Tiba dirumah Vandra menidurkan tubuhnya dikasur, rasanya begitu nyaman. Ibu Vandra yang bernama Ibu Hani masuk kedalam kamar Vandra untuk menanyakan tentang kesan Vandra disekolah barunya.
"Ibu, masuk Bu" ucap Vandra.
"Kamu cape ya sampai belum sempat ganti baju" ucap Ibu Hani melihat Vandra masih memakai baju seragamnya.
"Iya Bu"
"Gimana sekolah kamu yang baru?" tanya Ibu Hani menghampiri dan duduk ditepi kasur disamping Vandra.
"Nyaman Bu, aku disekolah juga dapet temen baru namanya Dinda"
"Syukur kalau gitu, Ibu seneng dengernya. Semoga kamu betah ya, maaf kamu harus mengenal lingkungan baru"
"Iya Bu. Vandra ga mempermasalahkan itu Bu, sekolah dimana pun pasti sama. Pokoknya, kita harus memulai hidup yang baru Bu, Ibu tau kan rasa sakit Ka Vina seperti apa. Kita harus kuat dan terus memberi semangat, terutama Adit. Adit masih perlu kasih sayang lebih diusianya sekarang"
"Kamu benar. Makasih ya untuk kedewasaan kamu, kamu dan Ka Vina benar-benar anak Ibu yang paling baik"
"Iya Bu"
"Ya sudah kamu ganti baju terus makan siang ya"
"Iya Bu"
Vandra terhenti saat ia berniat menganti pakaian seragamnya, sebuah notif masuk dihandphonenya. Dengan cepat Vandra membaca notif itu, Vandra terheran saat seseorang menyapanya. Seingat Vandra teman yang mengetahui nomor handphonenya hanya Dinda saja, tapi mengapa Randy bisa mengetahuinya? Vandra terheran.
"Hai Vandra, aku Randy. Jangan lupa save nomor aku ya" isi pesan Randy.
"Dari mana Randy tau nomor aku? seinget aku cuma Dinda yang aku kasih tau" gumam Vandra.
Tak ingin permasalahkan itu, Vandra bergegas menganti seragamnya lalu membersihkan diri. Ia segaja mengabaikan pesan dari Randy, Vandra menyakini Randy mendekatinya pasti karna ingin membuktikan bahwa pesonanya bisa menaklukan hati semua wanita.
***
Andra Wijaya
Disebuah perusahaan ternama, seorang lelaki muda tampan bernama Andra Wijaya yamg berusia 25 tahun tengah fokus mengecek berkas. Ya, Andra adalah pewaris tunggal perusahaan Wijaya group milik keluarganya. Semenjak Kaka lelakinya pindah keluar negri karna permasalahan, secara otomatis Andra harus mengantikan posisi untuk memimpin perusahaan.
Andra sosok yang dingin, serius dan tak mudah didekati terutama wanita. Siapapun wanita yang akan mendekatinya pasti akan merasa terluka karna sikapnya. Siang itu Andra sedang merasa sedikit frustasi, desakan orangtuanya terutama Papanya yang hampir setiap hari meminta Andra untuk segera menikah, mengingat diusianya saat ini sudah cukup untuk memilki tanggung jawab lain.
Andra bukan tak ingin menikah, hanya saja ia belum menemukan sosok yang bisa meluluhkan hatinya. Andra mengembuskan nafas kasar, ia bingung harus bagaimana menghadapi situasi yang terjadi padanya. Andra diberi waktu satu bulan untuk mengenalkan seseorang pada keluarganya. Jika melewati batas yang diberikan secara permanen Andra tak akan mendapat hak waris perusahaan.
"Apa ada yang sedang Tuan Andra pikirkan? akhir-akhir ini saya perhatikan Tuan banyak melamun" tanya Riko sekertaris Andra. Riko adalah sosok yang paling dekat dengan Andra, usia mereka yang sama membuat mereka bisa saling memahami. Bahkan Riko maupun Andra bagai teman baik jika bersama.
"Saya sedang bingung Rik, Papa meminta saya untuk segera mengenalkan seseorang untuk saya nikahi. Jujur, saat ini pun saya ga punya sosok wanita yang saya cintai. Saya bingung harus bagaimana, apalagi Papa sekarang sering kambuh sakitnya" keluh Andra.
"Kenapa Tuan tidak mencari sosok itu? saya rasa banyak saat ini wanita yang ingin dekat dengan Tuan"
"Saya tau Rik, tapi diantara semua yang ingin dekat dengan saya semuanya ga ada yang bisa menarik perhatian saya. Paling mereka mendekati saya karna harta bukan karna perasaan pribadi mereka. Ah sudahlah, saya pusing harus membahas ini. Kita pergi keluar untuk makan siang" Andra bangun dari duduknya berjalan keluar ruangan.
"Baik Tuan"
***
Vandra tengah bersiap pergi menuju kantor tempat Vina bekerja, Vina meminta Vandra untuk mengantarkan handphonenya yang tertinggal dirumah. Vandra pun bergegas pergi, selama perjalan 20 menit Vandra pun sampai didepan gedung kantor tempat Vina berkerja.
Vandra seketika kagum dengan gedung kantor dihadapannya, rasanya begitu bangga jika menjadi salah satu karyawan digedung itu. Pikir Vandra.
Vandra diminta menunggu Vina dikursi tunggu yang berada diloby kantor. Dan saat berjalan menuju loby kantor Vandra tak segaja berpapasan dengan Andra yang baru saja selesai menikmati makan siang. Vandra merasa aneh dengan beberapa karyawan wanita yang begitu bahagia melihat Andra meliwati mereka, dengan acuh Vandra pun hanya melewati Andra tanpa peduli dengan pesonanya.
Tak lama Vina datang menghampiri Vandra yang tengah duduk dikursi tunggu, Vina merasa lega karna Vandra tak tersesat saat menuju kantor tempat ia berkerja. Maklum saja, Vandra belum mengenal banyak jalan dan tempat di daerah tempat tinggal mereka yang baru.
"Makasih ya Van, Kaka jadi ngerepotin kamu" ucap Vina sembari duduk.
Vina sosok Kaka yang sangat baik dan peduli. Orangtua Vandra dan Vina memang mendidik anak-anaknya dengan baik, walau kisah rumah tangga Vina hancur karna perbuatan mantan suaminya terdulu, tapi Vina tetap menjadi sosok tangguh untuk keluarganya.
"Ga apa-apa ko Ka, maaf ya aku bisa antar ini pas pulang sekolah. Ini handphonenya" Kayla menyerahkan.
"Ga apa-apa. Gimana sekolah baru kamu? kamu nyaman?"
"Nyaman Ka. Aku juga udah dapat temen disekolah"
"Syukur kalau gitu, Kaka seneng dengernya. Kaka ga bisa lama, Kita lanjut ngobrol dirumah ya, Kaka harus balik kerja. Kamu hati-hati dijalan pulang ya"
"Iya Ka"
"Kaka pergi dulu ya"
"Iya Ka"
"Dah"
"Dah"
Vandra melangkah pergi keluar. Vandra pun seketika mengkhayal jika dia menjadi bagian dari kantor itu. Vandra mempunyai bercita-cita berkerja seperti Vina dikantor. Bisa membantu perekonomian dan membahagiakan keluarganya adalah hal yang ingin wujudkan. Semoga suatu hari hal itu bisa terjadi.
Vandra berdiri ditepi jalan menunggu taxi online yang ia pesan, sambil menunggu tiba-tiba sebuah motor berhenti dihadapanya. Vandra terkejut saat pengemudi motor itu membuka helmnya.
"Hai" sapa pengemudi itu.
"Randy"
"Ternyata kamu inget juga sama nama aku. kamu pasti tersentuh sama pesona aku ya, sampai kamu inget nama dan wajah aku? Padahal kita baru ketemu pertama kali lho disekolah tadi" Bangga Randy.
"Siapa sih yang akan lupa sama sosok cowo yang berniat mempermainkan perasaan cewe. Aku bukan terpesona lho, cuma aku menghargai kamu aja. Walau kita ga satu kelas tapi aku menggangap kamu teman satu sekolah aku. Jadi jangan pernah menganggap aku tersentuh pesona kamu,kamu pahamkan?" santai Vandra berucap.
"Taxi aku udah dateng. Aku pulang dulu ya, bye" Vandra pergi berlalu.
Randy menatap Taxi yang dinaiki Vandra. Rasanya Randy tertantang untuk menaklukan perasaan Vandra. Bagi Randy ini adalah pertama kalinya ada wanita yang bersikap acuh pada pesona dan perhatiannya. Harus diakui, disisi lain Randy pun merasa tertarik pada Vandra. Apa ini rasa cinta yang sesungguhnya pada seorang wanita? kenapa pesona Vandra membuatnya ingin mendekatinya?.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Anonymous
lanjutkan thor
2021-11-26
0