I WANT U To KNOW

I WANT U To KNOW

Telat

h. Lucunya, seluruh siswa yang sedang berbaris di halaman sekolah dengan kompaknya menoleh kearah bunyi motor milik Akasa yang bunyi nya melewati batas normal Bruuummm!.

Beberapa siswi yang melihat Akasa apalagi geng ricuh yang selalu ngintilin Akasa, heboh sendiri. Rasa bosan mereka seketika hilang saat melihat Akasa lewat, si Prince Charming SMA GALESHA.

"Astaga! Akasa tuh Akasa!!!"

"Damn! Ganteng banget! Pengen pingsan gue!"

"Cowok gue lewat, Oh God! So Cool"

"Cih! Seenak jidat ya. Berangkat jam segini. Kayak orang gak punya dosa sama sekali." celoteh Geshia

"Dihhh.. Yang kesel." sahut sahabat Geshia si Keana Azura Bianca.

Astaga! Tanpa sadar, banyak sekali kehebohan celoteh semua siswa siswi yang tertuju untuk Akasa. Jujur, Akasa memang terkenal memiliki banyak penggemar disekolah nya yaitu SMA GALESHA sebab karena wajah Tampannya, Yang Lucu seperti Kucing, walaupun Cuek dan dinginnya kayak batu Es tapi itu membuat semua cewek makin leleh dengannya, apalagi Akasa juga sering mendapat juara kelas yaitu juara satu dari jaman bolot yang sering kejar-kejaran posisi Juara satu oleh sahabatnya yaitu Aaron Salivan Kenando. Namun, belakangan ini wajah Akasa sangat terlihat murung dikarenakan dia sedang mengalami patah hati yang membuat harinya terlihat gelap gulita tanpa warna.

Seperti biasa, Akasa dengan gayanya yang cuek dengan sekitar. Ia pun turun dari motor nya lalu berjalan dengan santainya ke arah kelas nya yang terlihat bahwa Geshia menjadi pimpinan regu barisan kelasnya sedang menatapnya sinis. Akasa yang menyadari dia langsung berbicara isyarat "Apa liat-liat?!" ekspresi ngeselinnya. Geshia pun, menyunggingkan senyumnya karna kesal melihat tingkah temannya itu.

"Hei! Akasa, kamu baris disini!" Pinta salah satu guru piket, menyuruh Akasa berbaris dengan kumpulan siswa siswi yang bermasalah dalam tata tertib sekolah. Akasa yang sebelumnya berdecak kesal, akhirnya menurut.

"Lagi-lagi kamu Akasa. Heran saya, kenapa sih masih ada anak modelan kayak kamu yang seenaknya sendiri datang kesekolah melebihi jam tata tertib sekolah? Hah?! Emangnya ini sekolahan milik nenek moyang kamu yang dengan bebasnya kamu berangkat sesukamu?!," omelan dan teguran dari Bu Dyan si guru piket yang bertugas pada minggu ini.

Akasa pun mengangkat tangan kirinya, melihat jam yang ternyata menunjukkan jam 8 lebih 5 menit.

"Kurang beberapa menit lagi, upacara selesai. Kamu setiap senin selalu begini, apa kamu memang sengaja buat gak hadir upacara Akasa?!" lanjut celoteh Bu Dyan yang sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Saya telat bangun Bu. Jangan su'udzon gitu. Dosa," jawab Akasa santai dan ketus.

Tepat di grup nomor dua dari kanan Akasa, diujung jauh sana adalah teman-teman Akasa yang sedang menertawai Akasa karna dimarahi oleh guru piket habis-habis yang setiap senin selalu ada aja tingkah Akasa yang bikin guru piket kesel.

"Akasa, setelah upacara selesai dan semua murid masuk kelas mereka. Kamu tetap disini, Hormat ke bendera 2 jam. Setelah itu lanjut bersihkan Ruang Perpustakaan sampai debu yang menempel dibuku hilang. Mengerti?!" ucap Bu Dyan dengan tegas.

"Ya" sahut Akasa ketus.

Bu Dyan hanya mampu menghela nafas panjang melihat salah satu muridnya sangat susah dan bandel dikasih tahu walaupun dia adalah juara kelas namun tingkah bandel nya yang bikin naik darah, juga ketika di beri nasihat respon Akasa terlihat jutek dan menjawabnya juga bernada ketus. Benar-benar hari buruk Bu Dyan bertemu murid semacam Akasa. Akhirnya pun, Bu Dyan pergi dari hadapan Akasa dan kembali keposisi belakang mengawasi murid bermasalah tersebut.

Tanpa sadar, menit pun berlalu. Upacara telah bubar sedangkan Akasa masih di lapangan sekolah juga menghadap ke tiang bendera dan dipantau oleh Bu Dyan.

"Akasa! Tangannya!" teriak Bu Dyan menyuruh Akasa Hormat pada Bendera.

Tanpa menggubris, Akasa hormat dengan berdecak kesal.

"Ibu hanya menghukum satu jam. Lanjut 2 jam di ruang perpustakaan yang ibu bilang tadi. Mengerti?!,"

"Ya" sahut Akasa lagi tanpa memandang Bu Dyang, Bu Dyan hanya menggeleng dan mengelus dadanya.

Setelah beberapa menit Akasa hormat bendera sebagai hukuman tiba-tiba temen konyol dan ngeselin si Aaron datang.

"Cuy. Ngapain lo disitu? Panas lagi, ntar lo burik gimana? Enak disini, ngadem" teriak Aaron bikin Akasa naik darah.

Disaat Akasa benar-benar mood buruk, Akasa mendengar perkataan dari wanita yang posisinya tepat dibelakangnya. Lalu membuatnya menoleh, ternyata Geshia.

"Makanya jadi orang tuh jangan bandel. Gimana ka? Enak dihukum? Langganan banget sih."

"Bacot! Berisik!"

"Cih" Geisha pun langsung pergi berlalu begitu saja. Dalam batin Akasa "Liat aja lo ntar."

"Hei Nyet! Barusan Geshia ngomong apasih? Gue gak denger."

"Tau tuh. Gak jelas!"

Setelah sejam, Akasa memanggil Aaron dengan kata umpatan karna moodnya benar-benar buruk.

"*****! Jam berapa sekarang?"

"Woy *******! Lo tanya apa ngatain gue?!" kesal Aaron.

"Ya Sorry Bray! Buruan, jam berapa?"

"Udah jam 11 lewat. Kenapasih?"

Tanpa menggubris, Akasa datang ke arah Aaron dengan ekspresi seramnya. lalu menyaut minuman yang ada ditangan Aaron.

"Woy *******!" Akasa minum dengan melirik Aaron yang mengumpat tak terima minumannya diminum Akasa.

"Ah.. Ya habiskan saja. Gini amat ya punya temen Seremnya kek mau makan orang."

"Thanks ron!"

"Sans bro."

Tanpa mendengar jawaban Aaron, Akasa berlalu begitu aja.

"Eh Anying. Jadi gue jawab sendiri barusan. Ka mau kemana?"

"Perpus. Mau ikut? Ayo."

"Ngapain?"

"Kalo mau ikut ayo. Gak usah bacot! ntar lo tau."

Akasa berjalan yang disus oleh Aaron dibelakangnya menuju ke perpus. Sesampainya diperpus, Akasa berdecak lagi karna perpus ramai gak seperti hari kemarin yang cuman satu dua orang aja. Tiba-tiba pikiran cerdik Akasa keluar.

"Ron. Bantuin gue."

"Paan? pokoknya kalo aneh-aneh, gue ogah!"

"Kagak! Bantuin buat nyuruh Mereka semua keluar. Karna gue mau bersihin nih perpus sendiri tanpa ada yang nge ganggu. Ngerti?"

"Gue?" sambil nunjuk diri sendiri

"Iyalah nyet. Siapa lagi?!"

"Ogah!"

"Ntar gue traktir deh. Apa yang lo mau."

"Wah. Deal?"

"Deal. Udah sono!"

"Oke. Sans. Kalo itu mah, gampang bagi Aaron"

Akhirnya Aaron memberi pengumuman dan satu persatu keluar dari perpus namun Aaron kembali ke arah Akasa.

"Kenapa?" tanya Akasa.

"Tuh. Kagak mau keluar. Maunya lo yang ngusir. Kan *******!"

"Seret aja! Apa susahnya sih."

"Jidat lo! Lo kira mereka apaan?!"

"Cih. Bikin repot aja!"

Akhirnya dengan terpaksa Akasa berjalan ke arah para cewek centil itu duduk namun, mata Akasa tertuju kesalah satu cewek yang asik banget baca buku tanpa memperdulikan yang ada disekitarnya. Dengan cepat, otak usil Akasa muncul.

"Akasa. Gue bantu bersihin ya."

"Gue bantu juga. Ntar lo kecapekan gimana kalo lo mau bersihin sendiri?"

"Gue bantuin juga, sampai ke lorong juga gue mau bersihin asalkan buat lo ka"

"BERISIK!"

"Kalo kalian keluar sekarang. Gue seneng, karna gue bisa bersihin ini semua."

"Okedeh. Demi Akasa. Yuk Girls. Semangat Ka" ucap cewek centil itu.

"Shit! Jijik gue"

"Hustt! Gak boleh gitu" pukul Aaron.

"Gue jijik tingkahnya anjirrr.."

"Sama aja"

"Serah lu."

"Udah lo keluar sono." usir Akasa.

"Lho tapi kan.. itu," nunjuk Geshia.

"Udah. Ini urusan privasi gue. Sono!"

"Amosok?" Aaron memasang muka genit, bikin Akasa pengen nampol.

Akasa pun menutup pintu perpus dengan kasar. BLAAARRRR!!!

Geshia sontak kaget. Dan menatap Akasa heran.

"Akasa?! Ngapain lo disini?"

Akasa tanpa menggubris, hanya berjalan menuju ke arah Geshia dan duduk dimeja lalu menatap Geshia dengan jarak dekat. Wajah mereka sangat dekat, sedekat nadi. (eaaaa)

Dalam batin Akasa "Damn! Cantik juga ternyata lo itu Ges. Gue gak sadar itu."

"Lo ngapain sih?!" ketus Geshia,menepis tangan Akasa yang memegang dagu Geshia.

"Kenapa? Takut? Cuman ada lo sama gue disini."

"Enggak! Ngapain takut sama orang modelan kek lo"

"Gue mau cabut!"

"Eittss.. Tunggu!" tahan Akasa memegang tangan kiri Geshia.

"Apalagi?"

"Gue butuh bantuan lo."

"APAAN?!"

"Jutek amat mbak jawabnya."

"What? Serius nih. Gue gak salah denger, bukannya situ ya yang juteknya kebangetan kecewek."

"Tergantung."

"Maksud lo?"

"Karna lo cantik. Gue gak terlalu jutek dan gue bakal ngusilin lo tiap hari." goda Akasa membuat Geshia menyernyitkan dahi.

"Dasar SINTING!"

"Serah lo mau ngatain gue apa. Gue mah sans aja."

"Cih! Gue mau cabut." ketus Geshia.

Namun Akasa menghadang Geshia dipintu perpus.

"Apalagi ka? Astaga."

"Bantuin gue, bersihin ini semua."

"Ha? Kenapa gue? kan ada Aaron. Gue mau cabut. Pasti Keana nyariin gue."

"Gak bakalan Ges. Karna gue udah bilang ke Keana, kalo lo sama gue."

"Jangan ngarang deh. Minggir!"

"Ges!!" tegas Akasa. Dan itu membuat Geshia terpatung.

Geshia hanya menghela nafas kasar. Dan terpaksa menuruti apa kata Akasa.

"Lo bagian ini. Ntar gue ini." tutur Akasa.

Geshia menekuk mukanya, dan bener-bener sial hari ini bagi Geshia karna harus bertemu dan ditahan oleh orang ngeselin kayak Akasa.

***

*Keana POV

Keana mencari Geshia diseluruh koridor sekolah hingga ke atap sekolah, namun Keana malah menemukan Aaron yang duduk menikmati luasnya pemandangan dari atas gedung sekolah ini. Tanpa basa-basi Keana memanggil Aaron.

"Aaron!" Aaron pun menoleh lalu tersenyum dan menyuruh Keana menghampirinya.

"Kenapa na? Disini aja, gak usah teriak-teriak segala."

"Lo tau Geshia? Gue cariin dari tadi gak ada. Tadi pamitnya ke Toilet tapi lama banget trus aku cek, di toilet gak ada malah ketemu curut printilannya si Akasa."

"Oh Geshia. Dia lagi sama Akasa di perpus."

"Apa?! Gila tuh anak!"

"Lho kok gila? Kenapa?"

"Temen lo tuh kan gak suka sama Geshia. Gue takut Geshia kenapa-kenapa. Kalo Geshia sampai lecet, gue gak maafin lo berdua."

"Lho kok gue juga kena na. Keana! Gue ikut!."

Keana berjalan menyusuri koridor, menuju ke perpustakaan. Dan ya, Keana tak bisa membuka pintu perpus karna dikunci dari dalam. Keana pun teriak, namun dengan sigap Aaron menutup mulut Keana dengan tangannya.

"Diem! Jangan teriak. Ntar gue yang kena." Keana melepas kasar tangan Aaron.

"Lo ngapain sih?! Tiba-tiba bekep mulut gue. Gue khawatir sama Geshia tau ron!"

"Iya gue tau. Tapi, percayalah sama gue. Akasa gak bakal ngapa-ngapain Geshia."

"Absurd banget lo! Mana ada gak ngapa-ngapain."

"Gue serius na! Perlu bukti?"

"Hm."

"Ikut gue sekarang."

Keana pun mengikuti Aaron. Keana hanya terdiam menatap punggung Aaron. Ternyata Keana diajak ke kantin sekolah.

"Ron! Maksud lo apaan?! Kok kesini?" ketus Keana.

"Bentar. Tarik nafas dulu. Jangan marah-marah. Gue pesenin es ya. Mau makan apa?"

"Gue gak laper! Gue gak haus! Gue cuman mau ketemu Geshia."

"Iya. Bentar. Turutin gue sekali aja."

"Mau lo apasih ron?!"

"Mau gue. Lo gak usah bentak-bentak kalo ngomong. Gue gak suka!" tegas Aaron yang berlalu memesan Makanan dan Minuman, sedangkan Keadaan terdiam tertegun.

Aaron yang menyadari ekspresi Keana, dia pun langsung duduk tepat didepan keana.

"Na. Sorry. Gue gak bermaksud kasar sama lo."

"Gue ngerti kok Ron. Gue salah!"

"Iya. Lain kali jangan gitu. Karna orang ya lo ajak ngomong itu, gak tau dia sakit hati apa enggak denger ucapan model kayak lo tadi."

"Hm."

"Yaudah lupakan. Sekarang lo makan ya trus nih minum." Makanan dan minumannya udah didepan mereka berdua.

"Tapi ron.. Ge.."

"Makan dan abisin dulu baru ngomong." Keana pun mengangguk.

***

*Akasa POV

Saking capeknya, Geshia sampai tertidur di perpus. Sedangkan Akasa masih melanjutkan bersih-bersihnya karna nanggung kurang 3 buku juga ngelap meja yang di buat tidur Geshia.

Akasa pun melanjutkan ke arah meja. Namun sebelum itu, Akasa teralihkan pandangannya kearah Geshia yang tertidur dengan menyilakkan rambut Geshia ke belakang telinga. "Lo bener-bener malaikat Ges" _batin Akasa.

Geshia menggeliat, memposisikan badannya juga mematahkan tulangnya hingga berbunyi membuat Akasa cengo. Geshia menatap Akasa yang cengo.

"Lo ngapain pasang muka kek gitu ka?" tanya Geshia heran.

"Lo kok. Creepy banget gue dengernya."

"Haha. Biasa aja kalik."

"Shit!"

"Oh lo mau bersihin nih meja? Sini, biar gue aja." Geshia menyaut lap yang ada ditangan Akasa.

"Ges."

"Hm. Kenapa?"

"Lo abis ini, pulang sama siapa?"

"Gue?"

"Yaiyalah lo! Yang disini sekarang kan cuman gue sama lo Ges."

"Oh kirain."

"Ngeselin juga ya lo!" ketus Akasa.

"Tapi kan gue imut" dengan bertingkah lucu.

"Cih.. Gak! Jijik gue!" namun dalam hati "Stop Ges! Lo kelewat imut."

"Nih. Beres!" ucap Geshia dengan tersenyum lega.

"Jam berapa sih sekarang?" ucap Geshia sambil menatap jam yang ada ditangannya.

"What? Udah jam 4. Gila!"

"Ayo Ka. Keluar."

"Kenapasih emang?"

"Ayo. Buruan!" Geshia menarik tangan Akasa.

Akasa hanya menuruti Geshia. mereka berdua berlari menuju ke kelas ternyata kelas dikunci.

"Gimana ini? Tasku, ada gak ya?" Geshia menerawang jendela.

"Kok gak ada ya ka?" tanya Geshia namun Akasa hanya diam cengo.

"Ka! Akasa! Lo kok malah cengo sih ah!"

"Sorry!" nunjuk tangan Geshia yang masih nge gandeng Akasa.

"Eh." Geshia melepas kasar dan menutup wajahnya karna malu.

"Udah. Mungkin dibawa Keana tas lo."

"Iya kalo iya. Kalo enggak."

"Udah. Kenapa sih, panik banget?!"

"Huh. Gara-gara lo sih."

"Serah!" Akasa berjalan meninggalkan Geshia. Geshia pun yang menyadarinya teriak.

"Ka! Tungguin. Gue takut Anjirrr!"

"Buruan. Jangan Bacot!"

"Iya. Iya. Sabar!"

Hi.. Hi...  Udah pada nonton Trailer fmv belum? Kalo belum yuk cek 😘

Terpopuler

Comments

Maria Juni Yati

Maria Juni Yati

Bagus banget😍😍😍😍😍..Semangat Author💪💪💪

2020-07-08

1

noname

noname

sukakk 🖤🖤🖤

2020-06-18

3

Nuraini Enung

Nuraini Enung

koq bahasa nya gitu sih kasar

2020-05-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!