5 bulan sudah ali meninggalkan ara untuk selama lamanya, namun nampak diwajah ara kesedihan itu masih nyata. Dalam hati ara sebenarnya belum bisa meng ikhlaskan sepenuhnya atas kepergian ali yang secara mendadak itu.namun ara sadar dia harus tetap melanjutkan hidup, apalagi dia seorang dokter yang pasti tenaganya masih dibutuhkan oleh banyak sebagian orang.
Seperti biasa pagi ini ara melakukan aktifitas dirumahnya sebelum berangkat berdinas. Dia pergi berolah raga terlebih dahulu,jogging adalah hobby ara.setiap pagi dia memutari komplek perumahannya, Setelah 3x putaran berlari kecil, ara memutuskan untuk ke taman komplek sebentar sebelum pulang kerumah. Di bangku taman dibawah pohon yang lumayan rindang yang didepannya banyak bunga bunga ara duduk. Diingatnya beberapa bulan lalu sebelum kepergian suami tercintanya, setiap pagi sebelum mereka pergi melakukan pekerjaan masing masing pasti mereka sama sama menyempatkan diri ber olah raga pagi. Dan di bangku dimana sekarang ara duduk, biasanya ali juga ikut duduk dan memijati leher dan pundak ara yang kecapean akibat dari lari lari kecil. Namun sekarang ara sadar semua itu hanya tinggal kenangan, yang tidak pernah mungkin akan terulang lagi. Jangankan mengulangnya, memandang wajah ali saja dia sudah tidak akan pernah bisa lagi seumur hidupnya.
"Yank...aku tau kamu pasti melihat aku sekarang disini, ditempat biasa kita menghabiskan waktu dipagi hari". Gumam ara sambil melihat keatas langit dengan pandangan nanar.
Setelah menikmati hembusan angin pagi di taman komplek,serta mengingat kenangannya dengan ali, dia beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan menyusuri jalanan komplek kembali kerumahnya untuk bersiap siap berangkat dinas. Di area komplek ara terkenal sebagai dokter cantik dan baik hati. Sehingga banyak tetangganya yang mengenal baik ara. Apalagi wajah ara yang lumayan mirip dengan raisa, itu menjadikan tetangga tetangga ara makin mengidolakannya.
"Pagi dok...habis olah raga ya".sapa salah satu tetangga ara yang juga baru habis olah raga pagi.
"Pagi ibu... iya nih bu baru mau pulang". Jawab ara dengan senyum khasnya.
Sesampai dirumah arapun bersiap siap pergi berdinas, karena jam dinasnya pukul 10 pagi jadi ara bisa sedikit santai mempersiapkan perlengkapan alat perangnya.
\=\=\=\=\=\=\=
"Pagi dok...". Sapa dewi dari tempat duduknya, yang kebetulan juga dewi adalah asisten ara berkerja.
"Pagi juga wi...".jawab ara dengan senyumnya yang khas.
"Ohya wi pasien kamar 201 gimana perkembangannya". Tanya ara sembari mengenakan jas berwarna putih yang belum dia kenakan.
"Iya dok pasien sudah lumayan ada perkembangan dok, tapi lebih jelasnya dr.ara lakukan visit aja dok keruangan 201." Jawab dewi yang sudah beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah buku catatan.
"Yaudah yok kita visit." Ajak ara.
Setelah melakukan visit kesemua pasien diruangan yang berbeda, ara masuk kekamar 201 dimana pasien yang sudah 2 hari terbaring lemah karena sakit struk.
"Selamat pagi.." sapa ara sembari masuk ruangan 201 yang tak lupa dengan menyuguhkan senyuman khasnya.
"Gimana pak sudah enakan belum...? Tanya ara sembari melihat kotak infus yang bergantung yang dilanjutkan memeriksa pasien itu dengan alat stetoskopnya.
"Apa yang dirasakan pak usman sekarang". Imbuhnya sambil memegang pergelangan tangan pasien memeriksa denyut nadinya.
"Alahmdulillah udah mendingan dok, semalam juga sudah bisa tidur pulas". Jawab istri dari pasien.
Karena keadaan pasien memang struk dan susah berbicara, maka yang menjawab istri si pasien.
Setelah melakukan visit ara kembali keruangannya.
\=\=\=\=\=\=\=
Hari sudah sore,jam dinas ara sudah habis. Waktunya ara kembali pulang, namun dia belum beranjak dari ruang kerjanya. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Ya dia bergikir untuk resign dari rumah sakit tempat dia berdinas sekarang ini. Bukan tanpa alasan kenapa dia memilih untuk resign dari rumah sakit itu. Dia hanya tidak ingin mengingat masa masa bersama almarhum suaminya. Karena awal perkenalan mereka juga di rumah sakit tempat ara berdinas sekarang ini. Dimana ali yang waktu itu sedang sakit types dan minta dirawat oleh dr.ara. sampai pada akhirnya ali pun melamar ara di tempat ara berdinas.
Bukan ara ingin melupakan kenangan manis bersama ali, namun dia sendiri sadar kalau dia tidak menghindar dari tempat dimana dia dan ali memiliki kenangan kenangan manis dan indah, dia tidak akan bisa bangkit, dan semakin tersiksa dengan kepergian ali.
"Wi... kamu hari ini pulang jam berapa..". Tanya ara ke dewi yang daritadi sibuk memainkan ponselnya.
"Jam 7 dok... kenapa..?". Tanya dewi yang langsung memasukkan ponselnya kesaku baju dinasnya.
"...eemhhh nggak apa apa, sekedar tanya aja... yaudah aku duluan ya wi..". Tutur ara sembari mengangkat tas totebag nya dan meraih kunci mobil dipojok meja kerjanya.
"Iya dok hati hati." Jawab dewi.
\=\=\=\=\=\=\=
Hari sudah malam, jarum jam sudah berada diangka 9. Ara masih berada di ruang tengah nonton acara tv. Namun tiba tiba dia menangis, tangisannya kali ini juga karena ingat akan sosok almarhum suaminya. Asisten rumahnya yang kebetulan lewat didepannya berhenti, lalu bertanya kepada ara.
"Non...nona kenapa nangis lagi..?". Tanya asisten rumah ara.
"Iya mbak..aku inget mas ali lagi,," jawab ara sambil menyapu air matanya yang semakin mengalir deras.
Sang asisten rumah itupun menghampiri ara duduk dibawah sofa tempat ara duduk dan menangis.
"Udah non...jangan nangis lagi, kasian almarhum tuan kalau nona belum bisa menerima kepergiannya, almarhum juga bakalan sedih banget lihat non ara nangis terus tiap hari..". Kata asisten itu sembari memijat kaki ara, Karena memang hampir tiap hari ara selalu dilihatnya menangis.
"Mbak... aku mau menjual rumah ini..". Kata kata ara membuat pijatan asistennya itu berhenti seketika.
"Kenapa non mau jual rumah ini, inikan rumah kenang kenangan non ara sama almarhum tuan...". Kata asiaten itu sembari mengingatkan ara kalau rumah ini adalah rumah yang dibangun dari jerih payah mereka berdua.
"Iya mbak aku tau... tapi semakin aku berlama lama dirumah ini, aku semakin tertekan mbak, karena ingat semua kenangan dengan mas ali mbak..". Jawab ara sambil menyeka air matanya sembari menunduk.
"Menurut mbak tika sih jangan dijual non.. mending dikontrakin aja, non ara bisa balik kerumah ibu non ara..". Asisten itu memberi masukan.
"Gitu ya mbak...". Jawab ara lirih.
"Iya non...kalau dijual sayang sayang...ini rumah penuh sejarah lho,..". Sahut asisten itu.
\=\=\=\=\=\=
Ara sudah kembali kerumah orang tuanya dikawasan senayan. Asisten rumah tangganyapun ikut diboyong kerumah orang tua ara, dan dia memutuskàn untuk mengosongkan rumahnya yang berada di kawasan kelapa gading itu untuk dikontrakkan.
Dan diapun sudah memutuskan untuk resign dari rumah sakit tempatnya berdinas.
Hari ini ara tidak ada kerjaan sama sekali, dia dirumah terus dan murung. Orang tuanya yang sibuk dengan perusahaannya pulangnyapun sore, terkadang juga sampai malam baru sampai rumah.
Lama lama dia juga boring karena tidak ada kerjaan atau aktifitas yang ber arti. Pikirnya kalau dia banyak diam dirumah bukan malah bisa move on dari almarhum suaminya, yang ada malah makin membuat dia terpuruk karena ingat segala kenangan.
"Bi...ara kemana,". Tanya ibu ara yang baru pulang dari kantornya.
"Non ara di kamarnya nyonya..". Jawab asisten rumah itu sembari mengambil bawaan ditangan ibu ara.
Tak lama kemudia ibu ara bergegas naik ke lantai 2, dia menyusuri jalan menuju kamar putrinya. Dibukanya pintu kamar itu pelan pelan dan dilihatnya sang putri sedang tengkurap diatas ranjang. Tadinya ibu ara menyangka kalau anak perempuannya sedang tertidur, namun pas dia mau menutup pintu kamar, dia mendengar suara sesenggukan seperti suara yang sedang menahan tangis dari balik bantal yang menutupi kepalanya.
Ibu arapun melangkah mendekat ketempat ara tidur.
"Nak... kamu kenapa sayang..". Tanya ibu ara sambil mengambil bantal diatas kepala ara. Tanpa jawaban ara langsung beranjak dan memeluk ibunya.
"Kenapa...coba kamu cerita sama mamah". Pinta ibu ara.
"Maah ara kangen mas ali". Jawab ara lirih dipundak sang ibu."ara nggak bisa lupain mas ali mah... ara masih nggak bisa nerima kenyataan..". Tambahnya sambil menangis dipelukan ibunya.
"Ara... sudah mau 6 bulan ali meninggalkan kita semua, kalau kamu belum bisa menerima kepergiannya, ali tidak akan pernah bisa tenang nak... dan bagaimana kamu melanjutkan hidup sayang... heey...?? kamu harus bangkit sayang... kamu seorang dokter...kamu banyak dibutuhkan oleh sebagian banyak orang...". Kata ibu ara sambil menatap wajah putrinya yang sedari tadi menangis, lalu mencium kening ara.
"Ada apa ini mah... kenapa ara nangis..". Tanya ayah ara yang berjalan menuju mereka dibibir ranjang.
Tanpa menjawab ibu ara hanya mengedipkan mata, dan sepertinya ayah arapun tau kenapa putri mereka menangis.
"Nak... kamu mau nggak ke klaten, disana ada rumah sakit teman papah, kebetulan lagi butuh tenaga medis..". Ucap ayah ara sembari mengelus elus kepala putrinya dengan lembut.
Seketika ara menyeka air matanya, dia berfikir sejenak.
"Klaten...?? Dimana itu pah...". Tanya ara
"Jawa tengah, dekat jogja". Jawab ayah ara.
"Nggak kurang jauh apa pah..". Kata ara
"Ya nggaklah... sekalian kamu biar ganti suasana baru disana... klaten tuh kotanya nyaman nak...asri lagi..". Sambung ayah ara.
"Ara pikir pikir dulu ya pah". Jawab ara.
Sepertinya ara sudah memikirkan tawaran ayahnya untuk pergi kerja ke klaten. Pagi ini sembari sarapan pagi dimeja makan ara membuka obrolannya.
Ara :"Pah.. tawaran papah minggu lalu masih nggak pah..??
Papah: "tawaran yang mana sayang... klaten??
Ara : iya klaten.. ara udah memutuskan pah...ara mau ke klaten, siapa tau ara bisa membantu orang orang disana. (Sambil tersenyum)
Papah : yaudah papah telpon teman papah yang punya rumah sakit dulu ya...( sambil mengeluarkan ponsel dari saku).
Tidak lama kemudia ayah arapun menelpon temannya itu dan meminta ijin agar anaknya bisa bekerja di rumah sakitnya di daerah klaten jawa tengah. Dan sepertinya tidak ada kesulitan sehingga teman ayah arapun mempersihlan ara datang kerumah sakit dan membawa semua berkas sebagai pertimbangan dan syarat ara diterima bekerja di rumah sakit tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Manggu Manggu
lanjut👍
2022-11-09
0
Afika Nurdiani
panjang banget bacanya
2021-10-03
0
Yani Warsono Hadiyani
Klaten kota kelahiranku thor
2021-05-15
0