Pure Love
Jika mencintai seseorang begitu menyakitkan kenapa Tuhan harus membuat manusia memiliki Perasaan Cinta?
Aku mengerti,
Aku Tahu itu,
Tuhan menciptakan Perasaan Cinta untuk manusia, karena Cinta itu begitu manis walaupun di iringi dengan Rasa Sakit dan Derita!
Aku Mencintainya, Sangat Mencintainya.! Perasaan ini tetap ada sejak pertama kali kami bertemu saat berusia 5 Tahun.
Walaupun dia Membenciku,
Walaupun dia Menyiksaku,
Walaupun dia Mengutukku,
Walaupun dia Jijik Terhadapku...
Perasaanku padanya tetap ada dan tidak dapat memudar sedikitpun.
Namun, tetap saja Hatiku merasa lelah. Aku lelah dia selalu memperlakukanku begitu buruk(?)
Lelah melihatnya terus-menerus menatap kearahku dengan pandangan mata yang Sedih dan Menyakitkan...
Jika memang begitu, maka aku akan pergi. Pergi Jauh agar kamu bahagia ...
-Milena Goldwind
---
Cinta?
Apa itu Cinta?
Aku bahkan tidak yakin lagi dengan perasaanku..
Saat aku mencintai seseorang begitu dalam hingga rasanya membunuhku. Orang itu ternyata bukanlah orang yang aku Cintai(?)
Saat aku membenci seseorang dengan seluruh hidupku, orang itu ternyata adalah orang yang aku Cintai(?)
Aku memperlakukan seseorang yang aku Cintai dengan sangat buruk.
Melakukan Hal yang tidak seharusnya, menyiksanya, membuatnya menangis, dan menyakiti perasaannya..
Hingga akhirnya dia pergi menghilang dari sisiku setelah membuatku melihat semua kebenaran!
Jika memang Cinta begitu Rumit dan menyakitkan, seharusnya aku tidak pernah bertemu denganmu sejak Awal.
Namun, aku tidak ingin hal itu terjadi..!!
Aku tetap ingin bertemu denganmu, Jatuh Cinta padamu, membencimu, menyakitimu dan mencintaimu lagi pada akhirnya.
-Eros Hillarion
***
My Only Love is Terrible Love not a Pure Love. Even so, I will Always Love You from Author Little Monster
Sumber pict : Google
****
Daun pohon Cemara melambai ringan tertiup angin yang berhembus lirih. Cahaya Matahari menampakkan sinarnya dengan gagah di atas Cakrawala dengan banyaknya Awan putih yang mengambang di langit biru, membuat Panas matahari tidak dapat memperlihatkan terik yang terlalu cemerlang di atas Tanah.
Taman Bulan Kapas, salah satu Taman bermain di Daerah perumahan mewah di Bali. Taman itu terlihat sunyi dan tidak terlalu lebar. Hanya ada sepetak Tanah dengan banyaknya bunga dan beberapa bangku taman. Ada juga sekotak Pasir dan perosotan untuk tempat bermain Anak kecil.
Disisi kiri kotak pasir itu terlihat seorang anak lelaki berusia sekitar 5 tahun. Anak kecil itu terduduk di tanah seorang diri dengan mulut mengerucut kearah Lututnya yang terluka berulang kali.
Mata Hitam dengan rambut berwarna coklat yang tertiup angin ringan membuat anak kecil itu memiliki pesona yang sangat memikat di usianya.
"Itu pasti sakit?" Suara malaikat terdengar lirih dari seorang gadis Cantik yang juga berusia 5 tahun
Dengan Gaun berwarna putih polos selembut sutra, gadis kecil itu mendekat kearah anak lelaki yang tertegun menatap kearahnya dengan mata hitamnya yang cemerlang.
Tangan kecil gadis itu terangkat mengambil sesuatu dalam tas kecil yang tergantung di pundak rapuhnya "Jangan bergerak, itu akan lebih baik segera" ucapnya kemudian seraya menempelkan sebuah handsaplas dengan Hiasan buah stroberi yang manis di lutut anak lelaki itu
Anak lelaki itu hanya terdiam tidak merespon sedikitpun, mata Hitamnya menatap kearah gadis kecil yang berada tepat di hadapannya lekat-lekat dengan penuh minat.
"Terimakasih" satu kalimat yang akhirnya muncul dari bibir kecil merahnya setelah melihat gadis kecil di hadapannya selesai mengobati lututnya yang terluka
Gadis kecil yang cantik itu hanya tersenyum manis seraya menganggukkan kepalanya ringan "Apa kau tinggal di daerah sini?"
"Tidak,, aku tidak.." lelaki kecil itu menjawab seraya menggeleng pelan "Nenekku yang tinggal di dekat sini!"
Kata "oh" keluar dari mulut kecil gadis di hadapannya seolah mengerti, ia kembali bersuara menatap lelaki kecil itu lekat-lekat "Pantas saja karena aku tidak pernah melihat anak yang tampan sepertimu sebelumnya!"
Anak lelaki kecil itu tertegun sejenak sebelum tersadar dengan rona merah di kedua pipi putihnya yang imut. Mata hitam anak lelaki itu menatap kearah mata anak gadis di hadapannya dengan sedikit sentuhan malu.
'Indah' satu kata yang di pikirkan oleh anak lelaki kecil itu pada kedua mata gadis dihadapannya yang berwarna coklat keemasan terlihat bening dan berpijar layaknya sebuah bola lampu di kegalapan malam.
"Apakah rumahmu di sekitar sini?" Anak lelaki itu bertanya mencoba menghilangkan kegugupan di hatinya menatap gadis yang tersenyum sangat manis di hadapannya.
Gadis cantik itu kembali mengangguk dan menjawab "En,, Rumah orang tuaku berada di sebelah kiri setelah belokan kempat dari jalan ini. Aku bersama nenekku sedang berjalan-jalan untuk mencari udara segar"
"Bolehkah aku main kesana dimasa depan?"
"Tentu" gadis kecil itu kembali menjawab dengan senyuman manis penuh semangat
Angin sepoi-sepoi bertiup ringan diantara mereka berdua. Setelah pembicaraan terakhir itu, mereka hanya terdiam dan saling menatap dalam diam membiarkan keheningan yang berlalu cukup lama.
Anak lelaki tampan itu berdiri dan mengambil sebuah gelang yang melingkar di tangannya, lalu memakaikannya di tangan putih gadis kecil dihadapannya seraya tersenyum malu "Aku adalah pangeranmu. Pangeran Eros, kelak kamu tidak dapat menikah dengan siapapun selain diriku! Ingatlah itu!" Ucap Eros cepat dan berlari menjauh dari gadis kecil di taman yang hanya tertegun menatap bodoh kearahnya.
"Milena!" *Cklik
Suara wanita paruh baya terdengar beriringan dengan suara jepretan kamera menangkap gambar gadis kecil bernama Milena yang berada di taman.
"Nenek!" Milena tersenyum manis dan berlari kearah neneknya
"Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu merah sekali? Apa kau merasa Demam?" Nenek Milena bertanya khawatir kearah cucu cantiknya
"Hm,,hmm" Milena menggelengkan kepalanya lirih dan menjawab malu-malu "Aku bertemu dengan seorang Pangeran bernama Eros, dia mengatakan bahwa di masa depan kelak dia akan menikahiku!"
"Hahaha... benarkah itu?" Nenek Milena tertawa bahagia menatap kelucuan cucunya yang tersipu "Maka Pangeran Eros harus menghadapiku terlebih dahulu sebelum mengambil Tuan Putri Milenaku yang cantik!"
"Nenek!" Milena semakin tersipu malu seraya membenamkan wajahnya lebih dalam dalam pelukan neneknya
"Baiklah,, baiklah! Karena ini adalah hal yang membahagiakan kenapa kita tidak mengabadikannya dengan foto?"
Kedua orang Wanita, Nenek dan Cucunya tersenyum bahagia mengambil gambar kenangan mereka Berdua untuk yang terakhir kalinya di Taman Bulan Kapas.
Sejak saat itu juga Hidup Tuan putri kecil kita Milena Goldwind akan mengalami berubahan menyakitkan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
im3ld4
Baru mendarat
2021-08-21
1
Goodbye Lullaby
aahdkdgskslhd
2021-06-20
1
Sulati Cus
sepertinya menarik
2021-05-26
1