Berjanji Dan Merajut Asa
Semilir angin itu berirama syahdu, dan membelai daun - daun padi di pematang sawah. Sore ini aku masih menunggu nya.
Tadi pagi ada surat, entah dari siapa?
Ku coba bertanya kepada si kurir pembawa surat " dari siapa ini, De ?"
Bocah tengil,ingusan itu menjawab " bang Anto, mba Nera "
" Anto? anak pak kiai? yang ganteng itu? " gumam ku dalam hati, dadaku berdetak keras . Mulai lah kubuka surat itu, dibacalah dengan sejuta rasa dalam hati.
untuk Nera
Maaf, hanya tulisan dan kertas selembar
bisakah kita bertemu ,dipematang sawah bang Mahfud? nanti sore, ba'da ashar.
ada yang ingin saya sampaikan.
Jika bersedia, tolong balas lagi surat ini lewat Idam.
terima kasih
Anto
Kubalas suratnya dengan jawaban iya, dan habis ashar aku pun pergi menunggunya.
" Assalamualaikum, Nera. Sudah nunggu lama? " sahut Anto menyapa mengagetkan ku.
" Eh bang Anto " jawab ku tertunduk malu ditambah tubuh ini tiba - tiba gemetar.
Aku sudah membayangkan hal - hal yang ambigu, dimulai kenapa bang anto ngajak ketemuan disini? Kenapa harus pakai surat segala? Apa ini rahasia? Kalau di film - film, acara kaya gini itu, mau nyatain perasaan suka sama kita.
Aaah.. aku senang sekali, kalau bang Anto sampai nembak aku. Nyatain perasaan nya sama aku, ahh jiwa bucinku teriak.
" Saya tak tahu, harus memulai dari mana ya ?" ceritanya membuka obrolan lagi.
" Emang, abang mau apa? sok aja kalau mau mengatakan sesuatu mah " jawabku tersipu.
" Gini,kamu kenal sama Astuti kan?, menurut ku ketika kamu mau berangkat sekolah, kelihatannya kamu teman dekat Astuti? " tanya Anto.
" Oh, Astuti . Iya bang ,emang kenapa sama Astuti ?" tanyaku penasaran.
" Duh jadi malu. Ini saya sudah lama suka sama Astuti, kata abah kalo suka 'gak boleh pacaran. Tanya dulu orang terdekat nya, dia udah ada yang punya atau belum. Biar nanti abah datangin keluarga nya. Gitu Ner, jadi mohon maaf, saya berani bertanya mengenai Astuti pada mu " jelas Anto pada Nera.
jleb, hati Nera merasa malu saat mendengar penjelasan Anto.
dikira anto suka pada Nera, nyatanya dia dijadikan nara sumber untuk mengetahui tentang informasi mengenai Astuti.
Hemm, menyesalnya Nera setelah mengetahui maksud Anto.
"Kenapa,ke aku sih?
kenapa 'gak datangin saja orangnya?
kan aku yang jadi gede rasa, gede harap, dan ahh menyesal deh ih.
Boro udah seneng "
Gerutu Nera dalam hatinya kesal.
khayalnya, kalau bang anto suka sama dia, mungkin Nera akan menjadi wanita paling beruntung, dapetin laki-laki sholeh kaya Anto, ganteng, anak pak kiayi, dan kaya.
" Astuti belom punya pacar, tapi yang naksir banyak disekolah, sepengetahuan ku itu juga , karena walau kami berteman dekat, masalah asmara Astuti jarang cerita bang "
jelasku pada Anto.
" Dia disekolah pintar ya, Ner? "
tanya anto penasaran lagi.
Hatiku mulai terbakar cemburu, kesel, gak Suka, pengen pulang terus ngurung di kamar.
Diiih, kenapa ngasih surat dan ngajak ketemuan berdua, kalau mau nanyain orang lain mah di jalan juga bisa atau mungkin dimanaaaa gitu ditempat rame ? nanyain pintar, astuti? yang ada aku, juara kelas, tukang ikut olimpiade, menjadi perwakilan sekolah untuk debat, aku juga atlet beladiri.
" Astuti masuk 10 besar bang, anak manis. primadona sekolah kayaknya. kalo dikalangan anak kelas dua di SMA Negri Bina Bakti mah " jawab ku kesal.
" Bang, aku permisi duluan pulang ya,kalo sudah beres bertanya nya, soalnya kuatir ibu nyariin " jawab ku sambil membalikan badan untuk pergi. Anto mengganggukkan kepalanya, sambil tersenyum.
Anto pelajar SMA kelas 3 , anak sholeh, cerdas, dan anak kiayi terkenal .Menurut Orang-orang dikampungku keluarganya cukup disegani, cukup terpandang dan menjadi keluarga panutan di kampungku.
Anto anak di elu - elukan oleh para ibu dan gadis di kampungku.
Sebagai anak ke empat dari 7 bersaudara, yang semua kakaknya berhasil melanjutkan sekolah keluar negri salah satunya ke timur tengah, mungkin intuk melanjutkan sepak terjang sang ayah.
Sedang Nera hanya anak tukang dagang sayuran dipasar. Dikampung ibunya terkenal pembuat kue terenak, makanya selain dagang sayuran ibunya adalah penjual kueh dan makanan lainnya.
Iya ini berkisah latar tahun '90 an, dimana belom ada handphone atau smartphone.
Ini zaman surat menyurat jika ingin berkabar-kabar ria. Belum ada sms, telpon pun masih ke warung telpon atau wartel.
Harganya jangan ditanya, pada masa itu cukup menguras uang saku jika hanya ingin menelpon beberapa menit saja.
Beda dengan zaman sekarang, canggih, murah, dan mudah pastinya. Bisa dimanapun, kapanpun yang kita mau.
-----------------------------------------------------------------------
Disekolah
"Astuti..."
teriak Nera sambil berlari menuju Astuti.
" Isk, 'gak nungguin berangkat bareng " gerutu nera pada Astuti. Astuti tersenyum anggun, sambil menutup mulut kecilnya,
" Maaf ya, aku ada jadwal piket, kamu tahu sendiri kan. Takut telat . Lagian kamunya sih jam karet "
" Oh ya, ada salam buat kamu dari bang anto "
Goda ku pada Astuti.
Astuti senyum, sambil mukul bahu ku " bohong kamu mah " jawabnya senang sambil malu - malu.
" Aslinya, diterima gak salam nya? " kataku lagi.
" Wa 'alaikumussalam, ihh aku malu. beneran ini tuh Ner? awas ya kalau bohong. kok bisa lewat kamu sih ? ,kenapa 'gak langsung saja nyampein langsung ke aku " jawab Astuti malu - malu.
Aku mengangkat bahu dan telapak tangan ku, sambil memanyunkan mulutku pula.
---------------------------------------------------------------------
Pulang sekolah,
Idam berlari sambil meneriaki ku
" Mba Nera,tunggu ! "
" Apa Idam ? kamu meneriaki ku kaya bocah lihat poci " jawabku pada Idam.
" Ini ada surat dari bang Anto ,sama dua kado. sudah ya, Idam pulang dulu. Dah mba Nera "
Apalagi nih si Anto ,ngasih kado segala. hah paling nitip tolong kasihin ke Astuti. Surat nya ini untuk siapa ya ? Untuk aku atau untuk Astuti ya?
Duh mana si Idam sudah pergi lagi, hemm ya sudah lah mungkin sekalian ama surat pernyataan cinta kayanya mah buat si Astuti.
Besok aja deh di kasihkan ke Astutinya. Aku nya laper pengen makan. Ah entar deh, habis beres makan saja kerumah Astutinya.
Gerutu nera.
Sambil makan,
Anto ,padahal kan bisa lewat Idam kirim langsung ke Astuti, kok ke aku terus gitu lho?
jadi laki - laki gak gentle amat.
Isk,aku tuh males kalau sudah begini.
Awalnya seneng di deketin ama kamu, tapi kalau buat mak comblang mah aku gak bisa.
anak kiayi kok pacaran?
" Bu, Nera ke rumah astuti dulu ya " izin pada ibunya.
" Yaa, jangan lama . bukannya kamu besok ada tournament taekwondo? Kamu harus banyak istirahat! "
" Ya bu, assalamualaikum "
Nera pergi ke rumah Astuti.
Dijalan
tidiiid...
Suara klakson motor,
Penunggang motor ninja itu memberhentikan motornya, sembari membuka kaca helmnya tepat disamping ku.
" Nera! " sapanya lembut.
Nera berhenti dari jalannya,
" bang Anto, baru pulang ? "
" Iya Ner, kamu mau kemana? " tanya Anto.
" Mau ke rumah Astuti,bang" jawab Nera
" Aku anter ya ?" ajaknya
" Jangan, entar di motornya dempetan. hehehe bukan makhram bang " sindir Nera.
Anto tertawa terbahak - bahak mendengar jawaban Nera .
" Iya deh bu ustadzah. oh Iya mau tanya lagi? " tanya Anto.
" Diih, abang dah kaya polisi aja atau pegawai kecamatan. Emang mau nanya apa lagi? " jawab Nera.
" Tadi Idam sudah ngasihinsesuatu ke kamu? " Tanya Anto lagi.
" Sudah abang " jawabnya kesal
" Saya tunggu jawabannya ya, kalau sudah di baca. Saya pamit " katanya lirih.
Nera mengangguk, sambil melihat Anto menghilang dari pandangannya.
Sesampainya di rumah Astuti,
" As,aku bawa sesuatu nih buat kamu? "menyodorkan dua kado dan satu surat pada Astuti.
" Buat aku, ini Ner? dari siapa? " menerimanya dengan senang.
" Dari bang Anto "jawabnya.
" As, kamu kaya yang bahagia nerima kado dan suratnya? btw kamu suka juga sama bang Anto? sumringah banget siih? " tanya heran Nera ke Astuti.
" Jujur ,aku bahagia pas kamu bilang bang Anto suka aku. Apalagi sekarang dia ngasih kado plus surat cinta. Jujur dari dulu juga aku naksir dia. Ihh gadis mana coba yang gak suka dia? " ucap Astuti bahagia dan bangga.
Setelah ngobrol lama, sudah makan ini itu, curhat sana sini. Akhirnya Nera harus pulang.
dia Pamit ke Astuti karena besok dia ada tanding.
-----------------------------------------------------------------------
Di tournamen taekwondo
Gedung riuh dengan penonton yg memenuhinya.
Aku disuruh siap-siap oleh pelatihku.
" Ner ,gimana siap? " ucap sabem Jody padaku. aku mengangguk siap.
Di bangku sebrang peserta aku melihat Anto pun sedang persiapan, sepertinya dia tanding juga. entahlah dia akan melawan siapa.
Para panitia memanggil peserta berikutnya.
ternyata sekarang giliran Anto melawan Dito kakak kelasku . Entahlah siapa yang harus aku dukung.
Pertarungan sangat sengit sekali, beberapa kali Anto dikalahkan oleh Dito. Tapi Anto masih bertahan dan akhirnya posisi berbalik kini Anto yang menguasai arena tarung.
....braaak...
Anto menjatuhkan Dito, akhirnya Anto menang. aku ikut bersorak .
Anto keluar dari arena, lehernya celingak celinguk seperti mencari seseorang.
Nera memanggil nya dari kejauhan.
Anto menjawab sapaan dengan senyuman manisnya ke arah Nera.
Kini giliran Nera yang tanding.
next..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Suyatno Galih
apes si nera dikira suka sama dianya gak taunya cm jd informan, dan jg Thor di th 90an kayaknya blm ada motor ninja deh Binter iya. sialan si Anto
2024-03-06
0
Azhar Mustofa
minta karyany yg layin dong ka..😁
2023-11-08
0
kholifah31
sudah berpa taun yg lalu tp masih ke inget cerita ini auto ulang lg bacanya
2022-09-24
0