"Mengapa kamu lakukan ini padaku?"
Irishak bertanya saat rasakan lengan-lengan si pria secara posesif melingkarinya. Tubuhnya didekap semakin erat. Ia menggigil merasa kedinginan tetapi juga merinding.
"Hmmm ...." Menarik napas panjang.
"Mengapa kamu terus tidur denganku?" tanya Irish lagi penuh tuntutan.
"Kamu demam semalaman," bisik Hellton serak oleh kantuk. "Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu." Hembuskan napas keras. "Apa kamu ingin sesuatu? Air minum hangat dengan sedikit perasan jeruk?"
"Tidak."
Suasana menjelang pagi di hutan Pinus sangat tak menyenangkan. Namun, lengannya yang terus diusap tangan-tangan besar dibalik selimut, segera buat Irish terlena.
"Mau minum sesuatu yang manis? Cokelat hangat?" tanya Hellton.
Irish mendesah. Manis sekali saat pria yang selalu dingin, datar dan angkuh menjadi sangat perhatian, perlahan luluhkan dirinya.
"Entahlah ...."
"Aku akan buatkanmu cokelat hangat. Bangunlah!"
Irish mengangguk, merasa sangat istimewa meski akalnya enggan mengakui. Mereka berpindah ke sofa di ruangan tengah yang menyatu dengan dapur dan perapian.
"Apa kamu susah tidur?" tanya Hellton.
"Ya," sahut Irishak. "Entah mengapa, jarum Pinus yang diterpa angin kencang sungguh tak nyaman diserap telingaku. Aku berubah sangat gelisah."
"Kamu akan terbiasa," balas Hellton. Nada suara pria itu terdengar seolah katakan, Irishak akan mendengar nyanyian Pinus sepanjang hayat. "Minumlah!" Hellton hidangkan susu cokelat panas dalam mug besar yang disedu sangat sigap. "Semoga kamu merasa baikan."
Irish mengangguk. Irishak minum seteguk, dua teguk, tiga teguk dan teguk ke empat, Irish tiba-tiba merasa sangat mual. Ia segera bangkit berdiri dan berlarian ke toilet, membekap mulutnya dengan kedua tangannya.
Lagi?!
Coba menahan tetapi ia muntahkan susu yang baru di minumnya. Sepanjang hari kemarin ia juga muntahkan segala makanan yang masuk. Irish membungkuk di atas westafel dan rangkaian muntah segera kembali menyiksanya.
"Irishak?!" Hellton berupaya tak panik. Namun, suara pria itu malah sangat khawatir. Irish tak sanggup menyahut, hanya terus muntah-muntah. Ini mulai sangat buat Irishak frustasi.
"Entah, ada apa denganku? Aku merasa sangat kepayahan," keluh Irish mendadak sangat emosional. Gelisah, takut mulai menyerangnya. Ia kembali lagi hasilkan suara-suara yang memecah keheningan pagi hingga pria besar di belakanganya mulai kebingungan.
Lampu ruang tengah menyala cukup terang. Hellton sepertinya gunakan sistem panel surya off grid hingga listrik terus menyala meski di tengah hutan, bahkan cukup daya untuk kulkas dan lainnya.
"Irishak ... Jangan cemas, aku sedang berusaha agar hidupmu kembali normal. Aku mencari cara agar kamu tidak dianggap sebagai ancaman dan diburu lagi," ujar Hellton lembut seakan Irish muntah karena penat oleh hidup penuh tekanan. Irish mendengar nada yang sama saat pria itu bicara pada Aruhi dan Arumi, lembut dan menawan hati.
"Kurasa aku hanya masuk angin!" sahut Irish tak berharap banyak meski ia hargai niat pria itu. Hidup normal? Sepertinya tak akan mungkin terjadi. Ia telah menggali makamnya sendiri dan ia hanya ingin pergi ke Islandia meski mulai menyukai ide akan bersama Hellton dan disembunyikan pria itu. Namun, tak bisa selamanya begini. Mereka tinggal di ranjang yang sama tanpa status. Ayahnya tak akan sukai itu. Ia dapatkan pendidikan terbaik, diajari menjaga kesuciannya agar bisa bertemu seorang pria dan menjadi wanita dengan cara terhormat. Kini, tak ada lagi yang tersisa darinya karena kebodohan sendiri.
Masih berpikir soal status sedangkan kehidupan telah hancur berantakan?
Irishak umpamakan dirinya seperti bom waktu yang bersiap meledak kapan saja. Kisahnya sewaktu-waktu mendekati tamat.
"Kemarilah!"
Biarkan tubuhnya yang semaput digendong kembali ke sofa.
"Cobalah tidur!" kata Hellton menumpuk bantal agar Irish bisa tidur.
"Apa kau jatuh cinta padaku?" tanya Irish.
"Terlihat begitu?"
"Ya."
"Aku tak percaya cinta, Irishak. Cinta itu hanya mainan anak kecil!" Mengecup kening Irishak. Dan kecupan itu gemparkan tubuh Irishak.
"Baiklah. Jadi ... mengapa tak lepaskan aku?" tanya Irish menatap raut pria di depannya. Ia tak akan bertanya mengapa Hellton mengecupnya, memeluknya dan menggiringnya ke ranjang. Jika pria itu tak percaya cinta, maka yang terjadi di antara mereka bukan cinta.
Hening.
"Apa kamu sangat ingin pergi?" tanya Hellton balik menatap, singkirkan helaian rambut dari dahi Irish.
"Segalanya ambigu!"
"Mengapa coba selami aku Irishak?"
"Aku coba mencari tahu ...."
"Apa yang ingin kamu ketahui?"
"Kamu terlihat sangat kesepian," kata Irishak tanpa sadar menyentuh wajah Hellton. Tak mengerti bagaimana bisa kesepian pria itu menyakitinya. Tetapi itulah yang dirasakan Irish. Sesuatu yang tumbuh di hatinya adalah cinta pada pria itu. Ia sadari lebih awal tetapi ia yakin yang dirasakan Hellton padanya bukan cinta seperti yang diakui si pria. Irish salah kenali sinyal Hellton Pascalito. Murni daya tarik, lebih kasar lagi obsesi seperti yang sering ia tuduhkan. Pria itu mungkin masih mencintai mantan istrinya. Cinta dan luka pada wanita itu.
"A ... apakah dia sangat menyakitimu?" tanya Irishak, ia harus tahu sebab ia akan mulai mengambil sikap tegas untuk menjaga dirinya sendiri.
"Apa kamu berhenti mual jika rasa penasaranmu terpenuhi?" tanya Hellton mengibas tangan Irish lalu bangkit berdiri, hindari percakapan yang seakan mengorek hatinya pergi ke permukaan.
"Aku tidak bisa tinggal di hutan Pinus tanpa menyukai bunyian jarum Pinus. Bukankah itu akan menyiksaku seumur hidup?
Mata mereka bertemu. Meski secara gamblang Irishak membuka dirinya tetapi pria di depannya berubah kikuk.
"Aku akan ambil selimut untukmu!"
"Anda telah memulai segala hal denganku! Namun, Anda terlihat makin sunyi," ujar Irish ikutan berdiri. Perkataan formal Irish cegah Hellton lanjutkan langkah. Ia terpaku di depan pintu ruang tidur dan memutar tubuhnya.
"Irishak?!"
"Bisakah kita pastikan satu hal, Tuan Hellton Pascalito?" tanya Irish dengan sorot mata tajam, sembunyikan kondisi hatinya. "Berhentilah bersama di ranjang, berhenti menyentuh aku! Saat kita berpisah dan aku mungkin nanti mengandung, Anda hanya akan membuat bayiku menderita."
"Irishak ...."
"Berhentilah sekarang! Aku tak bisa berikan rasa nyaman, dukungan juga tak bisa jadi teman hidupmu," tambahnya berganti angkuh, "sebab hidupku sendiri telah berakhir! Kita tak bisa tambahkan satu nyawa untuk rasakan semua kegilaan ini, Tuan!"
Irishak lewati Hellton yang terkejut oleh ucapannya, pergi menuju ruang tidur. Sesuatu terasa menghancurkan jiwa. Ia meraih gagang pintu, hanya ingin berbaring. Tak diragukan lagi, ia miliki bayi di tubuhnya. Ia semakin tertekan, tetapi tak tahu cara lewati kesedihan penuh kekejaman ini.
This sadness so cruel.
Terkejut saat tubuhnya diraih dan lengan Hellton lingkari pinggangnya.
"Aku tidak bisa lepaskanmu, Irishak! Kamu dan satu nyawa lainnya adalah milikku! Mari keluar dari masalah ini dan menikah!"
***
Si Bodoh buka bagasi mobil saat tiba di sebuah jalanan yang cukup jauh dari pondok, ditepian jurang. Ia akan keluarkan Irish dan menembak wanita itu di pinggir tebing sebelum mendorong tubuh Irish ke jurang. Haruskah dibunuh? Pikir si Bodoh bimbang. Ia bolak-balik oleh kebingungan, langsung terkejut oleh dering ponselnya sendiri. Ia mengumpat panik dan bicara dengan nada gemetaran.
"Ibu mertua?!"
"Di mana kamu?! Istrimu akan segera melahirkan, dia mencarimu Geraldo!"
Ada pepatah kuno yang mengatakan, "jangan macam-macam dengan mama mertuamu!", si Bodoh, panas dingin dengar seruan bernada setengah murka dari sebelah.
"A ... ku akan segera datang, Ibu Mertua!"
"Sebaiknya Geraldo sebelum aku menemukanmu!"
"Ba ... baik Ibu Mertua," sahutnya sopan. "Ibu, apakah bayiku laki-laki?" tanya Si Bodoh sebelum ponsel dimatikan.
"Ya, Geraldo. Tuhan, sungguh baik padamu dengan kirimkan seorang bayi laki-laki setelah kau membentuk tim voly Puteri selama ini!"
"Gracias a Dios, (Terima kasih Tuhan)," seru Geraldo kegirangan.
Sambungan ponsel lantas terputus. Si Bodoh yang ternyata bernama Geraldo ingin segera singkirkan Irish dan pergi melihat bayinya. Sangat terkejut saat wanita yang terlihat mati, tiba-tiba pegangi tangannya kuat.
"Ja ... ngan bu ... nuh aku!" lirih Irishak lambat sangat berharap pria itu mendengarnya.
"Maafkan aku, tak ada pilihan lain." Geraldo ternyata mendengar.
"A ... ku pu ... nya u ... ang!"
"Jangan menyulitkanku. Aku harus segera ke Rumah Sakit dan melihat bayiku!"
"Aku ha ... mil! Ka ... si ... hani aku!" Apakah sesuatu yang buruk terjadi pada pria itu? Di mana dia?
"Ha ... mil?!" tanya si Bodoh mengumpat lalu menggeram frustasi tampak mulai goyah. Irish menduga si Bodoh hanya seseorang yang direkrut dalam tim untuk dijadikan kacung oleh si Rose. Keyakinan Irishak menjadi kuat sebab di Bodoh tak terlibat percakapan dalam rencana lenyapkan dirinya atau ibunya seperti yang dilakukan Rose atau pria bertato. "Tapi jika aku tak bunuh kamu, aku akan dalam masalah!" Si pria mundur menjauh.
"Ba ... yang ... kan, se ... seorang membunuh istrimu dan bayimu!" Bicara seperti mengigau.
Si Bodoh sadarkan diri, tak ingin dengar. Ia bersiap dengan pistol. Kedua tangannya terulur untuk membopong tubuh Irishak.
"Ini mudah. Aku akan menembakmu di sisi tebing dan mendorongmu ke dasarnya. Shits ...." Ia terlihat ragu. Mengumpat dan menendang mobil dengan keras.
"A ... ku akan men ... hilang. Aku jan ... ji! Ka ... takan pada mereka kau telah habisi aku!"
***
Mungkin up banyak chapter hari ini. Di mana Hellton Pascalito? Kita akan tahu di mana pria itu nanti! Aku punya kejutan untukmu.
Jangan lupa tinggalkan like di tiap chapter juga like di komentar sesama readers, tau gak ternyata itu dukungannya sangat berarti. Lalu kasih tinggal komentarmu ya!
Aku mencintaimu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
bunga cinta
seru
2024-05-13
0
✨Susanti✨
disini nasib si iris kasihan bgt
2023-01-11
1
PeQueena
malaikat kecil selamatkanmu momm irishak
2022-12-31
1