*POV Leo*
Gadis itu datang. Gadis mungil yang membuat Devan sang CEO jatuh hati satu tahun yang lalu. Waktu itu, Aku dan Devan akan rapat dengan klien di sebuah restoran. Di sanalah Devan melihat Mia yang saat itu bekerja menjadi waitress.
Entah apa yang dilihat Devan dari gadis itu sampai-sampai Devan yang selalu mendapat julukan 'ice prince' itu meminta sang manager restoran agar Mia yang melayani meja kami. Karena yang kulihat hanya seorang gadis mungil yang manis, tidak ada yang istimewa.
Sepulang dari meeting, Devan langsung menyuruhku untuk mencari tau semua tentang gadis itu, akupun tak bisa menolak. Selain karena dia bosku, aku juga tak pernah melihat Devan begitu penasaran terhadap wanita sejak aku mengenalnya 10 tahun yang lalu.
Setelah mengetahui kalau Mia adalah mahasiswi tingkat akhir di Universitas X yang memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu, Devan sering datang ke tempat kerja Mia hanya untuk melihatnya. Entah apa yang membuat Devan begitu tak percaya diri untuk sekedar berkenalan dengan seorang gadis.
Sampai akhirnya satu bulan yang lalu Devan menyuruhku untuk membuat surat panggilan kerja untuk Mia dengan posisi sekretaris.
"Gue pengen kisah cinta romantis CEO-sekretaris kayak di drakor, Le," itu yang Devan katakan sambil senyum-senyum seperti orang gila.
Tapi, besoknya Devan masuk rumah sakit, ada seseorang yang menaruh racun ke dalam minumannya di apartemennya. Saat polisi memeriksa unit milik Devan, ternyata bukan hanya minuman yang baru diminum saja yang mengandung racun tapi di beberapa makanan dan minuman favorit Devan dalam kulkas pun ada racunnya.
Pelayan yang biasa menangani apartemen Devan pun di tangkap, tapi sampai saat ini dia tetap mengaku tidak tau-menau tentang hal itu, dan sepertinya memang begitu, karena saat melihat cctv gedung tersebut ada rekaman yang dihapus secara sengaja dan sepertinya tidak mungkin seorang pelayan bisa melakukan sejauh itu. Kalaupun memang pelayan itu yang menaruh racunnya, pasti ada dalang dibaliknya.
***
*Author*
Mia menghembuskan nafas berat saat melihat tumpukan berkas yang ditinggalkan Leo untuknya.
"Ayo Mia semangat! demi tigapuluh juta!" Mia mengepalkan tangannya sebagai tanda semangat. Lalu membawa berkas-berkas itu ke sofa seperti yang Leo katakan tadi.
Mia mengerjakan pekerjaannya dengan teliti. Dia adalah gadis yang cerdas, jadi yang seperti ini tidak terlalu menyulitkannya.
Saat tengah fokus pada salah satu berkas Mia tak sengaja menyenggol tumpukan kertas dengan sikutnya, membuat semua kertas itu berceceran di lantai.
"Yahh," keluh Mia.
Mia dengan segera memunguti kertas-kertas itu takut Leo tiba-tiba datang karena sudah lumayan lama Leo meninggalkan ruangan itu.
"Eh, apa ini?" Mia menyentuh sesuatu di sudut kaki meja.
"Cincin siapa ini?"
Ceklek..
Pintu ruangan itu terbuka, buru-buru Mia memasukkan cincin itu ke saku kardigannya lalu kembali membereskan kertas yang masih di lantai.
"Kamu ngapain Mia?" tanya Leo melihat Mia jongkok.
"Aku gak sengaja jatuhin berkas ini," jawab Mia agak was-was, takut dimarahi.
Leo mendengus.
"Ceroboh."
Mia menampilkan deretan giginya mendengar cibiran Leo.
"Apa sudah selesai?"
"Sudah, hanya yang satu ini aku kurang mengerti." Mia menunjukkan berkasnya kepada Leo.
"Oh, yang ini biarkan saja. Nanti aku yang urus."
"Bereskan semuanya setelah itu kau boleh pulang!" ucap Leo kemudian kembali keluar.
Mia melihat jam tangannya, ternyata memang sudah jam pulang. Mia cepat membereskan pekerjaannya dengan hati-hati takutnya ada yang terlewat atau tidak tersusun. Setelah tertata rapi di meja Leo, Mia keluar ruangan itu.
Ternyata sudah tak ada siapapun di lantai ini. Saat sedah melewati koridor meuju lift Mia berbalik badan dengan cepat karena merasa ada orang lain di belakangnya. Tapi ternyata tidak ada siapapun. Ah mungkin hanya perasaanku saja, batin Mia.
***
Begitu sampai di rumah kontrakanya, Mia bergegas mandi. Badannya terasa begitu lengket setelah seharian bekerja dan pulangnya berdesakan di dalam bus.
Saat memasukkan cucian kotor ke dalam mesin cuci, Mia mendapati cincin yang tadi dia temukan di kantor masih ada dalam sakunya.
"Ternyata gak sengaja kebawa. Besok aku tanya Leo ini punya siapa." Mia memakaikan cincin itu di ibu jarinya agar besok tidak lupa membawanya ke kantor.
Menyalakan mesin cuci, Mia menuju dapur untuk memasak makan malam, yaitu mie instan dengan telur dan sayur.
Mia asyik meracik menu makan malamnya, mie instan adalah makanan favoritnya.
"Hemm sepertinya enak." Mia kaget saat mendengar sebuah suara. Hampir saja dia menjatuhkan mangkuk yang dia pegang.
Mia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, tapi tak menemukan siapapun.
"Saking laparnya sampe halusinasi kayak gini."
Mia duduk di sofa empuk depan tv, menyantap mie sambil nonton adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi sebagian orang.
"Boleh aku minta?" suara itu terdengar lagi saat Mia baru menyuapkan sesendok mie ke mulutnya. Kali ini Mia yakin bukan halusinasi karena suaranya terdengar jelas.
Perlahan Mia menolehkan kepalanya ke samping. Satu.
Dua.
Tiga.
Wussss, Mia menyemburkan mie dalam mulutnya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa..." Mia berteriak sangat kencang saat melihat sosok laki-laki duduk di sandaran sofa yang dia duduki.
Hap.
Laki-laki itu menutup mulut Mia dengan satu tangannya. Mia terpaku menatap lelaki itu begitu dekat. Tapi, beberapa detik kemudian Mia melepaskan tangan lelaki itu dan "Aaaaaaaaaaaaaaa," Mia kembali histeris saat menyadari tubuh lelaki itu tembus pandang.
Mia lari ke kamar lalu menutup pintunya keras-keras dan menguncinya.
Mia merapalkan doa-doa yang dia ingat, seumur hidup baru kali ini dia bertemu sosok seperti itu. Walaupun dia bukan penakut, tapi kalo bertemu langsung siapa yang tidak takut?
"Kau berdoa? Aku tidak merasakan apa-apa." lelaki itu sudah ada dihadapannya lagi.
"Aaaaaaa, pergi kau!" Mia melempar bantal yang dia peluk tapi bantalnya menembus badan lelaki itu.
Lelaki itu mendekati Mia dan kembali membekap mulutnya.
"Ssssttt diamlah, aku ingin bertanya padamu."
B**ukankah bantal tadi menembus badannya? lalu kenapa dia bisa menyentuhku?
Mia yang sudah lemas diam saja dibekap seperti itu. Entah nantinya dia akan dirasuki atau dibunuh olehnya, dia sudah pasrah.
***
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Grisella
Seru kayaknya
2022-09-13
0
v 🍓
koq merinding disco ya 🤣🤣
2022-08-23
0
niktut ugis
cerita yg berbeda...seru dan lanjut
2022-03-16
0