(Hanya fiktif belaka bukan kenyataan, karya asli pemikiran author)
Salma berada di rumahnya, ia di kunci dari luar oleh papanya dan juga seluruh pintu dan jendela sudah di tutup rapat dengan balok ukuran besar dan Salma tidak akan bisa kabur dari rumah, ia menatap sial kertas yang tidak sengaja ia bawa dari rumah Alga.
"Cih, siasat yang sempurna. Dia pikir dengan melaporkan aku seperti itu kemarin, bakalan buat aku menyerah dan mau tanda tangan gitu. Jangan mimpi ...."
Salma mencari cara dan ide, rumah ini begitu banyak jendela dan juga pintu satu persatu dari sudut penjuru rumah ini ia tau dan letak dimana jebakan demi jebakan akan bermunculan, jika dulu di sebelah kiri ada beberapa jebakan kemungkinan besar akan berpindah di sebelah kanan, tapi jika konsentrasinya di siasati pasti dirinya akan jatuh ke lubang yang sama lagi.
"Bentar ... bentar aku harus berpikir jernih dan cerdik, jika lewat pintu tidak bisa maka lewat lorong bawah genteng bisa kan? tidak mungkin jika loteng di beri balok besar, kelihatan kurang kerjaan banget jika iya. Tapi periksa dulu deh," otak licik Salma berjalan cepat.
Ia mengetik beberapa sandi yang ia pasang di laptopnya dan mulai membuka CCTV yang ia sengaja hubungkan dengan laptop pribadinya tanpa ada orang yang tau, diam-diam ia mencuri data dari CCTV yang ada di rumahnya dengan cara menghubungkan CCTV ke dalam laptopnya, sebab saat pemasangan CCTV dirinyalah yang terlibat dengan orang-orang yang memasang alat kala itu.
"Ternyata, dia cerdik juga tau apa yang aku pikirkan. Pakai di cor beton ternyata setiap sudut loteng rumah ini, gak sia-sia bajinga* itu mendekati papa dan meminta jadi pembimbing." Salma mengecek tempat lain yang sekiranya bisa ia tembus tanpa mereka sadari.
Ia menatap lemari pakaiannya yang di dalamnya ada tombol rahasia yang tertuju pada ruangan kecil yang bisa keluar dari tempat ini, tapi ia tidak mau gegabah jangan-jangan sudah ada prajurit dari Alga yang siap-siap di tempat laknat itu, tempat dimana para kupu-kupu mengais rejeki setiap malam. Sebab rumah ini juga tidak jauh dari tempat itu, yaitu dunia malamnya orang-orang yang sedang kacau hidupnya untuk mencari sekedar hiburan semata.
Di luar rumah.
Beberapa orang kepercayaan keluarga Adipati sedang berjaga di seluruh penjuru rumah ini bahkan para pembantu di rumah di liburkan sampai waktu yang tidak bisa di tentukan tapi tetap mendapatkan gaji sebagai gantinya libur beberapa waktu itu.
Salma perutnya merasakan sakit, sepertinya akan datang bulan. Gawat jika benar pasti dirinya akan merasakan sakit di hari pertama datang bulan di tambah lagi tidak ada stok sama sekali di kamar.
"Aduh ... sakit banget lagi, pasti bocor nih. Mau kabur malah datang bulan." Menuju kamar mandi dan menatap lemari kecil dan setelah di buka ternyata benar tidak ada stok sama sekali bahkan kantong plastiknya saja tidak ada di tempat.
"Kenapa kebetulan banget sih, sialan Alga itu buat aku ke susah lagi dan lagi." Salma menuju pintu keluar dan mengetuk pintu tersebut dengan keras.
DUK
DUK
DUK
"Buka woy, ada orang kan di luar?" Salma berteriak dari dalam rumah.
Alga membuka kunci gembok dengan malas, pasti perempuan bandel ini hanya akan merepotkan.
"Apa, apa kamu sudah berubah pikiran untuk setuju jika aku jadi pembimbing kamu?" dengan percaya diri ia bicara.
"Pede banget kamu, belikan ini!" jawabnya memberikan uang satu lebar berwarna coklat.
"Untuk??!!" Alga bingung uang 5k ini mau di buat apa dan suruh beli apa coba gak jelas banget nyuruhnya.
"Belikan anti bocor, aku gak ada duit. Kurang bayarnya pakai duit kamu dulu ya. Jangan lupa belinya yang tidak bersayap." Menahan perutnya yang terasa kram.
Alga mengepalkan tangannya, sudah nyuruh membeli masih tombok juga. Rugi banget punya nona muda yang katanya kaya di depan orang lain ternyata semiskin ini saat mengeluarkan uang.
"Dasar wanita pelit, awas saja nanti gak di kasih ceperan." Alga selalu memperhitungkan gajinya setiap bulan meski hanya membantu Bapaknya berkerja serabutan di rumah utama Adipati.
Salma sudah jungkir balik di sofa sambil guling-guling di karpet lantai yang empuknya seperti bulu kucing anggora serta bau wangi dari laundry membuat Salma tambah mabuk kepayang dengan wangian parfum laundry.
"Lama banget sih belinya, apa toko sebelah rumah tutup juga." Guling-guling dan mencari ponselnya tapi tidak menemukan sosok benda pipih tersebut.
Kepalanya mendadak pusing di tambah lagi Alga lama sekali.
"Ini benda yang kamu mau, jangan lupa ceperan nya akhir pekan. Oh ... ya tadi beli itu tambahannya delapan ribu tujuh ratus ingat di ganti, aku tunggu duitnya. Mau ngopi malam ini." Alga secepat kilat keluar dari rumah dan berjaga lagi di depan rumah, sambil duduk-duduk menikmati pemandangan sejuk.
"Iya bawel, cuma delapan ribu tujuh ratus rupiah doang, gak sampai sembilan ribu gue ganti deh. Kalau gue berhasil keluar rumah," menggerutu menuju ke kamar mandi.
*
Rame bakalan lanjut up lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments