Sekelebat

"Jadi kau mau ikut lagi?" Mia melihat Arka sudah ada di depannya.

"Iya, bolehkan? kau sudah lihat beberapa hari ini aku tidak mengganggumu."

"Iya sih. Yasudah, awas kalo ganggu." Mia menunjuk wajah Arka sebagai ancaman.

"Siap, bos."

Sudah beberapa hari ini Arka selalu memaksa ikut ke kantor dengan alasan bosan di rumah. Entah kenapa sejak hari dimana Arka tiba-tiba muncul di kantor, dia merasa familiar dan nyaman dengan tempat itu, dan mungkin saja bisa mengembalikan ingatannya lalu mengetahui penyebab kematiannya.

Selagi menunggu taksi, Mia mendapat pesan dari Leo kalo hari ini langsung saja ke restoran sebuah hotel untuk sarapan sekaligus rapat dengan Mr.Alex.

Ketika taksi datang Mia membuka pintu lalu menyuruh Arka masuk duluan.

"Geser dong."

Sopir taksi menatap heran pada Mia yang bicara sendiri.

"Ini kemana? kok bukan ke arah kantor." tanya Arka.

"Kata Leo langsung ke hotel aja."

"Oh."

"Baik, non." jawab sopir taksi meski bingung Mia tidak terlihat berbicara dengannya. Sedangkan Mia cuma nyengir kuda, direspon seperti itu.

***

"Pagi, Leo. Mr.Alex belum datang?" sapa Mia.

"Belum, mungkin bentar lagi."

Mia duduk di samping Leo dan Arka di depan Mia.

"Kenapa aku gak tau jadwalnya diubah?" Mia bertanya pada Leo.

"Sekretarisnya menelpon tadi pagi, katanya nanti siang Mr. Alex ada urusan lain jadi rapatnya minta dipindah ke waktu sarapan. Dia kolega penting jadi harus diturutin apapun itu selagi masuk akal."

"Oohh."

"Iya. Nanti aku kenalin sama mereka biar urusan kayak gini kamu yang handle."

"Iya."

"Selamat pagi Leo."

Tak lama terdengar sapaan dari seorang lelaki bule paruh baya diikuti seorang wanita yang mungkin umurnya di atas Mia beberapa tahun.

"Pagi Mr. Alex, silahkan duduk." Leo menjabat tangan Mr.Alex dan sekretarisnya secara bergantian.

"Kenalkan ini Mia asisten baru saya." Leo menunjuk Mia.

"Oh hai, nice to meet you, Mia. Ini Lola sekretaris saya." Mia tersenyum lalu menyalami Mr.Alex kemudian berpindah pada Lola.

Mia terkesima melihat wajah cantik Lola yang dipoles riasan tebal juga pakaian yang terkesan berani untuk seorang sekretaris, membuat tampilannya terlihat lebih seperti nyonya muda dibanding sekretaris.

"Udah kamu berdiri aja gak usah duduk." ucap Mia pada Arka yang cemberut karna kursinya akan diduduki oleh Lola.

"Ya?" tanya Lola heran. Bukan hanya wanita itu yang heran, tapi Leo dan Mr.Alex pun sama herannya membuat Mia gelagapan.

"Eh, itu tadi kursinya terlihat kotor." Mia tersenyum kaku. Lola memeriksa kursinya sebelum kemudian duduk setelah memastikan kursinya bersih.

Setelah memesan mereka melanjutkan obrolan, membahas pekerjaan.

"Jadi, kali ini pun Tuan Devan tidak mau menemui saya secara langsung?"

"Maafkan sekali Mr.Alex, Tuan Devan masih sibuk di luar negri."

Mr.Alex mengangkat sedikit sudut bibirnya.

"Saya sedikit kecewa karna proyek sebesar ini bisa dia serahkan pada asistennya."

"Saya yakin saya tidak akan mengecewakan anda walaupun hanya seorang asisten."

Mia merasakan aura canggung di meja ini memilih menyibukkan matanya melihat-lihat isi restoran. Kemudian matanya menangkap Arka yang duduk di meja depan mereka. Mia melihat pergerakkan aneh dari Arka, dia terlihat memegangi kepalanya kemudian menghilang entah kemana.

Mia celingukan mencari keberadaan Arka, tapi dia tidak menemukannya.

"Mia." Leo memanggil Mia untuk ketiga kalinya.

"Iya, kenapa?"

"Kamu cari apa? dari tadi kamu gak fokus. Mr.Alex nanya sama kamu." Leo bertanya dengan suara pelan.

"Maaf, Mister." Mia tersenyum meminta maaf.

"Tak apa." pria itu membalas senyum Mia

"Jadi, kamu baru lulus? " tanya Mr.Alex lagi, setelah tadi tak mendapat jawaban.

"Iya, Mr.Alex."

"Berarti masih muda sekali, ya."

Mia mengangguk, "Usia saya 21 tahun,"

"Wah wah, pintar sekali kau Leo, mencari asisten." Mr.Alex tertawa.

"Terimakasih. Kebetulan Astra Group memang selalu mencari fresh graduate supaya bisa diasah dari nol dan kebetulan Mia memenuhi kriteria kami."

"Begitukah? Tapi dari yang kudengar, Mia adalah satu-satunya yang dipanggil secara khusus oleh Devan." Tawa pria bule itu berubah menjadi seringaian. Terlihat sekali dia sedang memancing Leo.

"Ternyata berita cepat sekali tersebar. Apa anda punya seseorang di Astra Group?"

"Jadi benar? lalu kenapa dia tidak membawa nona Mia ke luar negri bersamanya?"

"Untuk itu anda bisa tanyakan sendiri pada Tuan Devan."

Mr.Alex tersenyum miring, "Benar, akan aku tanyakan langsung. Tapi, tentunya Devan harus kembali agar aku bisa bertanya secara langsung."

"Secepatnya dia akan kembali, Mr.Alex. Tunggu saja."

"Tentu, aku tunggu."

Tak ada lagi percakapan. Hanya ada tatapan tajam dari Leo dan wajah mengejek dari Mr.Alex. Mia merasakan suhu di meja tersebut kian menurun.

Terlihat Lola membisikan sesuatu pada Mr Alex.

"Sepertinya kita harus menyudahi pertemuan hari ini, Leo."

Leo merubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

"Kau tenang saja, proyek ini pasti akan berjalan lancar seperti keinginan kita."

"Saya harap seperti itu, Mr. Alex." Leo berdiri, begitupun Mr.Alex.

"Sampai jumpa di pertemuan berikutnya. Dan aku harap Devan ada saat itu."

"Tentu, mister."

Mr.Alex dan Leo berjabat tangan, kemudian tangan Mr.Alex berpindah pada Mia.

"Sampai bertemu lagi, Nona Mia." Mia membalas jabatan Mr.Alex yang tersenyum seperti menggoda pada Mia.

"Iya, mister." jawab mia melepaskan pelan tangan pria itu.

Setelah itu Mr.Alex dan Lola pergi, begitu juga dengan Mia dan Leo.

"Kita kembali ke kantor pakai mobilku saja." ucap Leo pada Mia, tapi tidak ditanggapi oleh gadis itu. Dia malah terlihat celingukan kesana kemari.

"Apa yang kau cari Mia?"

"Hah? tidak."

"Sudahlah, ayo kembali ke kantor."

"Iya."

Sebelum mobil Leo benar-benar melaju, Mia masih mencari keberadaan Arka dengan matanya. Dia penasaran dengan apa yang terjadi dengan hantu itu.

Selama bekerja Mia kurang fokus karna memikirkan Arka yang tadi menunjukkan sikap aneh.

Aneh? justru aku yang aneh karna terus mikirin dia.

Sadar Mia!! Kenyataan kalo dia hantu aja udah aneh, kenapa harus mikirin hal aneh lainnya.

Leo yang melihat Mia mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri hanya geleng-geleng kepala, enggan berkomentar.

***

Ceklek.

Mia membuka pintu rumahnya, dia mengedarkan pendangannya untuk mencari sosok Arka. Lalu dia menemukannya sedang duduk termenung di jendela.

"Kau sedang apa?"tanya Mia.

"Tidak ada." Arka tampaknya tidak terkejut dengan kehadiran Mia yang tiba-tiba.

"Aku mau tanya,"

"Apa?"

"Kau baik-baik saja?"

Arka mengangguk, "kenapa memangnya?"

"Tadi, aku lihat kau seperti kesakitan saat di restoran."

"Kau mengkhawatirkanku?"Arka menyeringai geli membuat Mia mendelikan matanya.

"Hahh sudahlah, bukan urusanku juga." Mia berbalil hendak masuk kamar, namu sebelum mencapai pintu perkataan Arka menghentikan langkahnya.

"Aku melihat sedikit bayangan saat melihat pria itu."

"Siapa? Leo?"

"Bukan."

"Mr.Alex? apa yang kau lihat?"

"Tidak begitu jelas, tapi aku seperti pernah bertemu dengan pria itu."

"Benarkah? Jangan-jangan kau adalah anaknya? tapi tidak mirip."

Arka menoyor kepala Mia, membuat Mia mencebik.

"Kau berpikir terlalu jauh."

"Tapi kau langsung bereaksi ketika bertemu dengan Mr.Alex. Bisa saja dia ada hubungannya denganmu."

"Mungkin, tapi aku tidak yakin."

"Kau tenang saja, aku akan membantumu mencari tau," Mia menepuk pundak Arka.

Arka tersenyum menanggapi ucapan Mia.

"Baiklah, kau sudah berjanji."

"Tentu saja."

Mereka saling melempar senyum manis. Senyum yang biasa ditunjukkan pada orang terkasih.

***

bersambung...

Terpopuler

Comments

Lina Atiek Budiarti

Lina Atiek Budiarti

bagus 👍

2022-03-17

0

Cimai (IG : cimai_author)

Cimai (IG : cimai_author)

suka Thor😍

2021-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!