Just Friend and Familly

“Lo salah kalo mikir kita adalah lebih dari itu, kita cukup hanya itu dan kemudian kita memilih jalan kita masing-masing.” -Athan Emilio

Pict. Roni Face Claim

Suara gebrakan meja terdengar sangat nyaring dari lantai dua, Athan yang mendengarnya pertama kali langsung keluar kamar dan melihat kebawah dari pinggiran tangga. Terlihat Ayahnya, Nicolas, tengah mabuk seperti biasanya. Pakaian yang sudah tidak berbentuk lagi, bibi Sumi pembantu keluarga Athan keluar dari dapur dan membantu Nicolas untuk naik ke lantai dua.

Namun sebelum mereka bertemu, Athan masuk kedalam kamarnya dan keluar dengan pakaian rapi dan juga kunci motor di tangannya.

“den Athan mau kemana?.” Tanya bibi Sumi tatkala mereka bertemu di tangga

“mau pergi bi, jaga papa.”

“iya den.”

Athan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Motor Athan melaju sangat kencang dijalanan, wajahnya memanas tatkala mengingat keadaan ayahnya, Athan pun akan seperti itu jika hal tersebut terjadi padanya, dan hal itu tidak akan pernah terjadi dikeluarganya kelak, dia tidak ingin mengulang kesalahan orang tuanya pada hidupnya juga. Dan membuat anak-anak menjadi sasaran kesakitan tersebut, Athan tidak akan pernah melakukan hal tersebut.

Athan menghentikan motornya di pinggir jalan, dia tidak memiliki tujuan selain markas dan juga rumah Aletta. Akhirnya Athan memutuskan putar balik kerumah Aletta dan berharap Aletta tidak bosan karena kehadirannya.

Hanya butuh beberapa menit Athan sampai didepan gerbang rumah Aletta, rumah itu nampak sepi dengan lampu redup padahal masih jam 7 malam, harusnya Aletta ada di rumah, tapi sepertinya belum pulang.

Athan ingat kalau Aletta ada acara MPK, tapi harusnya jam segini sudah ada dirumah. Athan pun menuju ke SMA Galileo dan memastikan Aletta ada di sana.

Dan benar, Aletta tengah berada di halte depan sekolahnya.

“lo ngapain jam segini masih disini?.” Tanya Athan begitu sampai didepan Aletta

“nunggu bus.”

“lah mana ada jam segini, naik, gue anterin pulang.”

Aletta langsung naik ke atas motor Athan, hanya dalam diam mereka menikmati perjalanan hingga sampai didepan rumah Aletta.

“makasih than.”

“ya elah santai aja kalik, gue tadi kesini tapi gue feeling lo belum balik, jadi gue ke sekolah, ternyata bener. Kenapa ngga bilang sih biar gue jemput.”

“batrai hp gue low.”

“astaga.”

“hehehe, mau masuk dulu nggak?.”

“bolehlah.”

Aletta membuka gerbang rumahnya dan menyuruh Athan masuk bersamaan dengan motor, setelah itu Aletta menutupnya kembali.

Aletta langsung naik kelantai dua menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai, sedangkan Athan masih tetap  berada dilantai satu di ruang keluarga sambil menonton tv.

Setelah mengganti mandi dan mengganti pakaiannya, Aletta turun untuk memasak makan malam.

“than, lo belum makan kan?.”

Athan menggeleng santai.

“oke gue masakin.”

Makan malam kali ini Aletta membuat menu simple, lebih dari simple, instan. Yaitu ramen instan yang dibelikan kedua orang tuanya saat berada di Korea kunjungan proyek.

Hanya butuh beberapa menit Aletta selesai menghidangkan di meja makan.

“Athan! Sudah jadi.”

Athan yang mendengar suara nyaring Aletta langsung melihat kebelakang.

“dih apaan, cepet amat lo masak.”

“iyalah.”

Athan duduk di depan meja makan dengan wajah datar.

“gue disuruh makan mie jauh-jauh kesini.”

“ini enak tau, coba aja dulu.”

“dimana-mana yang namanya mie itu sama aja dan sekaligus ngga sehat.”

“bacot! Kalo lo ngga mau biar gue sendiri yang makan.”

“eh engga engga, gue mau kok, ini enak pasti.”

“dih ngeselin banget jadi manusia.”

Athan dan Aletta memakan makanannya yang ada di meja, karena sama-sama lapar, makanan yang dibuat Aletta habis tanpa ada sisa, hanya tempatnya yang kotor.

Selesai membersihkan piring dan juga alat makan yang kotor, Aletta naik ke lantai dua, karena Athan sudah dulu naik ke lantai dua menuju kamar Aletta, untuk tidur katanya.

Namun saat membuka pintu, Athan tengah membaca buku diary milik Aletta.

Aletta yang melihat hal tersebut langsung merebutnya dari Athan, dan menyembunyikannya di belakang badan gadis itu.

“lo apa-apaan sih buka privasi orang!.” Bentak Aletta, dia takut Athan membaca halaman itu.

“sejak kapan ta?.” Tanya Athan dengan wajah datarnya.

Degg

Jantung Aletta seakan berhenti berdetak detik itu juga, rasanya sakit apalagi melihat reaksi Athan yang jauh dari kata bahagia.

“gue-, ngga usah di fikirin kalik.”

“gimana gue ngga mikirin, lo satu-satunya sahabat gue, keluarga gue yang sangat gue sayang, dan gue ngga mau ngerubah apapun tentang itu, setelah gue tau lo suka sama gue, semua ngga akan sama ta, kita ngga akan pernah sama lagi.” Jelas Athan yang membuat Aletta berkaca-kaca

Sudah sangat lama rasanya Aletta ingin menghapuskan perasaan itu pada Athan, tapi makin hari makin bertumbuh layaknya anak kecil yang kemudian menjadi dewasa, sama seperti perasaan Aletta yang makin hari makin membesar.

“selama ini lo salah kalo mikir kita adalah lebih dari itu semua, kita cukup hanya itu dan kemudian kita memilih jalan kita masing-masing.” Lanjut Athan sambil meninggalkan kamar Aletta.

Aletta yang mencoba mengejar Athan dengan wajahnya yang penuh dengan air mata hanya membuahkan kekosongan, Athan meninggalkan rumahnya begitu saja.

Hiks hiks hiks

Aletta terus menangis di kamarnya sendirian, beberapa kali Lala menghubunginya, Aletta sama sekali tidak menjawab.

Lala bertemu dengan Athan di club malam saat Lala tengah berkencan dengan pacarnya Aldo Airlangga dari kelas 2 IPS B. dan Lala melihat Athan yang sepertinya sangat stress hingga menghabiskan beberapa gelas minuman keras. Explicit Content

Mereka semua 17 tahun beberapa bulan yang lalu kecuali Aletta yang masih 15 tahun karena saat SMP mengikuti kelas akselerasi.

Aletta memutuskan membawa buku diary nya ke halaman belakang, memasukkannya ke tong pembakaran sampah dan di bakar hingga habis. Kalau memang perasaannya membuat masalah besar, maka dia akan menghapusnya, termasuk meembakar buku diary yang di tulisnya tentang Athan.

Selesai membakar bukunya, Aletta masuk ke kamarnya kembali dan melihat ponsel, beberapa pesan masuk dari Lala yang memberitahunya mengenai Athan.

Tapi Aletta tidak bisa kesana, dia ingat mengenai Roni teman satu markas motornya, Aletta mencari instagram Roni dan mengiriminya pesan DM untuk membantu Athan di club, Aletta tidak akan membiarkan Athan mengendara motor dengan keadaan mabuk.

Beberapa menit kemudian Roni membalas dan mengatakan akan menuju club tersebut untuk menemui Athan, tak lupa Aletta mengucapkan terima kasih banyak karena membantunya, Athan seperti itu juga karena kesalahan Aletta yang tidak mengubur perasaanya pada lelaki itu.

Sampai Roni menghubunginya kembali mengenai Athan, Aletta engga memejamkan mata, dia terus memperhatikan panel notifikasi di ponselnya yang tak kunjung masuk dari Roni.

Tring

Satu pesan masuk dari Roni yang mengatakan sudah bersama Athan dan mereka akan tidur di markas malam ini karena tidak mungkin Roni membawa lelaki itu pulang kerumahnya dengan keadaan mabuk berat.

Walaupun Athan meracau terus mengenai Aletta, Roni hanya diam, jika di posisi Aletta mungkin akan jatuh cinta pada Athan, mereka telah bersama sejak kecil, wajar jika salah satu menyimpan perasaan. Dan Roni mengerti hal tersebut, tapi jika di posisi Athan yang tidak ingin persahabatan mereka hancur karena berubah jadi cinta yang kemudian di putuskan karena kekecewaan dan tidak saling mengenal akan lebih sakit dari ini.

“udah than, lo berisik banget, tidur aja dah, lama-lama gue tendang juga lo.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!