Salma selesai makan, ia menatap ke seluruh penjuru sudut rumah apa semua orang masih stay ternyata benar masih stay, andai ia punya obat tidur sudah di pastikan semua orang ia beri minuman berisi obat tidur supaya dirinya lebih mudah untuk kabur ke pasar atau tempat lain setidaknya keluar dari rumah.
"Untung nih ponsel ada dan gak di sita, tapi kalau pesan obat tidur apa bisa?" berpikir jernih sambil mencari tempat duduk yang paling nyaman di salah satu sudut kamarnya, jika di bawa dengan kantong plastik pasti Alga langsung tau dirinya bingung, tiba-tiba ia ada ide yaitu dengan memesankan makanan semua orang dengan alasan makan siang pasti tidak ada yang curiga.
"Sudah ku putuskan pakai jurus teman-teman." Salma mengirim beberapa pesan singkat pada anak-anak jalanan di pasar untuk mengerjai orang-orang di rumah ini, terserah yang penting tidak melukai dan masuk sel tahanan.
"Ehem ... mana ponselnya." Mengulurkan tangannya padahal tadi tidak ada orang sama sekali, sejak kapan bocah curut ini berada di kamarnya.
Salma menatap kesana kemari pintu itu sejak kapan tidak ada suaranya saat di buka, atau jangan-jangan Alga adalah setan. Secara namanya Alga tumbuhan tanpa ada apa-apanya. Salma begidik ngeri jika benar alga manusia jadi-jadian.
"Kamu? sejak kapan kesini. Kamu manusia jadi-jadian ya." Mundur sampai badannya terpojok di dinding kamarnya sendiri.
"Dasar bocah ngeselin, ngatain orang yang lebih tua seenaknya sendiri. Kamu pikir aku ini dedemit apa," langsung merampas ponsel satu-satunya milik Salma.
"Bukannya sejenis, kembalikan dulu ponselnya, kalau." Berusaha merebut namun karena badan tidak setinggi Alga ia tidak bisa meraihnya dan ia terhenti.
"Tidak akan, lagian," mata Alga dan Salma saling bertabrakan pandangan, sejenak Alga begitu terpesona sebelum akhirnya ia sadar sedang dalam misi mencari duit dan duit lebih penting dari pesona nona muda.
"Terserah deh, lagian sudah gak butuh lagi ko." Kesalnya dan ia menjauh dari Alga setidaknya tadi sudah berhasil mengirimkan pesan pada teman-teman seperguruan untuk memberantas orang-orang yang mengelilingi rumah ini.
'Semoga prajurit datang, bisa kacau ini pasar jika aku tidak hadir di tambah lagi club' malam sudah meronta-ronta minta di beresin para dedemit sejenis Alga ini.'
Salma benar-benar kesal sekali jika kegiatannya selama ini terganggu di tambah lagi harus kuliah juga, buat apa sih jika ujung-ujungnya dapur juga dan tida di izinkan kerja lagi, rugi yang ada.
"Mulai malam ini, tidak ada lagi dunia malam yang gak berfungsi itu dan juga dunia pasar kamu saat pagi hari." Benar-benar suka mengatur ternyata Alga.
Salma kesal dengan sikap Alga seperti dirinya ini anak kecil yang tidak dapat menjaga badan saja.
"Kamu itu tidak tau bisnis, BISNIS." Menajamkan kata-kata bisnis lagian Salma tidak hanya urakan ko tapi di juga peduli pada masa depan dengan caranya sendiri dan tidak mengandalkan kekayaan Papanya Adipati.
"Bisnis haram kamu jalankan, apa tidak malu dengan masa depan kamu sendiri," sengak Alga.
Salma tersenyum.
"Malu, dengan masa depan? AA ... HA ... HA .... Kamu masih sadar kan dengan apa yang kamu katakan, kamu itu pandai menggurui orang lain tapi gak ngaca pada diri sendiri. Kamu pikir kamu lebih baik dariku hah?" Salma mencondongkan ke depan badannya sambil berdecak pinggang.
"Tentu saja aku lebih baik dari kamu, gak jadi preman dan juga gak punya bakat bisnis haram di dunia malam di tambah lagi gak sombong!" secara tidak langsung Alga menunjukkan siapa dirinya, orang naif seperti Alga memang harus di beri pelajaran.
"Laki-laki memang naif, sok iya padahal sebenarnya gak bisa. Lagian usaha yang aku jalankan tidak ada hubungannya dengan kamu, jadi ...." Sambil menekan dada Alga. "Kamu tidak perlu ikut campur dengan bisnis ini," Salma beranjak pergi ke arah dapur lagi.
Badannya panas dingin saat ada orang lain yang mencongkel identitasnya secara terang-terangan padahal serapi mungkin ia menutupi hal ini bahkan Papanya saja tidak tau sebab jika ada yang tau duit akan berbicara dan menutup mulut, mata dan juga telinga. Jika menolak ya siap-siap jadi penghuni tahanan abadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments