Restoran

Dua hari setelah Qiran melabraknya, Bian belum berani mengintai gadis itu lagi, dan kini laki-laki itu masih duduk di kursi kebesarannya sambil memperhatikan dokumen yang sedari tadi hanya di buka tutup saja, kursi CEO atau biasa disebut Direktur Utama di perusahaan milik sang ayah.

"Permisi Bos!"

Suara sang asisten lumayan menyentak dirinya yang tengah asyik melamun, entah kenapa dua Minggu ini Qiran terus berada di pikirannya.

"Pergilah, hari ini, aku sedang tidak mau di ganggu!" tolak Bian mengusir, sambil mengibaskan tangannya pada Arga.

"Kau serius mau mengusir ku Bos?" tanya Arga sambil menampilkan wajah menyebalkan "Iyah serius, cepat pergi dari sini!" sergah Bian menyentak.

"Ok, padahal aku ke sini mau memberi informasi tentang gadis pom bensin itu. Tapi Bos mengusir ku ya sudahlah." Arga sengaja bergumam tapi ia keras kan suaranya membuat Bian mengurungkan niatnya untuk mengusir.

"Ok selamat beristirahat kalau begitu." ucap Arga membalikkan badannya, baru saja pemuda itu mau pergi Bian mencegah "Tunggu tunggu."

Arga tersenyum sambil membalikkan badannya kembali menatap sang Tuan yang kini menampilkan raut wajah penasaran "Apa lagi?" tanya Arga kemudian.

"Kau bilang mau memberi informasi tentang gadis pom bensin itu? cepat katakan!" titah Bian.

"Tadi mengusir ku."

"Ck! kau meledekku?" sergah Bian ketus dan Arga memperlihatkan deretan gigi putihnya, nyengir.

"Qirani Virginia." ucap Arga, membuat Bian berdiam diri menyimak "Dia masih berusia enam belas tahun, sepertinya Qiran sudah yatim piatu, sekarang dia tinggal di panti asuhan Taman indah." terang Arga.

"Panti asuhan?" tanya Bian memastikan dan anggukan kecil di berikan oleh Arga.

"Sekolah? seharusnya dia masih sekolah bukan?" tanya Bian lagi mencecar, semakin penasaran.

"Dia sudah tidak melanjutkan sekolah, pendidikan terakhir, hanya sampai SMP saja." jelas Arga kembali.

"Qiran bekerja paruh waktu di beberapa tempat, tidak mungkin gadis itu mendapat kerja secara kontrak, karena masih di bawah umur dengan ijazah SMP saja." tambah Arga.

"Tetap saja, seharusnya orang tidak boleh memperkerjakan anak di bawah umur." sela Bian dengan suara ketus.

"Orang yang biasa memberinya pekerjaan menaikan umur gadis itu, sengaja melakukan kecurangan, dan lagi, gadis itu sendiri yang menginginkan nya, Qiran bahkan rela separuh gajinya di potong untuk yayasannya, karena ijazah yang hanya lulusan SLTP." sambung Arga menyampaikan informasi yang ia gali selama dua hari ini.

Bian tertegun sejenak memikirkan nasib gadis secantik Qiran yang kurang mujur "Kau tahu di mana dia sekarang?" tanyanya kemudian.

"Tentu saja, sudah dua hari ini, aku mengintai nya." sela Arga percaya diri.

Tanpa basa-basi Bian beranjak dari duduknya kemudian meraih ponsel yang tergeletak di atas meja "Antar aku sekarang, bawa aku ketempat nya." ucapnya sembari melangkah melewati tubuh sang asisten.

"Akhirnya, si Bos normal juga." gumam Arga pelan sambil mengikuti langkah Tuan nya. Selama ini Bian tak pernah menunjukkan ketertarikannya pada wanita jadi saat mengetahui Tuan nya penasaran dengan seorang gadis, Arga bersemangat.

...----------------...

Satu jam setelah itu, di tempat lain, di sebuah restoran cepat saji, Qiran sudah memakai seragam hitam putih ala pelayan magang, sedari tadi senyuman manis terus menerus gadis itu mekarkan di wajah cantik nya, saat melayani pelanggan pelanggan di restoran tersebut.

"Qiran, kamu antar ini ke meja nomor 12. Oke!" perintah sang atasan laki-laki bernama Dheni sambil menyodorkan sebuah nampan padanya.

"Oke siap!"

Dengan senyum semangat Qiran membawa sebuah nampan berisi pesanan pelanggan yang duduk di meja nomor 12. Langkahnya cepat.

"Dek!" suara satu pelanggan memanggil Qiran dan dengan reflek nya gadis itu menoleh ke arah si penyeru, terlihat di sebelah kanan seorang wanita melambaikan tangannya seperti ingin memesan, kebetulan hanya beberapa pelayan saja yang melayani di depan sebab yang lain tengah mengambil jam makan siang, beristirahat.

DUG..... Crack.....

Nampan berisi pesanan di tangan Qiran terjatuh, seorang pemuda tampan menabrak nya saat Qiran mengalihkan pandangan ke arah kanan "What?!" seru Qiran melongo menatap nampan dan makanan yang berserakan di lantai.

Kesal sekali rasanya, pasti setelah itu dia di tegur atasannya "Huhu, gimana dong? hiks hiks." seru Qiran sambil berjongkok, memunguti satu persatu makanan yang tercecer di lantai dengan wajah takut di marahi.

Hal itu membuat pemuda tampan yang menabraknya merasa bersalah "Maaf, saya tidak sengaja." ucapnya sopan dengan suara yang mengalun lembut sehingga dengan reflek nya gadis itu menoleh padanya.

"Masya Allah! ganteng nya!" ceplos Qiran terperangah kagum. Sambil mendongak menatap wajah pemuda itu dari bawah.

Dan Pemuda itu tersenyum melihat ekspresi wajah Qiran "Kau tidak apa-apa cantik?" tanyanya.

"Ti-tidak apa-apa Mas!" kata Qiran yang tiba-tiba berubah ekspresi, dari yang tadinya takut menjadi berbunga bunga.

Pemuda tampan itu tidak lain adalah Syahrizal Bramantyo, putra kedua dari pemilik perusahaan makanan Bramantyo group.

Tap Tap Tap.....

Derap langkah cepat terdengar mendekat, itu suara sepatu Dheni, atasan Qiran "Ya ampun Qiran! bawa begitu saja tidak becus!" ucapnya keras sambil melotot.

Qiran pun melanjutkan membereskan makanan yang ia tumpahkan kemudian berdiri menunduk di depan senior galak itu "Maaf Pak! aku tidak sengaja." lirihnya.

Baru saja atasan itu mau menyemprot Qiran lagi tapi tiba-tiba saja pemuda tampan yang menabrak Qiran bersuara.

"Tidak tidak. Ini semua salahku, aku yang menabraknya." ucap Rizal membela.

Membuat Qiran mengembangkan senyum manisnya kembali "Duh duh, udah ganteng super Hero lagi, seandainya saja aku punya pacar begini." batinnya sambil menatap lekat wajah tampan pemuda itu.

"Setelah ini, saya ganti semua makanan yang terjatuh ini, tenang saja, jangan lagi marah padanya." tambah Rizal yang berhasil menyentuh hati Qirani Virginia.

"Baik Tuan, maafkan kami, atas ketidak nyamanan Anda Tuan" sambung senior Qiran menunduk sopan.

"Yah, tidak apa-apa." Rizal tersenyum kemudian melanjutkan langkah meninggalkan Qiran dan seniornya.

Sedang Qiran masih menatap punggung pemuda itu dengan seksama "Siapa namanya? jadi pengen kenal." gumamnya.

"Jangan banyak melamun!" sentak sang atasan cukup keras membuat Qiran menaikan kedua bahunya tersentak. "Sekarang Pergi ke dapur, ganti makanan yang baru!" timpal nya memerintah.

"Iy iya Pak! siap!" sigap Qiran, kemudian melaksanakan perintah atasan galak itu.

...----------------...

Setelah mengganti makanan yang di tumpah kan Qiran, Rizal pun berjalan keluar dari restoran tersebut, sebenarnya kedatangannya ke tempat itu bukan untuk makan, melainkan menemui salah satu kekasihnya yang entah nomor berapa, sebab pemuda tampan itu memang memiliki gelar Casanova. Wajah tampannya sudah seperti magnet bagi lawan jenisnya.

Saat hendak melewati pintu restoran itu, seorang pria dewasa yang lebih tampan dari nya menghalangi jalannya, ralat, mungkin lebih tepatnya, tak sengaja berpapasan.

"Bian?" sapa nya.

"Rizal? kau di sini?" sahut Bian bertanya.

"Iyah, kau sendiri? apa mau makan di tempat seperti ini?" tanya balik Rizal, sebab tidak mungkin seorang Bian Anggara mau makan di restoran biasa seperti itu.

"Aku mau menemui seseorang." jawab Bian datar.

"Oh begitu? kita sama berarti." sahut Rizal dengan senyum ramahnya sambil mengangguk angguk kecil "Ok, aku lanjut pulang, masih ada yang harus ku urus, silahkan." ucapnya lagi sedikit menepi, mempersilahkan jalan untuk Bian.

"Terimakasih!" Bian menepuk pundak pemuda itu, sambil melangkahkan kakinya melewati tubuh tinggi Syahrizal Bramantyo yang terus menerus tersenyum padanya.

Setelah beberapa meter menjauh dari Rizal Bian mulai menggerutu "Kenapa di mana mana ada dia?" gumamnya sinis, sambil terus melanjutkan langkah tegaknya seorang diri, menuju meja kasir. Qiran lah tujuan pria tampan itu memasuki restoran cepat saji tersebut.

...----------------...

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

Arga, mau tak jitak kamu, pake mikir Byan gak normal, dia itu normal cuma cinta belum mengetuk hatinya saja..

Wah,, wah,, Qirani malah naksir Rizal terus nanti Biannya gimana?

2022-01-16

0

Zha Ummi Albarr

Zha Ummi Albarr

sama aja tamvannya,,antara brian dan rizal. muka2 korea ya yg di comot😄 kyk seumuran gt. hrsnya brian dicari yg lebih dewasa pict nya thor.

2021-10-03

0

Dinda Afrilia

Dinda Afrilia

apa rizal si pemerkosa itu.?😇😇

2021-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!