5. Ngajak Nikah

Aron menatap Fira dengan lekat. Fira sampai gugup dibuatnya. Untuk menghilangkan rasa gugup, ia sengaja memainkan ponselnya.

"Dek, kamu cinta sama aku kan?" Tanya Aron sambil terus menatap wajahnya.

"Seperti yang kakak rasakan. Saya rasa tak perlu menjelaskan lagi." Ucap Fira pelan.

"Tolong hubungan kita dijaga. Setelah kamu ujian nanti, saya akan langsung melamarmu." Kata Aron serius membuat Fira kaget.

"Tapi saya masih mau kuliah kak."

"Nggak, kamu nggak boleh lanjut ke perkuliahan. Saya yakin kalau kamu kuliah nanti pasti kamu akan meninggalkan saya dan tidak mau lagi pacaran denganku karena saya hanya seorang pengangguran."

Sekarang umur Aron sudah 24 tahun. Ia merasa sudah saatnya untuk menikah dan wanita yang cocok untuknya hanya Fira. Ia tidak mau menikah dengan orang lain. Sementara umur Fira baru 17 tahun lebih.

Fira diam seribu bahasa. Ia tak tahu harus berkata apa di depan Aron. Aron memang kelihatan sudah dewasa dibanding dirinya yang masih muda. Ia punya keinginan untuk terus bersekolah setelah tamat SMA nantinya karena ia punya cita-cita untuk menjadi seorang guru. Kakaknya yang sekarang sudah bekerja sudah berjanji untuk menyekolahkan dia.

"Kenapa kamu terlihat sedih? kamu tidak mau menikah denganku?"

"Bukan begitu kak, tapi saya masih terlalu muda dan masih ingin sekolah."

"Bilang aja kalau kamu lebih suka sama Daren." Kata Aron dengan kesal. Fira heran dengan sikap Aron yang lekas marah. Matanya mulai berkaca-kaca. Di satu sisi ia sangat mencintai Aron tapi di sisi lain ia belum siap untuk menikah.

"Percayalah padaku kak. Saya akan selalu setia." Fira kembali meyakinkan Aron.

Aron kembali mendekatinya dan memeluknya. Beberapa saat mereka terdiam.

"Maafkan saya sayang, semua ini kulakukan karena saya takut kehilangan kamu. Saya cemburu karena terlalu cinta sama kamu." Kata Aron sambil menghapus air mata yang sudah mulai mengalir di pipi Fira yang mulus.

Fira juga menyadari dan merasakan betapa Aron sangat mencintainya. Namun ia juga kesal dengan rasa cemburu Aron yang dianggap sangat berlebihan. Tetapi ketika Aron memberikan sentuhan, ia selalu menikmati dengan sepenuh hati.

Aron membelai rambut Fira yang sudah mulai kering. Setiap sentuhan tangan Aron dirasakan Fira seperti mengalirkan getaran hangat dalam tubuhnya. Tidak sampai di situ saja, kini Aron mulai lagi mengecup bibinya dan turun ke leher membuat Fira merasa tegang.

Tangannya yang kekar mulai menyentuh bukit kembar yang masih terbungkus dengan rapi lalu meremasnya. Masih kenyal, belum tersentuh oleh siapa pun. Fira mulai menutup matanya merasakan keindahan yang baru kali ini ia rasakan.

Aron semakin bersemangat dan penasaran. Ia mulai membuka kancing baju yang melekat di tubuh Fira pada bagian dada. Dan anehnya Fira yang tergolong gadis yang tegas tidak menolak, malah membiarkan kekasihnya membuka hingga bagian dalam. Bukit kembar yang mulus sudah menyembul keluar. Aron menatapnya dengan tersenyum. Sebuah pemandangan yang luar biasa. Sungguh indah dan menawan.

Aron mulai meraba-raba bukir kembar itu dan memainkan putingnya dengan jari tangan. Fira menggeliat ke sana ke mari. Tangannya juga seolah di pandu mulai mengelus-elus wajah Aron dengan lembut. Kini Aron mulai mengisap salah satu bukit kembar itu sementara tangan yang satu meremas yang lainnya.

Tanpa sadar tangan Aron mulai turun dan semakin turun, menyentuh sesuatu yang sangat terlarang. Ia merasakan gairah yang menggebu-gebu. Fira tersadar dan langsung menarik diri. Wajahnya memerah karena gugup dan takut.

"Maaf sayang, saya hampir khilaf." Kata Aron merasa bersalah. Namun dalam hati memang ia punya niat untuk melanjutkan aksinya. Aron tidak mau ada orang lain yang mendahuluinya.

Kini ia semakin yakin bahwa Fira adalah perempuan baik-baik. Selama ini, tidak ada perempuan yang menolaknya seperti itu bahkan malah perempuan yang menggodanya. Melihat reaksi Fira tadi, Aron tahu kalau baru kali ini tubuhnya tersentuh oleh tangan pria.

"Dek, bagaimana kalau kamu berhenti aja sekolah dan kita nikah cepat-cepat. Saya sudah tidak sabar." Kata Aron serius.

Fira bingung karena keluarganya sangat berharap ia akan kuliah nantinya.

"Ok, nanti saya pikirkan kak." Ucapnya membuat hati Aron senang.

"Terima kasih sayang."

"Ayo kita cerita di luar!" Ajak Fira sambil berjalan ke luar. Aron hanya mengikuti dari belakang. Dalam hati kecilnya ia masih ingin berada dalam kamar itu tetapi

ia harus patuh dengan kemauan Fira.

Mereka duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan di sekitar taman. Ada beraneka tumbuhan bunga yang mulai mekar. Di tengah taman juga terdapat sebuah kolam yang mungil dan di dalamnya ada beberapa jenis ikan hias.

Keadaan sekitar mendukung suasana hati mereka yang sedang dilanda asmara. Terutama bagi Fira, Aron adalah cinta pertamanya. Fira masih sangat polos untuk bercinta. Sementara Aron, boleh dikata ia sudah ahli dalam bidang itu. Ia sudah sering gonta-ganti pacar, bahkan sampai sekarang ia masih punya pacar tanpa sepengetahuan Fira. Tapi sejak ia ketemu dengan Fira, ia tidak pernah lagi menghubungi perempuan tersebut, bahkan selalu mengabaikan panggilan dan pesan yang masuk ke ponselnya.

Perasaan cintanya kepada Fira sungguh besar. Ia merasa nyaman ketika berada di sisinya bahkan satu hari saja tidak bertemu ia sudah seperti orang gila karena menahan rasa rindu.

Aron tahu bahwa Fira masih polos. Ia tidak tega untuk menodainya sebelum menikah. Karena itu Ia terus memikirkan cara untuk bisa menikahi dia setelah lulus SMA.

Mereka terus berbincang-bincang hingga tak terasa waktu terus berputar. Sinar bulan seolah menjadi saksi bisu atas cinta yang sedang bersemi di dalam hati dua insan yang sedang memadu kasih.

Akhirnya Aron pamit untuk pulang. Ia mencium kening Fira dengan lembut kemudian menaiki motor kesayangannya.

Malam ini Fira sulit untuk memenjamkan matanya. Ia selalu membayangkan kejadian tadi yang hampir saja melakukan suatu hal yang terlarang. Ia berharap jangan sampai hal itu terulang lagi.

Fira teringat kepada orang tuanya di kampung. Tiba-tiba ia merindukan mereka. "Saya harus bisa menjaga diri jangan sampai membuat mereka kecewa." Pikirnya dalam hati.

Fira mencoba membuang pikiran-pikiran yang mengganggunya dengan mulai membuka buku pelajaran.Tidak lama lagi ia akan mengikuti Ujian Nasional. Tentunya mulai sekarang harus mempersiapkan diri agar nilainya nanti tidak mengecewakan. Kedatangan Aron ke rumah tante Susi akhir-akhir ini telah menyita sebagian waktunya untuk belajar. Karena itu ia akan berusaha untuk meyakinkan Aron agar bisa memahaminya untuk tidak terlalu sering menemuinya.

Setelah Fira selesai belajar, ia berbaring dan berharap segera tertidur karena besok ada banyak tugas menantinya. Ia kembali duduk untuk berdoa sebelum tidur.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Suasananya memang cocok sekali bagi yang sedang bucin. Bucin ya! bukan micin.

2022-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!