Hantu CEO Nakal

Hantu CEO Nakal

Mia Calista

Aku Mia Calista, gadis manis nan ceria yang baru saja lulus dari sebuah universitas yang cukup ternama di ibu kota. Hari ini adalah hari wisudaku, tapi aku sendirian. Kenapa? karena orang tuaku enggan menghadirinya. Mungkin karena dulu aku kabur dari rumah untuk kuliah di sini.

Ya, dulu tepatnya empat tahun yang lalu saat aku meminta izin untuk kuliah karena mendapat beasiswa, orang tuaku menentang keras, karena di daerahku anak perempuan dianggap tidak perlu sekolah tinggi-tinggi toh nantinya akan menikah dan jadi ibu rumah tangga. Berbeda dengan adik laki-lakiku yang pendidikannya sudah direncanakan matang-matang oleh ibuku.

Karena tak kunjung diberi izin, aku akhirnya nekat pergi ke ibu kota sendiri dengan uang tabunganku sejak masih smp. Meski aku tinggal di daerah, tapi keluargaku termasuk keluarga berada, jadi uang jajanku yang lebih suka aku sisihkan untuk ditabung. Kutinggalkan surat agar orang tuaku tidak terlalu khawatir. Meski aku tak yakin mereka akan khawatir, tapi setidaknya mereka tau aku kemana.

Saat baru sampai, aku mencari tempat tinggal dan kerja paruh waktu, karena uang tabunganku hanya akan cukup untuk beberapa bulan. Dan beruntungnya, selama kuliah aku tak menemui kesulitan yang berarti, selama itu pula aku tak pernah pulang menemui orang tuaku. Bukannya tak mau, tapi karena setiap menelpon ibu dan ayah selalu berkata aku harus berhenti kuliah dan menikah dengan pria yang sudah melamarku, jadi aku takut jika aku pulang untuk liburan mereka akan mengurungku agar tak kembali ke ibu kota. Percayalah, mereka akan benar-benar melakukannya.

***

Hari ini, aku tidak kemana-mana. Hanya berleha-leha menunggu panggilan kerja dari surat lamaran yang sudah aku kirim ke beberapa perusahaan lewat e-mail.

tok..tok..

Aku membuka pintu rumahku saat kudengar ada yang mengetuk.

"Ya." seruku untuk menjawab ketukan yang ternyata adalah tukang pos.

"Atas nama Mia Calista?" tanya tukang pos itu.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Ini, non, tolong tanda tangan."

Aku pun menandatanganinya.

"Terimakasih." ucapku.

"Mari." tukang pos itu pun pergi.

Surat ini berlogo Astra Group, perusahaan raksasa dengan yang bergerak di segala bidang. Yang membuatku bingung, aku tak pernah merasa berurusan dengan perusahaan itu. Mungkin ini salah alamat, tapi nama dan alamatku tercetak jelas di amplop ini.

Setelah yakin bahwa surat ini memang untukku, aku pun berani membukanya. Isinya surat panggilan kerja dengan jabatan sekretaris. Aku heran kenapa perusahaan sebesar itu mau mengundang seorang fresh graduate sepertiku, apalagi jabatannya sekretaris yang pasti membutuhkan pengalaman yang mumpuni. Tapi dibalik itu aku juga senang, artinya aku bisa bekerja sesuai jurusanku.

Besoknya aku langsung menuju Astra Group di jam yang sudah disebutkan. Tapi, aku kesiangan. Ditambah dengan jalanan yang macet membuatku sedikit terlambat.

"Tunggu!" seruku saat melihat lift yang hampir tertutup.

Untung saja ada seseorang yang baik menahan pintu lift itu, kalau tidak aku harus menunggu lift berikutnya. Tidak mungkin juga aku naik tangga karena lantai yang aku tunggu adalah lantai 15, bisa-bisa kakiku patah sebelum mulai bekerja.

Ting..

Aku keluar dari lift yang hanya tersisa diriku. Berjalan menyusuri sedikit koridor akhirnya aku menemukan seseorang yang kutebak resepsionis.

"Permisi," sapaku.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita yang duduk dibelakang meja itu.

"Saya ingin bertemu dengan Tuan Devan." aku berbicara sesopan mungkin.

"Apakah sudah punya janji?" tanya wanita itu lagi.

"Tidak. Tapi, aku mendapat ini," aku menunjukkan amplop yang kudapat kemarin.

Wanita itu membuka amplop yang kutunjukkan. Dahinya sedikit berkerut, matanya bergantian menatapku lalu menatap surat ditangannya.

"Anda bisa masuk ke pintu sebelah sana." ucap wanita itu menunjuk sebuah pintu yang paling besar dari tiga pintu lainnya.

"Baik, terimakasih," aku mengangguk tersenyum sebelum pergi.

Aku berjalan menuju pintu itu. Agak canggung karena lantai ini lumayan kosong, total hanya ada 3 meja dengan meja resepsionis tadi. Mungkin ini lantai khusus untuk yang punya jabatan tinggi di Astra Group, karena aku melewati 3 pintu yang masing-masing ada nama jabatannya.

Tok.. Tok..

Aku mengetuk pintu terakhir dan terbesar ini dengan tulisan Chief Executive Officer.

"Masuk," saut dari dalam.

Aku pun masuk.

WOW..

Hanya itu yang keluar dari mulutku saat pertama kali melihat ruangan itu. Lebih besar dan megah dari bayanganku. Satu set sofa besar berjejer rapi di tengah ruangan, dindingnya dihiasi beberapa lukisan yang harganya pasti sangat mahal dan ada dua pasang kursi-meja kerja di ujung ruangan. Salah satunya sedang diduduki oleh seorang laki-laki. Apa itu Tuan Devan?

"Permisi, pak saya Mia Calista, saya--," ucapanku terpotong begitu saja.

"Duduklah, saya yang mengirim surat itu padamu!" Dingin sekali.

"Saya Leo, asisten Tuan Devan."

Oh jadi dia bukan Tuan Devan.

"Saat ini Tuan Devan sedang tidak ada di tempat,"

Aku tau.

"Saya hanya akan menanyakan satu pertanyaan, jika jawaban anda memuaskan anda akan langsung bekerja sebagai sekretaris."

"Puas? apa dia mesum?"

"Mesum? apa yang sedang anda pikirkan?" pertanyaannya membuatku terkejut. Ternyata aku menyuarakan keras-keras pikiranku.

"Maafkan saya, pak." Aku memilih untuk menunduk, malu.

Dia terdengar menghela nafas, aku takut akan diusir sebelum diwawancara.

"Apa sudah bisa saya mulai?" tanya pak Leo. Dia bersidekap dengan tatapan yang membuatku semakin ciut.

"Iya, pak," jawabku.

"Seberapa keras usaha anda untuk melindungi sebuah rahasia?"

Pertanyaan macam apa ini? Aku harus jawab apa?

"Saya akan melindunginya dengan nyawa saya." jawabku mantap. Hanya itu yang terlintas dipikiranku.

Kulihat pak Leo menaikkan sudut bibirnya, tapi hanya sekilas hingga aku tak yakin dengan penglihatanku sendiri.

"Oke, ini surat perjanjian yang harus anda tanda tangani." pak Leo menyerahkan sebuah map terbuka padaku. Sudah? begitu saja? sungguh wawancara kerja tercepat yang pernah aku alami.

Aku melihat isi map tersebut, tapi di sana hanya ada satu penggal kalimat yaitu harus menyembunyikan keadaan Tuan Devan Arkadiana apapun yang terjadi, jika melanggar akan dijatuhi hukuman yang sangat berat. Itulah garis besar dari surat perjanjian ini. Aku penasaran, memang apa yang terjadi pada Tuan Devan?

"Boleh saya bertanya?"

"Saya hanya akan menjawab setelah anda menandatangani surat itu, dan untuk gaji anda bisa mengisi sendiri nominalnya."

Aku ternganga, bagaimana bisa aku menuliskan berapa gajiku. Tentu saja aku akan menulis angka yang banyak kalau aku tidak tau malu.

"Saya tidak bisa," ucapku pelan.

"Kalo begitu tulis saja 30juta rupiah per bulan di kolom gaji itu." ucap pak Leo santai.

"APA? APA PAK LEO TIDAK SALAH?"

"Tidak. Dan cepatlah, pekerjaanku bukan hanya mengurusmu." tukasnya ketus. Kenapa sekarang bicaranya jadi santai seperti ini.

Aku menulis Rp. 30.000.000 di kolom gaji sesuai yang pak Leo katakan tadi, sungguh gaji yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Lalu aku tanda tangan di atas materai.

Pak Leo mengambil map itu dariku.

"Sekarang kita perjelas apa pekerjaanmu yang sebenarnya."

Aku diam menatapnya untuk menyimak.

"Pekerjaanmu adalah membantuku mengerjakan pekerjaan CEO yaitu Tuan Devan."

"Memangnya Tuan Devan kemana?"

"Nah, ini rahasia yang harus kau jaga, yaitu keadaan dan keberadaan Tuan Devan."

Aku semakin penasaran.

"Tuan Devan saat ini sedang berada di Singapura. Dia koma."

APA?

"Apa dia mengalami kecelakaan?" tanyaku hati-hati.

"Semacam itu." jawabnya, ambigu.

"Ohya, jangan panggil aku bapak, karena aku tidak setua itu. Panggil saja aku Leo."

"Bukankah itu tidak sopan?"

"Lebih tidak sopan memanggilku seperti orang tua."

Aku diam. Nada bicaranya ketus, tidak formal seperti tadi di awal.

"Sekarang kau rekap semua berkas ini, kau bisa pakai laptop ini dan kerjakan di sofa itu, besok mejamu akan disiapkan."

"Baik, pak," Kulihat matanya melotot tajam,

"Maaf,"

"Lain kali takkan kumaafkan," ketusnya lalu berjalan keluar dari ruangan ini.

***

bersambung.....

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

knp cuma 30jt, hrsnya 100jt🤭🤭🤭🤭

2023-01-16

0

v 🍓

v 🍓

mampir ya thor

2022-08-23

0

Santhy Liem

Santhy Liem

lanjuttt

2022-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!