Anak Nakal

"Sherly, siapa pemuda yang mengantarkanmu pulang?"

Baru saja Sherly menginjakkan kakinya di teras rumah. Tapi sebuah pertanyaan dan nada sinis dari sang ayah langsung menyambutnya. Gadis itu menghentikan langkahnya dan mendesah berat.

"Bukan siapa-siapa, hanya teman." Jawabnya datar.

"Hanya teman?! Kau pikir pantas pergi dan jalan dengan pria lain di saat kau sudah bertunangan?! Bagaimana komentar, Marcell jika dia sampai tau kelakuanmu yang seperti ini?!" bentak tuan Davis penuh emosi.

Sherly mengusap wajahnya kasar. Mata hazelnya menatap sang ayah tak kalah tajam. Sepertinya Sherly sudah berada di batas kesabarannya.

"Apa hanya perasaan dia yang, Papi pikirkan?! Lalu bagaimana dengan perasaanku?! Apa, Papi tau bagaimana perasaanku selama satu tahun ini? Apa, Papi bisa mendengar jeritan hatiku? Tidak 'kan. Jika aku memikirkan perasaannya, lalu SIAPA YANG AKAN MEMIKIRKAN PERASAANKU?!" bentak Sherly diakhir kalimatnya.

Plakk...

Sebuah tamparan mendarat mulus pada pipi kanan Sherly. Dan saking kerasnya tamparan itu, sampai-sampai muncul ruam merah bekas tamparan tuan Davis. Kedua mata Sherly berkilat tajam ketika menatap pria yang berstatus sebagai ayahnya itu. Air matanya sudah tidak bisa di bendung lagi.

"Papi, sangat egois. Aku membenci, Papi!!" Sherly beranjak dari hadapan sang ayah yang tampak tertegun dan pergi begitu saja.

Sherly merasa kesal, marah dan kecewa pada sikap ayahnya. Selama ini dia sudah mengalah dan bersikap sebaik mungkin, menjadi putri yang baik tanpa memikirkan bagaimana perasaannya.

.

.

.

"ARRRKKHHH...."

Sherly mengamuk di kamarnya. Dia menghancurkan apapun yang ada di sekelilingnya. Dan kamarnya tak ubahnya seperti kapal pecah.

Sherly menjatuhkan tubuhnya ada lantai kamar yang dingin dan keras, dan menangis sejadi-jadinya, meluapkan semua perasaan yang selama satu tahun ini ia pendam di dalam dadanya. Yang sekarang meledak, seperti bom waktu.

Sherly melirik pada ponselnya yang sedari tadi terus berdering. Alih-alih menerimanya, Sherly malah menolaknya dan mematikan ponselnya. Dia benar-benar tidak ingin di ganggu untuk saat ini. Setidaknya sampai perasaannya benar-benar membaik.

.

.

"Apa yang kau lakukan pada, Sherly?"

Tuan Davis tak berkutik sama sekali ketika sebuah pertanyaan meluncur bebas dari bibir kemerahan istrinya. Wanita itu menatapnya tajam.

"Sayang, dengarkan aku dulu, aku hanya-"

"Hanya kau bilang?!" Maria menyela ucapan suaminya. "Kau pikir putriku itu apa? Jaga batasanku Benny Davis, jika bukan karena diriku mungkin saat ini kau sudah berakhir di kolong jembatan!! Sekali lagi kau berani menyentuh putriku jangan harap kau masih memiliki sosis beturat, aku akan memotong sosismu sampai akar-akarnya!! Kau paham!!" bentak Maria dan berlalu begitu saja.

"Sayang, tunggu dan dengarkan aku dulu!!"

Brakkk....!!

"Aahhh..!!" hidung Benny berbenturan dengan pintu karena ulah Maria. Maria membanting pintu kamar mereka dengan keras dan tanpa perasaan.

Bruggg...!!

Maria melempar bantal dan selimut ke arah suaminya. "Malam ini kau tidur di luar. Jangan harap kau bisa masuk dan tidur di kamar!!" kembali Maria menutup pintu kamarnya lalu menguncinya dari dalam.

Maria sengaja tidak menemui putrinya. Dia tau jika saat ini Sherly sedang membutuhkan waktu untuk sendiri. Dan Maria tidak ingin mengganggunya sampai putrinya itu merasa lebih baik.

-

Malam telah berlalu dan sang penguasa malam telah kembali keperaduannya. Sinar mentari yang agung telah membumbung tinggi diujung cakrawala.

Di sebuah rumah bergaya mewah dan sangat megah yang berwarna putih dengan aksen warna emas yang menambah rumah ini terlihat semakin elegan di mata semua orang khususnya apalagi di Negara seperti Korea…

Siapa pun yang tinggal disini pastilah orang yang sangat kaya terlihat dari mobil-mobil mewah yang tersusun rapi di garasi rumah tersebut.

Terlihat dari kaca sebuah jendela yang terbuka.

Terdapat sebuah kamar yang sangat megah dan terkesan mewah didalamnya ada seorang pemuda yang sedang terlelap dengan wajah damainya.

Walaupun hampir siang, namun pemuda ini pun malah semakin merapatkan dirinya dalam selimut hangat, hingga sebuah cahaya menyilaukan membangunkannya dari mimpi indahnya.

Setelah kedua matanya terbuka dan kesadarannya kembali sepenuhnya. Pemuda itu 'Zian' kemudian turun dari ranjang empuknya dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya. Zian segera turun dan menghampiri kakak dan ayahnya yang saat ini tengah menyantap sarapannya. Pemuda itu menyeringai sinis, dengan langkah tenang pemuda itu menghampiri keduanya.

"Bisa-bisanya kalian menyantap sarapan tanpa diriku?!"

Dan suara dingin penuh intimidasi itu mengejutkan dua orang yang sedang menyantap sarapannya. Keduanya sontak menoleh pada asal suara. Seorang pemuda dengan style serampangan nya berdiri di ujung tangga.

Tuan Lu langsung berdiri dan menatap putra bungsunya yang sudah lama minggat dari rumahnya itu penuh haru. Dia tidak tau jika Zian telah kembali dan pulang ke rumah.

"Zian," seru tuan Lu dan langsung memeluknya. Dengan gemas tuan Lu memukul pelan punggung putranya itu. "Dasar anak nakal, pergi kemana saja kau selama satu tahun ini?! Dan pulang kenapa tidak bilang-bilang dan memberi tau, Papa."

"Apa Marcell tidak memberitau,Papa? Jelas-jelas aku kemarin siang datang ke kantor menemuinya." Zian menatap Marcell yang tengah menatap padanya, pemuda itu menyeringai tajam.

Kedua tangan Marcell terkepal kuat. Mati-matian dia menahan amarahnya. "Aku menghubungi, Papa kemarin. Tapi, Papa tidak mengangkatnya." Sahut Marcell.

"Ya sudah, sebaiknya sekarang kita sarapan. Makanannya keburu dingin." Zian mengangguk.

Permusuhan dua saudara itu begitu kental terasa. Dengan hanya melihat sorot matanya saja sudah terlihat jelas jika hubungan mereka memang tidak sehat.

Alasan Marcell membenci Zian karena dia berpikir jika adiknya itulah yang menjadi penyebab kematian ibu mereka, meskipun pada kenyataannya tidak. Dan lagi pula ibu mana yang akan diam saja ketika melihat putranya berada dalam bahaya. Itu pula yang dilakukan oleh Jia.

Usai sarapan mereka berkumpul di ruang keluarga. Zian di berondong berbagai pertanyaan oleh sang ayah. Sedangkan Marcell hanya memutar jengah matanya mendengar obrolan mereka berdua.

Dan tanpa mengatakan apapun. Marcell pergi begitu saja.

"Pa, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan, Marcell." Zian bangkit dari duduknya dan melenggang pergi.

Zian menghampiri Marcell yang hampir mencapai mobilnya. Zian menutup kembali pintu mobil Marcell yang baru terbuka. "Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?" tanya Marcell to the poin.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberitahu jika kau tidak mengancingkan kemejamu dengan benar," Zian menyeringai. Menepuk bahu kakaknya dan kemudian berlalu.

"Brandalan itu!!" Marcell mengeram kesal. Selalu saja Zian berhasil membuat moodnya berantakan. "Kenapa bocah itu harus kembali segala sih?! Mengesalkan saja."

Setelah membetulkan kancing pada kemejanya. Marcell bergegas masuk ke dalam mobilnya. Ada rapat penting sekitar tiga puluh menit lagi, dan dia tidak boleh sampai terlambat tiba di kantornya .

-

Sherly terlonjak kaget karena dering pada ponselnya. Gadis itu menyambar ponselnya dan mendapati nomor asing tertera dan menghiasi layar ponselnya yang menyala terang.

Penasaran siapa yang menghubunginya. Sherly segera menerima panggilan tersebut.

"Turunlah, aku menunggu di depan pagar rumahmu."

Kedua mata Sherly lantas membelalak setelah dia tau siapa yang menghubunginya. "ZIAN!" ia melihat dari jendela dan benar saja. Pemuda itu tengah duduk di atas motor besarnya.

Tak ingin membuat pemuda itu menunggu terlalu lama. Sherly pun segera bersiap dan kemudian menghampiri Zian yang sedang menunggunya di luar.

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kebanyakan orang kaya itu semuanya Egois,Walau gak semua,tapi kebanyakannya,Demi HARTA dan TAHTA sanggup MENJUAL anak sendiri,Bagi mereka KEKAYAAN itu lebih segalanya dari kebahagiaan anak sendiri..

2024-12-28

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semoga aja benaran Mommya ada dipihak si anak ya..🙏🙏

2024-12-28

0

Vina Pembriyani

Vina Pembriyani

Davis apa ayah kandung Sherly 🤔🙄🙄klo ayah kandung kok tega mukul nampar anaknya

2021-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!