Menikah Karna Terpaksa
VANDRA ARLITA
Langkah kaki berjalan perlahan menuju sebuah gedung sekolah yang cukup ternama ditempat itu. Sesosok gadis cantik bernama Vandra arlita berdiri tegak sembari tersenyum menatap bangunan sekolah baru untuknya.
Vandra mengikuti kaka pertamanya pindah karna urusan pekerjaan, dan hal itu membuat Vandra harus mengenal dan menempati sekolah yang baru. Vandra sosok gadis baik hati yang penuh semangat dan ceria. Selain itu Vandra juga selalu bersikap ramah pada siapapun dan selalu menebar senyuman manisnya.
Hari itu hari pertama dia masuk kesekolah. Dengan penuh semangat Vandra melangkah masuk dan mencari ruang guru. Disetiap langkahnya menuju ruang guru hampir setiap siswa melihatnya, terutama para lelaki. Hampir semua yang melihat Vandra seolah terkagum akan kecantikannya, walau Vandra selalu dipandang cantik oleh siapapun tapi Vandra selalu merendah diri akan hal itu.
Bel masuk berbunyi, semua siswa berhambur masuk kedalam kelas, semua siswa bersiap menerima pelajaran pertama saat itu. Vandra mengikuti seorang guru yang akan mengantarnya keruang kelas tempat dimana ia akan tempati. Kelas X11 Ips2 menjadi kelas yang akan Vandra tempati, dan saat ia masuk kedalam kelas tiba-tiba suara sorak riang memenuhi kelas karna merasa bahagia dengan kedatangan Vandra terutama para cowo.
"Selamat pagi semua" sapa Bu Dina. Guru bahasa indonesia yang akan mengajar pagi itu.
"Pagi Bu" seru semua anak kelas.
"Pagi ini kita kedatangan siswa baru. Ayo Nak, perkenalkan diri kamu" perintah Bu Dina pada Vandra.
"Baik Bu. Selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Vandra Arlita. Kalian bisa panggil saya Vandra, salam kenal semuanya" ucap Vandra.
"Hai Vandra salam kenal juga" saut semua kelas.
"Vandra kamu bisa duduk bersama Dinda" ucap Bu Dina yang mengarahkan pandangannya pada sosok cewe berkaca mata yang tengah duduk sendiri dekat jendela.
"Iya Bu"
Vandra tersenyum manis saat duduk disamping Dinda. Sejujurnya Dinda merasa sedikit malu dan tak percaya diri saat melihat Vandra yang begitu terlihat cantik sebagai wanita. Vandra mengulurkan tangan pada Dinda sebagai tanda perkenalan, dengan sungkan Dinda membalas uluran tangan Vandra.
"Salam kenal ya Dinda" senyum Vandra.
"Salam kenal juga" Dinda membalas.
Pelajaran pun berlangsung, semua anak fokus memperhatikan setiap kata yang diucapkan Bu Dina.
Tiba jam istirahat semua anak berhamburan keluar kelas. Mereka berjalan menuju kantin, taman sekolah bahkan perpustakaan. Merasa belum mengenal lingkungan sekolah, Vandra hanya duduk berdiam dikelas sambil memainkan handphonenya. Tiba-tiba Dinda yang sudah keluar kelas kembali menghampiri Vandra dan mengajaknya untuk melihat lingkungan sekolah. Dengan senang hati Vandra menerima tawaran Dinda, Vandra berharap semoga Dinda bisa menjadi teman pertamanya disekolah barunya saat ini.
Dinda mengajak Vandra untuk menikmati makan dikantin sekolah, namun pandangan sekitar pada Vandra membuat risih dan kurang nyaman. Vandra pun berusaha bersikap acuh pada pandangan bahkan godaan rayuan padanya.
"Maaf ya soal sikap anak sekolah disini, mereka terutama para cowo memang suka begitu kalau ada anak baru cewe disekolah ini" ucap Dinda.
Dinda sosok anak yang baik dan pendiam. Dikelasnya, Dinda anak yang penyendiri. Bukan tanpa alasan, teman-teman lain banyak yang menjauhinya karna penampilannya yang tak menarik. Namun pada Vandra, Dinda memberanikan diri untuk berteman.
"Sejujurnya aku udah ga asing sama situasi begini, tapi semakin aku rasain semakin aku kurang nyaman. Tapi ya udahlah, aku malas menanggapinya"
"Kamu beruntung ya, dilahirkan dengan wajah cantik dan senyuman manis" puji Dinda.
Vandra tersenyum mendengar ucapan Dinda, bisa-bisanya Dinda memujinya.
"Kamu juga dilahirkan cantik Din. Semua wanita itu cantik, termasuk kamu juga"
"Tapi kamu berbeda Van. Sejujurnya, ini pertama kalinya aku punya teman disekolah ini" jujur Dinda.
"Kamu serius?" Vandra tak percaya.
"Iya. Kebanyakan teman dikelas menjauhi aku karna penampilan aku, mereka bilang aku ga menarik" keluh Dinda.
"Jahat banget mereka. Kamu tenang aja Din, mulai hari ini kita berteman aja. Gimana?" Vandra menawarkan diri.
"Kamu ga malu memang?"
"Buat apa malu. Aku ga peduli sama ucapan orang, namanya pertemanan itu kan bebas mau sama siapapun. Lagian juga aku ngerasa nyaman ko berteman sama kamu"
Dinda tersenyum mendengar ucapan Vandra, rasanya begitu bahagia bisa mendapat teman setelah lama bersekolah disini. Dinda pun menerima tawaran Vandra untuk berteman dengannya.
Selesai menikmati makan dikantin, Vandra dan Dinda kembali menuju kelas. Vandra terkaget melihat mejanya dipenuhi beberapa surat cinta yang berisi tentang ajakan berkenalan dan nomor handphone yang tertera dikertas. Vandra mengelengkan kepala, dia pun merapihkan surat-surat itu dan menyimpannya dikolong meja.
"Kamu ga penasaran sama semua surat itu?" tanya Dinda.
"Engga. Paling juga isi suratnya sama, udah cuekin aja"
"Pasti kamu sering ya dapet hal kaya gitu, makanya kamu ga peduli lagi"
Vandra hanya menjawab dengan senyuman.
Sekolah hari itu selesai. Semua anak dikelas merapihkan buku dan bersiap pulang. Tak diduga ada seorang cowo bernama Randy datang menghampiri Vandra.
Randy Prasetyo
Randy adalah salah sosok cowo yang cukup terkenal dengan ketampanannya menarik perhatian cewe, dan saat itu Randy beraksi untuk menaklukan Vandra.
"Kenalin aku Randy" Randy mengulurkan tangan. Randy memang tak satu kelas dengan Vandra, hanya saja kelas mereka bersebelahan.
"Vandra" singkat Vandra menyebut namanya saja.
"Ternyata yang dibilang anak-anak bener ya, kamu cantik juga. Mau aku antar pulang?" tanya Randy berdiri didepan meja Vandra.
"Makasih sebelumnya, tapi aku dijemput. Din, aku duluan ya. Sampai ketemu besok" pamit Vandra pada Dinda dan pergi meninggalkan Randy dengan kegagalannya.
"Ternyata ada juga cewe yang ga mudah terperangkat pesona gue, bener-bener beda dia" batin Randy menatap kepergian Vandra.
Dinda tersenyum kecil melihat Randy yang berlalu pergi bersama kegagalannya tak berhasil mengajak Vandra, rasanya sangat lucu melihat Randy gagal memikat hati cewe untuk pertama kalinya.
Vandra tersenyum melihat sesosok ayah dihadapannya yang sudah menunggunya pulang. Ya, orangtua Vandra tak bekerja. Mereka hanya membuka usaha sebuah kedai makanan kecil didekat rumahnya, selama ini Vandra dan orangtuanya dibiayai oleh Kaka perempuannya yang bernama Vina yang saat ini dipindah tugaskan. Vina memiliki seorang anak laki-laki yang berusia 7tahun bernama Adit. Semenjak dikhianati suaminya Vina mengajak anak serta keluarganya termasuk Vandra pindah mengikutinya.
Ikut terluka dan merasakan rasa sakit Vina dikhianati oleh suaminya membuat Vandra menjadi dingin dan tak mudah tersentuh oleh rayuan lelaki. Baginya semua lelaki sama saja, jika melihat cinta lain pasti akan mengkhianati cinta yang lama. Walau begitu, Vandra yang bersikap acuh pada rayuan mencoba bersikap biasa tanpa melukai perasaan lelaki, Vandra hanya mengingat pesan Ibunya bahwa jika tak ingin dilukai bersikaplah tak melukai perasaan oranglain termasuk pada lelaki.
"Ayah udah nunggu lama?" tanya Vandra sembari menghampiri.
"Ga begitu lama, ayo naik" ajak Ayah Vandra yang bernama Ayah Hadi menaiki mobil. Walau hanya mobil lama tapi bagi keluarga Vandra mobil yang mereka punya sudah lebih dari cukup.
"Ayo"
Vandra memang dekat dengan keluarganya, bahkan sikap baik Vandra menurun pada sikap Ayah Hadi. Vandra hanya berharap, semoga suatu hari nanti dia bisa mendapatkan sosok lelaki yang tulus menyayanginya seperti Ayah Hadi yang mencintainya tanpa henti.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Anonymous
akhirnya Thor keluar kan novel baru yg rame
2021-09-04
2