2. Pertemuan

Aron mempunyai adik sepupu yang juga bersekolah di SMA Negeri I Harapan, namanya Daren. Rumahnya berdekatan dengan rumah Aron. Hanya bunga pagar yang membatasi.

Aron terus mengarahkan pandangannya ke rumah Daren. Ia berharap Daren bisa memberikan informasi yang diperlukan tentang gadis itu. Karena merasa suntuk ia kemudian berbaring lagi. Ketika matanya terpejam dan hampir terlelap, tiba-tiba ia mendengar suara motor milik Daren sudah datang. Aron segera bangkit dan pergi menemui Daren.

"Sudah pulang Ren." Sapa Aron.

"Iya nih kak. Ada apa? Kelihatannya serius bangat." Jawab Daren, kemudian duduk di samping Aron.

"Oh, kakak mau nanya, Apa kamu kenal dengan gadis berkulit putih yang rambutnya hitam dan lurus? Atau mungkin dia satu kelas dengan kamu."

"Wah, di sekolah gadis berkulit putih itu banyak kak. Memangnya ada apa?"

"Nggak ada apa-apa, cuman sekedar bertanya aja."

"Kayaknya ada yang jatuh cinta nih. Tunjukin aja orangnya, biar saya yang urus." Goda Daren sambil tersenyum.

Aron menarik nafas dan menghembuskan dengan kasar. Ia mengarahkan pandangannya ke depan. Di jalan ada banyak siswa-siswi SMA yang lewat. Tiba-tiba ia melihat gadis itu lagi.

"Nah, itu dia." Ucapnya sambil menujuk ke arah jalanan.

"Yang mana?"

"Itu tuh yang rambutnya lurus sebahu."

Daren berdiri dari tempat duduknya dan memperhatikan gadis yang di maksud oleh Aron. Ia bahkan berlari ke halaman rumah, ingin melihat dari dekat, masalahnya gadis tersebut terlihat dari samping. Setelah yakin dengan penglihatannya, ia kembali ke tempat duduknya.

"Bagaimana, apa kamu kenal dia?" Tanya Aron dengan tergesa.

"Dia itu gadis idaman di sekolah. Selain cantik, ia juga pintar. Dia satu kelas denganku, dan saya juga sudah lama tergila-gilla sama dia, tapi saya tidak berani mendekatinya. Takut cintaku ditolak." Ucap Daren panjang lebar.

"Siapa namanya?"

"Fira Yunita. Kalau kami di kelas cukup memanggil dia dengan sebutan Fira."

"Tolong kamu sampaikan salam kenal dari saya." Ujar Aron dengan serius.

"Benar kan apa yang saya bilang tadi kalau ada yang sedang jatuh cinta. Tapi tunggu dulu kak, itu artinya kita akan bersaing." Kata Daren sambil tertawa.

"Buat kamu aja Ren. Saya udah punya pacar kok, jauh lebih cantik dari pada si Fira itu." Katanya datar.

"Loh, tadi kan bilangnya mau nitip salam. Buat apa sih?" Tanya Daren penasaran.

Aron kembali ke rumahnya. Daren menatapnya dengan heran. Aron memang berwatak keras dan ia jarang tersenyum. Daren hanya geleng-geleng kepala dengan sikap kakak sepupunya itu. Daren tak habis pikir dengan permintaan Aron. Tapi mau tak mau ia harus menyampaikan kepada Fira.

Daren pun masuk ke kamar untuk berganti pakaian. Ia terus merenungi kata-kata Aron barusan. Daren tak rela jika Aron sampai menyakiti Fira. Sudah lama ia naksir sama gadis itu. Sikap Fira yang baik dan peramah selalu membuatnya terkagum-kagum.

Keesokan harinya Daren menemui Fira pada saat jam istirahat tiba. Selama ini Fira berteman dengan siapa saja. Ia tidak pernah memilih-milih dengan siapa ia berteman.

"Fir, ada yang saya mau sampaikan nih." Kata Daren ragu-ragu.

"Serius amat sih, Ngomong aja!" Sahut Fira dengan senyum manisnya. Daren tak kuat menatap wajah itu.

"Eh, iya ... kakak sepupuku nitip salam buat kamu."

"Yah, kamu kan tahu, saya itu berteman dengan siapa saja. Yang penting dia tidak macam-macam. Siapa sih kakak kamu itu?" Tanya Fira penasaran.

"Nih orangnya." Sambil memperlihatkan foto Aron yang ada di layar ponselnya.

"Aataga." Fira menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Kenapa? Kamu sudah kenal dia?"

Fira mengajak Daren ke sudut sekolah lalu menceritakan segala yang ia alami dua hari yang lalu pada saat pulang sekolah.

"Kamu harus hati-hati dengan kakak saya itu. Eh, hampir lupa, namanya Aron. Dia itu orangnya sedikit keras dan tegas." Ucap Daren mengingatkan.

"Trus, saya harus bagaimana?"

"Temui saja dulu sesuai dengan permintaannya. Nanti saya yang atur waktunya. Saya yakin semuanya akan baik-baik saja." Kata Daren menenangkan hati Fira yang mulai was-was.

"Terserah kamu aja deh."

Keduanya pun kembali ke kelas karena bel sudah berdentang tanda jam istirahat telah selesai.

Daren terus memutar otak, ia mencari cara untuk mempertemukan Aron sama Fira.

"Pengumuman, berhubung hari ini ada hal mendesak yang harus dibicarakan oleh guru-guru, maka semua siswa boleh pulang." Suara seorang guru memberikan pengumuman melalui pembesar suara.

"Hore... hore... !" Teriak para siswa kegirangan.

Daren tersenyum. Sebuah ide cemerlang muncul dalam benaknya. "Mumpung ayah dan ibu belum pulang dari kantor dan rumah lagi sepi, saya akan pertemukan Aron sama Fira di rumah." Gumannya dalam hati.

Daren langsung terburu-buru keluar dari kelas. Ia membuntuti Fira yang sudah keluar lebih dulu.

"Fir, kita pulang bareng yah!"

"Terima kasih Daren, tapi...

"Ayo cepat naik! ada yang penting." Kata Daren sedikit memaksa.

Akhirnya Fira pulang dengan berboncengan sama Daren. Tiba di rumah, Daren langsung menelpon Aron.

Dengan ragu-ragu Fira masuk mengikuti Daren ke dalam rumah. Ia cemas dan takut tapi Daren selalu menghiburnya.

Fira masih kebingungan, tiba-tiba Aron muncul dari pintu dapur membuatnya hampir melompat karena kaget. Fira tertunduk. Berbagai pikiran muncul dalam benaknya.

Aron duduk tepat di depannya. Ia menampakkan wajah acuh tak acuh membuat Fira kesal. Ia berharap pria yang ada di depannya ini akan segera minta maaf atas kejadian tempo hari tapi ternyata tidak. Lalu apa maunya, kenapa mengajakku untuk bertemu?" Pikirnya dalam hati.

"Daren, saya pulang dulu yah!" Kata Fira. Ia merasa takut karena Aron tak kunjung bersuara. Aron hanya menatapnya penuh kebencian. Daren pura-pura tidak mendengar suara Fira pada hal ia sedang mengintai mereka berdua, namun Fira tidak melihat keberadaannya. Daren waspada jangan sampai Aron melakukan hal-hal yang tidak baik kepada Fira. Untuk sekarang ini Fira ada dalam tanggung jawabnya karena ia yang membawanya masuk ke dalam rumah.

"Kenapa buru-buru mau pulang? Sekarang baru pukul 10.00 WIB." Ucap Aron dengan lembut. Fira sampai menganga tak percaya. Ternyata pria garang ini bisa mengeluarkan suara lembut. Dan anehnya lagi Fira merasakan sesuatu yang aneh mengalir dalam tubuhnya.

"Maaf kak, saya harus pulang, takutnya kalau tanteku tahu ia pasti akan menghajarku habis-habisan. Kalau ada yang perlu kakak sampaikan, silahkan!" Ujar Fira dengan tenang. Rasa takutnya sudah mulai hilang.

Aron terdiam. Ia juga heran dengan dirinya. Sudah dua hari ia membuat konsep kata-kata yang akan disampaikan kepada Fira, namun ia tak kuasa mengeluarkan kata-kata itu. Rencananya ingin mencaci-maki tapi setelah bertemu langsung ia justru merasakan sesuatu yang sulit untuk dijabarkan.

Tatapan mata Fira seolah telah menembus jantungnya hingga bergegup tak karuan. Selama ini ada banyak perempuan yang ia pacari tapi belum pernah ada seorang pun yang membuat hatinya bergetar seperti yang ia rasakan saat ini. Apakah Aron telah jatuh cinta kepada Fira?

Terpopuler

Comments

B⃟cIka🕊️⃝ᥴͨᏼᷛKartika🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

B⃟cIka🕊️⃝ᥴͨᏼᷛKartika🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

Bilang Aja kali Ron gak usah merasa gengsi2an kalau suka tuh dinyatain tapi lagian loo yang salah sih kenapa jadinya loo yang marah kan harusnya Fira noh yang esmosi 😡😡😡😤😤😤 sama loo. ya Darren lo ada saingan ini sama saudara sendiri lagi loo perjuangan gih cinta loo keburu diembat noh 🤭🤭🤭🤣🤣🤣😍😍😍

2023-02-07

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Cinta itu tidak ada yang tau!
Ia datang dengan sendirinya, memainkan perasaan orang yang sudah menjadi tujuannya tanpa bisa mengelaknya.

2022-08-10

0

NDrikah

NDrikah

mulai tercium bau-bau perasaan..

mantapp thor

2022-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!