Berangsur siuman, pandangan buram Irishak Bella terbentur tubuh Buddy. Anjing itu terbaring tak jauh darinya. Irishak rasakan kaki juga tangan terikat erat pada kursi dapur. Tak berusaha meronta sebab tubuh sangat lemas, terlebih ngilu dan perih hampir di seluruh wajah. Tak diragukan lagi, saat tak sadarkan diri, ia telah dipukuli dengan brutal. Mungkin ditampar atau ditinju berulang kali untuk pulihkan kesadarannya. Dari pantulan kaca oven tua di dapur, agak kabur tapi dipastikan wajahnya babak belur, berubah bengkak dalam hitungan menit. Makin diperhatikan ia tampak seperti sepotong daging membusuk akibat kelamaan direndam dalam air.
Indera pendengarannya dengan jelas menangkap suara-suara di sekitarnya. Si wanita yang menganiaya dirinya diketahui bernama Rose, Irish tak yakin itu nama asli si wanita. Si Rose berseru penuh tekanan dari balik topeng.
"Jangan tinggalkan jejak, iblis itu akan habisi kita jika kita ketahuan! Bersyukurlah Bodoh, dia tak pasang CCTV di pondokan ini!"
"Si Iblis yang lalai. Mungkin pikirnya, tempat ini tak akan ditemukan!"
"Dia bahkan tak menaruh sniper seperti biasa."
"Dia hanya pecundang!"
"Jaga mulutmu, Idiot!" maki Rose tersinggung. "Jika dia Pecundang, kita tak akan kesulitan berurusan dengannya! Akan mudah saja bagimu hancurkan dia!"
"Hei hei hei! Berhenti bertengkar!" tegur si pria dengan tato bulan segitiga. "Wanitamu sudah bangun, Rose," ujarnya lagi ketika menoleh pada Irish, dapati Irish sedang tersenyum sinis pada mereka.
Rose bergerak cepat ke arah Iris, tumit sepatu boot-nya berdetak di lantai kayu.
"Irishak, bekerja samalah! Beritahu aku berapa kode brangkas di sebelah sana?!" tanya Rose membungkuk. Wajah mereka sejajar. Irish berpaling ke arah yang dimaksud.
"Aku tidak tahu ...," sahut Irish menggeleng, "benda itu bukan milikku!"
Tanpa diduga-duga.
Plaaakkk ... Plakkkk ... Telapak tangan si wanita mendarat keras di pipi Irish.
Irish mengerang kesakitan. Rasakan sesuatu dari sudut mata mengalir turun ke pipi. Tak sedikit cairan nodai bola mata hingga ia kerjab-kerjabkan mata susah payah menahan pedih. Rambutnya kemudian dicengkeram kuat, dipaksa mendongak hingga matanya dan mata Rose bertemu. Pupil sempurna sangat indah, cokelat terang dan besar dengan tatapan sangat tegas, menikam mata Irish yang menahan kontaminasi cairan darah dalam kelopak matanya.
"Kau pasti tahu, Irishak! Berikan kode brangkasnya pada-ku, aku akan kasihani nyawamu!"
"Bullshit!" maki Irish meludah ke wajah Rose, napas terpatah-patah. Tindakan Irish picu amarah si Rose setara ledakan petasan.
Plaaakkk ... Plaakkk ... tempelengan bolak balik. Lehernya kemudian dicekik kuat sebelum dihajar kepalan satu tangan bertubi-tubi bahkan Rose sangat gregetan menyiksa Irish. Wanita itu satukan dua tangan, layangkan pukulan keras hingga Irish dan kursinya terpelanting ke lantai. Seakan tak buat ia puas, Irish masih ditarik kasar kembali ke posisi semula. Rose berbalik mengambil pisau pemotong daging yang dilihatnya di atas meja dapur, yang digunakan Irish untuk memotong daging. Kilatan pada plat besi terasah sangat tajam berkilau diterpa cahaya, membuat jantung Irish berdegup kencang.
"Kau akan beritahu aku, atau aku akan mencincangmu, masukan dalam panci dan berikan potongan tubuhmu pada kekasih keparatmu itu," ancam Rose.
Irish mengulas senyuman di atas bibir-bibir yang pecah.
"Lakukan saja, ja***g! Lakukan sebelum dia datang dan menghancurkanmu! Kamu akan lihat kemarahannya," balas Irish mengejek, darah bercampur ludah mengalir dari bibirnya.
Mengumpat panjang.
Si Rose geram sendiri hadapi tingkah Irish yang tidak mau turuti kehendaknya dan malah bertingkah menyebalkan. Rose mengangkat plat tipis pisau daging menampar pipi Irish kuat hingga Irish rasakan gigi-gigi seakan copot dari gusi. Ia menahan erangan di bibir. Luka di bibir bertambah lebar. Si Rose berubah tak sabaran. Peringai mulai gelisah. Ia mondar-mandir apalagi pria di depan brangkas belum sukses pecahkan kode keamanan brankas. Si wanita meraih tangan Irishak yang terikat dan bersiap akan memotong tangan kanan Irish dengan pisau dapur.
"Jangan gegabah, Rose!"
"Arggggghhh ... tu puta madre! f**k! f**k!" Sumpah serapah keluar dari mulut si Rose, ia mencengkeram gagang pisau makin kuat.
"Dia mungkin tak tahu! Si iblis mungkin hanya tidur dengannya tanpa beritahu wanita ini rahasia! Bukankah kau mengenal Iblis itu dengan baik?" Suara pria di depan oven yang dipanggil Idiot oleh Rose. Tangan si Idiot terus mengutak-atik sebuah brankas di belakang oven lama dalam dapur itu, bolak-balik meniup serbuk pada angka-angka di brankas seakan mencari tahu angka mana yang paling sering muncul. Irish tak pernah tahu ada benda besi canggih di belakang oven tua yang kusam. Pondokan dan Hellton Pascalito benar-benar misteri dalam hidupnya.
"Ja***ng ini menguji kesabaranku! Percuma saja. Kita apakan dia?" tanya si wanita.
"Seperti yang kau inginkan, Rose! Cincang dia seukuran daging sapi lalu rebus saja dia dalam panci! Si Iblis tak akan sadari saat ia menyantap sup berisi potongan tubuh kekasihnya!" jawab seseorang lain yang sedari tadi diam, mengintai keadaan sekitar dari jendela kaca dapur. Pria yang menikam Buddy.
"Kita juga akan kirimkan sup istimewa pada Ibunya," saran si pria di depan tirai jendela lagi.
"Ibunya?!" Rose terdengar bersemangat. "Hubungi Ghost, bunuh Ibu Irishak Bella. Racuni wanita itu, lakukan tanpa tinggalkan jejak. Sekarang!
Irish tahu mereka hanya mengancamnya. Ia hanya terdiam, lagipula ia benar-benar tak punya kekuatan bahkan saat ia bersuara, tenggorokannya seakan terpotong bagi dua.
"Per ... cuma saja. A ... ku tak ta ... hu apapun!"
"Shut up! Lihat ini? Kamu lihat, Irish?"
Si wanita perbesar layar ponsel, menarik wajah Irish yang memar hingga sedikit terangkat dan perlihatkan video. Ibunya duduk tercenung, di toko roti, tempat favorit mereka seakan menunggunya datang. Tak ingin terpancing Irish mengumpat tanpa suara pada wanita di depannya.
"Perra!" (ja*****Ng) "¡Vete a la chingada!" (persetan denganmu).
"Apa kau ingin Ibumu berakhir seperti Ayahmu? Diracuni diam-diam? Ah tidak, matinya terlalu mudah. Bagaimana kalau kita mengikat tubuhnya dalam mobil dan mendorongnya ke sungai? Atau menculiknya dan merendamnya dalam tong asam hingga kulit tubuhnya terangkat?"
"Yang terakhir, lebih seru!"
Mereka psikopat.
"Jangan sentuh Ibuku!" desis Irish geram.
Si wanita tersenyum senang karena berhasil buat Irishak melemah.
"Baiklah. Bekerja samalah Irish!"
"17071997."
Irish berikan sandi, hanya menerka. Hellton gunakan tanggal lahir Irish untuk sekuriti kode di apartemen pria itu. Mungkinkah Hellton terapkan hal yang sama? Apakah Hellton akan mengampuninya? Rahasia pria itu mungkin terbongkar, tetapi Irish tak bisa korbankan ibunya.
"No access! She lie!"
"Sialan kau, jangan menguji kesabaranku!" guman si wanita kehilangan akal sehat menendang bangku Irish kuat hingga terlempar. Secepat kilat datangi Irish yang hampir mati lemas kemudian menendang Irish dengan kesal.
Uhuk uhuk uhuk ... Irish terbatuk. Darah mengucur dari bibirnya.
"Bunuh saja Ibunya!" jerit si Rose semakin menjadi-jadi, hilang ketenangan. Berbalik pada Irish. "Setelah Ibumu lalu giliranmu!"
Ia keluarkan sesuatu dari dalam saku jaket hitamnya kemudian menghirup serbuk putih itu dengan tangan-tangan gemetar. Seketika pejamkan mata dan kembali rileks.
"Kau idiot ...," keluh Irish merasa sesak napas. Mengapa Iblis Terkutuk itu tidak datang untuk selamatkan dirinya? Ia perlahan mulai tenggelam dalam kesedihan.
"Ya, aku idiot. Aku menganiaya istri kekasihmu tadi pagi dan biarkan dia sibuk dengannya sebelum datang kemari." Si wanita kembali menghirup obat terlarang. "Kau menunggunya Irish?! Dia tak akan datang!"
"Mantan istri!" Meskipun babak belur dihajar Irish masih bisa bicara dengan nada mengejek.
Si wanita tertawa sumbang, "Itu yang dia katakan padamu? Mantan istri? Persetan, mereka belum bercerai dan pria itu terlalu lemah jika berurusan dengan si mantan istri meskipun wanita itu berkhianat!"
Si wanita kembalikan si bubuk putih ke dalam saku jaketnya. Ia menarik rambut Irish agar bangkit.
Irish berusaha sekuat tenaga tak meringis atau mengerang kesakitan atau si psikopat akan menggila.
"Ini terakhir kali ... kau mau beritahu aku?"
"Go to the hell!" maki Irish.
Bug Bug ....
"Hentikan Rose! Bawa dia kemari!" Si Idiot beri perintah.
"Kau berhasil?"
"Ya, keamanan tingkat pertama. Masih ada sandi masuk lagi! Biarkan dia yang lakukan untuk kita!"
Rose dan si pria bertato segera lepaskan ikatan Irishak dan menyeret Irish ke depan brangkas. Tangannya kemudian dituntun untuk menekan angka pada brangkas.
1121SH4K
Klekk ....
Irish tertegun. Kode brangkas itu adalah kombinasi angka dan huruf, namanya. Irishak menjadi semakin sedih. Mereka mendorong Irish menjauh saat pintu brangkas terbuka hingga Irish terjatuh ke lantai.
"Tamatlah kau, Iblis!" seru si Pria bertato dan ketiganya saling pandang melihat isi dalam brangkas.
"Bagaimana dengan wanita ini?!" tanya Si Bodoh.
"Urusanmu! Bunuh saja dia!"
***
Well ...
Aku menunggu Vote darimu. Please jangan lupa kasih Rate ya! Yang ada tanda bintang lima. Makasih atas bantuanmu, Readers. Membungkuk.
Ja'o Mora Ne'e Miu (Aku mencintaimu)....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
bunga cinta
menegangkan
2024-05-13
0
✨Susanti✨
meski baca lagi, masih aja tegang n nyesek 😭😭
2023-08-09
1
✨Susanti✨
ngeri bgt di awal
2023-01-11
0