Di bandara.
1 jam perjalanan, Nadia Sampai di bandara. Ia melangkahkan kakinya setelah turun dari mobil.
Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba tiba seseorang mencekal erat tangannya.
"Nona mari ikut kami" ucap seorang pria berjas hitam.
"Hei siapa kau? lepaskan tanganku" ucap Nadia mencoba melepaskan tangannya.
"Tuan sudah menunggu. Mari Nona" ucapnya tanpa melepaskan tangan Nadia.
Lalu mereka berjalan ke sebuah cafe di bandara, Nadia terpaksa mengikutinya karena tak bisa melepaskan tangannya.
Di sebuah meja tengah terlihat seorang pria berwajah tampan sedang menyesap kopinya. Pria itu membawa ku ke arahnya.
"Tuan kami telah membawanya" ucap pria itu yang aku pikir mungkin bodyguard atau asistennya.
"Hmm" pria yang di sebut tuan itu berdehem lalu melihat ke arahku.
"Duduk" ucapnya padaku.
Aku pun duduk di hadapannya.
"Anda mengenal ku tuan?" tanyaku.
"Apa yang kau bicarakan Katty? Kau berpura pura tak mengenalku?" ucap pria itu dengan mata tajamnya.
'Tunggu dulu? Katty siapa?' ocehnya dalam hati.
"Katty siapa maksudmu? Aku begitu?" tanyaku.
Pria itu mengernyit heran.
"Tentu saja kau. Siapa lagi?" jawabnya.
"Anda salah orang tuan. Aku Nadia bukan Katty" jawabku ketus.
"Benarkah? sudahlah jangan berkata konyol lagi Katty aku tidak punya waktu untuk itu" ucapnya.
"Besok kita menikah. Persiapkan dirimu" ucapnya yang membuat ku kaget setengah mati.
'What' pekikku dalam hati.
"Menikah denganmu? Kau bercanda. Sudah ku bilang aku bukan Katty mu kau tahu" ucapku kesal dibuatnya.
"Perlihatkan identitas mu. Aku ingin membuktikan nya" ucapnya datar.
Aku mengambil dompetku dan menyerahkan kartu identitas ku padanya.
"Silahkan kau lihat baik baik" ucapku.
Ia mengambilnya, melihatnya lalu menatapku.
"Jadi namamu Nadia Azkia Wijaya. Putri dari keluarga Wijaya" ucapnya.
"Ya" ucapku.
"****. Jadi aku salah orang. Kau begitu mirip dengannya. Ku pikir kau Katty" ucapnya lagi.
"Maaf tapi aku bukan Katty." ucap Nadia datar.
"Ku pikir ini salah paham. Sebentar lagi jam terbang ku. Aku permisi" ucapku sambil berdiri dari tempat duduk.
"Hei. Tunggu sebentar" ucap pria itu.
"Aku punya penawaran untukmu" ucapnya.
Aku pun kembali duduk.
"Penawaran apa yang kau maksud tuan?" tanyaku.
"Mari menikah kontrak denganku" ucapnya padaku.
Mataku membulat kaget.
"Nikah kontrak? denganmu? kau gila tuan. Menikah itu bukan main main. Lagi pula kita tak saling kenal . Bagaimana mungkin kita langsung menikah begitu saja" ucap Nadia.
"Kita akan menikah besok. Aku sudah tidak punya waktu lagi. Seharusnya aku menikahi Katty tapi entah kemana wanita itu pergi. Dan sebuah kebetulan ia mirip denganmu" ucapnya.
"Kau seenaknya saja. Aku tidak mau" tolakku.
"Kita hanya menikah kontrak selama 1 tahun. Kau bisa meminta apapun yang kau mau. Aku akan mengabulkannya. Kita buat surat perjanjian nya" ucapnya padaku.
"Berikan aku waktu untuk berfikir" ucapku.
"Baiklah. Aku memberimu waktu sampai jam makan malam. Ayo ikut ke rumah ku. Aku akan mengganti tiketmu" ucapnya.
"Ya baiklah" ucapku.
'Aku harus berfikir dengan baik. Sepertinya menikah dengannya tidak buruk. Setidaknya aku akan membalas Riko dengan pernikahan ku dengan pria yang lebih tampan dan mapan darinya. Nikah kontrak pun tak apalah' ucap Nadia dalam hati.
"Ayo pergi" ucapnya padaku.
Aku pun pergi ikut dengannya.
Kami naik mobil mewahnya. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Di perjalanan tak ada perbincangan antara kami. Ia fokus pada handphone nya aku melihat ke arah luar jendela lalu tanpa terasa tertidur.
2 jam perjalanan kami tiba di Mansion di kawasan Bandung Timur.
"Hei bangunlah, apa kau akan tetap tidur di mobilku?" ucap pria itu membangunkanku. Lalu terdengar suara pintu mobil terbuka dan ditutup kembali. "Bukk".
Aku pun terbangun lalu menggeliatnkan badan. Aku pun keluar mobil mengikuti langkah kakinya yang sudah terlebih dahulu berjalan.
"Wah. Besar sekali. Ternyata ia seorang kaya. Bahkan sepertinya lebih kaya dari papa ku" ucapku dalam hati.
Para pelayan menyambut di depan pintu.
"Selamat datang tuan. Silahkan masuk" ucap sang kepala pelayan.
"Hmm. Antar dia ke kamar tamu. Persiapkan apa yang dia butuhkan" perintahnya lalu melangkah pergi.
"Baik tuan" jawabnya.
"Mari Nona. Saya akan mengantarmu" ucapnya ramah.
"Ah baiklah" ucapku.
Aku pun berjalan mengikuti langkahnya. Kami tiba di depan pintu. Ia membuka pintunya dan masuk dengan satu pelayan lain untuk menyimpan koperku.
"Silahkan nona ini kamar anda" ucapnya.
"Kalau nona butuh sesuatu bisa panggil saya atau pelayan yang lain. Perkenalkan namaku Edi kepala pelayan disini" ucapnya memperkenalkan diri.
"Baik pa Edi. Namaku Nadia" ucap ku padanya.
"Selamat istirahat nona. Kami akan membangunkan mu saat jam makan malam" ucapnya lalu pergi.
"Ya terima kasih" ucapku datar.
Jam makan malam tiba.
"Tok tok". Suara pintu diketuk.
"Ya sebentar" ucap ku.
"Nona waktunya makan malam" ucap seorang pelayan wanita. Tuan sudah menunggu" ucap pelayan itu.
"Ya baiklah. Tunjukan jalannya" ucap Nadia.
"Mari, Nona" ucapnya.
Kami pun sampai di meja makan.
"Duduklah. Makan makanan mu" ucap pria itu yang entah siapa namanya karena belum sempat berkenalan dengan Nadia.
"Hmm" Nadia tak bicara. Ia langsung makan dengan tenang begitu pula dengan tuan rumah.
15 menit kemudian keduanya telah selesai menyantap makan malamnya.
"Bagaimana dengan penawaranku?" tanyanya.
"Baiklah. Aku setuju. Dan aku memiliki beberapa syarat. Bagaimana?" ucap Nadia.
"Apa syarat mu?" tanyanya serius.
"Syaratnya adalah ....
oke readers. Selamat membaca ❤️
jangan lupa like, komen, share.
jadiin favorit juga 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments