Mas Farhan terpaku melihat Anisah yang bercerita dengan ekspresi khas darinya. Anisah bercerita mengenai dirinya sendiri dengan penuh penghayatan.
"Saya tidak menyangka gadis secerdas ini bisa bucin juga" ucap Mas Farhan.
Anisah memukul kecil lengan Mas Farhan dengan kesal yang dibalas oleh tawa dari Mas Farhan. Anisah merasa malu setelah mengingat-ingat masa lalunya.
"Kasihan si Raihan sampe nangis gitu" ledek Mas Farhan lagi.
"Mas juga bucin ke Melani, udah ditolak juga" sahut Anisah.
"Akhirnya dia mau juga sama saya" sahut Mas Farhan yang tak ada henti-hentinya membuat Anisah kesal dengan candaannya.
Sembari bercerita Anisah terus membuka semua kado dari tamu undangan. Entah bagaimana Anisah tidak menyadarinya, sebuah kado berbungkus ungu warna kesukaan Anisah bertuliskan 'Raihan'. Anisah mengira dia tidak datang, Raihan tidak menyalami Anisah atau memberi selamat. Mungkin saja Raihan menitipkan kadonya pada salah satu teman SMA tanpa sepengetahuan Anisah.
"Ciee yang dapat kado dari mantan" ledek Mas Farhan lagi.
"Ciee yang mantannya datang ke pernikahan" balas Anisah tak mau kalah.
"Buka dong Sa" ujar mas Farhan yang dibalas anggukan dari Anisah sembari membuka bungkus kado dari Raihan.
Kadonya cukup besar, kira-kira seukuran kotak sepatu Anisah. Mengesalkan, ternyata setelah dibuka masih ada kotak lagi, Anisah terus membuka nya, sudah ada 4 kotak yang ia buka.
"Kok berlapis-lapis gini sih kotaknya" ujar Anisah.
"Biar kamu penasaran kali" balas Mas Farhan.
Anisah terus membuka kotaknya sampai tiba di lapisan terakhir. Akhirnya Anisah menyelesaikan waktu beberapa menit untuk membuka kado itu.
"Ya ampun delapan lapis" ujar Anisah kesal.
Sebuah kalung yang indah dari mutiara asli yang berkilauan. Sangat cantik, cocok dengan kulit Anisah yang putih.
"Wah bagus banget kadonya" ujar Mas Farhan seperti nada cemburu.
Wajah Mas Farhan terlihat kesal, ada raut kecemburuan tersirat di wajahnya. Anisah segera mengerti dan langsung menyimpan kado dari Raihan.
"Biasa aja kok, di toko perhiasan juga banyak seperti itu" ucap Anisah untuk menyenangkan Mas Farhan.
"Padahal Mas tahu kamu menyukai kadonya, terima kasih sudah berusaha sayang, Mas gak kesal, cuma cemburu aja" ucapnya manja seraya memeluk Anisah dari belakang.
Anisah tahu ini akan terjadi, siap tak siap ia memang harus melayani suami. Akan tetapi Anisah tidak mengira akan menikah secepat ini. Mas Farhan mulai menyentuh lengan Anisah dan mencium kening istrinya.
"Udahan yok buka kadonya, besok dilanjutin" ujar Farhan memberi kode.
"Saya mandi dulu Mas" jawab Anisah gugup.
"Mau mandi bareng?" balas Farhan lagi dengan wajah berbinar.
Anisah tak kuasa menolaknya dan langsung mengiyakan kemauan Mas Farhan. Setelah mandi bersama Anisah hendak berpakaian. Wanita itu masih malu-malu mengambil pakaiannya dan hendak bergegas ke kamar mandi.
"Disini aja, kenapa malu-malu Sa, kitakan udah sah" ucap Mas Farhan jahil.
Wajah Anisah memerah, ia sungguh malu, wanita itu tidak jadi ke kamar mandi. Anisah mulai berpakaian di pojokan kamar.
"Hupp" Mas Farhan datang dan melingkari tangannya yang kekar ke pinggang Anisah.
"Nanti aja tidur dulu yuk" pintanya.
Anisah malu, ia baru selesai memakai dalaman saja. Mas Farhan mulai menyentuh perut Anisah, tangannya dingin. Anisah benar-benar gugup.
"Saya masih kuliah Mas" ucap Anisah ragu-ragu.
"Kuliah dilarang untuk orang menikah? lagi pula kamu kan sudah semester akhir, gapapa dong Sa" balas Mas Farhan santai sembari mulai bergerak mengiringi Anisah ke tempat tidur.
Anisah menyerah, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Malam itu, Anisah akhirnya memberikan segalanya untuk suaminya. Anisah telah menjadi milik suaminya, semoga ini menjadi ibadah yang baik buat mereka. Anisah berharap Mas Farhan akan selalu menyayangi Anisah sebagai istriya.
"Semoga tidak ada yang merusak rumah tangga kami" ujar Anisah dalam hati.
Anisah bahagia telah memilih Mas Farhan sebagai pendamping dunia dan insyaallah pendamping akhiratnya juga. Dia tidak menyesali keputusannya untuk menerima lamaran Mas Farhan.
"Mas sayang kamu Sa" bisik Mas Farhan hangat.
"Sa juga sayang sama Mas" balas Anisah lembut seraya tersenyum.
Mereka merasa bahagia satu sama lain. Anisah yang mulanya gugup sudah mulai terbiasa dengan perlakuan Farhan.
"Mau anak berapa?" tanya Mas Farhan berusaha menggoda Anisah.
"Mau berapa pun saya bahagia Mas, selagi itu rezeki dari Allah" balas Anisah lagi.
Mas Farhan tersenyum dan memeluk Anisah dengan lembut. Begitulah hari-hari bahagia Anisah di awal pernikahan. Dia tidak tahu hal apa yang akan menghampiri nya dan berusaha merusak rumah tangganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
MUKAYAH SUGINO
Lanjut
2020-09-19
0
Nai Azzira
bisa ya di jodohkan gk ada risih2 nya.
2020-09-05
10
Sri Ajeng
next thot
2020-08-03
1