Tugas Pertama

Arisha baru saja masuk kantin bersama rekan lainnya. Mereka akan makan siang di sana.

Arisha, Adelia, Reva dan Rangga duduk di meja nomor delapan. Sementara itu, Dila, Silvi, dan Davi duduk di meja 9. Raksa dan Mahesa masih belum datang, mereka berdua tadi pami ke toilet.

Kesepuluh orang itu adalah tim baru dalam Kavin Cruise Ship Training. Dalam satu hari mereka harus saling mengenal satu sama lain dengan baik. Tidak ada istilah geng dalam perusahaan itu, semuanya bekerja sama.

"Kamu mau pesen apa, Sha?" tanya Adel panggilan Adelia.

"Aku nasi uduk aja deh," jawab Arisha.

"Ya udah samain aja deh semua, gimana?" usul Rangga yang saat itu duduk di sebelah kanan Arisha.

"Iya deh udah lapar juga, hari pertama bikin deg-degan, tapi seru," timpal Reva.

Setelah itu, datang Raksa dan Mahesa lalu ikut bergabung bersama yang lainnya. Hingga akhirnya semua menikmati hidangan makanan mereka dengan lahap.

Sementara itu, di lantai atas Raka kembali menerima telepon dari seseorang yang membuatnya geram.

"Apa?"

"…"

"Saya akan segera ke sana." Raka menutup panggilan teleponnya. Pria itu lalu beranjak dari duduknya dan menyambar jaketnya di sofa.

Pria itu bergegas pergi dengan langkah yang lebar. Sebelum ia benar-benar meninggalkan kantor, pria itu memberikan beberapa berkas pada Olivia.

"Kamu susun semuanya, saya ad inia keperluan mendesak. Jika bisa diselesaikan cepat,saya akan kembali." Pria tinggi itu menjelaskan pada wanita cantik di depannya.

Olivia mengangguk dan pandangan keduanya begitu intens.

"Apa ada masalah lagi, Ka?" ucapnya pelan.

Namun, pria itu hanya menggeleng dan refleks mengusap rambut gadis itu.

Olivia pun mengangguk, lalu pria tinggi itu pergi.

"Bikin masalah apa lagi si dia?" geram Raka saat ia mulai mengemudikan mobilnya.

Raka tinggal bersama sang ibu dan pamannya yang ikut numpang tinggal di sana. Namun, pria pengangguran itu sering kali berbuat onar. Seperti saat ini, pria yang sudah tidak muda lagi itu berkelahi dengan tetangganya hanya gara-gara masalah sepele.

Raka memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, pria itu khawatir dengan sang ibu. Jika pamannya itu berbuat onar, pelampiasannya pasti sang ibu.

Jarak yang ditempuh dari kantor Raka ke rumahnya biasanya ditempuh dalam waktu tiga puluh menit. Namun, kali ini pria itu sampai dalam waktu dua puluh menit.

"Bu, ibu di mana?" teriak Raka saat membuka pintu rumahnya.

"Ibu di sini, Nak!" Terdengar sahutan sang ibu dari arah dapur, tapi suaranya tampak biasa saja tidak ketakutan seperti biasanya.

Raka pun bergegas menuju dapur, tampak wanita paruh baya itu sedang menata makanan di atas meja.

"Tumben sudah pulang jam segini, Ka?" tanya wanita paruh baya itu tanpa menghentikan tangannya yang sibuk.

Raka menghela nafas lega, melihat wanita kesayangannya baik-baik saja. "Ibu tidak apa-apa, kan?"

Bu Dina, ibu dari Raka itu mengerutkan keningnya heran. "Ibu baik-baik saja, seperti yang kamu lihat, memangnya kenapa?"

Sebelum Raka menjawab pertanyaan sang ibu, wanita paruh baya itu mengajak putra semata wayangnya duduk di meja makan.

"Ibu tahu kamu pasti belum makan siang, ayo kita makan siang bareng," ajaknya.

"Paman ke mana, Bu?" tanya Raka akhirnya.

"Ibu sudah mengusirnya, dia berkelahi dengan tetangga kita, putranya Pak Robi. Masa berantem sama anak ingusan." Wanita paruh baya itu menyendok kan nasi pada piring sang putra.

"Bagaimana bisa dia tidak melakukan apa-apa sama ibu, saat ibu mengusirnya?" Raka terkejut mendengar penjelasan sang ibu.

"Ibu seperti memiliki kekuatan ajaib tadi," jawabnya sambil terkekeh.

"Terus kenapa kamu udah pulang jam segini? Nggak mungkin kan kalau cuma gara-gara ingin makan siang di rumah?" imbuhnya.

"Raka tadi dapat telepon dari seseorang, katanya paman berkelahi dan juga memukuli ibu," jawab pemuda itu dengan sedikit mengeratkan rahangnya.

"Bukan dia, tapi ibu yang pukul dia," jawab sang ibu singkat. Namun, saat Raka hendak mengomentari ucapan ibunya, tiba-tiba sang ibu sudah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. "Sudah makan dulu."

Pria tinggi itu pun, akhirnya menuruti sang ibu. Mereka menikmati makan siang bersama. Lalu, setelah selesai Raka pamit kembali ke kantor pada sang ibu.

***

Keesokan harinya, Arisha dan rekan-rekan yang lain sudah siap dengan tugas pertama mereka. Sekitar jam tujuh tiga puluh menit, mereka sudah sampai di kantor. Pakaian yang dikenakan bebas, tapi harus rapi dan sopan.

"Sha, kamu ngajar di ruang mana?" tanya Adel yang sibuk menyiapkan beberapa buku sumbernya.

"Hari ini, aku di ruang B. Katanya di sana sudah pada berumur, bener nggak sih? Aku ngajar bapak-bapak di mari?" tanya Arisha pada Adel dan Vanya yang malah terbahak.

"Lupa ya di sini kita emang ngajar orang tua, jarang lah kalau anak keluar SMA, tapi tahun ini banyak sih kata Kak Oliv," jawab Vanya.

"Aku bagian yang bocah aja dah, gantian dong, Nya," rayu Arisha yang malah mendapat sentilan di keningnya.

"Ini tugas pertama lo, Sha. Mau baru pertama langsung diberhentikan?" timpal Dila yang saat itu baru saja ikut bergabung.

Namun, saat ketiga gadis itu sedang ribut dengan tugas pertama mereka, tiba-tiba Davi datang dan mengalungkan kedua tangannya pada bahu Arisha dan Adelia. "Tenang aja kalau ada yang genit, bilang Aa Davi," selorohnya.

Arisha dan Adelia kompak menepis kasar tangan kurang ajar yang tiba-tiba bersandar di bahu mereka. "Ogah." Kedua wanita itu menjawab berbarengan.

Davi memang orang yang gampang akrab tapi juga so pahlawan, saat perkenalan mereka kemarin, tetapi juga selalu membuat suasana jadi ramai dan rusuh lebih tepatnya.

Setelah keributan tak bermakna itu, akhirnya jam masuk pun tiba. Semuanya masuk ke ruang masing-masing. Arisha yang hari ini mendapat giliran di ruang B, ternyata benar semua yang akan ia ajar, pria berusia di atas dua puluh lima tahun semua.

Arisha mencoba tenang, lalu ia pun mulai memperkenalkan diri di depan kelas.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi nama saya Arisha Shanika. Kalian bisa memanggil saya dengan Miss Riri," ucap Arisha dengan menggunakan bahasa Inggris.

Namun, suasana tampak hening dan tak ada tanggapan dari peserta. "Apa kalian baik-baik saja?" Arisha kembali berucap menggunakan bahasa asing.

"Pake bahasa Indonesia dulu dah, kita kagak ngarti," celetuk pria bertubuh tambun yang duduk di depan.

"Oh maaf," kata Arisha.

"Kita di sini bener-bener belum bisa bahasa asing, jadi campur aja dah. Lagian kita kan udah pada tua juga, Neng," imbuh pria sekitar tiga puluh tahunan lebih.

"Oh baiklah, kalau begitu kita perkenalan dulu ya, nggak apa-apa menggunakan bahasa Indonesia saja," lanjut Arisha.

Perkenalan pun dimulai, dalam satu kelas hanya terdiri dari sepuluh orang saja, dan setiap kelas diatur sesuai dengan usia.

Arisha mendengarkan semua perkenalan dari setiap peserta training. Ternyata ada yang mantan pelayan minimarket, ada juga pedagang, bahkan ada juga yang baru kena PHK karena kontrak mereka habis.

Semuanya berjuang demi keluarga, karena hanya dua orang yang belum menikah di kelas ini, yang lainnya sudah berkeluarga.

Arisha merasa semangat saat berada di kelas B ini, karena semangat mereka untuk belajar dan berjuang demi keluarga patut mendapat acungan jempol.

Arisha pun mulai memberi pelajaran mengenai perkenalan. Semua tampak serius mengikuti apa yang diajarkan oleh Arisha. Hingga waktu terasa begitu cepat berlalu, karena bel istirahat sudah berbunyi.

"Nanti abis istirahat, sama Neng Risha lagi ya," ucap salah seorang trainer.

"Nanti siang, saya bagian kelas A," jawab Arisha sopan.

"Yaaah,"

Bersambung.…

Happy Reading semuaah

Masih awal-awal ya, masih perkenalan dulu, pemainnya juga belum muncul semua wkwkwk.

Tetap ikutin ceritanya ya, jan lupa jempolnya.

Semoga kalian selalu sehat dan bahagia.

Terpopuler

Comments

Elba17

Elba17

semangat nulisnya Thor,,

2021-10-20

1

Elazmi Puji

Elazmi Puji

seperti nya do'a bp ibu nya arusha bakal terkabul,arisha kecantol sama pemilik perusahaan nya

2021-10-18

0

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

serius ini keren bngt ih😍

2021-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!