Akasa Ramatha

Sudah beberapa jam Geshia dan Akasa di atap gedung sekolah. Dan membuat keduanya memutuskan untuk kembali ke kelas. Karna waktu istirahat sudah berakhir karna permasalahan itu.

Akasa membalik badan tanpa sepatah kata, meninggalkan Geshia yang masih diam mematung. Namun, Akasa memberhentikan langkahnya dan menoleh ternyata Geshia masih mematung. "Ges!," panggil Akasa tapi tidak ada respon.

"Geshia Tynetha!" akhirnya Geshia terkaget lalu menoleh, bingung.

"Ya?!"

"Lo mau balik ke kelas ga?"

"Ha? Ah, ya." sahut Geshia yang masih belum sadar penuh.

Akhirnya mereka berdua kembali ke kelas. Ketika perjalanan menuju ke kelas, di depan kelas XI IPA 2 ramai sekali, entah ada apa. Namun, Akasa dengan santainya berjalan dengan diikuti Geshia dibelakangnya.

"Nah.. Itu Akasa!" tutur salah satu murid yang tak lain si Aaron, biang rusuh dan membuat semua kerumunan menoleh kearahnya.

Akasa yang hendak sampai dikerumunan tiba-tiba Miera muncul dihadapannya.

"Oh. Jadi... Dia sekolah disini?! Sekelas sama lo ka? Trus..."

"Berisik!" putus Akasa langsung melewati Miera.

"Akasa! Gue belum selesai ngomong!" kesal Miera yang mengejar Akasa hingga ke kelasnya.

"Ka! Jelasin ke gue.. Ngapain cewek itu disi..." Miera menatap Geshia yang tiba-tiba duduk disebelah Akasa.

"Hei! Lo! Ngapain lo duduk disebelah Akasa?!" teriak Miera menjadi-jadi.

"Ini tempat gue! Kenapa? Gak boleh? Toh Akasa gak ngeluh tuh." sahut santai dengan senyuman Geshia.

"Lo berani sama gue?!"

"Udah! Lo ngapain disini?! Kelas lo disono! Bukan disini! Mending lo keluar sekarang!," tutur Akasa yang berekspresi dingin.

"Tapi ka..." Akasa tanpa menggubris sedangkan teman se geng nya Miera langsung menggandengnya keluar.

Kini teman-teman sekelas tertawa juga terheran melihat kejadian ini, seolah-olah ini adalah hiburan.

Akasa juga Geshia hanya terdiam. Canggung juga Geshia hanya berani menatapnya jika Akasa sedang naik darah. Tiba-tiba..

BRAAAKKK!! (Mendebrak meja)

Sekumpulan kampret mengerubingi Akasa dan Geshia.

"Yoo Man! Lo keren tadi." ucap Aaron.

"Bacot!," sahut Akasa.

"Tau nih! Gak tau orang lagi emosi apa." sahut Arga.

"Tapi lo tadi, keren bro! Haha" lanjut Jordan.

"Kalian bertiga, bisa gak. Seharian aja. Gak usah bikin gue naik darah? Ha?!" ketus Akasa.

"Kaga!" ucap mereka bertiga bersamaan.

Lalu Keana yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya yang hanya terdiam juga menggigit bibir bawahnya membuat Keana khawatir. Keana memegang tangan Geshia.

"Lo gak pa-pa?" Geshia tampak kaget dan menatap Keana.

"I-iya. Gue gak pa-pa kok. Sans aja na." sahut Geshia tersenyum.

Disisi lain, Akasa hanya melirik Geshia juga merasa bersalah.

"Sorry Ges. Lo pasti bakalan benci gue karna sikap dan sifat gue." _batin Akasa.

"Ges! Lo gak diap-apain kan sama nih batu es?" tanya Arga. Geshia menggeleng.

"Syukurdeh! Gue kira lo bakal di diiket sama diapa-apain sama nih orang" tutur Arga sambil melirik Akasa yang tadinya menunduk langsung mendongak menatap Arga tajam.

"Mulut lo ga! Gak pernah di ngajiin apa?!"

"Ehhe.. Canda bro. Aelahh.. Emosi muluk, ntar lo stroke gimana?"

"Ga! Lo sekali ngomong gak bener. Lo gak selamet!"

"Iya iya. *****!"

"Nge gas!" sahut Jordan.

"Tau! Kek emak-emak!" lanjut Aaron.

"Siapa?!" gertak Akasa.

"Itu. Miera ka. Miera. Aelaaahh, serem amat punya temen kek lo ah." balas Aaron kaget.

"Bodo!"

"Emang dasar batu es ya lo itu ka. Tapi lucu sih, bikin gue penasaran sama lo." _batin Geshia.

***

Tepat ketika jam sudah menunjukkan jam 16.30 (Fullday), bel tanda pulang berbunyi. Seluruh murid pun mengemas barang-barangnya kedalam tas lalu meninggalkan kelas.

Akhirnya,

Pulang!!!

Geshia berdiri di bangkunya, bersamaan dengan Akasa yang hendak pergi dari tempat duduknya. Sambil berjalan keluar kelas, Geshia membuka handphone nya untuk segera menghubungi kakaknya - meminta untuk dijemput.

Geshia: Mas Ganen, Jemput ya. Geshia udah pulang sekolah nih.

Sambil menunggu balasan Whatsapp- nya Mas Ganendra. Geshia mengikuti arah siswa, yang mungkin arah tujuannya sama seperti dia, yakni didepan gerbang sekolah. Tapi, nyatanya tujuan mereka sebelum pulang yaitu ke kantin terlebih dahulu. Geshia pun menjadi bingung.

"Duh. Lobby nya dimana ya? Kok jadi bingung sih gue." Geshia bergumam dengan menggigit bibir bawahnya.

Ckling! (Sebuh notice pesan)

Ponsel Geshia berbunyi, dengan cepat ia melihat layar handphone miliknya. Lalu membaca pesan balasan dari Kakaknya.

Mas Ganendra 💜: Maaf dede. Mas gak bisa jemput kamu sekarang, mas tiba-tiba ada meeting dadakan ini. Gimana? Kamu nebeng aja sama Keana ya? Atau gak, Mas pesenin Go-jek aja.

Bibir Geshia manyun dan kesal. Lalu membalas Pesan Kakaknya.

Geshia: Hm. Yadeh gpp mas. Geshia cari tebengan aja mas. Biar gak ngeluari uang. Hehe.. Tapi ntar, Mas pulangnya bawain Curros ya?

Tiba-tiba bunyi notice lagi.

Mas Ganendra 💜: Yaudah kalau maunya gitu. Maafin mas ya dede, Ya nanti mas beliin makanan sama minuman kesukaan dede. Pulangnya hati-hati ya sayang ♡.

Geshia: Siap Komandan, dadah mas ✋

Geshia memasang muka kusut dan berpikir mau pulang bareng siapa? Pikirannya hanya tertuju kepada Akasa namun, ia urungkan karna mana mungkin Akasa mau di tebengin orang konyol kek Geshia.

"GESHIA!!"

Suara panggilan itu membuat Geshia menoleh, mendapati seorang lelaki yang tersenyum kearahnya dan berjalan menghampirinya. Yang juga disebelahnya ada lelaki lain.

"Arga," sapa Geshia.

"Lagi nunggu jemputan ya?" tebak Arga.

Geshia menggeleng, "Kakak ku gak bisa jemput karna ada meeting dadakan. Aku mau minta Papa sama Mama juga posisi Papa meeting sama kakak dan Mama jagain rumah. Di depan sekolah, taksi suka lewat engga ga?"

"Suka. Tapi kalo udah jam segini mah jarang banget lewatnya. Kenapa, lo pengen pulang naik taksi?" tanya Arga.

Geshia kini mengangguk.

"Oh. Emang rumah lo dimana?"

"Di Summershine"

"Waaahh.. Ternyata deket rumah lo, Ka!" Arga menabok bahu Akasa. "Udah, lo anterin tuh si Geshia. Sekalian lo pulang juga ka."

Akasa melotot. "Ogah! Lo aja anterin. Gue gak nerima tumpangan siapapun! Gue cabut. Bye!"

"Yah. Bensin gue hampir merah bray. Udah lo aja, kasian tuh Geshia. Masa lo tega sama Anak baru." Arga menepuk dan merangkul Akasa sambil tersenyum merayu.

"Apaansi, enggak ah. Males!" Tolak Akasa.

Geshia hanya melihat tingkah kedua lelaki tersebut yang saling menyuruh dan membuatnya berdehem karna merasa canggung, "Gue balik pake taksi aja. Kalian gak usah saling suruh gitu."

"Eh. Jangan Ges! Lo bareng nih batu es aja. Akasa rumahnya di daerah SummerShine juga kok." kata Arga.

"Maksa banget sih lo ga! Bangke" kesal Akasa.

"Udahlah bro. Sekali-kali gitu boncengin cewek sekaligus gebet (bisik arga)"

"Mata lo!"

"Dua!"

"Bodo ah!"

Pada akhirnya, Akasa menyerah dengan perdebatan Arga karena telinganya terasa panas kalau sudah berdebat oleh kampret-kampretnya yang pasti tak akan ada habisnya ketika sedang nge bacod ria.

Dengan berat hati, Akasa meninggalkan tempat dan jalan menuju ke luar gedung yang tak lain menuju ke arah tempat motornya diparkirkan dengan didampingi seorang cewek disampingnya, Geshia.

Sampai diparkiran, Geshia menunggu Akasa mengambil motornya. Dan didepan lobby sekolah, Arga berseru memanggil nama Geshia.

"Hati-hati dijalan Ges! Jangan lupa berdoa, Akasa kalo bawa motor kayak ngajak mati!" seru Arga dari kejauhan.

Beberapa saat kemudian, motor Akasa berhenti tepat didepan Geshia. Geshia segera naik ke boncengannya lalu seketika Geshia menjadi sorotan setiap murid yang melihat mereka berdua.

"Kenapa perasaan gue gak enak ya? Disepanjang jalan, gue seperti diliatin. Masa iya, si Akasa ini adalah si Prince Charming itu?" _gumam Geshia.

Diperjalanan, Akasa dan Geshia sama-sama terdiam tanpa adanya pembicaraan. Akasa memfokuskan diri pada kendaraan yang dibawanya sedangkan Geshia sibuk dengan imajinasinya, pikirannya, juga hembusan angin diperjalanan itu.

"Seru juga ya. Naik motor gini. Udah lama gue gak naik ginian. Terakhir naik sama mantan tapi mogok ditengah jalan." Cerita Geshia tiba-tiba yang disusul dengan tawa kecil lucu kebiasaannya.

"Lo curhat?" celetuk Akasa.

"Engga kok. Cuma mau kasih tau aja."

"Emang gue mau tahu? Kan engga"

Jleb! Jdasshh!

Percakapan selesai dan kembali dalam keheningan lagi.

***

"Itu, Rumah warna kuning cerah." Geshia menunjuk rumah berwarna kuning cerah.

"Bukannya lo tau rumah gue ka. Kenapa? Lo seakan-akan gak tau ya." _batin Geshia.

Motor Akasa berhenti, tepat didepan rumah yang Geshia tunjuk tadi, lalu Geshia pun turun. Matanya melirik sebuah mobil hitam yang terparkir di halaman rumahnya, kemudian ia menatap Akasa.

"Makasih ya, udah nganter gue sampek rumah. Mau mampir dulu, engga ka?" ucap Geshia, ramah.

"Engga." cetus Akasa.

"Ya udah. Lo langsung mau pulang?" tanya Geshia basa-basi dan tampak banget ***** nya.

Tanpa menjawab, Akasa menyalakan motornya yang hendak pergi. "Gue Pulang."

"Dadah, Akasa! Hati-hati!"

Setelah Akasa hilang dari pandangannya, Geshia membuka pagar rumahnya dan masuk. Dalam hatinya bertanya-tanya, Mobil siapa yang terparkir di halaman rumahnya. Jika itu mobil Kakaknya, kenapa plat nomornya berbeda? Apakah ada tamu didalam?

Dengan gaya FBI, Geshia melirik ke dalam rumah tepatnya di ruang tamu. Ada seseorang didalam sana, tepatnya sedang duduk disofa. Perasaan Geshia menjadi campur aduk seperti gado-gado.

"I-itu siapa sih?" gumam Geshia.

Tepat disaat Geshia bergumam, lelaki itu menoleh ke arahnya. Blaarr!

".... Kak Fajril?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!