h. Lucunya, seluruh siswa yang sedang berbaris di halaman sekolah dengan kompaknya menoleh kearah bunyi motor milik Akasa yang bunyi nya melewati batas normal Bruuummm!.
Beberapa siswi yang melihat Akasa apalagi geng ricuh yang selalu ngintilin Akasa, heboh sendiri. Rasa bosan mereka seketika hilang saat melihat Akasa lewat, si Prince Charming SMA GALESHA.
"Astaga! Akasa tuh Akasa!!!"
"Damn! Ganteng banget! Pengen pingsan gue!"
"Cowok gue lewat, Oh God! So Cool"
"Cih! Seenak jidat ya. Berangkat jam segini. Kayak orang gak punya dosa sama sekali." celoteh Geshia
"Dihhh.. Yang kesel." sahut sahabat Geshia si Keana Azura Bianca.
Astaga! Tanpa sadar, banyak sekali kehebohan celoteh semua siswa siswi yang tertuju untuk Akasa. Jujur, Akasa memang terkenal memiliki banyak penggemar disekolah nya yaitu SMA GALESHA sebab karena wajah Tampannya, Yang Lucu seperti Kucing, walaupun Cuek dan dinginnya kayak batu Es tapi itu membuat semua cewek makin leleh dengannya, apalagi Akasa juga sering mendapat juara kelas yaitu juara satu dari jaman bolot yang sering kejar-kejaran posisi Juara satu oleh sahabatnya yaitu Aaron Salivan Kenando. Namun, belakangan ini wajah Akasa sangat terlihat murung dikarenakan dia sedang mengalami patah hati yang membuat harinya terlihat gelap gulita tanpa warna.
Seperti biasa, Akasa dengan gayanya yang cuek dengan sekitar. Ia pun turun dari motor nya lalu berjalan dengan santainya ke arah kelas nya yang terlihat bahwa Geshia menjadi pimpinan regu barisan kelasnya sedang menatapnya sinis. Akasa yang menyadari dia langsung berbicara isyarat "Apa liat-liat?!" ekspresi ngeselinnya. Geshia pun, menyunggingkan senyumnya karna kesal melihat tingkah temannya itu.
"Hei! Akasa, kamu baris disini!" Pinta salah satu guru piket, menyuruh Akasa berbaris dengan kumpulan siswa siswi yang bermasalah dalam tata tertib sekolah. Akasa yang sebelumnya berdecak kesal, akhirnya menurut.
"Lagi-lagi kamu Akasa. Heran saya, kenapa sih masih ada anak modelan kayak kamu yang seenaknya sendiri datang kesekolah melebihi jam tata tertib sekolah? Hah?! Emangnya ini sekolahan milik nenek moyang kamu yang dengan bebasnya kamu berangkat sesukamu?!," omelan dan teguran dari Bu Dyan si guru piket yang bertugas pada minggu ini.
Akasa pun mengangkat tangan kirinya, melihat jam yang ternyata menunjukkan jam 8 lebih 5 menit.
"Kurang beberapa menit lagi, upacara selesai. Kamu setiap senin selalu begini, apa kamu memang sengaja buat gak hadir upacara Akasa?!" lanjut celoteh Bu Dyan yang sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Saya telat bangun Bu. Jangan su'udzon gitu. Dosa," jawab Akasa santai dan ketus.
Tepat di grup nomor dua dari kanan Akasa, diujung jauh sana adalah teman-teman Akasa yang sedang menertawai Akasa karna dimarahi oleh guru piket habis-habis yang setiap senin selalu ada aja tingkah Akasa yang bikin guru piket kesel.
"Akasa, setelah upacara selesai dan semua murid masuk kelas mereka. Kamu tetap disini, Hormat ke bendera 2 jam. Setelah itu lanjut bersihkan Ruang Perpustakaan sampai debu yang menempel dibuku hilang. Mengerti?!" ucap Bu Dyan dengan tegas.
"Ya" sahut Akasa ketus.
Bu Dyan hanya mampu menghela nafas panjang melihat salah satu muridnya sangat susah dan bandel dikasih tahu walaupun dia adalah juara kelas namun tingkah bandel nya yang bikin naik darah, juga ketika di beri nasihat respon Akasa terlihat jutek dan menjawabnya juga bernada ketus. Benar-benar hari buruk Bu Dyan bertemu murid semacam Akasa. Akhirnya pun, Bu Dyan pergi dari hadapan Akasa dan kembali keposisi belakang mengawasi murid bermasalah tersebut.
Tanpa sadar, menit pun berlalu. Upacara telah bubar sedangkan Akasa masih di lapangan sekolah juga menghadap ke tiang bendera dan dipantau oleh Bu Dyan.
"Akasa! Tangannya!" teriak Bu Dyan menyuruh Akasa Hormat pada Bendera.
Tanpa menggubris, Akasa hormat dengan berdecak kesal.
"Ibu hanya menghukum satu jam. Lanjut 2 jam di ruang perpustakaan yang ibu bilang tadi. Mengerti?!,"
"Ya" sahut Akasa lagi tanpa memandang Bu Dyang, Bu Dyan hanya menggeleng dan mengelus dadanya.
Setelah beberapa menit Akasa hormat bendera sebagai hukuman tiba-tiba temen konyol dan ngeselin si Aaron datang.
"Cuy. Ngapain lo disitu? Panas lagi, ntar lo burik gimana? Enak disini, ngadem" teriak Aaron bikin Akasa naik darah.
Disaat Akasa benar-benar mood buruk, Akasa mendengar perkataan dari wanita yang posisinya tepat dibelakangnya. Lalu membuatnya menoleh, ternyata Geshia.
"Makanya jadi orang tuh jangan bandel. Gimana ka? Enak dihukum? Langganan banget sih."
"Bacot! Berisik!"
"Cih" Geisha pun langsung pergi berlalu begitu saja. Dalam batin Akasa "Liat aja lo ntar."
"Hei Nyet! Barusan Geshia ngomong apasih? Gue gak denger."
"Tau tuh. Gak jelas!"
Setelah sejam, Akasa memanggil Aaron dengan kata umpatan karna moodnya benar-benar buruk.
"*****! Jam berapa sekarang?"
"Woy *******! Lo tanya apa ngatain gue?!" kesal Aaron.
"Ya Sorry Bray! Buruan, jam berapa?"
"Udah jam 11 lewat. Kenapasih?"
Tanpa menggubris, Akasa datang ke arah Aaron dengan ekspresi seramnya. lalu menyaut minuman yang ada ditangan Aaron.
"Woy *******!" Akasa minum dengan melirik Aaron yang mengumpat tak terima minumannya diminum Akasa.
"Ah.. Ya habiskan saja. Gini amat ya punya temen Seremnya kek mau makan orang."
"Thanks ron!"
"Sans bro."
Tanpa mendengar jawaban Aaron, Akasa berlalu begitu aja.
"Eh Anying. Jadi gue jawab sendiri barusan. Ka mau kemana?"
"Perpus. Mau ikut? Ayo."
"Ngapain?"
"Kalo mau ikut ayo. Gak usah bacot! ntar lo tau."
Akasa berjalan yang disus oleh Aaron dibelakangnya menuju ke perpus. Sesampainya diperpus, Akasa berdecak lagi karna perpus ramai gak seperti hari kemarin yang cuman satu dua orang aja. Tiba-tiba pikiran cerdik Akasa keluar.
"Ron. Bantuin gue."
"Paan? pokoknya kalo aneh-aneh, gue ogah!"
"Kagak! Bantuin buat nyuruh Mereka semua keluar. Karna gue mau bersihin nih perpus sendiri tanpa ada yang nge ganggu. Ngerti?"
"Gue?" sambil nunjuk diri sendiri
"Iyalah nyet. Siapa lagi?!"
"Ogah!"
"Ntar gue traktir deh. Apa yang lo mau."
"Wah. Deal?"
"Deal. Udah sono!"
"Oke. Sans. Kalo itu mah, gampang bagi Aaron"
Akhirnya Aaron memberi pengumuman dan satu persatu keluar dari perpus namun Aaron kembali ke arah Akasa.
"Kenapa?" tanya Akasa.
"Tuh. Kagak mau keluar. Maunya lo yang ngusir. Kan *******!"
"Seret aja! Apa susahnya sih."
"Jidat lo! Lo kira mereka apaan?!"
"Cih. Bikin repot aja!"
Akhirnya dengan terpaksa Akasa berjalan ke arah para cewek centil itu duduk namun, mata Akasa tertuju kesalah satu cewek yang asik banget baca buku tanpa memperdulikan yang ada disekitarnya. Dengan cepat, otak usil Akasa muncul.
"Akasa. Gue bantu bersihin ya."
"Gue bantu juga. Ntar lo kecapekan gimana kalo lo mau bersihin sendiri?"
"Gue bantuin juga, sampai ke lorong juga gue mau bersihin asalkan buat lo ka"
"BERISIK!"
"Kalo kalian keluar sekarang. Gue seneng, karna gue bisa bersihin ini semua."
"Okedeh. Demi Akasa. Yuk Girls. Semangat Ka" ucap cewek centil itu.
"Shit! Jijik gue"
"Hustt! Gak boleh gitu" pukul Aaron.
"Gue jijik tingkahnya anjirrr.."
"Sama aja"
"Serah lu."
"Udah lo keluar sono." usir Akasa.
"Lho tapi kan.. itu," nunjuk Geshia.
"Udah. Ini urusan privasi gue. Sono!"
"Amosok?" Aaron memasang muka genit, bikin Akasa pengen nampol.
Akasa pun menutup pintu perpus dengan kasar. BLAAARRRR!!!
Geshia sontak kaget. Dan menatap Akasa heran.
"Akasa?! Ngapain lo disini?"
Akasa tanpa menggubris, hanya berjalan menuju ke arah Geshia dan duduk dimeja lalu menatap Geshia dengan jarak dekat. Wajah mereka sangat dekat, sedekat nadi. (eaaaa)
Dalam batin Akasa "Damn! Cantik juga ternyata lo itu Ges. Gue gak sadar itu."
"Lo ngapain sih?!" ketus Geshia,menepis tangan Akasa yang memegang dagu Geshia.
"Kenapa? Takut? Cuman ada lo sama gue disini."
"Enggak! Ngapain takut sama orang modelan kek lo"
"Gue mau cabut!"
"Eittss.. Tunggu!" tahan Akasa memegang tangan kiri Geshia.
"Apalagi?"
"Gue butuh bantuan lo."
"APAAN?!"
"Jutek amat mbak jawabnya."
"What? Serius nih. Gue gak salah denger, bukannya situ ya yang juteknya kebangetan kecewek."
"Tergantung."
"Maksud lo?"
"Karna lo cantik. Gue gak terlalu jutek dan gue bakal ngusilin lo tiap hari." goda Akasa membuat Geshia menyernyitkan dahi.
"Dasar SINTING!"
"Serah lo mau ngatain gue apa. Gue mah sans aja."
"Cih! Gue mau cabut." ketus Geshia.
Namun Akasa menghadang Geshia dipintu perpus.
"Apalagi ka? Astaga."
"Bantuin gue, bersihin ini semua."
"Ha? Kenapa gue? kan ada Aaron. Gue mau cabut. Pasti Keana nyariin gue."
"Gak bakalan Ges. Karna gue udah bilang ke Keana, kalo lo sama gue."
"Jangan ngarang deh. Minggir!"
"Ges!!" tegas Akasa. Dan itu membuat Geshia terpatung.
Geshia hanya menghela nafas kasar. Dan terpaksa menuruti apa kata Akasa.
"Lo bagian ini. Ntar gue ini." tutur Akasa.
Geshia menekuk mukanya, dan bener-bener sial hari ini bagi Geshia karna harus bertemu dan ditahan oleh orang ngeselin kayak Akasa.
***
*Keana POV
Keana mencari Geshia diseluruh koridor sekolah hingga ke atap sekolah, namun Keana malah menemukan Aaron yang duduk menikmati luasnya pemandangan dari atas gedung sekolah ini. Tanpa basa-basi Keana memanggil Aaron.
"Aaron!" Aaron pun menoleh lalu tersenyum dan menyuruh Keana menghampirinya.
"Kenapa na? Disini aja, gak usah teriak-teriak segala."
"Lo tau Geshia? Gue cariin dari tadi gak ada. Tadi pamitnya ke Toilet tapi lama banget trus aku cek, di toilet gak ada malah ketemu curut printilannya si Akasa."
"Oh Geshia. Dia lagi sama Akasa di perpus."
"Apa?! Gila tuh anak!"
"Lho kok gila? Kenapa?"
"Temen lo tuh kan gak suka sama Geshia. Gue takut Geshia kenapa-kenapa. Kalo Geshia sampai lecet, gue gak maafin lo berdua."
"Lho kok gue juga kena na. Keana! Gue ikut!."
Keana berjalan menyusuri koridor, menuju ke perpustakaan. Dan ya, Keana tak bisa membuka pintu perpus karna dikunci dari dalam. Keana pun teriak, namun dengan sigap Aaron menutup mulut Keana dengan tangannya.
"Diem! Jangan teriak. Ntar gue yang kena." Keana melepas kasar tangan Aaron.
"Lo ngapain sih?! Tiba-tiba bekep mulut gue. Gue khawatir sama Geshia tau ron!"
"Iya gue tau. Tapi, percayalah sama gue. Akasa gak bakal ngapa-ngapain Geshia."
"Absurd banget lo! Mana ada gak ngapa-ngapain."
"Gue serius na! Perlu bukti?"
"Hm."
"Ikut gue sekarang."
Keana pun mengikuti Aaron. Keana hanya terdiam menatap punggung Aaron. Ternyata Keana diajak ke kantin sekolah.
"Ron! Maksud lo apaan?! Kok kesini?" ketus Keana.
"Bentar. Tarik nafas dulu. Jangan marah-marah. Gue pesenin es ya. Mau makan apa?"
"Gue gak laper! Gue gak haus! Gue cuman mau ketemu Geshia."
"Iya. Bentar. Turutin gue sekali aja."
"Mau lo apasih ron?!"
"Mau gue. Lo gak usah bentak-bentak kalo ngomong. Gue gak suka!" tegas Aaron yang berlalu memesan Makanan dan Minuman, sedangkan Keadaan terdiam tertegun.
Aaron yang menyadari ekspresi Keana, dia pun langsung duduk tepat didepan keana.
"Na. Sorry. Gue gak bermaksud kasar sama lo."
"Gue ngerti kok Ron. Gue salah!"
"Iya. Lain kali jangan gitu. Karna orang ya lo ajak ngomong itu, gak tau dia sakit hati apa enggak denger ucapan model kayak lo tadi."
"Hm."
"Yaudah lupakan. Sekarang lo makan ya trus nih minum." Makanan dan minumannya udah didepan mereka berdua.
"Tapi ron.. Ge.."
"Makan dan abisin dulu baru ngomong." Keana pun mengangguk.
***
*Akasa POV
Saking capeknya, Geshia sampai tertidur di perpus. Sedangkan Akasa masih melanjutkan bersih-bersihnya karna nanggung kurang 3 buku juga ngelap meja yang di buat tidur Geshia.
Akasa pun melanjutkan ke arah meja. Namun sebelum itu, Akasa teralihkan pandangannya kearah Geshia yang tertidur dengan menyilakkan rambut Geshia ke belakang telinga. "Lo bener-bener malaikat Ges" _batin Akasa.
Geshia menggeliat, memposisikan badannya juga mematahkan tulangnya hingga berbunyi membuat Akasa cengo. Geshia menatap Akasa yang cengo.
"Lo ngapain pasang muka kek gitu ka?" tanya Geshia heran.
"Lo kok. Creepy banget gue dengernya."
"Haha. Biasa aja kalik."
"Shit!"
"Oh lo mau bersihin nih meja? Sini, biar gue aja." Geshia menyaut lap yang ada ditangan Akasa.
"Ges."
"Hm. Kenapa?"
"Lo abis ini, pulang sama siapa?"
"Gue?"
"Yaiyalah lo! Yang disini sekarang kan cuman gue sama lo Ges."
"Oh kirain."
"Ngeselin juga ya lo!" ketus Akasa.
"Tapi kan gue imut" dengan bertingkah lucu.
"Cih.. Gak! Jijik gue!" namun dalam hati "Stop Ges! Lo kelewat imut."
"Nih. Beres!" ucap Geshia dengan tersenyum lega.
"Jam berapa sih sekarang?" ucap Geshia sambil menatap jam yang ada ditangannya.
"What? Udah jam 4. Gila!"
"Ayo Ka. Keluar."
"Kenapasih emang?"
"Ayo. Buruan!" Geshia menarik tangan Akasa.
Akasa hanya menuruti Geshia. mereka berdua berlari menuju ke kelas ternyata kelas dikunci.
"Gimana ini? Tasku, ada gak ya?" Geshia menerawang jendela.
"Kok gak ada ya ka?" tanya Geshia namun Akasa hanya diam cengo.
"Ka! Akasa! Lo kok malah cengo sih ah!"
"Sorry!" nunjuk tangan Geshia yang masih nge gandeng Akasa.
"Eh." Geshia melepas kasar dan menutup wajahnya karna malu.
"Udah. Mungkin dibawa Keana tas lo."
"Iya kalo iya. Kalo enggak."
"Udah. Kenapa sih, panik banget?!"
"Huh. Gara-gara lo sih."
"Serah!" Akasa berjalan meninggalkan Geshia. Geshia pun yang menyadarinya teriak.
"Ka! Tungguin. Gue takut Anjirrr!"
"Buruan. Jangan Bacot!"
"Iya. Iya. Sabar!"
Hi.. Hi... Udah pada nonton Trailer fmv belum? Kalo belum yuk cek 😘
Geshia berlari menuju Akasa. Ternyata Akasa langsung menuju tempat parkir namun, di parkiran segerombolan Cewek centil si Meira, Clara, Kanya lagi foto-foto di sepeda motor milik Akasa. Akasa yang sudah dari tadi badmood, akhirnya meluapkan semua ke para printilan itu.
"Kalian ngapain?!" ketus Akasa.
"Oh Akasa sayang." sahut Meira.
Lalu Meira centil dideket Akasa dengan ekspresi melirikku sinis dan menyenggolku dalam artian sana jauh-jauh. Akasa yang menyadari, jika Geshia di suruh pergi sama si Meira. Dia pun makin melunjak emosinya namun dikontrol karna inget, yang dihadapannya cewek.
"Udah. Lo ngedusel gue gini, dapetnya apasih?!" ucap Akasa melepas tangan Meira yang melingkar di lengannya.
"Ih Ka.. Ayo pulang bareng." ajak Meira.
"Ogah! Gue ogak boncengin cewek modelan kek lo pada. Yang sekolah tapi gayanya bermake up kayak mau nge clubbing." ucap Savage dari Akasa.
"Ya kan. Penampilan ka. Daripada dia, Buluk." ucap Meira menunjuk kearah Geshia.
Geshia yang menyadarinya. Langsung marah, namun Akasa lebih cekatan.
"Penampilan jidat lo! Kalo penampilan itu yang rapi, bukan malah kayak gini! Kampungan banget mah iya. Gue malah suka Style dari Geshia daripada lo Ra! Ngerti?! Mending lo jauh-jauh. Gue mau pulang! sono! Minggir!!." oceh pedes dari mulut Akasa yang menyakitkan.
"Iya iya ka! Bisa kurangin ga galaknya? Gue takut!."
"Kalo lo takut. Lo gak usah cari masalah sama gue. Ngerti?!." Lalu Akasa menatap kearah Geshia yang sedari tadi menatapnya.
"Ngapain lo cengo. Ayo naik!" pinta Akasa ke Geshia.
"Lo mau nganter gue?" tanya Geshia tak percaya.
"Iyalah Ges. Siapa lagi?!"
Akasa tak menggubris keberadaan Meira DKK, malah asik mengobrol dengan Geshia.
"Ka. Lo curang! Gue sama dia, cantikan gue ka!" keluh Meira.
"What?! Ngaca! PD banget lo ngomong gitu." Akasa terkekeh se akan-akan lucu.
"Trus. Geshia, dia cantik gitu menurut lo?!"
Akasa berhenti tertawa dan menatap Geshia. "Iya. Dia cantik, layaknya malaikat." _Batinnya.
"Kalo Geshia mah. Gue Sans. Kenapa? Karna gue cuman pengen isengin dia setiap menit, jam, waktu." penjelasan tak masuk akal dari seorang Akasa Ramatha.
"Dasar Sakit Jiwa!." ketus Geshia.
"Udah ah. Bacot! Ayo Ges."
"Ya." Geshia pun naik, juga Akasa menyodorkan helm untuk Geshia.
Disisi lain, Meira sangat marah dan cemburu. Karna apa? Karna Meira merupakan mantan kekasih Akasa yang membuat Akasa murung setiap harinya, namun sekarang tidak lagi. Setelah adanya Geshia Tynetha yang bikin Akasa tertawa dan tenang juga semakin berwarna harinya.
"Awas aja. Lo bakal hadapan sama gue!" ucap Meira.
"Udah Ra. Lanjut besok! Sekarang kita Makan kuy!." ajak Clara.
"Skuy girls" ucap Kanya dengan merangkul Meira yang masih ngedumel.
Diperjalanan, Akasa dan Geshia hanya diam canggung. Geshia ingin memulai namun takut terkena semprot Akasa. Akasa yang menyadarinya, dia langsung memulai pembicaraan.
"Kenapa diem aja lo? Lo sakit Ges?"
"Ah. Enggak Ka. Gue mikir aja. Itu tadi gimana ya Meira."
"Yaela, lo mikirin cewek gak bener itu?"
"Iya."
"Udah. Biarin aja."
"Kenapa? Dia siapa lo sih? Kok lo keliatan kesel banget sama Meira."
"Lo mau tau, apa mau tau banget?"
"Mau tau banget."
"Okay gue mau cerita. Tapi kita mampir cari makan dulu ya."
"Okay. Tapi gue.."
"Gue yang bayarin."
"Yashh.. Serius ka? Ntar pesenin Ice Cream."
"Iyaiya. Seneng banget sih mbak, suka Ice Cream emang?"
"Banget."
"Oh gitu."
***
Sesampainya di MCD, lalu memesan dan makanan, minuman, ice cream sudah didepan mata. Akasa menyadari ekspresi Geshia yang sangat amat ceria, yang Akasa gak pernah liat itu.
"Makasih ka." ucap Geshia yang langsung melahap ice cream tersebut.
"Enak?."
"Banget. Mau?" menyodorkan sesendok ice cream.
"Enggak. Buat lo aja."
"Enak beneran. Ntar lo nyesel kalo gak nyobain ka. Ini, aaaa..." menyuruh Akasa membuka mulutnya untuk mencicip ice cream miliknya.
Akhirnya Akasa membuka mulut dan tanpa sadar ia pun tersenyum. Geshia juga tersenyum melihat ekspresi Akasa.
"Enak kan?." tanya Geshia ke Akasa lalu Akasa mengangguk.
"Gue kira lo itu cuman galak dan cuek aja ka. Trus gak bisa senyum, eh ternyata..." tutur Geshia yang sembari asik memakan ice cream.
"Apasih." muka Akasa memerah.
"Kenapa? Malu? Sans aja kalo sama gue ka. Gue anaknya gak terlalu kayak yang lain kok dan juga gak ember. Karna lo tau kan, Keana itu sifatnya sebelas tiga belas sam lo."
"Hm" balas singkat Akasa.
"Ka." panggil Geshia yang memberhentikan Akasa makan.
"Iya. Kenapa?"
"Abis ka." nunjukin wajah ice cream yang udah kosong dengan ekspresi imutnya.
Lalu Akasa yang menyadarinya reflek tertawa.
"Lho kok ketawa sih?"
"Lo kok lucu gini sih Ges?" kata Akasa. "Ini juga, makan ice cream kayak anak kecil. Masih belepotan." lanjut Akasa yang mengelap pinggiran mulut Geshia.
Geshia hanya mematung. Karna perlakuan manis dari Akasa. Dia mikir, Akasa kenapa? Tumbenan baik sama cewek.
"Udah. Mau ice cream lagi? Tapi ini makanannya dimakan dulu. Nanti gue beliin lagi." ucap Akasa yang masih tersenyum.
"Ah.. I-iya" sahut Geshia.
Disaat Geshia makan, disisi lain Akasa merhatiin Geshia dan itu membuat Geshia malu.
"Ka. Lo ngapain liatin gue muluk? Ntar naksir lho." goda Geshia.
"Kepedean banget. Gue liatin lo karna gue mikir, cewek modelan kek lo ternyata sifatnya kek anak kecil ya. Pantesan dijuluki bayi gede sama anak-anak."
"Apasih." hanya ucapan seperti itu membuat Geshia kepanasan dan jantungnya upnormal.
"Sans Ges. Gue cuman heran aja. Gue kali pertama kek gini kek cewek setelah gue putus sama Meira 2 tahun lalu."
Sontak Geshia tersedak. Membuat Akasa kaget karna ekspresi Geshia seperti orang mau mati.
"Ges! Nih minum. Astaga, lo engga pa-pa?"
"Iya. Gue engga pa-pa. Udah lanjutin aja ceritanya." suruh Geshia sembari minum.
"Intinya. Gue sebenarnya putus dengan Meira karna persoalan cowok dan cowok itu, anak SMA BHAKTI." lanjut Akasa.
"Trus ka?"
"Ya itu. Meira main belakang Ges. Gue gak terima dan parahnya mereka udah ngelakuin hal diluar akal sehat."
"What?! Seriously.That sounds absurd ka."
"Emang sih. Tapi gue liat sendiri dengan mata kepala gue saat gue dateng kerumah Miera. Gue dobrak pintu kamar Miera. Dan ya... Gue hancur Ges, gue ngerasa gak becus jadi cowok yang bisa ngejaga cewek gue biar stay sama gue. Alhasil gue gagal jadi Akasa yang baik bagi cewek yang deket sama gue. Gue juga, setelah kejadian itu, gue benci sama yang namanya cewek. Gue bodo amat sama problem tentang cewek. Yang gue punya cuma satu, Aaron yang merupakan sahabat gue. Tapi kurang lebih berjalanannya waktu, Meira kembali ke gue. Tapi sayang, gue terlalu jijik mengingat kejadian itu. Karna dia hari gue suram tanpa adanya senyum dan isinya hanya emosional ego gue."
Geshia hanya terdiam menatap mata Akasa dan mendengarkan curhatan Akasa. Akasa lalu menatap balik mata Geshia dan Geshia melemparkan senyuman untuk Akasa.
"Udah ka?" Tanya Geshia dan Akasa mengangguk.
"Namun, sekarang lo gimana? perasaan lo? Apa masih sama yaitu gelap tanpa warna?"
"Gue masih belum memahami gue yang sekarang. Karna gue selama ini gak pernah tersenyum sekalipun cewek itu bertingkah absurd kayak lo Tapi lo, berhasil bikin gue ketawa hanya karna tingkah lucu lo."
"Ha? Gue?!" nunjuk diri sendiri.
"Iya lo."
"Kenapa bisa?"
"Gue juga gak tau. Mungkin suatu saat bakalan terjawab Ges."
"Hm."
"Kalo lo Ges. Gak ada gitu masalalu kek gue?."
"Ada." Geshia tersenyum namun Akasa menyadari bahwa senyum Geshia palsu.
"Apa Ges? Lo boleh kok luapin amarah lo disini bareng gue."
"Cerita gue. Sama persis sama kejadian lo. Dan lucunya, mantan gue juga sekolah di SMA BHAKTI juga Ka."
"Maksud lo? Gue gak paham ges."
"Mantan gue juga ngelakuin hal yang sama kayak kejadian lo, ngelakuin hal diluar nalar sehat orang. Dan parahnya, cewek itu ngirimin foto dia lagi bersama mantan gue yang pada saat itu cowok itu adalah cowok gue."
"Lo tau, siapa cewek itu?." Geshia hanya bergeleng.
"Gue gak tau ka. Karna wajah dia tertutup oleh rambut, gue cuma liat mantan gue aja." tutur Geshia yang tiba-tiba meneteskan air mata.
Batin Akasa sakit, melihat wanita dihadapannya menangis. "Gue tahu. Lo gak kayak gue Ges, yang bisa nahan emosi tanpa harus nangis. Tapi lo, lo cewek, pasti sakit banget karna lo paling lemah dalam soal hati beda sama gue yang ngandelin logika." batin Akasa.
"Dan itu kejadian juga 2 tahun yang lalu." lanjut Geshia.
"Udah Ges. Gak usah dilanjutin. Gue anter lo pulang ya. Tapi gue bayar dulu bentaran."
Geshia masih duduk sedangkan Akasa beranjak membayar makanan dan memesan ice cream satu lagi untuk dibawa pulang.
"Nih. Buat lo makan dirumah, biar mood lo baik lagi." menyodorkan Ice Cream dua.
"Lho kok dua ka. Kebanyakan."
"Udah. Biar lo moodnya balik."
"Yuk. Jangan nangis lagi! Malu gue yang mau ajak lo makan bareng lagi Ges. Lo kalo nangis jelek banget Ges. Hahha." goda Akasa dan membuat Geshia memukul pundaknya dan mencubit lengan kekar Akasa.
"Ah. Sakit Ges."
"Ngeselin."
"Cengeng banget!,"
"Bodo!"
***
Geshia turun dari motor Akasa. Akasa memasang muka jutek apalagi Geshia yang moodnya ancur parah.
"Thanks ka. Lain kali kalo naik motor jangan ngajak mati!" ketus Geshia.
"Iya Janji." sahut santai Akasa.
"Yaudah gue masuk. Lo pulangnya ati-ati."
Akasa menatap langkah demi langkah Geshia yang semakin menjauh namun Akasa memanggilnya.
"Ges! Tunggu!," Geshia menoleh.
"Gue belum tau nomor lo."
"Oh. Sini hp lo." tanpa basa basi Geshia langsung memberi nomornya ke Akasa.
"Thanks Ges. Gue balik dulu." ucap Akasa. Geshia mengangguk dan menatap Akasa hingga tak terlihat dari pandangannya.
***
*Akasa POV
Sesampainya Akasa dirumah ternyata, lagi-lagi rumah itu sepi. Mama dan Papanya lagu keluar kota. Dia hanya berdua dengan pembantunya.
"Den Akasa udah pulang. Udah makan den?"
"Alhamdulillah udah bi. Bibi?"
"Udah Den."
"Syukurlah. Bi, Papa Mama?"
"Iya den. Seperti biasa."
"Emang ya bi. Yang ibu nyata bagi Akasa cuma bibi." tutur Akasa yang duduk termenung dikursi ruang tamu.
"Den Akasa jangan bicara seperti itu. Nyonya sama Tuan sangat menyayangi Den Akasa, mereka bekerja juga untuk kamu."
"Tapi. Akasa pengen mereka ada buat Akasa seharian aja engga pa-pa Bi. Akasa cuman butuh sandaran mereka." Akasa pun menangis dalam dekapan Bibi Ina.
"Sudah den. Bibi tau perasaan aden. Lebih baik, Den Akasa sekarang mandi dan rebahan pasti capek kan.Sampai pulang malam gini."
"Iya bi. Yaudah. Akasa ke atas dulu ya bi. Bibi nginep disini kan?"
"Iya den."
"Makasih bi"
Akasa pun menaiki anak tangga dirumahnya menuju ke kamarnya. Dia pun sangat capek menghadapi hari ini yang dirasanya cukup panjang, namun hari ini adalah hari keberuntungan dia bisa kenal dengan Geshia. Akasa merasa harinya mulai berwarna sejak kehadiran Geshia. Lalu Akasa mengingat Geshia dan akhirnya berniat buat memberi notice ke Geshia.
Geshia cute📩
Akasa:
"Halo Ges. Malam! Lo lagi apa sekarang?"
Geshia Cute:
"Akasa? Malam juga! Gue lagi rebahan dong. Kenapa? Kangen gue ka? Hahha"
Akasa:
"Engga kenapa sih. Gimana, Ice creamnya? Udah abis? Iya gue kangen"
Geshia Cute:
"Udah dong. Mood gue langsung baik lho ka. Bercanda lo gak lucu ka"
Akasa:
"Syukurdeh. Gue gak bercanda kalik Ges. Ngapain gue bercanda."
Geshia Cute:
"Ah. Serahmu mas!"
Akasa:
"Kok lo kesel sih Ges. Besok gue jemput ya?"
Geshia Cute:
"Gak usah. Gue mau bareng sama Keana."
Akasa:
"Gak mau tahu. Gue besok jemput lo!"
Geshia Cute:
"Lo tuh ya. Batu banget jadi orang ka! Ngeselin."
Akasa:
"Bodo!"
Akasa:
"Yaudah. Gue mau tidur. Lo jangan tidur kemaleman. Besok Gue jemput!"
Geshia hanya menatap layar handphone nya. Berpikir bahwa Akasa benar-benar sinting. Baru juga akrab, udah berani. Geshia baru keinget tas nya, lalu menelpon Keana.
Keana Es 📞
Keana Es:
"Halo! Lo darimana aja sih bontot! Kesel gue"
Geshia:
"Gue abis bantuin Akasa diperpus trus ketiduran. Sorry Na. Lo bawain tas gue ya?"
Keana Es:
"Kagak"
Geshia:
"Serius nyet! Gue grasak grusuk cari tas gue sampai mau nangis."
Keana Es:
"Salah sendiri! Pamitnya kemana, eh malah kemana. ******* lo!"
Geshia:
"yahh.. Mbaknya nge gas. Maafin gue Na. Maaf banget. Jangan marah, please"
Keana Es:
"Tas lo di gue. Ambil besok aja. Gue lagi diluar gak dirumah."
Geshia:
"What?! tumbenan. Sama siapa lo? Cowok lo ya? Siapa na?"
Keana Es:
"Bacot! Bukanlah. Sama Aaron, nemenin dia beli perlengkapan tulis."
Geshia:
"Sejak kapan kalian dekat? Anj*ng lo ya. Gak kasih tau gue!"
Keana Es:
"Apasih! Gue gak deket. Lo tuh paling yang deket sama Akasa."
Geshia:
"Gue?! Hahah.. Kagak lah. Masak iya gue mau sama cowok Batu Es kek dia, masak gue mau nambah lagi temen seperjuangan yang modelnya kek lo."
Keana Es:
"kok gue?!"
Geshia:
"Gak sadar diri ternyata. Lo tuh Es banget sat! Punya temen gini amat"
Keana Es:
"Yaudah sono, cari temen yang gak kayak gue."
Geshia:
"ngomong apasih Na! Udah ah. See you. Gue mau tidur. Baik-baik sama Aaron ntar kalo jadian jangan lupa PJ nya ya"
Tut... Tut..
Keana Es:
"Woy! Ges! ******* lo ya! Temen macem apa lo. Njirrrr... Inginku penyet aja nih bocah. Udah dimatiin aja."
*Aaron POV
Aaron masih asik memilih peralatan tulis juga gambar, sedangkan Keana mengomel gak jelas kearah handphone nya. Itu membuat Aaron menghampiri Keana.
"Kenapa Na?" tanya Aaron.
"Ini nih Geshia. Ngeselin banget"
"Kenaoa emangnya? Apa yang membuatmu kesal?"
"Kata dia ya.." Keana langsung membulatkan bola mata nya karna hampir keceplosan.
"Dia kenapa?" tanya Aaron lagi.
"ah enggak ron. Dia heboh, karna kan tas nya ada di aku."
"Oh kirain apa na."
"ehhe Iya." Keana menghela nafas lega dan mengelus dadanya.
Tiba-tiba Aaron menggandeng tangan Keana.
"Lihat Na. Lo mau?" nunjuk ke arah stabilo yang bentuknya lucu. Juga pernak-pernik lucu lainnya.
"Enggak ah." sahut Keana.
Tanoa basa-basi Aaron langsung mengambilnya.
"Kok lo ambil ron?"
"Ya gue tau. Pasti lo bakal nolak"
"Apasih"
Akhirnya mereka berdua keluar dari tempat itu dan menaiki mobil pribadi milik Aaron.
"Lo laper?"
"Bangetlah! Pake nanya lagi."
"Yaudah"
"Gitu doang?"
"Mau lo?"
"Enggak." lalu Aaron mengelus kepala Keana membuat keana mematung.
"Enggak." lalu Aaron mengelus kepala Keana membuat keana mematung.
Sesampainya mereka berdua di tempat makan ternyata dari kejauhan ada Geshia yang sedang asik dengan Laptopnya, seperti biasa. Dia rajin banget ngerjain tugasnya di Cafe ataupun modelan kayak MCD karna bisa sambil nyemil.
"Bukannya itu Geshia?" tanya Aaron.
"I-iya ron." Aaron menatap Keana yang sedang gugup.
"Lo kenapa na?"
"Jangan kesana."
"Kenapa? lo lagi marahan sama Geshia?"
"Enggak sih."
"Yaudah." Aaron langsung menggandeng tangan Keana. Berjalan menuju tempat duduk Geshia.
"Ges!" BRAAK!!
Aaron sengaja mendebrak meja dan membuat Geshi terkaget juga melotot kesal.
"Aaron?! Ngapain lo disi--" mata Geshia beralih seseorang dibelakang Aaron lalu ekspresi ngeselin Geshia keluar. (bisa dibayangin kan? Meme able gitu)
"Dimeja lain sono! Jangan disini!"
"Yaelaa... Gabungla Ges!" tutur Aaron.
"Gak!"
"Cih. Lo sendiri? Mana Akasa?"
"Iyalah sendiri. Kenapa tanya akasa ke gue sih?"
"Yakan lo kemarin seharian bareng Akasa."
"Iya bareng karna terpaksa"
"Lo murid baru tapi banyak bacot ternyata ya Ges."
"Tergantung!" bales jutek dari Geshia.
"Cuihh"
"Udah debatnya?!" Keana angkat bicara.
"Udah kok Na." sahut Aaron sedangkan Geshia senyum usil.
"Ngapain lo senyum kek gitu Ges? Jijik gue!"
"Enggak kok. Udah sono, tuh meja sepi" Geshia nunjuk kearah meja sebelahnya.
Dengan ekspresi kesal, Aaron akhirnya memilih dimeja dekat Geshia. Sedangkan Geshia masih asik dengan laptopnya walaupun sesekali melirik kearah Keana. Keana yang menyadarinya semakin kesal atas tingkah Geshia.
"Na. Lo mau makan apa? Minum apa? Gue traktir."
"Gue gak pengen apa-apa Ron."
"Kalo gak mau makan. Minum aja"
"Hm. Gue mau Es Cappuccino aja."
"Okay."
Geshia menatal Aaron, namun Aaron buang muka.
"Cih. Napa tuh anak? Pms kalik ya." lirih Geshia.
Lalu kembali Geshia menatap Keana dengan muka ngeselin.
"Terusin aja muka lo kayak gitu. Tapi ntar, lo gak bakal gue kasih ampun Ges!" bisik Keana agak mendekat ke Geshia.
"Ihh takut."
"Ngeselin banget sih lo Ges! Nyesel gue punya temen kek lo!"
"Hahaa... Oh ya?"
"Up to you!"
Aaron pun kembali ketempat duduk, memyadari muka Keana yang ditekuk membuat Aaron berpikiran negatif.
"Lo kenapa na?"
"Kenapa apanya?"
"Kok muka lo ditekuk gitu?"
"Tuh gegara si bontot!" nunjuk kearah Geshia dan Aaron menoleh juga menatap sinis Geshia.
"Ohooo.. Sans guys. Gue mau cabut ini juga. Bye" ucap Geshia yang cabut meninggalkan mereka berdua.
***
Geshia sebenarnya murid baru, namun belum sepenuhnya berkenalan dikelas. Hanya sewaktu upacara, tiba-tiba ditunjuk sebagai pemimpin regu dan bertemu dengan Akasa juga Aaron yang udah tau nama dia. Juga tak lain Keana adalah sahabat Geshia dari masih bloon sampai sekarang.
Hari ini, kali pertama Geshia memasuki kelas. Entah dia bakalan sekelas sama Keana atau tidak. Namun, dia berharap iya. Karna sewaktu upacara, dia membantu kelas Keana.
Seorang guru pengajar bersama seorang siswi menuju ke kelas IPA. Guru tersebut mengajak muridnya berbincang sebentar dan berusaha agar membuat ia tidak begitu gugup. Karena Guru itu menyadari bahwa tangan siswi itu dingin, juga sesekali menggigit bibir bawahnya juga tidak bisa diam.
"Kelas baru. Temen baru, walaupun gue udah kenal Keana, Aaron, Akasa tapi gue masih nervous akut." ia berucap dalam hatinya.
"Geshia. Kamu gugup ya? Coba berdoa dulu dan gak usah gugup, anak-anaknya baik semua kok." ucap guru tersebut menenangkan Geshia.
Geshia hanya mengangguk dan tersenyum terpaksa. Ia benar-benar diluar kendali dan sangat gugup. Jantung dia upnormal ditambak Takut. Gemeteran. Panik. Keringat dingin.
"Nah.. Ini kelasmu Geshia." ucap Bu Desi ketika mereka berdua berhenti tepat dipintu kelas XI IPA 2.
"Hm.. IPA 2. Yang terkenal adanya Prince Charming itu kan ya." Geshia membatin lagi karna Geshia masih belum tau Prince Charming itu siapa.
"Ayo,Sini Sayang." Panggil Bu Desi dengan menggandeng tangan Geshia.
"Astaga! pas gini, kenapa perut gue gak bersahabat. Please, ayolah." batin Geshia lagi.
Hingga tibalah dia berada dihadapan Siswa/siswi penghuni kelas XI IPA 2. Suasana yang awalnya ricuh, ketika Geshia masuk semua diam yang ada hanya keheningan dan suara bisikan. Sesekali Geshia menelan ludahnya dan membuatnya semakin gugup.
"Namamu siapa sayang?" tanya Bu Nike yang sedang mengajar pelajaran Bahasa Inggris dikelas tersebut.
"S--saya Geshia ibu. Geshia Tynetha, pindahan dari SMA BHAKTI."
"Babon! Cantik banget kayak bidadari cuyy!!" tutur Arga, si ketua kelas tapi bacot nya gak ketulungan.
Disisi lain, Akasa hanya fokus dengan pekerjaannya. Sedangkan Aaron memukul bahu Akasa berulang kali yang duduknya didepan Akasa. Akasa posisinya duduk sendiri sedangkan Aaron duduk dengan Arga.
"Apasih ron! Udah bosen idup lo?!"
"Dihh! Itu. Liat!!" nunjuk kearah Geshia.
Akasa Speechless menatap Geshia. Keana yang menyadarinya pun, iseng jahilin Akasa.
"Kalo liat, kedip dong!" goda Keana.
"BERISIK!" sahut Akasa.
"Cih!"
Lalu Bu Desi menatap semua murid dikelas itu. "Ada bangku kosong?" tanya Bu Desi.
"Itu Bu. di Belakang nya Arga!" seru murid seisi kelas.
"Di sebelah saya aja Bu." Arga nyengir lebar tanpa dosa.
"Yee kunyuk! Lo mau ngusir gue?! Sat emang!" kesal Aaron.
"Sudah. Arga sama Aaron saja" perintah Bu Nike. "Toh. Kalau kamu ingin dekat dengan Geshia, dia juga ada dibelakang kamu Arga."
"Ceileehh.. Gayanya si Arga, sok-sokan mau deket. Berasa liat K-Drama aja nih. Haha" goda Jordan.
"Cieeeee!!!" kompak seisi kelas kecuali Akasa.
"Apasih. Gak jelas,semua!" batin Akasa kesal.
Akasa yang sedaritadi tak berekspresi. Matanya melirik cewek yang baru saja mengisi kekosongan bangku yang tepat ada disebelahnya. Setelah berbulan-bulan duduk sendirian, akhirnya Akasa tidak duduk sendirian lagi.
"Cieee... Si Batu Es akhirnya gak jomblo lagi." ledekan semua murid tertuju pada Akasa.
"Geshia, coba kenalan dong sama Akasa." seru Jordan.
"Ka. Dia anak baru lho! Jangan galak-galak."
"Geshia. Lo kudu tahan banting ya kalo udah sama Akasa." tutur Jordan lagi.
"Dan! Lo bisa diem gak?! Berisik!" ketus Akasa.
"Geshia. Danger! Dia anjing galak Ges!"
Celotehan semua murid seisi kelas membuat kelas riuh ricuh. Geshia tak menyangka, sambutan dari teman barunya sesuai Ekspetasinya. Padahal Geshia udah berpikiran negative tentang kelas dan teman barunya, tapi ternyata dugaan dan propektif dia salah besar. Maybe, mulai hari ini pasti Geshia mulai membuka lembaran baru juga cerita baru dengan teman dan kelas barunya hari ini. Geshia Hope, semoga berjalan lebih menyenangkan kedepannya...
"Kenalin. Gue Akasa. Paling gak suka duduk sama orang yang Berisik, bawel dan banyak bacot. Dan ini buat lo, kalau lo selama duduk sama gue banyakin bacot mending lo pindah tempat duduk aja." ketus Akasa.
Geshia terheran dengan sikap Akasa. Padahal kemarin baik-baik aja, namun sekarang berubah. "Ini orang, kesambet apasih?" batin Geshia.
"Jawab kek. Bukan malah diem!" ucap Akasa.
"Iya ka." sahut Geshia kalem.
"Sorry Ges. Gue sengaja. Karna gue gak mau temen-temen tau, kalo gue udah kenal sama lo." batin Akasa.
Tak disangka, sedari tadi Aaron menatapnya sinis. Geshia yang menyadari, membalas dengan tatapan tajam.
"Biasa aja natapnya mbak!" gertak Aaron membuat Bu Nike dan seisi kelas kaget.
"Kenapa Aaron?" tanya Bu Nike.
"Maaf Bu Reflek!" ucap Aaron cengengesan, Bu Nike tergeleng-geleng.
"Emang lo kenal gue?!" ucap Geshia.
"Tau!" sahut Aaron kesal.
"Cih!"
"Ges!" panggil Keana. Geshia pun menoleh.
"Apa Na?" bisik Geshia.
"Enggak. Nanti aja. Gue cuma manggil."
"Cih. Anjirrr lo!"
2 Jam pelajaran telah berlalu. Sekarang pergantian pelajaran. Seorang guru memasuki kelas dengan membawa setumpuk buku tulis milik semua murid. Sepertinya, mood nya sedang tidak baik karna sudah terlihat dari wajahnya yang suram.
"Baik! Buka buku paket kalian, buka Bab 2 lalu Resume materi tersebut. Mengerti?!" perintah seorang guru Matematika Wajib.
Geshia memperhatikan Akasa yang sedang mengambil buku paket di tasnya dan membuka buku paket tersebut, lalu Geshia menggeser tubuhnya mendekati Akasa untuk melihat buku paket milik Akasa. Akasa melirik dingin kearah Geshia dan membatin "Ngapain sih lo?!" .
"Ka. Mau lihat. Gue gak ada buku, lo kan tau gue murid baru ka." balas Geshia yang sadar jika Akasa meliriknya dingin. "Buku paket gue belum dateng ka." lanjutnya.
Akhirnya tanpa menggubris, Akasa langsung menggeser bukunya ke tengah agar bisa melihat soal-soal dengan adil. Geshia tersenyum melihat perlakuan lucu Akasa.
"Kirain lo pelit ka. Kukira lo berubah. Ternyata enggak." pikir Geshia gemash melihat sikap Akasa.
Geshia masih menatap Akasa dengan hikmat. Akasa yang terfokus mengerjakan soal-soal terlihat dengan mudahnya dalam mengerjakan, seperti tidak ada kendala.
"Ka. Gampang ya?" tanya Geshia dengan melempar senyuman.
"Liat sendiri soalnya. Kan situ punya mata sih." ketus Akasa tanpa melihat Geshia.
"Ketus banget sih!" lirih Geshia.
"APA LO BILANG?!" nada tinggi Akasa, "APA?!" Geshia tersontak kaget menjawab cepat pertanyaan yang terlontar dari mulut Akasa.
Lalu Akasa terdiam dan kembali ke pekerjaannya. Geshia hanya berdecak kesal atas perlakuan Akasa yang jutek.
"Ka. Ini susah, gue gak ngerti ka." balas Geshia.
"Itu artinya lo apa?," bisik Akasa. Geshia menyernyit "APA?!"
"Lo **** Ges!," jawab Akasa dingin.
Jleb! Kali pertama Geshia mendapat perkataan dari Es Batu.
"Udahlah. Lo diem! Gue mau konsentrasi buat ngerjain." ucap dingin Akasa yang kemudian terlarut dalam soal tersebut.
Geshia kesal dan cemberut. Sakit hati banget dikata **** sama si Batu Es, padahal Geshia itu gak ****-**** banget jadi cewek. Buktinya dia jago nulis cerita fiksi, memasak, bernyanyi juga melakukan hal yang membuatnya senang.
So, Geshia memilih untuk diam namun lebih asik dengan imajinasinya sendiri. Bersenandung lirih juga mencorat-coret buku bersampul Rainbow miliknya.
ANNOUNCEMENT 📌
Diharapkan untuk yang membaca lagunya sembari mendengarkan musiknya. Hayati setiap kata perkalimat. Semoga kebawa perasaan ya kalean 😁
Song 🎵: I'M IN LOVE _ REZA DARMAWANGSA
"Woke up alone
In the middle of the night
It was all on my head all of the bads things
The fight and the tears
I just can't believe
It's all over now
Keep talking to myself
"what did I do wrong?"
But I guess it's just pointless
I just can't seem to move on
Here I am now
Faking smiles and forcing a laugh
But then I saw you standing there
You asked me if I was okay"
Geshia bersenandung sesuka hatinya. Kelas memang hening dan membuat seisi kelas mencari siapa yang bersenandung merdu itu. Guru yang didepan hanya melihat dan menghiraukannya.
"I'm in Love
What I feel inside of my heart
I'm in Love
I know you will take away the clouds
I know when I see your eyes
I just can't lie
I'm in love
It's been three months
Since the day we met and you made it so
Easy to let go
I know it's to soon
But I can't help fall for you
Over and over again
I'm in Love
What I feel inside of my heart
I'm in Love
I know you will take away the clouds
I know when I see your eyes
I just can't lie
I'm in love"
Geshia masih asik bernyanyi dan mencorat-coret buku yang dihadapannya. Tanpa menyadari, bahwa Akasa menatapnya sedari tadi juga mendengarkan nyanyiannya lalu diputuskan berhenti sejenak hanya untuk mendengarkan Geshia bersenandung.
"Ini cewek, malah nyanyi bukannya ngerjain. Geshia, Geshia." batin Akasa heran.
"Don't you understand
that you're the only one
Don't you need a thing I just need you
Right now
I'm in Love
What I feel inside of my heart
I'm in Love
I know you will take away the clouds
I know when I see your eyes
I just can't lie
I'm in love
I'm in love
I wanna kiss you tonight
I'm in Love
Be with you for the rest of my life
I know when I see your eyes
I just can't lie
I'm in love with you
Ahh.... Ahh.... Ahh....
Ahh....
I'm in Love"
Geshia mengakhiri nyanyiannya lalu menidurkan kepalanya diatas meja dengan melipat tangan sebagai bantal. Ia menatap Akasa yang masih sibuk fokus kepada soal-soal yang dianggap Geshia susah. Geshia diam-diam memperhatikan setiap postur wajah Akasa.
Alisnya lumayan tebal, Matanya mirip mata kucing, bibirnya berwarna pink, rambutnya berwarna cokelat gelap. Akasa Ganteng pake banget, tapi sayang galak, jutek, dingin.
"Padahal cogan tuh apalagi face kek Akasa tuh, nge gemesin. Kalo inget senyum dia bawaanya pengen karungin. Tapi sayang, karakter doi jutek, bodo amat, sadis, no mikir 2 kali. Duhh" batin Geshia yang tertawa dalam hati.
"Geshia ngapain sih, ngeliatinnya kayak gitu banget." batin Akasa yang menyadari bahwa Geshia ngeliatin dia.
"Akasa! Ajarin gue dong." pinta lembut dari Geshia sambil beberapa detik melirik buku paket.
"Kerjain aja dulu. Ntar gue proscek bener atau salah lo ngerjainnya. Coba dulu! Usaha!," ketus Akasa yang sebenernya ada benernya juga.
"Okay!" Geshia mengubah posisinya menjadi tegak, meraih buku dan bolpoin miliknya lalu mengerjakan soal tersebut.
Geshia terlihat tenang dan serius mengerjakan soal tersebut. Geshia benar-benar membenci pelajaran Matematika karna dia tidak bisa dan malas banget kalau membahas tentang matematika dan anehnya baru sekarang ia terlihat bersemangat mengerjakan soal itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!