Hari pertama bekerja

Sudah beberapa hari sejak Mesya dimakamkan, Ryan tidak pernah sekalipun mau datang ke rumah orangtuanya untuk melihat istri keduanya. Andini dan Rudi merasa bersalah pada menantunya itu.

"Nak, mulai saat ini kamu sudah bisa masuk kerja di perusahaan papa. Kamu disana akan menjadi sekretaris suami mu dan membantu Bisma untuk mengurus segala keperluan Ryan" ucap Rudi.

"Baik, pa..." Cahaya hanya bisa pasrah saja dengan keputusan mertuanya, Cahaya merasa segan menolak keinginan mertuanya.

Cahaya berangkat bareng dengan Rudi, saat mereka masuk kedalam perusahaan semua pegawai yang melihat kedatangan pemilik perusahaan bersama Cahaya membuat mereka banyak bertanya-tanya. Apalagi kecantikan Cahaya sangat natural membuat beberapa pegawai pria yang melihat Cahaya sangat terpesona. Tapi ada juga beberapa pegawai wanita yang tidak menyukai kehadiran Cahaya karena takut semua pria yang ada di perusahaan mendekati Cahaya.

"Pak Rudi..." Bisma langsung menunduk kepalanya saat membuka pintu ruangan Ryan melihat kehadiran Rudi dan Cahaya di depan ruangan Ryan.

Ryan yang tadinya sangat fokus pada berkas-berkas yang dihadapannya langsung mengedarkan pandangannya ke pintu karena mendengar nama papanya. Ryan bangkit berdiri saat melihat papanya masuk ke dalam ruangannya. Ryan sangat kaget melihat Cahaya berada di belakang papanya.

"Mulai saat ini Cahaya akan menjadi sekretaris mu dan membantu Bisma!" ucap Rudi saat melihat Putranya tengah menatap Cahaya yang berdiri di belakangnya.

Mendengar ucapan papanya membuat Ryan kaget, tapi Ryan berusaha untuk tidak memperlihatkan keterkejutannya. Ryan sangat tahu kalau papanya sudah memutuskan sesuatu maka tidak ada satupun yang bisa mengubah keputusannya. Ryan juga tidak mempermasalahkan kalau Cahaya bekerja sebagai sekretarisnya saat ini.

"Baiklah, papa kesini hanya mengatakan hal ini. Nanti siang papa dan mama akan ke negara A karena ada urusan penting menyangkut perusahaan kita yang ada di sana. Jadi, mulai nanti malam kau bawa istri mu tinggal bersama mu!" ucap Rudi.

Mendengar itu Cahaya langsung mendongakkan kepalanya menatap mertuanya itu. Cahaya merasa sudah sangat nyaman tinggal di sana sendiri, tapi tiba-tiba saja mertuanya mengatakan kalau mulai nanti malam dia akan tinggal bersama Ryan, yang kini sudah menjadi suaminya.

Setelah mengatakan hal itu, Rudi keluar dari ruangan Ryan. Cahaya terus menunduk kepalanya, karena merasa gugup.

"Kau tidak perlu takut, aku tidak akan marah dengan mu. Aku tahu kalau kau hanya mengikuti apa yang dikatakan mertua mu saja. Kau bisa bertanya pada Bisma apa yang bisa kau kerjakan." ucap Ryan yang mengerti kalau saat ini Cahaya tampak gugup.

"Terimakasih. Tapi aku ada permintaan, apa bisa kau mengabulkannya?" Cahaya berharap kalau Ryan mau mengabulkan permintaannya.

"Katakanlah..."

"Aku hanya ingin tidak ada satupun yang tahu hubungan kita. Aku ingin bekerja seperti pegawai yang lainnya" Ryan terus menatap Cahaya.

"Aku setuju, aku juga tidak ingin ada yang tahu tentang kita....." Cahaya langsung mengangguk kepalanya.

Bisma langsung mengajak Cahaya untuk keluar. Bisma menunjukkan meja yang akan digunakan Cahaya. Meja yang terletak di depan ruangan Ryan. Cahaya meletakkan tasnya di atas mejanya langsung, sedangkan Bisma masuk keruangan untuk mengambil beberapa berkas yang harus dikerjakan Cahaya.

-

-

Saat jam makan siang, Cahaya memilih mencari tempat untuk makan sendiri. Sedangkan Ryan memilih makan siang di ruangannya. Sejak lima tahun terakhir ini Cahaya lebih menyukai makan sendiri. Ditempat dia bekerja yang sebelumnya, Cahaya juga seperti itu. Tidak ada satupun orang mau menemaninya, karena mereka tidak menyukai Cahaya. Hanya pegawai pria saja yang mau mendekatinya, tapi tujuan mereka untuk mendekati Cahaya hanya untuk menjadikan Cahaya pasangan mereka.

Karena hal itu membuat Cahaya lebih menyukai kesendirian. Saat mencari tempat yang sunyi, Cahaya melihat tangga yang didekat lift. Tanpa berpikir panjang Cahaya langsung naik ke atas. Cahaya sangat bersyukur kalau pintunya tidak terkunci.

Cahaya memutuskan untuk menikmati waktu santainya diatas gedung sambil memakan roti dan susu yang dibawanya tadi. Entah kenapa saat makan rotinya, air matanya menetes. Cahaya melihat suasana kota yang padat dari atas sambil memakan rotinya.

Setelah setengah jam di atas, Cahaya langsung turun kebawah. Cahaya memperhatikan sekelilingnya, karena dia tidak ingin ada yang tahu kalau dirinya dari loteng atas. Setelah memastikan kalau tidak ada Bisma atau pun Ryan disana, Cahaya langsung berlari menuju mejanya.

"Nona anda sudah kembali?" tanya Bisma yang baru saja keluar dari ruangan Ryan.

"Ia, pak. Maaf pak apa bisa bapak jangan panggil saya nona panggil saja nama saya" ucap Cahaya yang sangat tidak menyukai panggilan Bisma untuknya.

"Tapi..."

"Seperti yang sudah saya katakan, saya tidak ingin ada yang tahu siapa saya sebenarnya."

"Baiklah nona Cahaya..." ucap Bisma, Cahaya hanya bisa menghela nafasnya karena Bisma tetap memanggilnya nona, walaupun namanya juga disebut.

"Maaf pak ini berkas yang sudah siap saya kerjakan. Tolong periksa, kalau ada kesalahan biar saya perbaiki." ucap Cahaya sambil menyerahkan hasil kerjanya.

"Baik nona Cahaya, saya akan periksa dulu" Cahaya hanya mengangguk kepalanya.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam enam sore. Cahaya tidak berani pulang lebih dulu, karena Ryan dan Bisma belum juga keluar dari ruangannya.

Saat pintu ruangan Ryan terbuka, Cahaya langsung mendongakkan kepalanya. Dia melihat Ryan keluar dari ruangannya dan mendekatinya.

"Kau bisa pulang lebih dulu, ada supir yang sudah menunggu mu. Seperti yang dikatakan papa, mulai sekarang kau akan tinggal di rumah ku. Sebelum itu kau ambil dulu barang-barang mu dari rumah papa. Setelah sampai di rumah ku, katakan pada bibi Surti untuk menunjukkan kamarmu." Ucap Ryan, Cahaya hanya mengangguk kepalanya.

-

-

Kamar Cahaya berada di samping kamar Ryan. Cahaya langsung merapikan barang-barangnya untuk dimasukkan ke dalam lemari. Setelah merasa beres, Cahaya langsung membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.

Setelah segar, Cahaya mengambil buku kecil yang biasa dia gunakan untuk sebagai tempat curhatnya. Cahaya menulis isi hatinya dan apa yang dia lalui satu hari ini. Setelah mencurahkan isi hatinya dalam sebuah buku, Cahaya langsung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya.

Ryan pulang ke rumahnya jam dua belas malam. Saat mau masuk kedalam kamarnya, Ryan melihat kamar Cahaya lampunya masih menyala.

"Apa dia belum tidur?" gumam Ryan dalam hatinya.

Saat dia ingin memeriksanya, Ryan langsung mengurungkan niatnya. Karena dia dan Cahaya sudah buat perjanjian kalau mereka tidak akan pernah ikut campur dalam urusan pribadi mereka.

Sebelum tidur, Ryan membersihkan tubuhnya. Setelah merasa tubuhnya segar, Alex mendengar suara tangisan dari kamar Cahaya. Bukannya memeriksa keadaan Cahaya, Ryan lebih memilih untuk melanjutkan istirahatnya sambil memeluk foto Mesya.

Sedangkan didalam kamar Cahaya terus menangis dalam tidurnya. Cahaya memimpikan dimana dia terus menangis karena melihat Ryan tidak sadarkan diri.

"Tidak..." Cahaya bangun dari tidurnya dan menatap Ryan sudah berada dalam kamarnya.

Ternyata saat Ryan ingin memejamkan matanya, suara tangisan Cahaya tidak berhenti juga. Karena merasa terganggu dengan tidurnya, Ryan bangun dari tidurnya.

****

Terpopuler

Comments

Cerita Emmilia

Cerita Emmilia

mmm kamarnya tidak kedap suarakah thor

2022-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Permintaan
2 Pernikahan
3 Kepergian Mesya Selamanya
4 Hari pertama bekerja
5 Mimpi buruk
6 Tidak menyadarinya
7 Ryan pingsan
8 Pucat
9 Pingsan
10 Ide Cahaya
11 Hancur
12 Kecewa
13 Rasa Bersalah
14 Pertama kalinya
15 Takut
16 Mimpi
17 Liburan
18 Memaafkan tapi tidak melupakan
19 Anak pemimpin perusahaan
20 Hanya masa lalu
21 Kekesalan Ryan
22 Memukau
23 Menyakitkan
24 Keputusan Cahaya
25 Ingatan Ryan kembali
26 Kisah Kiara.
27 Permintaan maaf Ryan
28 Mencari tahu apa yang terjadi pada Ryan
29 Perubahan Cahaya
30 Memeriksa kandungan
31 Cerita Ryan
32 Kejutan untuk Cahaya
33 Kedatangan Kiara
34 Tolong jangan ikut campur
35 Permintaan maaf
36 Ke Perusahaan bersama mertua
37 Pulang
38 Kesibukan Ryan
39 Acara resepsi pernikahan
40 Kunjungan ke Panti Asuhan
41 Nasehat Bunda
42 Bertemu Kiara dan Renaldo
43 Permintaan Kiara
44 Jawaban Ryan
45 Permintaan Ryan
46 Kami sangat bersyukur
47 Melahirkan
48 Ezra Aditama
49 Kecemburuan Kiara
50 Tujuan Kedatangan Nancy
51 Rencana kembali bekerja
52 Hari pertama
53 Nayla dan Kevin
54 Bertemu Kiara dan Nayla
55 Permintaan maaf dari Nayla
56 Menemui Kiara
57 Kebahagiaan Cahaya
58 Mencari hadiah
59 Kejutan untuk Ryan
60 Penderitaan Nancy
61 Kecemburuan Kevin
62 Permintaan Kevin
63 Kevin & Nayla
64 Liburan
65 Penculikan
66 Nancy Dalang Dibalik Semuanya
67 Penyelamatan
68 Persiapan Pernikahan Kevin dan Nayla
69 SAH
70 Honeymoon
71 Masuk Rumah Sakit
72 Ratu Felicia Aditama
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Permintaan
2
Pernikahan
3
Kepergian Mesya Selamanya
4
Hari pertama bekerja
5
Mimpi buruk
6
Tidak menyadarinya
7
Ryan pingsan
8
Pucat
9
Pingsan
10
Ide Cahaya
11
Hancur
12
Kecewa
13
Rasa Bersalah
14
Pertama kalinya
15
Takut
16
Mimpi
17
Liburan
18
Memaafkan tapi tidak melupakan
19
Anak pemimpin perusahaan
20
Hanya masa lalu
21
Kekesalan Ryan
22
Memukau
23
Menyakitkan
24
Keputusan Cahaya
25
Ingatan Ryan kembali
26
Kisah Kiara.
27
Permintaan maaf Ryan
28
Mencari tahu apa yang terjadi pada Ryan
29
Perubahan Cahaya
30
Memeriksa kandungan
31
Cerita Ryan
32
Kejutan untuk Cahaya
33
Kedatangan Kiara
34
Tolong jangan ikut campur
35
Permintaan maaf
36
Ke Perusahaan bersama mertua
37
Pulang
38
Kesibukan Ryan
39
Acara resepsi pernikahan
40
Kunjungan ke Panti Asuhan
41
Nasehat Bunda
42
Bertemu Kiara dan Renaldo
43
Permintaan Kiara
44
Jawaban Ryan
45
Permintaan Ryan
46
Kami sangat bersyukur
47
Melahirkan
48
Ezra Aditama
49
Kecemburuan Kiara
50
Tujuan Kedatangan Nancy
51
Rencana kembali bekerja
52
Hari pertama
53
Nayla dan Kevin
54
Bertemu Kiara dan Nayla
55
Permintaan maaf dari Nayla
56
Menemui Kiara
57
Kebahagiaan Cahaya
58
Mencari hadiah
59
Kejutan untuk Ryan
60
Penderitaan Nancy
61
Kecemburuan Kevin
62
Permintaan Kevin
63
Kevin & Nayla
64
Liburan
65
Penculikan
66
Nancy Dalang Dibalik Semuanya
67
Penyelamatan
68
Persiapan Pernikahan Kevin dan Nayla
69
SAH
70
Honeymoon
71
Masuk Rumah Sakit
72
Ratu Felicia Aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!