Alea memijit-mijit pelipisnya perlahan, kepalanya terasa sakit mengingat pembahasan mereka bersama Eyang putri. Sementara Aletta memilih untuk berdiri dibalkon menenangkan diri katanya.
Setelah pembahasan mengenai perjodohan dengan Eyang putri yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi membuat keduanya kini merasa frustasi, bagaimana cara mencari calon suami dalam kurun waktu enam bulan,, sekali lagi dipertegas 6 bulan!!! Haduhh mumet, mana tugas numpuk belom jadwal latihan yang padat apa iya bisa nemu jodoh sebelum waktu yang di tetapkan.
"Lea, kita kudu gimana ini? Tanya Aletta sambil menghempaskan tubuhnya dikasur
"Loe nanya sama gue, yah gue juga pusing kali Al." Sahut Alea sambil menghela nafas untuk yang kesekian kali dalam beberapa menit yang lalu.
"Eyang bener-bener deh, masa ngasih waktu 6 bulan buat nyari jodoh. Jodoh woy jodoh, buat jadi calon suami, dikira gampang kali ya bisa beli di Mall." Gerutu Aletta frustasi
"Kita ke Mall aja kali ya, sapa tau ada yang jual."
"Waah udah stress ni anak, ya kalii di Mall jual laki ada sih manekin loe mau." Sahut Aletta greget dengan sikap saudarinya itu yang ahh sudahlah..
"Loe punya kandidat gak buat jadi calon loe? Anak kampus atau anak Dojo gitu sapa tau ada yang naksir gitu sama loe?" Tanya Alea
Aletta menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu mengangkat bahunya, "mana gue tau"
Alea menepuk jidadnya pelan, salah jika dia bertanya pada adiknya, gadis itu terlalu cuek untuk urusan cowo apalagi Aletta terkenal galak, salah dikit main gampar mana berani cowo ngedeketin dia kecuali yang tahan banting sama kelakuan bar- bar adiknya ini.
"Nah loe sendiri gimana tuh, eh tapi bukannya loe lagi PDKT ya sama cowo, kalo gak salah loe pernah cerita ama gue namanya..." Aletta tampak berpikir sejenak, "ahh Ivan, ia dia apa kabar?"
Alea mendengus kesal mendengar nama Ivan, "kelaut kali dimakan ikan hiu."
"Laah kok gitu?" Tanya Aletta bingung
"Udah jangan bahas dia." Jawab Alea kesal
Melihat Alea yang sudah kesal Aletta memilih diam, dia tak mau berakhir dengan sumpah serapah yang bakal keluar dari mulut kakaknya itu. Apalagi kalo gadis itu sudah mulai mengeluarkan kata- kata yang pedas nan menohok, beeeh rasanya ngalahin bumbu rujak yang pedes banget pake karet dua.
Alea memang kesal jika membahas soal Ivan. Lelaki itu adalah teman satu angkatannya di kampusnya, mereka akrab dan terlihat seperti orang pedekate tapi ternyata hanya ia yang menaruh harapan pada Ivan, parahnya Ivan mendekati Alea karena ternyata sebenarnya Ivan menyukai Mita teman Alea. Gimana gak kesel coba pedekate ama siapa tapi jadian ama siapa. Kezelll
"Le, kalo anak-anak temen seprofesi loe di club ada kali yang ganteng terus bikin loe kecantol gitu? Atau montir yang benerin motor loe gitu yaah kalo di ftv gitu kan ada tuh montir cakep gitu." Ucap Aletta memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu
Alea mengingat temen- teman seprofesinya ada Reno tapi udah punya pacar. Oky,.. hmm ganteng sih, tapi Alea tidak punya perasaan pada lelaki itu, Doni, Robbi.. Bah jangan di arepin dah. Kalo montir behh apalagi itu gak ada yang seumuran dengannya yang ada bapak- bapak beranak dan beristri.
"Kagak ada Al." Ucap Alea frustasi
"Astaga,,, gue baru sadar selama 20tahun gue idup gue sama sekali ga pernah mikirin cinta, punya pacar atau gebetan." Teriak Aletta menyesali hidupnya yang berwarna abu- abu tanpa sensasi merah jambu.
"Loe sih jadi cewek galak banget, makanya gak ada yang mau ngedeketin loe." Ucap Alea
"Ehh apa kabar loe, dikit-dikit baper tapi gak pernah ada yang jadi pacar loe." Balas Aletta
Alea melemparkan bantal guling kearah adiknya itu yang langsung di balas Aletta dengan melempar boneka Teddy bear besar, begitu seterusnya sampai mereka kelelahan dan tertidur.
💖💖💖💖💖
Alea menjalani aktivitasnya seperti biasa yaitu kuliah selesai kuliah ia harus latihan di sirkuit lalu pulang kemudian makan dan tidur begitulah setiap harinya.
Tak terasa sebulan berlalu tentang pembahasan mencari jodoh yang akhirnya tak terpikirkan lagi oleh Alea karena ia harus fokus menghadapi kejuaraan yang akan diselenggarakan sebulan lagi.
Alea baru saja tiba di bengkel langganannya, ia melihat bengkel sepi tak ada pengunjung dan tak ada penjaga. Kemana semua orang pikirnya. Alea melirik jam tangan masih jam tiga sore yang artinya jam makan siang sudah selesai dan jam tutup bengkel masih dua jam lagi.
Alea berjalan menuju meja kasir, ia sudah biasa kesini dan duduk di sana tiba-tiba seseorang meneriakinya.
"Woyy.. loe mau maling ya?"
Alea yang terkejut menoleh menatap lelaki berbaju hitam berparas tampan sambil memegang berapa alat ditangannya menatap tajam kearahnya meskipun wajahnya dipenuhi bekas oli namun tidak mengurangi kadar ketampanannya tapi tunggu tadi dia bilang apa? Maling? Maksudnya dia nuduh gue maling gitu?
"Loe ngomong apa tadi?" Tanya Alea
"Loe mau maling di kasir bengkel kan? Mentang-mentang sepi kesempatan ya loe mau maling." Jelas lelaki itu
"What!!?! Ehh dekil, loe kalo ngomong jangan asal jeblak aja, gue tuh kesini mau nyervice motor gue dan pas gue dateng gak ada orang dan asal loe tau gue udh biasa duduk di bangku kasir karena gue udah langganan disini. Yang harusnya nanya tuh gue, loe siapa di bengkel ini sembarangan nuduh orang gak jelas."Omel Alea membuat leleki dihadapannya menatapnya sambil bingung
"Kok jadi galakan loe sih. Gue ini yang punya bengkel, dan gue gak tau tuh ada pelanggan tipe-tipe kaya loe. Jangan-jangan loe modus ya. Modus berkedok pelanggan taunya mau maling."
"Ehh jaga ya omongan loe, gue bisa aja ngelaporin loe atas tuduhan pencemaran nama baik." Ucap Alea kesal lalu bergegas pergi meninggalkan bengkel.
"Bilang aja loe malu karena udah kepergok." Teriak lelaki itu
Langkah Alea terhenti gadis itu kemudian berbalik arah mendekati lelaki yang baru saja meneriakinya
Plaaaakkkk
Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri lelaki itu, membuat lelaki itu emosi seketika
"Loe.." belum sempat lelaki itu menyudahi kata-katanya seorang pria bersuara dari arah luar
"Alea... Nathan... Ada apa ini"
Mendengar namanya disebut Alea balik badan dan tersenyum menatap pria paruh baya yang dikenalinya.
"Om Danu." Seru Alea
Pria yang disapa Om Danu itu menghampiri Alea dan Nathan yang tampaknya sedang bersitegang.
"Ada apa ini?" Tanya Om Danu
"Ini om, tadi Alea kesini cuma sepi jadinya Alea mau nunggu ditempat biasa di meja kasir, ehh nih orang tiba-tiba dateng neriakin Alea maling dan ngaku-ngaku yang punya bengkel." Jelas Alea
Om Danu tertawa mendengar penjelasan Alea membuat gadis itu menyipitkan matanya menatap lelaki didepannya yang di panggil Nathan terlihat menyeringai melihat kearahnya.
"Alea, kenalin ini anak Om namanya Nathan yang baru aja pulang dari luar negeri . Dan Nathan ini adalah Alea pembalap Nasional yang udah sering papa ceritain itu, Alea juga sering bantu- bantu papa jaga kasir kalo Andin papa suruh ke cabang. Jelas Om Danu membuat keduanya terkejut dan membelalakan mata.
"Jadi ini anak Om yang sering Om ceritain itu?" Tanya Alea tak percaya
"Jadi dia pembalap cewe yang sering papa bahas?" Tanya Nathan tak percaya
"Iya" jawab Om Danu singkat
Alea memutar bola matanya ini tidak sesuai bayangannya selama ini. Di pikirannya anak Om Danu itu tipe lelaki yang ramah seperti yang selalu diceritakan oleh om Danu tapi ternyata lelaki didepannya ini adalah lelaki angkuh tukang tuduh pula. Ganteng sih,.. tapi nyebelin, ucap Alea dalam hati
sementara Nathan menoleh kearah lain, cantik sih tapi bar- bar, keluh Nathan
"Om rasa ini cuma kesalahpahaman aja, jadi sekarang papa minta Nathan dan Alea kalian saling minta maaf." Pinta Om Danu
"Apa? Minta maaf sama dia? Gak pah aku gak mau, dia udah nampar aku duluan." Bantah Nathan
"Nathan, please gentle dikit." Ucap Om Danu lalu menatap Raya "Alea kamu juga salah, ayo kalian berdua saling memaafkan." Kali ini nada suara Om Danu berubah dari pelan menjadi kalimat perintah tanpa bisa di bantah
Nathan mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh Alea. Keduanya berjabat tangan sekenanya lalu berusaha tersenyum lebih tepatnya terpaksa tersenyum
"Sorry." Ucap Nathan
" Iya sama-sama, maafin gue juga" kata Alea penuh penekanan dengan tatapan permusuhan
"Nah gitu kalo akur kan enak. Ya udah kalian lanjut ngobrol biar Om yang cek motornya Alea." Ujar Om Danu berlalu meninggalkan keduanya
"Urusan kita belom kelar." Ucap Nathan sambil menatap Alea sinis
"Siapa takut, loe jual gue beli." Sahut Alea tak kalah sengit
Mereka berdua saling menatap penuh kebencian, dan berbalik arah saling menjauh.
Bersambung....💕💕💕
Haii, readers... Salam kenal
Yuk ramein cerita ini dengan like dan komen kalian 😉 karena antusias kalian bisa jadi salah satu mood booster keberlangsungan cerita ini 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
bunda sekar
💖💖
2021-10-22
0
ima Gallardiev
seru
2021-10-22
0
Nda DhaThoel
jodoh Alea
2021-10-09
0