Ku putus kan untuk pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 17: 00 sebentar lagi magrib.
Ah Nera ,memangnya siapa kamu?
Jangan terlalu berharap, dia mungkin hanya menguji kamu.
Diriku menertawakanku sendiri ,sudah lupakan. Kelas dua SMA bukan saat nya pacaran , tapi bagaimana prestasi diretas dan bagaimana cita - cita tercapai.
Jodoh ,ketika saatnya tiba, toh tak akan lari kemana. Memang lelaki dia saja, dunia itu luas, Nera. Lekas lupakan Anto, rugi jika hanya kamu sibuk memikirkan hati ini untuk dirinya, sedangkan Anto mungkin tak sedikit pun memikir kan kamu .
****
pov Anto
Persiapan ku mengikuti pendaftaran beasiswa ,membuat ku sibuk untuk menghafalkan.
Belum, umi selalu meminta tolong antar kesana lah, kesini lah. Sehingga aku tak punya ruang gerak untuk bertemu dengan Neraku, yang aku rindukan sejak sebulan lalu.
Apakah dia sedang menungguku atau dia sedang menunggu Idam, mungkin berharap suratku dititipkan Idam ?
Nera, seandainya memelukmu tidak Allah haramkan, mungkin sekarang aku sudah berlari kepadamu .
Aku ingin segera bertemu, bolehkah dosa kecil ini berkhalwat tanpa melakukan apa-apa, sebentar saja ya Allah.
Ahhh, benar - benar gila.
berkholwat atau berdua - dua dengannya pun dosa.
Bagaimana ini Allah , jalan meminangnya perlu kesabaran dan perjuangan. Semoga dia bersedia menanti ku, untuk meminangnya kelak.
Sore ini aku melihat dia di jalan menuju rumahnya, ibu meminta ku mengantarnya kerumah bu Sri untuk mengantarkan bahan yang akan dijahit, kamu menundukkan pandangan ,terlihat sedikit muram dan tak bersemangat . memasuki gang kecil ke arah rumahmu, ingin ku susul, aku belum cukup memiliki keberanian walau hanya memanggil namamu apalagi menghampiri mu, saat umi ada disampingku.
Nera, maaf kan aku.
apa kau merindukan ku yang sampai sekarang tersiksa merindukanmu.
****
pov author
" Bu, ada yang ngasih surat ke aku lho, bu! "
Lesti curhat sama ibu Siwi.
" Emang siapa yang berani ngasih surat sama anak baru kelas 1 SMA? " jawab ibu penasaran.
" Bang Raihan bu, katanya bang Raihan siap nunggu aku sampai kelulusan " jelas Lesti pada ibu.
" Bang Raihan sudah punya kerja lho Les, baik juga orangnya, dewasa. Kalau enggak salah aku sama bang Raihan bedanya usia tiga tahun deh Les. Kakak kelas waktu di SD dulu. Kalau sama kamu paling lima tahunan " timbrung Nera memotong curhat Lesti pada ibu.
Lesti adik Nera ,anak nomer dua. Beda usia hanya 10 bulan saja . Nera dan Lesti bak twins hanya saja muka mereka berbeda.
Lesti lebih tinggi dibanding Nera. Lesti pecinta bolla volly. Dia belum berjilbab seperti Nera, Lesti paling feminim dikeluarga.
Ibu Siwi dan pak Edo punya anak empat semuanya perempuan. Mereka terpaut beda hampir setahun semua nya.
Nera, Lesti , Hani dan Nisa. Pak Edo menjadi lelaki paling tampan dirumah. setelah empat anak bu Siwi dan pak Edo sepakat, agar bu Siwi rahimnya di steril, memutuskan untuk tidak hamil lagi.
" Kamu, bagaimana Ner, ada yang naksir belum ? " tanya ibu menyeliksik.
" Aku jomblo bu, mana ada yang mau sama aku bu ?" tukas Nera simpel.
" Apa, menurut gosip. Dito kakak kelas teteh ngaku kalau teteh pacarnya Dito, tapi teteh nolak , soal nya teteh enggak mau pacaran dulu. Entar kalau dia sudah sukses mau minang teteh, gitu bu! " Lesti mencoba menjelaskan kepada ibunya.
" Ck, suka - suka dialah bercerita apapun, males bu kalau bahas cinta. Kalau kata Ti Fat Kai dalam film Sun Gokong. Cinta deritanya tiada akhir. Makanya aku mah mau nunggu yang pasti - pasti saja , ngajak nikah langsung. Jelaskan kan bu? " Nera mencoba menjelaskan pada ibunya.
" Ibu lihat, akhir - akhir ini kamu lesu banget, tidak bersemangat . Kenapa kamu itu? Kalau punya masalah cerita atuh! " tanya ibunya curiga pada Nera.
" Enggak ada bu, perlu mood booster saja . jangan khawatir ya! " lirih Nera pada ibu nya.
" Teteh itu, harusnya nyoba pacaran. Kayanya hidup teteh akan berwarna. Teteh bisa - bisa disebut lesbian lho sama teh Astuti kalau terus jomblo " ledek Lesti pada Nera.
" Dosa les, pacaran itu! " jawab Nera berlalu menuju kamarnya.
**********
pov Nera
Sudah setahun ini Anto tak berkabar ria denganku, semenjak terakhir memberikan surat itu padaku.
Dan aku masih menata diri melupakan rasa dan asa yang pernah dia ucapkan.
Mungkin dia hanya main - main saja dengan kalimat itu. Dan aku masih saja menyimpan rasa .
Dia sudah terbang ke negeri piramida, dia beruntung mendapatkan beasiswa itu.
Dan bodohnya aku masih merasakan kehilangan, belum bisa bangkit. Padahal pacar bukan, tunangan bukan ,suami apalagi.
Aku menyerah, aku ingin melupakan, aku ingin melanjutkan asa dan membuka hati.
next..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Tri Widayanti
Lesti dan Bu Siwi,jd inget penyanyi yg sering diindosiar😀😀
2020-11-18
1
Ani
itu mah salah anto sendri g jentel makax tar di sambar org bru tau.
2020-10-27
1
Sumartiningsih
lanjut.....
2020-10-16
0