah salah satu chat dari gebetannya yang ke-30. Lampu mati di suruh dateng, entar lama-lama rumah roboh dia disuruh dateng juga.
***********
Sedangkan jauh dari Mexico, seorang pemuda dengan nametag 'Raizel Elashky .A' tengah sibuk makan kuaci di depan gudang sekolah SMA Garuda bersama teman-temannya. Tak ada yang spesial. Mereka sama seperti pelajar lainnya. Berangkat pagi bawa uang, lalu pulang bawa bonyok.
"Rai, bagi duit napa buat beli minum. Seret nih!!" keluh pemuda disampingnya. Pemuda tampan dengan perawakan tinggi, putih, dan berkharisma. Berkharisma tapi minta duit, dih nggak modal.
Raizel memakan kuaci yang terakhir sebelum akhirnya merogoh saku dan mengeluarkan uang lima puluh ribu dari sana.
"Nihh, bilangin ke Mak Njingg, itu sekalian sama utang gue minggu lalu" Ia menyerahkan uang itu ke pemuda tadi yang tentunya diterima olehnya dengan senang hati.
"Sippp, urusan ginian mah gampang. Serahin aja, ke Naufal"
Pemuda itu berdiri, berjalan kearah Kantin Mak Rajingga yang biasa Raizel panggil dengan nama Mak Njingg. Pemuda bernametag Nauval Aditya itu berjalan riang, sesekali bersiul untuk menggoda adik kelas perempuan yang melintas di depannya.
"Gayanya sok TP-TP, diut maaih minta temen. Ck ck ck, Opal Opal" desis pemuda lain di samping Raizel sambil geleng-geleng kepala. Pemuda dengan kulit kuning langsat, mata lebar dan juga alis tebal yang terlihat sangat maskulin.
"Kayak lo nggak gitu aja Ver!!" tukas Raizel tanpa melepas pandangan dari layar handphonenya yang sedang menampilkan arena game.
Vero menyengir anjing sembari menatap Raizel tanpa dosa.
"Rai tau aja dehh"
SMA Garuda, sekolah yang terkenal sebagai salah satu sekolah elite di Indonesia, memiliki segudang prestasi, segudang cerita, dan pastinya segudang putri dan pangeran di dalamnya.
Raizel, Vero, Nauval, dan Boy. 4 visual teratas dari sekian ratus laki-laki yang ada di sekolah itu. Siapa yang tidak mengenal mereka. Empat pemuda famous yang menamai diri mereka dengan sebutan 'Warrior' itu sudah terkenal ke semua penjuru dunia. Selain karena visual mereka, mereka juga terkenal sebagai bajingann sekolah. Tawuran, bolos, merokok, itu udah sering. Nilai plus untuk Raizel, dia seorang ketua osis. Ya, ketua osis yang ada maunya.
"Rai, please lah Rai. Please nanti tas gue lewatin aja, disana ada rokoknya geng si Bara. Bisa abis gue kalo tuh rokok kesita" seorang pemuda berjalan membuntuti Raizel yang mengabaikannya.
"Please lah Rai, kita kan temen"
Sontak saja Raizel berhenti. Ia berbalik arah, menatap pemuda itu dengan tatapan sinis.
"Temen ya?" tanyanya sembari mengangkat sebelah alis, menantang.
"Di dunia ini nggak ada yang gratis dude!!" Ia mengulurkan tangannya, menepuk-nepuk bahu pemuda dengan nametag Faizal itu berkali-kali.
"Traktir sebulan full di kantinnya Mak Njingg"
Faizal hanya bisa menatap bingung kearah punggung Raizel yang sudah menjauh setelah mengucapkan kata tadi. Faizal pun tak paham. Sekarang ia bingung, bagaimana caranya Ia menyelamatkan dirinya dari amukan Bara nanti.
****************
Faizal menatap was-was kearah anggota OSIS yang sedang memeriksa tas siswa satu persatu. Hal itu memang rutin dilakukan untuk mencegah para siswa membawa barang tak senonoh ke sekolah.
Saat giliran tasnya, Faizal hanya mampu tahan napas. T-tapi ternyata......
"Aman"
Faizal mengernyit bingung. Padahal ia ingat betul kalau dia tadi sudah memasukkan beberapa pack rokok ke dalam tasnya.
Tinggg
Sebuah pesan masuk, dan Faizal langsung membukanya.
~Raizel
Lo hutang budi sama gue😈
****mampusssss
......Hay guys, author kembalii menyapa kaliann lewat karya baru. Jan lupa tinggalkan jejak ya, happy reading😍****......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
§¢•ⁿᵘᵐᴮₕᵢₐₜᵤₛ
bismillahirrahmanirrahim
mampir dulu ka,awal baca aja udh bikin ketawa dan kesel 🤭🤭
2022-10-12
1
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
awal baca bikin ketawa dan kesel aja tp ku nikmati alur nya
2022-09-01
1
nces🦋
Tidak ingat Karna baru saja baca 😂
2022-07-26
1