Aron dan Fira saling berpandangan. Hatinya berdebar-debar. Perlahan Aron membuka pintu kamar. Setelah tahu siapa yang ada di depan pintu, ia menarik nafas dengan lega.
"Saya mau pinjam kamus bahasa Indonesia!" Kata Iren yang langsung menerobos ke dalam kamar.
Fira langsung mencari kamus itu dalam rak buku. Tidak lama kemudian ia sudah menemukan dan langsung menyerahkan kepada Iren.
"Terima kasih kak."
"Sama-sama."
Iren keluar dari kamar. Ia buru-buru karena ada tugas dari sekolah yang harus segera diselesaikan malam ini juga. Besok tugas itu akan dikumpul di sekolah.
"Saya juga pamit yah sayang. Besok saya ke sini lagi." Kata Aron sambil mengelus rambut Fira dengan mesra.
"Iya kak."
Fira mengantar Aron hingga ke teras depan. Setelah Aron pergi, Fira kembali masuk ke kamar. Ia merebahkan tubuhnya sambil membayangkan kembali apa yang baru saja mereka lakukan. Aron adalah pria yang sangat romantis. Senyum mengembang di bibir tipisnya hingga ia terbawa dalam mimpi indah.
Aron sudah tiba di rumahnya. Ia segera masuk ke kamarnya. Bayangan Fira selalu bermain di pelupuk matanya. Ia merasakan getaran hangat mengalir di dalam sekujur tubuhnya ketika mengingat apa yang ia lakukan tadi kepada Fira. Selama ini, ada beberapa perempuan yang sering ia cumbui bahkan menidurinya tetapi hanya sebagai pelampiasan ***** saja. Tapi dengan Fira, ia merasakan hal yang berbeda.
Muncul rasa takut dalam hatinya. Berbagai pikiran muncul dalam benaknya. "Saya tak ingin ada orang lain yang memiliki dia. Kalau perlu saya akan melamarnya cepat-cepat." Batinnya dalam hati. Hingga larut malam baru ia bisa tertidur.
Karena larut malam baru tidur, Aron bangun kesiangan. Ia membuka gorden jendela, di jalanan depan rumah sudah ramai dengan anak sekolah yang lewat. Secara kebetulan ia melihat Fira juga ada bersama-sama dengan temannya yang lain. Tiba-tiba ia mendengar suara Daren memanggil nama Fira. Aron tetap berdiri di dekat jendela dan mengintip ke luar. Rupanya Daren mengajak Fira untuk berboncengan ke sekolah.
Awalnya Fira menolak. Terlihat ia menggeleng kepala, namun entah apa yang dikatakan Daren kepadanya sehingga pada akhirnya Fira duduk di belakang Daren.
Hati Aron mulai panas. Ia sangat marah hingga mukanya kemerahan. Tangannya dikepal dengan kencang. Api cemburu telah membakar jiwanya. Ia ingat bahwa Daren pernah mengatakan kalau ia juga suka sama Fira, bahkan siap untuk bersaing dengannya.
Ia kembali berbaring di tempat tidurnya untuk menenangkan hatinya. Namun yang ada rasa benci kepada Daren mulai muncul dalam pikirannya. Siapa sebenarnya yang bersalah?
Perjalanan waktu hari ini sungguh lambat menurut Aron. Ia bertekat akan menemui Fira nanti malam. Mumpung pak Azer masih di luar kota, jadi ia merasa masih bebas dan punya kesempatan.
Ketika ia mendengar suara motor Daren, ia bergegas untuk menemui Daren di rumahnya.
"Halo kak." Sapa Daren dengan ramah setelah melihat kedatangan Aron.
"Saya tidak perlu berbasa-basi. Mulai saat ini kamu tidak boleh dekat-dekat sama Fira karena ia sudah menjadi pacarku." Kata Aron dengan tegas. Daren hanya bingung dibuatnya.
"Tapi kak, saya hanya berteman dengan Fira. Saya juga tahu diri kok kalau Fira itu lebih memilih kakak Aron dari pada saya." Ucap Daren dengan sedih.
Aron hanya menatapnya datar, lalu berbalik ke rumahnya kembali tanpa komentar.
Daren sangat sedih karena Aron sepertinya sangat marah kepadanya. Bagaimana pun juga ia akan selalu bertemu dengan Fira karena mereka satu sekolah dan satu kelas lagi. Daren memang suka sama Fira tapi setelah ia tahu bahwa Fira sudah menjadi kekasih Aron, ia mulai mengubur perasaan itu dalam-dalam dan mulai berusaha untuk menjadi sahabatnya saja. Ia melangkah ke dalam rumah dengan lesu.
Waktu baru menunjukkan pukul 17.00 WIB, namun Aron sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Fira. Ia sudah berpakaian rapi dan aroma farfum mahal tercium dari tubuhnya.
"Nak, mau kemana?" Tanya ibunya yang muncul di pintu depan.
"Mau jalan-jalan dulu ke rumah tante Susi."
"Tumben."
"Saya sudah sering ke sana kok. Aron jalan dulu ma!" Kata Aron dengan tenang.
"Ya, hati-hati di jalan. Titip salam buat tante Susi sekeluarga!"
"Siap."
Ibu Dira menatap kepergian anaknya sambil geleng-geleng kepala. Ia heran dengan sikap anaknya yang akhir-akhir ini lebih banyak diam di kamar. Tidak seperti biasanya keluyuran ke sana ke mari bersama teman-teman premannya. "Apakah anakku sudah mulai berubah?" Pikirnya dalam hati.
Aron sudah tiba di rumah tante Susi. Kebetulan tante Susi sedang menyiram bunga di taman. Mendengar suara motor milik Aron, ia segera menemuinya. Seperti biasanya, ia kembali menerima bingkisan dari Aron. Tante Susi menerimanya dengan tersenyum puas.
"Salam dari mama." Kata Aron.
"Oh, iya. Bagaimana kabar mama kamu?"
"Baik tante."
"Syukurlah. Masuk saja ke dalam rumah, mungkin Fira lagi beres-beres di dapur." Kata tante Susi dengan ramah.
"Terima kasih tante." Ucap Aron dengan sopan.
Aron segera mencari keberadaan Fira. Rupanya Fira sudah menyelesaikan tugasnya di dapur. Kini ia tengah mengeringkan rambutnya karena baru saja selesai mandi. Setelah selesai berpakaian ia hendak keluar dari kamar, namun alangkah terkejutnya ketika ia membuka pintu karena Aron sudah berdiri di situ dengan senyum manisnya.
"Kaget?" Kata Aron yang langsung menerobos masuk ke dalam kamar.
"Iya kak. Ayo kita ke teras aja, atau ke taman!" Ajak Fira karena merasa kurang setuju jika berduaan di kamar.
"Sebentar dek. Ada sesuatu hal penting yang ingin saya sampaikan." Kata Aron serius.
"Kan kita bisa cerita di luar." Ucap Fira sambil menarik tangan Aron, tapi justru ia terjembab dan jatuh ke dalam pelukan Aron. Keduanya saling menatap. Aron mencium bau harum dari tubuh Fira karena baru selesai mandi, demikian juga Fira mencium bau farfum yang harum dari tubuh Aron.
Aron makin mempererat pelukannya meski Fira sudah merontah-rontah ingin melepaskan diri. Ia takut jangan sampai ada orang yang lewat di depan kamar dan melihat kejadian itu. Masalahnya pintu kamar terbuka dengan lebar.
Aron pelan-pelan melepaskan pelukannya setelah ia menyempatkan diri ******* bibir yang seksi itu dengan penuh perasaan hingga nafas keduanya terengah-engah.
"Mulai saat ini saya tidak mau lihat kamu jalan dengan pria lain, termasuk Daren." Kata Aron membuat mata Fira terbelalak heran.
"Maksud kakak?"
"Kamu harus tahu dek, hatiku sakit melihat kamu berboncengan sama Daren tadi pagi."
"Ya ampun, kakak cemburu?" Saya sama Daren itu hanya berteman kok, tidak lebih." Kata Fira berusaha meyakinkan.
"Kamu tidak pernah menyadari dek kalau Daren itu sebenarnya suka sama kamu. Ia pernah cerita sama saya. Makanya saya kurang setuju kalau kamu selalu jalan sama dia."
Fira menunduk. Ia merenungi kata-kata Aron. Ia kembali mengingat perhatian Daren selama ini kepadanya. Daren selalu ramah dan baik. "Apakah saya harus menjaga jarak dengan Daren sahabatku, demi menjaga perasaan Aron yang adalah kekasihku?" Keluhnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Pasti sedih!
Apa lagi saat kita harus memilih menjauh dari orang yang tidak salah sama sekali dan sudah dekat sejak dulu dengan kita. 🤧
2022-08-10
0
Retno Marsudi
jng sampai Aron hanya terobsesi sj
2021-12-28
0