Taruhan

“kalo gue kalah lo bisa deketin Aletta, tapi kalo gue menang, sampai kapan pun jangan harap lo bisa deketin Aletta atau bahkan berharap bisa jadian sama dia.” 

Pict. Kelvin Face Claim

 

Athan terbangun dari tidurnya dengan badan sakit-sakit semua, apalagi perutnya yang mual membuatnya semakin malas untuk bangun.

“lo udah bangun? Makan tuh, gue beliin bubur di depan, lumayan buat ngurangin mual.”

“gue ngapain ada disini?.”

“lo mabuk semalam, terus gue bawa kesini, nggak usah masuk hari ini, gue udah bilang ke Dicky kalo lo nggak masuk kelas, lo satu kelas kan sama si Dicky.”

Athan hanya mengangguk dan memakan bubur yang disiapkan Roni di meja.

Sedangkan Aletta tengah berada di kelas dan beberapa kali melihat kearah bangku Athan yang kosong, Roni memang sudah memberitahunya kalau Athan tidak masuk kelas karena tidak memungkinkan masuk, tapi tetap saja Aletta sangat khawatir apalagi itu karenanya.

Setelah pulang sekolah, Aletta yang harusnya ikut rapat MPK memutuskan untuk ijin karena ada urusan. Aletta pergi ke Markas Acrux, geng motor Athan. Dengan menggunakan ojek online, Aletta sampai disana dengan selamat.

Mata mereka bertemu, Athan tengah mengotak atik motornya di bengkel yang ada di markas, bengkel yang hanya digunakan untuk anggota Acrux.

Athan meletakkan alat-alatnya dan mencuci tangan, dia menemui Aletta yang tengah berdiri didepan.

“ngapain lo kesini?.” Tanya Athan

“gue Cuma mau ngasih makan siang aja kok, ini, gue denger lo sakit jadi gue fikir lo butuh makan siang.”

“makasih ta, tapi lain kali udah ngga usah, lo kan bukan cewek gue.”

“gue minta maaf than, gue ngga maksud apapun, gue juga ngga berharap lebih. Jujur gue udah usaha buat hapus perasaan gue, dan gue pastikan gue ngga akan suka sama lo lagi, gue janji.”

“ta, gue ngga mau lo sakit hati karna gue, lo harus ngerti kalo gue memilih pasangan gue sendiri, dan sebelum itu gue ngga mau lo ada perasaan sama gue yang Cuma bakal nyakitin lo doang.”

“iya gue ngerti than, apa bisa kita balik lagi?.”

“okay, lagian lo sahabat gue satu-satunya ta.”

Athan mengusap rambut Aletta pelan dengan wajah yang sudah kembali baik seperti biasanya.

Aletta dan Athan duduk di sofa sambil memakan makan siang mereka. Athan terlihat sudah sama seperti biasanya termasuk Aletta yang mati-matian mengubur perasaan nya pada Athan.

Selesai makan siang, Aletta nampak sibuk dengan novel yang dibacanya sambil menemani Athan yang mengotak atik motornya karena malam ini dia akan turun ke jalanan.

“lo malam ini ngga sibuk kan ta?.”

“engga, kenapa emangnya.”

“temenin gue lah ke tempat balapan kayak bisanya, gue turun malam ini.”

“yakin lo?.”

“iyalah, gue ditantang Kelvin.”

“lo masih aja cari masalah sama tuh cowok.”

“bukan gue, dia aja yang nantang gue, masa gue tolak.”

“hadeh ya udah deh awas aja kalo lo ntar malem mati.”

“dih omongan lo ngga ada filter apa.”

“lagian lo cari mati aja.”

Sebelum ke tempat balapan, Athan mengantarkan Aletta terlebih dahulu pulang kerumahnya untuk berganti pakaian karena tidak mungkin Aletta memakai seragam sekolah, yang ada kalo ada grebekan polisi, sekolah akan kena masalah juga.

Setelah mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana jeans hitam, Aletta keluar dari rumah menemui Athan yang sudah siap diatas motornya.

“gue boleh didepan ngga?.” Tanya Aletta dengan wajah semangatnya

“ngga! Yang bener aja lo, sejak kapan bisa naik motor.”

“dih lo nyepelein gue ya, gini-gini gue bisa kalik pake motor beginian.”

“ya udah ni.”

Aletta langsung naik motor Athan dan duduk didepan. Setelah Athan mengunci gerbang rumah Aletta, dengan Aletta yang menyetir, hanya membutuhkan beberapa menit mereka sampai di tempat balapan liar.

Athan mengatur deru nafasnya yang kencang karena ulah Aletta, gadis itu tidak bisa ditoleransi dalam mengendarai motor, cara menyalip kendaraan didepannya yang lumayan membahayakan dan kecepatan motornya yang diatas rata-rata.

“lo kenapa?.”

“gila lo, mau bikin gue mati muda.”

“ini nih yang gue rasain waktu lo ngebut bawa motornya.”

“iye lah, maap.”

Kelvin mendatangi mereka dengan wajah sombongnya seperti biasa, Aletta yang melihat wajah Kelvin sudah tau bagaimana dia malah melihat wajah yang lebih menyebalkan daripada Dinda.

“dih.” Aletta langsung pergi menemui Lala yang berada di ujung.

Tinggalan Athan yang tengah berhadapan dengan Kelvin.

“jadi apa taruhan hari ini?.” Tanya Kelvin dengan wajah sombongnya, padahal baru sekali dia menang dari Athan minggu lalu.

Kelvin membisikkan sesuatu pada Athan.

“ga! Gue ngga akan mau jadiin manusia sebagai taruhan.”

“ya udah lo kan emang cepu!.”

Athan mengepalkan tangannya kesal, bukan sekali dua kali Kelvin membuatnya naik darah, tetapi setiap mereka bertemu Kelvin selalu membuatnya naik darah saat itu juga.

“baiklah gue setuju ajakan lo.”

“good boy.”

Motor Athan dan Kelvin siap di jalanan dengan seorang wanita yang membawa bendera di tengah. Keduanya bersamaan menutup helm dan memainkan gas motor, hitungan terakhir kedua motor itu beradu dijalanan. Saat berada di tengah pertandingan yang hampir saja mencapai finish, Athan hampir saja menabrak kucing yang lewat di tengah jalan, alhasil dia tertinggal oleh Kelvin yang jauh didepan.

Malam ini Athan kalah dan harus mengiklaskan taruhan mereka dimenangkan oleh Kelvin.

“jangan lupa janji lo.” Ucap Kelvin begitu Athan datang dengan motor nya sesaat setelah Kelvin datang.

“iye.”

Dari kejauhan Athan melihat Aletta yang tengah mengobrol dengan Lala, Athan memakai helmnya dan meninggalkan Aletta di tempat balapan tersebut.

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, mereka bertiga, Aletta, Lala dan juga Aldo pacar Lala masih stay di area balapan karena menemani Aletta yang sendirian, entah Athan kemana karena sejak kalah Athan tidak muncul di antara mereka.

“apa ngga sebaiknya lo balik aja ta? Udah malem ni, siapa tau Athan udah balik duluan.” Ucap Aldo

“nggak mungkin Athan ninggalin gue do.”

“eh tapi bener juga kata Aldo, mungkin dia ada urusan dan ngga bisa ngehubungin lo.”

“kalian balik aja duluan, gue udah nyoba ngehubungin Athan kok.”

“nggak mungkin lah kita tinggal lo sendirian disini, bentar deh gue tanyain yang lain, siapa tau liat Athan.”

Aldo berjalan sedikit berlari kearah kerumunan yang masih penuh dengan orang dan menanyakan keberadaan Athan.

“ta, Athan udah balik duluan, lo disuruh balik tadi.” Ucap Aldo setelah mendatangi Aletta dan Lala

Tiba-tiba Kelvin datang dengan motornya sambil membawa helm.

“ta gue anterin pulang aja yok, kan rumah kita satu perumahan.” Ajak Kelvin

Walaupun Lala dan Aldo sedikit tidak percaya dengan Kelvin, tapi mengingat Kelvin memang satu perumahan dengan Aletta, mereka berdua menyuruh Aletta bareng dengan Kelvin.

“tapi-.“

“ya elah lo masa takut sih sama gue, lagian bokap lo kan temenan sama bokap gue, ngga akan macem-macem gue mah.”

“oke deh.”

Aletta mengambil helm dari Kelvin dan naik ke motor Kelvin.

Sedangkan di kejauhan Athan berada di atas motornya melihat kepergian Aletta bersama Kelvin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!