Sherly menuruni tangga dengan terburu-buru. Bahkan dia tidak mendengarkan panggilan sang ayah yang saat ini sedang duduk di meja makan bersama ibunya. Sherly tidak ingin membuat Zian menunggu terlalu lama, di samping itu dia juga masih kesal pada sikap ayahnya.
"Kau mau kemana?" tegur Maria melihat suaminya yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Menyusul, Sherly. Aku ingin tau apa yang membuatnya begitu terburu-buru. Bisa saja itu adalah pemuda yang mengantarkannya kemarin, dan jika itu benar aku tidak akan membiarkannya!!"
Jresss...!!
Benny Davis terlonjak kaget saat Maria tiba-tiba menusuk daging yang ada di atas piring. Susah payah pria itu menelan salivanya saat melihat sorot tajam istrinya. Dengan perlahan Benny kembali duduk di kursinya dan mereka melanjutkan sarapannya.
Benny memang sangat takut pada istrinya. Karena jika sudah marah, dia terlihat seperti seekor singa yang sedang kelaparan. Benny selalu tidak berkutik di hadapannya.
"Lanjutkan sarapan mu, atau ku potong sosis berurat mu!!"
"Sayang, kau sangat mengerikan,"
"Makanya jangan macam-macam. Aku sudah berbaik hati menyetujui rencana mu untuk menjodohkan, Sherly dengan Marcell. Jadi mulai sekarang jangan terlalu ikut campur lagi urusan mereka. Dengan siapa saja dia pergi, itu bukan urusan kita lagi. Lagipula, Sherly sudah besar dan dia tau mana yang baik dan mana yang buruk. Kau lihat apa? Cepat habiskan sarapan mu!!"
"I-Iya, Sayang."
"Jika bukan karena memikirkan perasaan putriku, sudah lama aku meninggalkan pria tak berguna sepertimu!!"
-
"Zian!!" seru Sherly sesaat setelah berada di hadapan pemuda itu.
Zian menarik lengan Sherly kemudian memasangkan helm padanya. Dan apa yang Zian lakukan seketika membuat pipi Sherly memanas dan memerah. Zian memberi kode pada Sherly untuk segera naik ke atas motornya. Sherly mengangguk.
"Pegangan," Zian menutup kembali kaca helmnya.
Dan dalam hitungan detik motor sport hitam itu melaju kencang meninggalkan kawasan elit kediaman keluarga Davis.
Motor besar milik Zian melaju kencang pada jalanan pinggiran kota yang legang. Motor besar itu melewati ratusan bahkan ribuan pohon Pinus yang tumbuh di sisi kanan dan kiri jalan. Tak ada satupun bangunan yang bisa mereka temui di sepanjang jalan itu.
Sherly tak merasa cemas atau khawatir sedikit pun. Dia tau Zian akan akan membawanya ke mana. Itu adalah jalanan menuju bukit angin, tempat yang dulu sering mereka datangi dan tempat mereka menghabiskan waktu bersama ketika bolos kuliah.
Setelah tiba. Sherly segera turun dari motor Zian dan berlari kecil menuju pohon sakura yang bunganya sedang berguguran. Ini adalah musim semi, jadi tidak mengherankan melihat banyaknya kelopak sakura yang terus berguguran dari pohonnya.
Musim semi memang identik dengan bunga Sakura. Itulah penggambaran musim semi. Hampir semua orang suka dengan musim semi. Kerena, di musim itulah roda kehidupan kembali berputar, setelah lamannya terkurung di dalam salju yang membekukan jiwa. Sherly salah satunya.
Sherly sangat menyukai musim semi. Karena di musim semi ia bisa melihat banyak bunga-bunga bermekaran, termasuk Sakura.
Sakura, siapa yang tak kenal dengan bunga cantik itu. Bunga yang berasal dari Jepang dan hanya muncul di awal musim semi yang segera menghilang dalam waktu singkat. Bunga yang memiliki makna beraneka macam bagi orang yang menikmatinya.
Musim semi dan Sakura, dua hal yang tak pernah terpisahkan. Saat keduannya muncul, banyak warga yang berbondong-bondong mendatangi tempat wisata hanya untuk melihat bunga khas Jepang tersebut.
Sherly menutup matanya. Membiarkan semilir angin yang berhembus menyapa melalui sentuhannya. Aroma khas Sakura yang semerbak langsung berkaur di dalam hidungnya. Ahh, sungguh betapa dia sangat menyukai musim semi.
"Kau masih menyukai musim semi?" kelopak mata Sherly kembali terbuka. Gadis itu menoleh dan menatap pemuda yang duduk disampingnya. Ia mengangguk kecil. "Kenapa?"
"Karena musim semi memberiku sejuta makna," jawabnya. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu, dan kau harus menjawabnya dengan jujur."
Zian memicingkan matanya. "Tentang apa?"
"Alasan kepergian mu satu tahun yang lalu. Kenapa hari itu kau tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun padaku?"
Zian tidak langsung menjawab. Pemuda itu hanya terus menatap mata Sherly yang juga menatap padanya. "Kau," jawabnya singkat. Muncul perempat siku-siku di kening Sherly.
"Aku? Maksudmu?"
"Kau bodoh atau memang tidak peka, Sherly Davis!! Jelas-jelas selama ini aku menyukaimu, dan alasanku pergi karena aku tidak sanggup melihatmu bertunangan dengan orang lain. Aku berharap dalam pelarian ku itu aku bisa melupakanmu, tapi ternyata aku tidak pernah bisa melupakanmu. Tapi aku rasa semua ya sudah terlambat. Aku akui pun tidak ada gunanya lagi, karena kau sudah menjadi milik orang lain!!"
Tubuh Zian terhuyung kebelakang karena pelukan Sherly yang begitu tiba-tiba. "Dasar bodoh!! Jika saja kau mau jujur dari awal tentang perasaanmu paraku, pasti aku akan menentang keras perjodohan itu. Dan aku tidak akan terjebak dalam situasi rumit seperti ini!!" ujar Sherly sambil memukul dada Zian dengan brutal.
"Tapi apa yang bisa aku perbuat sekarang, karena orang yang menjadi tunangan mu adalah kakakku, Marcell Lu!!"
Sontak saja kedua mata Sherly membelalak. Gadis itu melepaskan pelukannya pada Zian dan menatapnya dengan serius. "Sungguh?" Zian mengangguk. "Tck, sangat merepotkan." Komentar Sherly dan kembali memeluk Zian.
Zian meletakkan dagunya di atas kepala coklat Sherly, kedua tangannya memeluk gadis itu dengan erat. Katakan saja jika dia egois dan kejam. Tapi Zian tidak bisa membohongi perasaannya jika dia sangat mencintai gadis dalam pelukannya ini.
Sherly mengangkat wajahnya dari pelukan Zian. Menatap sepasang manik coklatnya. "Jadilah kekasih gelapku, Zian Lu. Anggap saja jika aku sedang tidak waras atau sedang mabuk. Tapi aku sungguh-sungguh mencintaimu." Tutur Sherly tanpa mengakhiri kontak matanya.
Tanpa mengatakan apapun. Zian menarik pinggang Sherly dan mendaratkan satu ciuman pada bibirnya. Melum** dan memagutnya dengan lembut.
Sebelah tangan Zian menuntun tangan Sherly menuju lehernya. Sedangkan sebelah tangan Zian berada di belakang kepala Sherly. Zian tidak bisa menolak apalagi mengabaikan perasaan gadis itu, dan Zian menyetujui permintaan gila Sherly untuk menjadi kekasih gelapnya.
-
Marcell memijat pelipisnya yang terasa berdenyut, ini sudah pukul lima sore dan dia masih terjebak di kantor dengan setumpuk dokumen yang membuat kepalanya ingin pecah.
Ting...
Perhatiannya sedikit teralihkan oleh sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Marcell meraih ponselnya yang ada di atas meja di samping dokumennya. Matanya memicing dan dahinya menyernyit melihat sebuah pesan yang di kirimkan secara singkat padanya.
"Akan kudapatkan kembali milikku!!"
Marcell terus bertanya-tanya maksud dari pesan singkat yang di kirimkan oleh Zian padanya. Apakah itu perusahaan, kedudukan? Rasanya tidak mungkin, mengingat jika Zian tidak pernah memiliki ketertarikan pada perusahaan dan dunia bisnis.
"Zian Lu, apa yang sebenarnya akan kau ambil dariku?"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkw mampos kau,Di bilangin juga malah ngenyel,Bapak apa yg Egois seperti kamu..
2024-12-28
0
Qaisaa Nazarudin
Jedaarrr..⚡⚡⚡⚡⚡
2024-12-28
0
🌹Dina Yomaliana🌹
pppfffftttt hahahahaha 😂😂😂😂 Davis tipe lelaki takut istri ya kak thor, gertakan sedikit dari Maria nyalinya langsung ciut gitu aja wkwkwkw kasihan kamu Davis🤣
wah keren nih😂😂😂 main gelap2an ya kalian, anti mainstream banget pastinya🤣 tapi akan lebih baik ngak jadi kekasih gelap aja, go public lebih seru dan lebih bebas🤣
2021-09-08
3